Share

BAB 162

Penulis: Bintang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-22 13:00:53
Aliya masih belum berhasil penuh menundukkan hasrat yang dibangkitkan paksa oleh Elang sebelumnya.

Dan kini seluruh tubuhnya terkunci. Sehingga membuatnya hampir mustahil untuk melakukan perlawanan apapun pada Elang.

Hampir mustahil.

Tubuhnya tengah digerayangi oleh seseorang yang sudah tidak memiliki hak apapun terhadap dirinya. Ia begitu putus asa dan merasa sangat kotor secara bersamaan.

Kelopak mata Aliya meredup.

Sepertinya tidak ada jalan bagi dirinya untuk melepaskan diri dari Elang.

Mungkin setelah ini, ia hanya perlu menghilang selamanya, agar semua masalah Ratu Bumi bodoh ini turut menghilang.

Lelah.

Sungguh lelah.

Ia mungkin hanya akan membiarkan tubuh ini dimiliki oleh Elang. Setelahnya, ia akan menebus kenistaan ini dengan tubuhnya lagi.

Menghilangkannya. Melenyapkannya secara sempurna.

Lalu semua penderitaan itu akan lenyap pula.

Mata Aliya terpejam perlahan.

Tak perlu ada airmata lagi.

Ia hanya perlu tenggelam dalam kegelapan. Bukankah begitu?

Semilir angin di luar --ent
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 163

    Elang tersenyum. “Don’t you think so? After all that I have done untuk-Nya. Don’t I deserve that little reward?” (Tidakkah demikian? Setelah semua pengabdianku-Nya. Bukankah aku pantas mendapatkan hadiah kecil itu?)“I..tu.. bukan hadiah, Elang. Itu lebih seperti hukuman…” Aliya berujar lirih.“Punishment?” Elang tertawa kecil. “Bagaimana sebuah keabadian dan penguasaan terhadap apa yang ada di muka bumi ini, disebut punishment?”“Sepi ….. sendiri. Kau akan selamanya Elang, sementara yang lainnya akan memiliki akhir.”Elang menarik langkahnya mendekat kembali ke ranjang besar dimana Aliya masih tergeletak kaku di atasnya. Ia lalu naik dan membungkuk persis di atas Aliya.“Tidak sendiri, Liebling,” Elang tersenyum. “You’ll be with me.” (Kau akan bersamaku)Bibir Aliya bergetar.Ia betul-betul merasa takut dengan Elang yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 164

    Aliya mengulurkan tangannya berpura-pura hendak memilih salah satu pakaian tersebut. Tangannya menggeser satu demi satu pakaian tersebut. Blouse sutra, kemeja, dress selutut, kamisol, kardigan, setelan semi blazer, celana palazzo, semua jenis dengan berbagai brand internasional yang memang terkenal.“Semua ini edisi terbatas, Nyonya. Dipesan khusus oleh tim fashion stylish Tuan sebulan lalu, untuk Nyonya kenakan. Pakaian ini baru mendarat tadi pagi,” terang pelayan itu kembali, yang sesungguhnya sama sekali tidak dibutuhkan Aliya.Karena bagaimanapun, Aliya tidak benar-benar berniat mengenakan satupun pakaian itu.Belum lagi Aliya sempat memilih salah satunya, rak dorong lain datang dari arah pintu. Kali ini rak itu penuh dengan berbagai style cocktail-dress.Aliya memejamkan mata dan menghela napas. Ia berlagak tenang ketika mendengarkan penjelasan panjang lebar dari pelayan yang membawa deretan dress panjang nan elegan dan mewah itu.“Nyonya akan mengenakan ini saat nanti bertemu den

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 165

    Rabu, 14 Desember08.37 PM, Kazan - Rusia.Aliya membuka matanya.Ia tertegun melihat pemandangan yang familiar di hadapannya. Lampu berwarna warni, kumpulan pria, sebagian minum, sebagian merokok, sebagian lainnya asyik mengobrol dengan botol semacam bir di meja mereka.Ia pernah melihat pemandangan ini di mimpinya beberapa hari lalu.Ternyata mimpi itu menjadi nyata.Ia berdiri dengan mata kepala sendiri, berada di tempat yang ia lihat dalam mimpinya.Sedikit penyesalan, ia tidak mengambil serius mimpi yang ia alami beberapa hari lalu itu dan menyampaikan langsung ke Dean.Ah… Dean…Aliya mengembuskan napas sedih. Ia merasakan rasa rindu pada Dean dan berharap Dean dapat menolongnya dari tempat asing ini.Ia menoleh ke kiri, dilihatnya tangga menuju lantai 2. Aliya berjalan perlahan menuju tangga itu. Kakinya bergegas menaiki tiap anak tangga, berharap tak seorang pun memperhatikannya.Niat

