Sejauh yang Tobi tahu, selain dirinya, yang notabene pemimpin Kuil Asura, hanya wakil ketua, Javas, yang kekuatannya berada di tingkat menengah Guru Besar.Sekte Setan bahkan lebih buruk lagi. Hanya Raja Setan satu-satunya yang kekuatannya memasuki Guru Besar. Meski hanya selangkah lagi, Raja Setan bisa menerobos tingkat puncak Guru Besar, dia telah lama dilumpuhkan oleh Tobi.Sebaliknya, Sekte Bayangan masih punya ibunya, yang notabene Guru Besar tingkat akhir dan tiga utusan, yang semuanya merupakan Guru Besar. Khususnya, Utusan Pertama, yang kekuatannya telah berada di tingkat puncak Guru Besar.Meski sepertinya Utusan Pertama memasuki tingkat puncak Guru Besar belum lama ini, kekuatannya masih jauh lebih hebat dibandingkan Guru Besar tingkat akhir biasanya.Tobi juga tidak tahu seberapa jauh tingkat kekuatan dari Sekte Bawika. Hanya saja, melihat mereka berani mendominasi dan arogan, sepertinya kekuatan mereka juga tidak lemah.Walau jumlah Guru Besar tidak banyak, tetapi ahli bela
"Baik!"Utusan Pertama menanggapinya dengan antusias. Saat ini, dia merasa semangat juangnya kembali mendidih."Kalau begitu, Utusan Pertama, kembalilah dan lanjutkan pekerjaanmu dulu. Aku masih punya banyak hal yang mau dibicarakan dengan Tomi," kata Naura langsung."Baik. Maaf sudah mengganggu Bu Naura dan Tuan Muda."Utusan Pertama meninggalkan ibu dan anak itu. Hatinya sangat gembira. Kali ini, akhirnya dia bisa memamerkan bakatnya.Namun, begitu Utusan Pertama pergi, ponsel Tobi berdering. Panggilan dari nomor tak dikenal. Tobi langsung mengangkatnya."Tomi, ini aku, aku ...."Sebelum Ezra selesai berbicara, dia menyadari orang di ujung sana telah menutup telepon.Dia tertegun sejenak. Kemudian, diam-diam menahan senyum pahit.Tanpa berbasa-basi, cucunya langsung menutup teleponnya.Sepertinya, dia masih harus memikirkan cara untuk menemui cucunya langsung. Jika tidak, cucunya tidak akan menjawab teleponnya.Tobi sekarang ingin tahu apa yang terjadi dulu, jadi dia tidak punya wakt
"Hais!"Mengungkit masalah ini, Naura langsung menghela napas panjang. Kemudian, dia mulai mengungkapkan kebenaran tentang apa yang terjadi saat itu.Setelah mendengar penjelasan ibunya, wajah Tobi makin muram. Dia tidak bisa menahan amarah dan berkata dengan kesal, "Sekelompok orang munafik! Aku pasti akan membuat mereka membayar perbuatan mereka!""Tomi!""Jangan gegabah."Naura takut Tobi terlalu impulsif. Itu sebabnya, dia tidak berani menceritakan semua kebenaran ini kepada putranya. Meski Naura sendiri juga sangat emosi, terutama saat memikirkan Kak Revan yang dicintainya, dia sangat ingin membalas dendam.Hanya saja, dia masih harus mengendalikan diri dan tidak boleh bertindak sembarangan.Dia akan membalas dendam, tetapi sebelum itu, dia harus memastikan keselamatan Tomi lebih dulu.Naura rela mengorbankan nyawanya, tetapi dia tidak akan membiarkan sesuatu menimpa Tomi. Putranya adalah satu-satunya buah hati yang ditinggalkan oleh suaminya, Kak Revan.Akhirnya Tobi mengerti men
"Bukan dia? Kalau begitu, siapa lagi yang bisa melakukannya?" tanya Tobi sambil mengerutkan kening.Naura menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kita hanya bisa memeriksanya secara perlahan. Tapi kalau ada yang ingin menyamar sebagai Andreas, kemungkinan bisa terjadi juga. Sekte Kayana sangat pandai menyamar, apalagi mereka bisa sepenuhnya mengubah penampilan mereka. Kalau bukan orang yang sangat dikenal, mungkin nggak akan ketahuan.""Ternyata mereka punya kemampuan seperti ini. Sepertinya kita memang harus lebih berhati-hati," ucap Tobi sambil mengangguk."Ya. Kalau mau selidiki, sebaiknya mulai dari kelompok orang yang memaksa ayahmu mati lebih dulu. Tapi, kita nggak bisa hanya menilai dari penampilan mereka saja. Terkadang ada orang yang berdiri di belakang layar," kata Naura."Baiklah, aku mengerti!"Tobi mengangguk. Melalui pertarungan kali ini, dia sempat mendengar Harita mengungkit tentang Alam Tanah Abadi. Meski Tobi masih belum pernah mendengar ada orang yang berhasil menerobo
