Share

Bab 88

Author: Nadira Dewy
last update Last Updated: 2024-09-06 21:01:39

“Ibu!” teriak Rendy.

Tiba-tiba saja, bocah itu berlari langsung menuju Helena.

Sementara itu, Helena hanya bisa terdiam dengan detak jantungnya yang begitu memburu.

Rendy yang kini sudah berusia 4 tahun benar-benar terlihat sangat tampan, tatapan matanya begitu polos.

‘Rendy, Nona Rachel...’ batin Helena, perih.

Bruk!

Rendy sudah hampir meraih Helena, namun ditahan oleh Benjamin.

“Siapa kau ini?” tanya Benjamin yang merasa tak nyaman ada anak lain yang menuju ke pada Helena.

Helena masih terdiam membeku, tanpa terasa air matanya jatuh.

‘Ibu...’ entah siapa yang dipanggi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Dian Damayanti
lanjutkan, lagi
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 89

    Helena duduk di pinggir tempat tidur, memeluk Angel yang telah tertidur lelap. Gerakan tangannya mengusap punggung bocah kecil itu dengan lembut, seolah-olah setiap usapan dapat menghapus rasa sakit yang ia rasakan. Memori tentang Rendy, yang kini berusia empat tahun, kembali menghantui pikirannya. Bayangan Rendy yang terus mengejarnya sambil memanggil-manggil ‘Ibu’ terus berputar dalam benaknya, seolah sebuah rekaman yang tak bisa dihentikan. Air mata Helena mulai jatuh, membasahi pipinya yang pucat. Rasa sakit menyesakkan dadanya, denyutan nyeri yang tak kunjung reda. Dengan suara yang tercekat oleh tangis, Helena berbisik perlahan, memanggil nama Rendy, “Rendy... maafkan aku, Nak...” Suaranya terdengar hampir tak berdaya, penuh penyesalan. D

    Last Updated : 2024-09-07
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 90

    Helena merasakan dadanya sesak saat melihat judul berita di layar ponselnya yang dengan terang-terangan mengumbar kisah pribadinya. “Apa-apaan, ini?” gumam Helena. Dengan jari yang gemetar, dia mengetik pesan kepada ayahnya, mencari napas kelegaan di tengah kekacauan yang tiba-tiba menimpa hidupnya. “Ayah, apa yang harus aku lakukan? Berita ini... Aku tidak tahu harus mulai dari mana.” bunyi pesan itu. Di ujung sana, Ayahnya dengan suara yang tenang namun berat, menghubungi Helen, “Tenanglah, Hecel. Pertama, kita harus cari tahu siapa yang berani menyebarkan berita ini. Ayah akan bantu menemukannya. Jangan panik dan jaga diri.” Helena menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan gelombang emosi yang menghantamnya. Dia melihat kembali berita itu, hatinya berdebar kencang. Wajahnya pucat, matanya berkaca-kaca menahan air mata yang hendak jatuh.

    Last Updated : 2024-09-07
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 91

    Helena mengetuk pintu hotel dengan panik, setelah susah payah dia menghindari orang-orang aneh yang mencoba untuk memperhatikan dirinya. Toktok.... “Sial!” maki Helena, “kenapa lama sekali sih, membukanya?” Tangan Helena kembali terulur untuk mengetuk pintu, di saat itu lah pintu terbuka. Alexander di depan pintu, membuat Helena memalingkan wajah karena pria itu tak mengenakan pakaian atasnya. “Selamat datang, Istriku...” ucap Alexander, tersenyum. Helena sempat melihat senyum itu, dia merasa terkejut. Alexander jarang sekali tersenyum, jelas Helena tak biasa karenanya. “Orang gila, jangan beraninya menyebutku istrimu lagi!” tegas Helena. “Di mana Rendy?” Alexander membuka lebar pintunya, mempersilahkan Helena masuk. melewati Alexander begitu saj

    Last Updated : 2024-09-08
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 92