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 166

    Buk.Buk.Buk.Terdengar suara bobot yang berjatuhan satu demi satu.Suara itu terdengar di lantai bawah dan juga lantai tempat mereka berada sekarang. Akan tetapi dalam kegelapan seperti ini, Matvey dan Iosif tak bisa melihat apa yang sedang terjadi.Sekian detik selanjutnya, satu lampu di atas kepala Matvey menyala.Kini mata Matvey bisa melihat kembali Iosif dan teman-temannya serta pengunjung bar di lantai bawah dan lantai atas.Matvey dan Iosif saling bertukar pandang. Tekanan kekuatan luar biasa ini, bukan berasal dari elemen level biasa.Ada hampir lima puluh lebih orang di dalam bar.Matvey dan Iosif melihat, seluruh pengunjung itu dibuat tak sadarkan diri hanya dalam satu hentakan yang bahkan tidak bisa mereka sadari kapan itu dilakukan.Sementara Matvey, Iosif dan kedua teman elemennya dan empat teman non elemen, tetap terbangun namun dengan seluruh tubuh tak dapat bergerak.Ini… pemilahan energi

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-24
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 167

    Matvey, Iosif dan keenam teman-temannya baru tersadar dari pingsan-nya. Kepala mereka menoleh kiri kanan.Sesaat mereka saling memandang dan menyadari bahwa pria menakutkan tadi telah tidak ada. Mereka bergegas berusaha berdiri dan tanpa menunda, berlari ke arah pintu keluar bar.Rasa sakit dari retaknya beberapa ruas jari mereka, mereka abaikan. Mereka lebih memilih untuk segera pergi sejauh-jauhnya dari tempat dimana pria menakutkan tadi berada.Namun salah satu teman Matvey yang lebih dulu mencapai pintu keluar, tiba-tiba berhenti.“Hey! Kenapa kau berhenti, Van?”Terdengar suara mengutuk dari beberapa orang di belakangnya. Namun mereka semua seketika terdiam ketika melihat pemandangan di depan mereka.Sekitar lima belas Hummer H1 hitam berhenti di sepanjang tepi jalan bar Tsvetnoi Peak, sementara 1 buah Rolls Royce Wraith diikuti satu M998 Humvee melaju dan berhenti tepat di pelataran parkir bar.Dua pria berseragam jaket hitam tebal dan berbadan kekar segera keluar dari Humvee di

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-25
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 168

    Sosok itu memang Elang.Dia berdiri dengan sangat dingin dan elegan.Sama sekali ia tidak menoleh bahkan melirik ke mayat yang tergeletak tak jauh darinya itu. Kedua tangannya tetap berada dalam saku mantel tebalnya.Dia juga bahkan sama sekali tidak terlihat terganggu dengan darah yang menggenang di tanah yang berlapis salju itu, hingga sekejap memerah.Matvey dan lainnya menatap horor pada Elang dengan mata membelalak.“Saya tidak memberikan dia hak untuk berbicara,” ucap Elang dengan raut wajah datar. Matanya kini menatap satu persatu dari ketujuh sisa orang di hadapannya yang pias ketakutan.Tatapan Elang berhenti di Matvey dan turun ke arah tangan Matvey. Beberapa saat Elang menatap tangan Matvey tersebut.Bibir yang semula tersungging senyum tipis yang menakutkan, kini menghilang berganti sorot mata yang menggelap.“Rupanya saya tidak butuh satupun dari kalian untuk bicara.” Setelah berkata demikia

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-25
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 169