Tepat di saat itu, Widia tiba-tiba meneleponnya dan berkata dengan panik, "Tobi, Kakek mendadak mengalami pendarahan otak. Pendarahannya cukup parah dan serius. Kakek harus segera dioperasi. Kalau nggak, Kakek akan mati.""Tapi dokter bilang operasinya berisiko tinggi. Kalau nggak berhasil, kemungkinan besar Kakek akan koma dan lumpuh."Tobi tertegun sejenak. Dia tidak menyangka Kakek Muhar akan mendadak mengalami pendarahan otak, apalagi kondisinya begitu serius.Widia lanjut bertanya dengan panik, "Apa kamu kenalan dokter? Apa mereka punya cara untuk menyelamatkan Kakek?"Walau akhir-akhir ini, kakeknya telah membuat banyak masalah untuk Widia, tapi sejak kecil, kakeknya selalu menyayanginya.Tobi awalnya mengira Widia ingin dirinya turun tangan sendiri, tetapi ternyata bukan seperti itu. Dia segera berkata, "Tentu saja. Aku bisa menyembuhkannya. Biarlah mereka menstabilkan kondisi kakekmu dulu. Asalkan Kakek masih bernapas, aku pasti punya cara untuk mengobatinya.""Tunggulah. Aku a
"Kenapa kami nggak berpikir seperti itu? Karena kakekmu, Tobi dan kamu telah menderita selama ini. Saat ini, dia mungkin berharap kakekmu segera mati, agar tidak mengganggu hubungan kalian lagi ke depannya.""Omong kosong. Kalian sekarang sudah tahu kemampuan Tobi, mana mungkin dia akan merusak segalanya? Mengapa dia harus mencelakai Kakek?""Belum tentu. Orang mungkin akan berubah. Sebagai contohnya kami sendiri saja. Kami mendukung kamu dan Tobi bersama sebelumnya, tapi bukankah kami juga memikirkan cara untuk merusak hubungan kalian beberapa hari yang lalu?""Ternyata kalian tahu juga apa yang telah kalian lakukan selama ini," kata Widia dengan marah."Ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan hal itu. Yang paling penting sekarang adalah nyawa kakekmu."Yesa segera mengganti topik pembicaraan dan menambahkan, "Kalau dilihat dari kejadian sebelumnya, menurut kalian, apa Tobi mungkin akan mencelakai Ayah?""Ini ... aku rasa mungkin sekali.""Kalian! Padahal Tobi selama ini telah m
Saat Widia tersadar kembali, semuanya sudah terjadi. Dia tidak punya cara untuk menghentikan orang tuanya, jadi dia hanya bisa berjongkok pasrah dan menunggu hasil operasi keluar.Waktu berlalu dengan cepat. Setengah jam telah berlalu. Yesa memandang ke luar, tetapi dia masih tidak menemukan sosok Tobi di sana.Teringat dirinya tidak boleh bertengkar dengan Widia, karena Yesa masih harus bergantung pada putrinya agar bisa menikmati kejayaan, dia pun melangkah ke depan dan berkata, "Kamu lihat sendiri. Sudah lewat berapa lama, tapi Tobi masih belum muncul? Kalau kita nggak mendengar kata dokter, kakekmu mungkin sudah meninggal.""Dokter bilang, kalau nggak dioperasi, setidaknya Kakek masih bisa hidup selama dua jam," kata Widia dengan dingin. Dia berharap kakeknya baik-baik saja. Kalau tidak, dia pasti tidak akan memaafkan orang tuanya."Apa kamu begitu yakin dengan apa yang dikatakan dokter? Siapa tahu diagnosisnya salah?" balas Yesa dengan tidak senang."Benarkah? Kalau kamu nggak per
Berbicara tentang ini, Widia merasa bersalah dan berkata dengan sedih, "Ya, Kakek sedang menjalani operasi!"Mendengar itu, Tobi mengerutkan kening dan berkata, "Bukankah aku memintamu untuk menungguku? Apa nggak bisa menunggu setengah jam saja?""Aku ...."Widia membuka mulutnya. Teringat dengan apa yang baru saja dikatakan ibunya, yang mencurigai dirinya ingin mencelakai kakeknya, dia tak kuasa menahan tangisnya.Melihat pemandangan itu, Yesa langsung marah.'Gadis ini! Di saat seperti ini, dia malah berpura-pura terlihat menyedihkan? Apa dia sedang menambah minyak ke dalam api? Apa dia benar-benar ingin aku mati?'Sorot mata Tobi berubah lembut. Dia buru-buru bertanya dengan khawatir, "Kenapa? Apa pihak rumah sakit yang menyuruh kalian?""Bukan!"Widia menggelengkan kepalanya."Jadi, apa yang terjadi?" tanya Tobi lagi. Mungkinkah Widia tidak percaya dengan dirinya? Bahkan, setelah mengalami begitu banyak kejadian, Widia masih tidak percaya dengan kata-katanya?Yesa buru-buru menjawa
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K