    Helena selesai mengenakan pakaiannya, tapi dia benar-benar kesulitan untuk berdiri tegak karena kondisi tubuhnya yang tidak mendukung. Alexander benar-benar menghabiskan waktunya ingin mengerjai Helena. Wanita itu bahkan sampai tidak tahu kapan semua itu berakhir karena pingsan, kelelahan. Alexander hanya tersenyum tanpa kata, membuat Helena semakin menggerutu kesal. “Bajingan itu, bagaimana bisa dia tersenyum seperti anjing bodoh?” gumam Helena, jelas dia kesal. Helena berdiri dengan kaki yang gemetaran, tubuhnya sedikit membungkuk karena rasa sakit yang menusuk di pinggang. “Aduh...” keluhnya. Matanya berkaca-kaca, mencerminkan rasa sakit dan kelelahan yang mendalam. Alexander, dengan tatapan tajam, menahan

    Last Updated : 2024-09-08
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 93

    Helena melangkah masuk ke rumah dengan langkah yang ragu, tangannya sedikit gemetar saat memegang gagang pintu. “Aku benar-benar jadi waspada begini.” gumam Helena. Ruang tamu itu terasa lebih dingin dari biasanya, bukan karena AC, tapi karena tatapan yang dilemparkan oleh Helios, Hendrick, dan sang Ayah. mereka. Ada Benjamin juga di sana, sudah tidak heran karena melihat mobil Benjamin terparkir di halaman rumah. Mereka semua duduk dengan raut wajah yang keras dan mata yang dingin, seolah-olah setiap inci ruangan itu dipenuhi dengan kekecewaan yang tak terucap. “Sudah pulang rupanya,” ucap Tuan Beauvoir, dingin. “I-iya, Ayah.” sahut Helena. Helios, dengan suara yang serius dan tegas, meminta Helena untuk duduk di sofa yang berseberangan dengan mereka. “Ada hal yang perlu kita bicarakan, Hecel,” ujarnya, suaranya menggema dengan autoritas.

    Last Updated : 2024-09-09
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 94

    Seluruh anggota keluarga Beauvoir memberikan kesempatan bagi Helena dan Benjamin untuk bicara. Ada banyak hal yang harus mereka bicarakan. Tidak lagi berada di ruang tamu, mereka kini berada di taman samping rumah. “Hecel, aku harap kau benar-benar tidak menemui Alexander lagi. Sungguh, pria itu bukanlah pria yang baik. Sejak dia kecil, mungkin sikap tidak baik itu sudah mendarah daging di tubuhnya.” ungkap Benjamin. Ucapan Benjamin barusan benar-benar membuat dahi Helena mengernyit, menyadari jika selama ini dia belum bertanya kenapa Benjamin dan Alexander terkesan tidak akur. “Kalian tinggal di negara yang berbeda, bagaimana bisa kalian memiliki konflik seolah kalian memahami sekali antara satu dengan yang lain?” tanya Helena, penasaran. Mendengar pertanyaan itu,

    Last Updated : 2024-09-09
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 95

    Helena menggedor pintu kamar Helios dengan tergesa-gesa, suaranya terdengar mendesak dan penuh kekhawatiran. “Kak Helios, bukakan pintu!” serunya. Setelah beberapa detik, pintu terbuka dan Helios berdiri di ambang dengan ekspresi datar. “Masuk,” ujarnya singkat. Helena melangkah masuk dan langsung memotong udara dengan pertanyaan yang sudah lama menggantung di hatinya. “Kak, apakah keluarga kita benar-benar menargetkan Rendy?” tanyanya, mata tajamnya mencoba menembus pertahanan Helios. Helios menghela napas, tampak berat untuk menjawab. Ia berjalan perlahan ke arah jendela, memandang keluar seakan mencari jawaban di luar sana. Helena, yang tidak sabar, mengikuti dan berdiri tepat di sampingnya, menuntut pandangan Helios. “Jawab aku, aku mohon jawab aku, Kak Helios! Ini penting.” Dengan raut muka yang berubah menjadi serius, Helios akhirnya menoleh. “Ya, Hecel. Itu benar,” akunya lembut. “A-apa?” Helena tak percaya, tubuhnya gemetar. “Kakak hanya mencoba memperingatkan Alex

    Last Updated : 2024-09-09
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 96