    Dalam sebuah Audi Q7.Aliya mengerjapkan kelopak matanya dan perlahan terbuka. Yang pertama ia lihat adalah atap mobil dan wajah yang sangat familiar yang ia luar biasa rindukan.“De..an?” lirih Aliya memanggil.Dean menundukkan kepalanya. Ia bisa melihat pandangan kaget Aliya yang ada di atas pangkuannya.“Sayang, kau sadar,” jawab Dean tersenyum.“Ini … benarkah ini kau, Dean?”“Yes Honey. It’s me.”Aliya mencoba menajamkan pandangannya dan terus memandangi Dean. Dean tersenyum, namun dari sorot matanya, terlihat pandangan sedih.Aliya akhirnya yakin, bahwa itu benar suaminya.“I-ini dimana?” Aliya menengok ke arah jendela mobil.“Di mobil, Sayang. Kita di kota Kazan, Rusia.”“Ru-rusia??” Mata Aliya mengerjap kaget meski dengan sorot yang masih lemah. Meskipun ia sempat menduga sebelumnya, tapi rasanya tak percaya ia benar-benar ada di negara yang terpaut sembilan ribu kilometer lebih dari Tanah Air nya.Dean mengangguk. “Kita sekarang ke tempatku dulu.”Aliya menghela napas lemah d

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-26
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 170

    Kamis, 15 Desember 202206.27 AM, Suntenjaya.DEEBB!Sebuah suara mengagetkan Agni dan keempat teman-temannya yang saat itu tengah di meja makan meminum kopi dan sarapan pagi mereka, sebelum kembali bertugas.Suara itu berasal dari ruang tengah. Agni dan yang lainnya bergegas berdiri dan menuju ruang tengah. Nawidi pun keluar dari kamarnya lalu melangkah ke arah yang sama.“Om!!” Agni berseru kaget begitu melihat Dean ada di sana dalam posisi berlutut satu kaki dengan kedua tangan membopong Aliya. Dean tampak memejamkan matanya dan sedikit terhuyung ketika hendak bangkit.Agni dan lainnya bergegas menghampiri untuk membantu Dean berdiri, ketika Nawidi mencegah mereka.“Diam dulu. Semua diam di tempat,” ujarnya tegas. Nawidi lalu melangkah lebih dekat ke Dean. “Dean, biarkan dulu, jangan dilawan. Proses barternya masih berlangsung.” Agni mengernyitkan kening. “Barter?” bisiknya pelan.Mereka semua mematuhi perintah Nawidi untuk diam di tempat. Sementara Dean tampak lebih tenang, mesk

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-01

Bab terbaru

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   Catatan Penulis

    Teaser untuk S3 RATU BUMI: KELAHIRAN SANG PEWARIS(Entah kapan akan dibuat S3-nya. Tapi Author ingin berikan ini sebagai ekstra saja untuk kalian. Thanks to you all!!)Seorang wanita tengah berada di depan laptop. Sebuah kacamata berbentuk persegi dengan bingkai berwarna biru bertengger di pangkal hidungnya.Terdengar suara tuts pada keyboard yang ditekan cukup keras dan cepat.“Selesai!!” seru wanita itu dengan bibir tersungging senyum yang begitu lebar.Matanya sekali lagi menatap lekat pada layar laptop miliknya. Seolah puas dengan apa yang ia baca, ia mengangguk dan tersenyum lagi.“Mantap memang. Si gue menggambarkan tokohnya begitu nyata. Cakep banget ini. Epik,” ujarnya sambil terus mengangguk-angguk kan kepala. Tiada henti ia memuji dirinya sendiri.“Mungkin karena aku pake namaku sendiri buat tokoh cewek, ini bener-bener terasa seperti kejadian nyata. Tapi kan itu emang tujuanku..”“Sepertinya aku bener-bener jenius… Beberapa potong mimpi ku, bisa kujadikan rangkaian cerita se

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 269

    Suatu hari di bulan September 2023.Aliya menggeliat lalu mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia merentangkan kedua tangannya dan menguap.Kepalanya menengok ke kiri. Sisi itu kosong.Ia lalu menengadah, melihat ke arah jam dinding dalam kamar itu. 7:15.Aliya kemudian turun dari ranjang-nya. Ia kenakan sandal rumah berbahan kain dengan bordiran inisial A pada bagian tutup kakinya.Dengan langkah malas ia keluar kamar. Kepalanya berputar mencari.Hari itu, setelah ia tadi shalat subuh, ia tertidur kembali, karena semalam ia begadang menyelesaikan pekerjaannya hingga jam 2 dini hari.Kaki Aliya terus melangkah. Kini hidungnya mencium harum masakan berasal dari dapur. Ia pun mengarahkan kakinya ke arah sumber aroma tersebut.Ia terhenti di ambang pintu dapur. Bibirnya tersenyum. Matanya menatap ke depan dengan sorot penuh kasih.Tubuh jangkung dengan masih menggunakan set piyama tidur bermotif salur itu, masih asyik melakukan sesuatu di depan kompor.“Sudah bangun, rupanya…” kata pemilik

