Share

Bab 5

Dari kejauhan terlihat sebuah unit vila yang terang, di parkirannya terdapat mobil mewah dengan pelat khusus ataupun nilai yang tinggi.

Dikarenakan Leo termasuk orang yang kaya di bagian pemerintah, jadi dia tidak bisa mengadakan pesta yang terlalu mewah, ditambahkan acara tunangan ini mendadak, jadi tamu yang diundang tidak terlalu banyak.

Meskipun acara ini tidak terlalu besar, acara ini terlihat sangat berkelas. Semua yang diundang adalah orang kaya dan elite di Kota Asturi.

Selain beberapa yang mengandalkan hubungan dalam untuk mendapatkan undangan untuk hadir, tamu lainnya adalah orang-orang yang berkuasa.

James bertiga datang ke depan pintu, tapi dihalangi oleh dua pengawal dengan setelan jas.

"Silakan tunjukkan undangannya, terima kasih."

James menggelengkan kepala berkata, "Aku nggak punya undangan."

Kedua pengawal saling bertatapan, kemudian menunjukkan tatapan menghina.

Seorang menjulurkan tangannya berkata, "Maaf, Anda nggak boleh masuk tanpa undangan."

James malas untuk berbasa-basi dengannya, dia langsung menganggukkan kepala kepada Tony, kemudian Tony pun langsung maju untuk menyerangnya.

Di saat ini, tiba-tiba muncul suara terkejut, "Eh?! Bukankah ini Pak James?"

James menoleh melihat seorang pria dengan rambut yang rapi bersama dua pria lain dan seorang wanita berjalan kemari.

James merasa tidak asing terhadap pria itu, tapi dia malah tidak kepikiran.

Pria itu mencibir, "Pak James memang orang terlalu hebat yang pelupa. Aku adalah Gavin Halim. Aku adalah wakil pengurus departemen pemasaran yang dulu kamu marahi di depan semua orang dan kamu pecat."

Ingatan James yang tidak jelas menjadi sangat sadar terhadap masalah itu.

James ingat dulu demi mengejar target bisnis dan menjalin hubungan baik dengan kliennya, Gavin memaksa bawahannya untuk menemani minum bir, bahkan bersetubuh. Seorang karyawati yang sangat tertekan bahkan hampir melompat dari gedung.

'Gaya dia sekarang terlihat jelas hidupnya sangat lancar. Entah berapa banyak wanita nggak bersalah yang dijebaknya.' James mulai menyesal kenapa hanya memecatnya? Seharusnya James menghancurkan kedua kakinya baru memecatnya.

Gavin dengan nada sinis berkata, "Dengar kabar Pak James gagal merebut kekuasaan di perusahaan, lalu Pak James menghilang begitu saja. Sekarang apakah kembali untuk memulai ulang?"

"Aduh, seingatku bukankah Pak James paling benci terhadap orang yang suka menjilat? Sekarang juga mulai menjilat Pak Nathan? Ternyata sudah berubah, ya."

Gavin berkata sambil menggelengkan kepala dengan ekspresi prihatin. "Kamu bahkan nggak punya undangannya, kasihan sekali! Pfft! Lupakan saja, karena dulu kita pernah menjadi rekan kerja, aku mengasihanimu. Ayo masuk bersamaku."

Sebenarnya posisi Gavin sekarang juga tidak berhak mendapatkan undangan. Dia bisa mendapat undangan ini berkat kerja keras memohon relasinya.

Namun, di depan James, dia tetap menunjukkan dirinya paling hebat untuk merendahkan James.

Pasangan wanita yang menemaninya bahkan menunjukkan ekspresi jijik melihat Gavin yang membanggakan diri.

Wanita itu bernama Emily Herma, dia hari ini datang karena dipaksa oleh temannya. Emily juga tahu masalah James memecat Gavin, dia bahkan sangat kagum terhadap prinsip James.

Akan tetapi, dia juga merasa prihatin melihat James yang kehilangan semuanya dan tidak berdaya menghadapi Gavin.

'Orang baik di dunia ini memang menyedihkan.'

Namun, James malah menjawab, "Aku perlu bantuanmu?"

Gavin menaikkan alisnya dengan terkejut, kemudian dia pun tertawa berkata, "Eh! Sudah nggak punya apa-apa, masih saja begitu sombong? Aku bingung kenapa kamu bisa begitu sombong!"

"Kudengar ada kabar bilang Tuan Muda Nathan sepertinya mau bertunangan dengan mantan istrimu? Sebagai seorang pria, istrimu saja sudah pergi bersama pria lain, untuk apa kamu masih sok hebat di sini? Kalau aku jadi kamu, aku malu untuk bertemu dengan orang-orang lagi."

Sebelum Gavin selesai bicara, dia tiba-tiba dihajar dengan kuat.

Gavin sangat mengamuk, dia menahan wajahnya berteriak, "Dasar berengsek!"

James menamparnya lagi. "Lanjutkan!"

Gavin memelototi James dengan tatapan penuh kemarahan, tapi dia tidak berani mengomel lagi.

Kedua pengawal Keluarga Kenrad datang dan berteriak, "Berani kali kalian membuat masalah di sini!"

Gavin mengangkat undangannya sambil berteriak, "Mereka mau merebut undanganku!"

Kedua pengawal itu langsung mengeluarkan tongkat listrik untuk menyerangnya.

Sayangnya, Tony hanya mengulurkan tangannya menahan leher mereka berdua, kemudian menabrakkan mereka berdua saja langsung membuat mereka terjatuh.

James mengabaikan tatapan mengejutkan di sekeliling dan hanya berjalan masuk.

"Keren sekali!" ujar Emily sambil melihat bayangan belakang James.

"Keren? Apa Keluarga Kenrad apa bisa ditindas dengan gampang? Dia berani membuat keributan di sini, nanti pasti akan mati dengan mengenaskan!" ujar Gavin.

Dia langsung berjalan ke dalam vila untuk mengadu kepada Keluarga Kenrad.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status