    “Monica, jangan membicarakan sesuatu yang tidak akan pernah mungkin terjadi kepada anakku. Jangan lupakan bahwa ada batasan yang tidak bisa kau terabas, paham?” peringat Alexander. Mendengar itu, Monica benar-benar hanya menanggapinya dengan santai. “Oke oke, aku paham. Lagi pula, aku juga tidak akan menjadi Ibu tiri karena aku tidak akan sanggup. Aku cuma akan menjadi kekasihmu saja, kok.” Alexander terdiam menahan kesal, membawa Rendy untuk menjauh dari Monica karna tatapan mata bocah itu benar-benar tajam. Sama seperti Alexander yang akan mudah menunjukkan ekspresi dingin, Rendy pun sama persis ekspresinya dengan Alexander. Namun, Rendy juga mudah bersikap manis untuk orang-orang tertentu. “Baiklah. Rendy tidak nyaman dengan keberadaan mu, baiknya kau pergi saja dulu.” ucap Alexander. Monica berdecih sebal, jelas tidak akan mendengar apa yang diucapkan Alexander. “Tidak mau! Aku akan di sini, aku mau menemani kalian berdua.” Rendy terus mengarahkan pandangannya, s

    Last Updated : 2024-09-10

Latest chapter

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 354

    Helena keluar dari kamar mandi dengan langkah perlahan. Di depan pintu, Alexander terlihat mondar-mandir, wajahnya jelas menunjukkan kegelisahan yang tak bisa disembunyikan. Ketika pintu terbuka, dia langsung menatap Helena dengan penuh harap. “Bagaimana hasilnya, Sayang?” tanyanya cepat, suaranya sedikit bergetar. Helena berdiri diam tanpa ekspresi, membuat Alexander semakin tegang. Untuk beberapa detik, ruangan itu terasa sunyi, hanya diisi dengan napas tertahan Alexander. Namun, perlahan, bibir Helena melengkung menjadi senyuman. Dia mengangkat alat uji kehamilan yang digenggamnya, menunjukkan garis dua yang jelas. “Positif,” ujar Helena dengan suara lembut. Alexander membeku sejenak, lalu dalam hitungan detik dia melangkah cepat ke arah Helena dan memeluknya erat. Tubuhnya bergetar, dan suara tangis kecil terdengar dari pria yang biasanya selalu tenang dan tegar.

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 353

    Hotel itu dipenuhi dengan dekorasi elegan, mencerminkan suasana bahagia dan sakral yang tengah dirasakan semua orang. Hari ini adalah hari pernikahan Patricia dan Helios. Meski perjalanan menuju hari ini penuh dengan perdebatan dan perbedaan pendapat di antara keluarga, akhirnya semuanya berakhir dengan keputusan untuk mendukung pasangan tersebut. Patricia, dengan perut yang mulai terlihat membesar, tampak cantik dalam gaun putih sederhana namun anggun. Helios, yang biasanya dingin dan kaku, menunjukkan sisi yang lebih lembut hari ini. Pandangannya penuh cinta saat menatap Patricia berjalan di altar, menggandeng Tuan Beauvoir yang mengantar menantunya dengan senyuman bangga. Di antara tamu undangan, Rendy dan Angel mencuri perhatian. Kedua anak Helena dan Alexander itu mengenakan pakaian formal yang membuat mereka terlihat sangat menggemaskan. Angel dengan gaun putihnya dan Rendy dengan setelan jas mini membuat para tamu tak henti-hentinya m

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 352

    Emily tersenyum lembut, menggenggam tangan Han yang terasa hangat di jemarinya. Mereka berjalan beriringan di lorong apartemen menuju pintu unit mereka. Sudah dua bulan sejak mereka memutuskan untuk tinggal bersama, sebuah langkah besar yang diambil setelah melewati masa lalu yang penuh luka. “Pikirkan, kita akan jadi koki malam ini,” ujar Han dengan nada bercanda, membuat Emily tertawa kecil. “Jangan lupa siapa yang paling ahli di dapur,” balas Emily sambil mengangkat alis, menggodanya. Di dalam apartemen, mereka segera memulai persiapan makan malam. Han dengan serius mengolah steak daging sapi di dapur, sementara Emily sibuk menyiapkan meja makan, meletakkan piring, gelas, dan lilin kecil untuk suasana yang lebih hangat. Setelah selesai, Han membawa dua piring steak ke meja dan meletakkannya dengan hati-hati. “Makan malam istimewa untuk kita,” katanya dengan nada puas. Emily meletakkan gelas di depan masing

