Share

Bab 6

Di ruang tamu yang mewah, orang-orang berkumpul sambil berbincang-bincang. Satu per satu pengawal datang membawakan makanan dan minuman untuk tamu undangan.

James melihat ke sekeliling, dia tidak menemukan Nathan, Leo dan keluarga Kenrad lainnya. Suara yang ramai terdengar dari lantai dua, sepertinya mereka sedang menjamu tamu yang lebih penting, jadi James pun dengan santai mulai minum segelas sampanye.

Gavin dan yang lainnya berdiri di belakangnya sambil menatap James.

Di saat ini, teman Gavin tiba-tiba berkata dengan terkejut, "Wah! Bukankah itu Joline Winata?"

Gavin dan yang lainnya langsung melihat ke arah Joline yang lumayan terkenal.

Gavin langsung memujinya, "Wah! Cantik sekali! Orang aslinya benar-benar lebih cantik dibandingkan di TV! Kakinya yang panjang benar-benar menawan!"

Temannya berkata, "Kak Gavin, kamu juga tampan. Bagaimana kalau kamu coba? Mungkin saja bisa mendapatkan hatinya dan nggak perlu susah-susah kerja lagi."

Gavin tentu saja punya niat itu, tapi dia sadar terhadap diri sendiri. Dia menggelengkan kepala berkata, "Dia kelahiran keluarga kaya, dia seorang artis juga, bagaimana mungkin tertarik pada orang-orang awam seperti kita."

Saat dia sedang berbicara, Joline tersenyum sambil berjalan ke arahnya.

Temannya berkata, "Astaga! Kak Gavin, Joline tertarik padamu! Kesempatan sudah datang!"

Jantung Gavin berdetak kencang, dia menjadi sangat gugup saat memikirkan apa yang harus dikatakan terhadap Joline.

Namun, Joline malah berhenti di samping James dan merangkul lengannya.

"Gila!"

Beberapa teman Gavin juga sangat terkejut.

Suasana hati Gavin menjadi sangat kesal.

'Sialan! Joline malah ....!'

'Kenapa dia memilih si pecundang itu!'

Namun, James malah melepaskan tangan Joline dengan rasa jijik.

Gavin kehabisan kata-kata.

"Apa yang kamu lakukan? Kenapa seakan-akan aku begitu menakutkan?" Joline menatap James dengan emosi, kemudian merangkul lengannya lagi.

"Si Rainer Kenrad mau mengejarku, tolong bantu aku melawannya. Aku sangat risih karena diganggu terus. Kamu jangan melepaskanku lagi, kalau nggak aku akan marah."

"Maaf, aku nggak kenal kamu," ujar James dengan cuek dan melepaskan tangan Joline sekali lagi.

"Kamu!" Joline sangat marah.

'Aku ini siapa? Aku anak orang kaya, artis yang terkenal sekarang! Aku memilihmu membantuku karena kamu punya aura yang nggak biasa, bahkan terlihat seperti pria sejati!'

'Seharusnya kamu merasa bersyukur karena terpilih di kerumunan banyak orang! Kamu nggak hanya memperlakukanku dengan baik, kamu bahkan merasa jijik padaku?'

"Kenapa kamu sok hebat sekali?! Aku memilihmu, jadi kamu jangan nggak tahu diri! Kuberi kamu tiga detik untuk merangkulku, kalau nggak, kamu jangan menyesal!"

"Tiga! Dua! Satu!"

Setelah menghitung, James tidak bereaksi apa pun. Joline langsung memutuskan untuk menampar James.

"Plak!"

Pergelangan tangan Joline ditahan oleh Tony.

"Kamu ... apa yang kamu lakukan? Lepaskan aku! Aku sakit!"

Joline merasa terkejut dan takut, dia langsung berteriak terhadap Tony.

Kehebohan di sini dengan cepat menarik perhatian orang-orang. Seorang pria muda tampan berjalan kemari berkata, "Joline, apa yang terjadi? Cepat lepaskan dia!"

Joline berkata, "Aku bicara dengan pria ini, tapi dia malah meremehkanku, bahkan menyuruh orang untuk memukulku! Cepat bantu aku balas dendam!"

Pria muda itu dengan ekspresi masam menunjuk James sambil berkata, "Siapa kamu? Kenapa Joline bisa berinisiatif berbicara denganmu? Dia mau berbicara denganmu adalah keberuntunganmu! Tapi, kamu malah begitu nggak tahu diri?!"

"Cepat suruh bawahanmu melepaskan tangan kotornya! Kemudian, berlutut untuk minta maaf kepada Joline hingga dia puas! Kalau nggak, aku akan menghajarmu!"

James berkata, "Apa namamu Rainer? Adiknya Nathan?"

Rainer berteriak, "Benar! Aku adalah Rainer! Kalau nggak ingin mati, cepat lepaskan dia dan berlutut!"

Gavin tertawa diam-diam melihat kondisi sekarang.

'Siapa suruh kamu sok hebat! Sekarang sudah ketemu batu, 'kan? Mari kulihat bagaimana kamu berakhir!'

Di sisi lain ruang tamu, Nadine dan Warren yang turun dari lantai dua juga mendengar kehebohan di sini.

"Kakak, sesuai yang kamu katakan, dia benar-benar datang ke Kediaman Kenrad untuk balas dendam! Hahaha! Malam ini dia pasti akan berakhir tragis! Hari ini adalah hari berbahagia bagimu, dia malah datang mencari mati! Sungguh hari yang indah!"

Warren berkata dengan sangat bangga.

Nadine hanya minum seteguk bir dan tersenyum tanpa mengatakan apa pun. Dia ingin melihat bagaimana cara James menyelesaikan masalah ini.

James hanya menggoyangkan tangannya terhadap Tony. "Lepaskan dia."

Rainer tertawa berkata, "Bagus! Ternyata kamu lumayan tahu diri, kalau nggak ...."

Sebelum dia selesai berbicara, James berkata kepada Tony, "Buat dia berlutut dan bersujud!"

Rainer sangat tercengang! Dia tidak berani percaya dengan telinganya. "Apa yang kamu katakan?"

Tony tanpa ragu-ragu menahan pundak Rainer dengan kedua tangannya, lalu menekan dengan kuat. Rainer hanya merasakan dirinya seperti tertimpa gunung besar yang membuat kakinya menjadi lemas dan berlutut di lantai.

Tony lanjut menekan kepalanya ke lantai.

"Bhuk! Bhuk! Bhuk!"

Dalam sesaat, lantai dipenuhi dengan bercak darah. Tony hanya menggunakan kekuatan tidak sampai 1%, kalau tidak kepala Rainer pasti sudah pecah.

Ruang tamu yang tadinya masih sangat ramai tiba-tiba menjadi sangat hening. Sekarang yang terdengar hanyalah suara kepala Rainer yang terbanting dengan kuat.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status