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 268

    Dean menyetir mobil Jeep Cherokee Trackhawk yang terbuka dengan santai, menikmati embusan angin yang hangat di wajahnya sementara Aliya di sampingnya tampak takjub memandangi pemandangan di sekeliling mereka.Sekitar lima belas menit lalu, Aliya dan Dean tiba di Amboseli Airtrip di dalam Taman Nasional Amboseli.Taman Nasional Amboseli ini terletak di selatan Kenya, tepatnya di Kabupaten Kajiado, dekat perbatasan Kenya dengan Tanzania.Taman ini berada sekitar 240 kilometer sebelah tenggara Nairobi, ibu kota Kenya, dan terletak di bawah bayang-bayang Gunung Kilimanjaro yang megah di Tanzania, yang memberikan latar belakang yang ikonik dan terkenal di taman ini.Amboseli terkenal dengan populasi gajah besarnya, serta pemandangan sabana yang menakjubkan.Dean sengaja membawa Aliya ke tempat favorit-nya ini, untuk memberikan pengalaman baru bagi Aliya.Dengan helikopter, mereka terbang sekitar 40 menit dari helipad di atas gedung kantor cabang Starlight Corp di Nairobi menuju Kajiado. Se

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 267

    Aliya paham, yang dimaksud orang Elemen Air itu adalah Elang. Namun yang tidak ia paham, mengapa ia menangkap gestur kemarahan dari sosok Syauqi? Apakah Syauqi dan Elang pernah bertemu sebelumnya?Ini belum waktunya Aliya bertanya lebih jauh tentang itu. Jadi ia kemudian hanya mengalihkan pertanyaan pada hal lain.“Bukankah yang kudengar, bahwa Realm adalah keluarga yang memang bermukim di Tanah Air. Tapi--” Ucapan Aliya terhenti.Syauqi tertawa kecil. “Anda bingung karena saya berwajah campuran di luar Indonesia?”“Ya, jujur aku bingung.” Mau tak mau Aliya pun tertawa kecil.“Nenek saya sedikit memberontak, Madam.”“Eh?”Syauqi terkekeh. “Nenek saya kabur dari Indonesia dan menikah dengan orang Jepang. Lalu ibu saya lahir dan kemudian menikah dengan orang Amerika. Lalu lahirlah saya.”Pria berwajah elok itu menjeda diri sesaat. “Saat saya berumur lima tahun, ibu saya membawa saya kembali ke kakek buyut. Tetua Realm Api dan mengembalikan saya. Kata ibu saya, itu wasiat nenek saya sebel

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 266

    Aliya bersandar di sofa lounge hotel yang nyaman, menatap tenang pada makanan di depannya.Ia mencoba hidangan khas Nairobi: Nyama Choma, potongan daging panggang yang gurih dan kaya rempah, ditemani dengan kachumbari—salad segar dari tomat, bawang, dan cabai.Rasa pedas dan segar dari kachumbari melengkapi cita rasa daging yang hangat, membuat Aliya semakin larut dalam suasana santai sambil menunggu Dean yang tengah dalam rapat mendadak di ballroom hotel.Saat kunyahan terakhir, Aliya teringat percakapannya tadi dengan Matteo, yang penuh dengan dukungan.Matteo, sahabat Dean itu, mengungkapkan ketulusan hati ketika mengetahui Aliya bersama Dean."Aku sangat bahagia, Nyonya.”“Please, panggil Aliya saja, Matteo.”Matteo tersenyum sumringah. “Baiklah.. Ya.. aku benar-benar merasa bahagia.”“Aku bisa lihat itu. Sejak pertama kita bertemu, wajahmu berseri-seri terus,” Aliya tersenyum lebar.“Ini bukan tentang diriku, Nyonya. Melihatmu akhirnya bersama Dean... itu sungguh yang selama ini

