Share

BAB 159

“Ah.” Agung kehilangan kata. Ia menundukkan kepala dengan kedua tangan menopang dagunya.

“Halim udah lama ga beroperasi untuk penerbangan private jet. Udah lama dipindahin ke terminal 1 Soekarno Hatta,” jelas Agni menganalisa sendiri. “Abang sengaja take off dari Halim agar ga keliatan kita.”

“Liya… apakah mungkin kesana juga?” gumam Agung lirih.

“Who knows. Gua harap ini ga ada kaitannya sama abang. Tapi kita berdua tau, ini mengarah kemana, Gung,” ujar Agni pelan.

Agung tak menjawab Agni.

Jauh di dasar hatinya, ia ingin tidak memercayai semua perubahan ini.

Seorang Einhard yang telah lama menjadi panutan bagi dirinya dan selalu ia ikuti semua bimbingannya dengan sukarela dan penuh kebanggaan, kini seolah berada di tengah-tengah jalan mereka.

Menghalangi mereka dalam melaksanakan apa yang dulu Einhard sebut sebagai ‘bakti pada-Nya’.

“Udah, cup cup…” Agni menepuk pundak Agung pelan. “Ntar pasti abang balik kaya dulu lagi. Moony sedang berusaha dan Moony mastiin itu harus terjadi, Gung.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status