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 265

    Tak berapa lama limousine yang ditumpangi Dean dan Aliya tiba di satu hotel yang tampak megah.Beberapa greeter dan bellboy tampak menyambut ramah dan penuh hormat saat Aliya dan Dean yang dipimpin Matteo, memasuki area hotel.Dean terlihat sedikit menaikkan alis—tampak berpikir sesuatu, namun tetap dengan santai mengikuti langkah Matteo yang terlihat bersemangat berbicara dengan Aliya.Aliya melangkah masuk ke dalam suite mewah di Helshington Nairobi, tak dapat menahan gumaman kagum yang meluncur pelan.Matanya menyusuri setiap sudut ruangan—sebuah suite yang luas dengan desain butik berkelas, bercampur sentuhan klasik yang elegan.Dindingnya dihiasi karya seni khas Afrika, menambah sentuhan eksotis pada ruangan yang megah namun tetap hangat.Lampu-lampu gantung dari kristal menghiasi langit-langit tinggi, sementara lantai kayu yang mengilap mencerminkan pantulan cahaya lembut dari lampu yang dipasang dengan artistik.Di satu sisi, ada balkon pribadi yang menghadap ke pemandangan perb

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 264

    Gedung kantor cabang Starlight Corp di Nairobi terlihat lebih sibuk dari biasanya.Para karyawan berjalan cepat, membawa berkas-berkas dan peralatan, memastikan setiap detail tertata sempurna untuk menyambut kedatangan CEO mereka, yang nyaris tidak pernah terlihat.Lobi utama yang biasanya hanya dihiasi dengan dekorasi sederhana kini terlihat sedikit berbeda. Tanaman hijau segar diletakkan di beberapa sudut, meja resepsionis dibersihkan hingga berkilau, dan tim keamanan memeriksa ulang setiap titik untuk memastikan semuanya sesuai standar.Di tengah kesibukan tersebut, Direktur cabang melangkah mendekati Matteo, manajer yang selalu tenang di tengah hiruk-pikuk persiapan ini.Dengan ragu, Direktur bertanya, "Mr. Odhiambo, apa benar tidak masalah jika kita melakukan persiapan seperti ini?"Sang Direktur masih teringat akan sikap sang CEO yang cenderung rendah hati dan tidak suka dengan seremoni berlebihan.Pernah sekali waktu saat ia pertama kali menjabat sebagai direktur cabang, ketika

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 263

    Aliya duduk sendirian di dalam kabin jet pribadi Gulf Stream yang melaju anggun di atas awan menuju Kenya.Interior jet ini tampak begitu mewah dan nyaman, didesain dengan kursi kulit lembut berwarna krem yang berpadu dengan elemen kayu mahoni gelap.Cahaya matahari senja yang masuk dari jendela memberikan kilau hangat ke dalam kabin, menciptakan suasana tenang yang menyelimuti perjalanan mereka.Aliya menatap keluar jendela, melihat hamparan langit oranye keemasan yang seakan tak berujung, membiarkan pikirannya melayang.Bayangan pertama kali ia melihat pesawat ini, dengan logo Starlight Corp di badan jet, memenuhi benaknya.Kata-kata Agung kembali terngiang di kepalanya, bagaimana Dean memilih nama Starlight, terinspirasi dari panggilan kesayangan yang ia berikan padanya setelah pertama kali melihat Aliya dalam mimpi.Ketika ia iseng berselancar di dunia maya, ia mendapati bahwa Starlight Corp adalah korporasi besar yang dikagumi dunia. Selain Starlight Corp dikenal dengan kebijakan

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 262

    Dean tersedak lalu terbatuk.“Prrrfffffftttttt.” Agni sukses menyemburkan nasi yang baru saja ia suapkan ke dalam mulutnya.Bi Titin menahan tawa. Ia mengacungkan jempol pada Aliya, lalu melenggang santai kembali ke dapur.Hening.Aliya melotot ke arah Agni.“Jorok, ih!” Aliya menepukkan tangannya ke beberapa nasi semburan Agni yang mampir dan bertengger di bajunya.“So-sorry Moony!” Agni bergegas bangun dan meraih beberapa lembar tissue dan menghampiri Aliya. Tangannya mengelap tangan Aliya.Saat tangan Agni akan berpindah ke bagian baju di bawah dagu Aliya, tangan Dean telah memegang tangan Agni.“Biar saya saja,” kata Dean singkat.Agni memanyunkan mulutnya. “Lu sih, Om…” Lalu kembali ke tempat duduknya dan membersihkan sisa-sisa nasi yang berhamburan di meja sambil nyengir.Dengan menggaruk kepalanya yang tak gatal, Agni mengambil piring makannya dan memutuskan segera menyingkir dari ruang makan, untuk memberi keleluasaan bagi pasangan itu.“Gue pindah ah. Ini obrolannya udah dua

DMCA.com Protection Status