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 351

    Sinar mentari pagi perlahan menghangatkan udara, menciptakan kilauan indah di atas laut yang tenang. Di tengah keindahan itu, Alexander berdiri di hadapan Helena dengan mata penuh cinta. Di tangannya, sebuah cincin berlian bersinar, memantulkan cahaya pagi. Helena menatap Alexander, matanya berbinar namun berkabut oleh air mata haru. “Apa ini, Alexander?” bisiknya, suaranya bergetar. Alexander menggenggam tangan Helena dengan lembut. “Ini bukan hanya cincin, Sayang. Ini adalah janji. Janji bahwa aku akan selalu mencintaimu, melindungimu, dan menjadi pendampingmu dalam suka dan duka. Apakah kau bersedia untuk terus bersamaku?” Helena tidak mampu menahan air matanya. Dengan penuh keyakinan, dia mengangguk. “Ya, Alexander. Aku bersedia.” Alexander menyematkan cincin itu di jari manis Helena. Sentuhan dingin berlian bercampur dengan kehangatan cinta mereka. Setelahnya, Alexander menarik Helena ke dalam pelukannya,

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 350

    Pagi itu, langit cerah tanpa awan, angin sepoi-sepoi dari laut menghembus lembut, menyambut keluarga Alexander yang tiba di sebuah pantai yang luar biasa indah. Pasir putih bersih terbentang sejauh mata memandang, berpadu dengan birunya laut yang jernih dan tenang. Angel dan Rendy berlari ke arah air dengan penuh semangat, membawa sekop kecil dan ember mainan mereka. “Ibu! Ayah! Lihat kami membuat istana pasir terbesar di dunia!” teriak Angel dengan tawa ceria. Helena tertawa kecil, melambaikan tangan pada anak-anaknya. “Hati-hati di dekat air, ya!” Alexander membawa tikar piknik dan membentangkannya di bawah bayangan pohon kelapa. Dia menatap Helena, yang mengenakan gaun pantai berwarna pastel, tampak anggun dan mempesona. “Duduklah, Sayang. Mari kita nikmati momen ini,” ajaknya lembut. Helena menurut, duduk di samping Alexander sambil memperhatikan anak-anak mereka bermain. Angel dan Rendy terlihat asyik membangun r

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 349

    Pagi itu, suasana di rumah keluarga Alexander dipenuhi semangat dan kegembiraan. Helena tengah memeriksa koper terakhir sambil memastikan semua dokumen perjalanan sudah siap. Angel dan Rendy berlarian di sekitar ruang tamu, terlalu antusias memikirkan liburan yang akan mereka jalani. Alexander turun dari tangga dengan kemeja santai, membawa beberapa dokumen yang masih harus ia selesaikan. Namun, senyumnya yang hangat menunjukkan bahwa bahkan urusan pekerjaan tidak bisa mengurangi antusiasmenya untuk perjalanan ini. “Semua siap?” tanyanya kepada Helena. Helena mengangguk sambil tersenyum. “Ya, semuanya sudah rapi. Aku juga sudah mengatur siapa yang akan menangani perusahaan ku selama kita pergi.” Selama mereka pergi, perusahaan Smith akan berada di bawah kendali penuh Tuan Smith dan para eksekutif senior yang sudah dipercaya keluarga Alexander selama bertahun-tahun. Alura Fashion Group, perusahaan f

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 348

    Sore itu, suasana kantor mulai lengang. Para karyawan satu per satu meninggalkan meja mereka, bersiap pulang setelah hari yang panjang. Alexander baru saja menyadari bahwa ada dokumen penting yang tertinggal di ruangannya. Ia meminta Helena menunggu di dekat lobi sementara ia kembali ke ruang kerjanya.“Sayang, ada yang tertinggal. Kau tunggu sini saja, aku akan segera kembali!”“Ya,” jawab Helena. Helena berdiri di dekat lift, matanya mengamati gedung kantor yang mulai sepi. Tak lama kemudian, ia melihat Vera keluar dari ruangan dengan langkah cepat. Perempuan itu tampak terkejut melihat Helena, namun segera menyapa dengan sopan. “Selamat sore, Nyonya Helena,” ujar Vera sambil sedikit membungkuk. Helena mengangguk kecil, senyum tipis menghiasi wajahnya. “Sore juga, Vera.” Ketika Vera melangkah menjauh, Helena tanpa sadar memanggilnya. “Vera.” Langkah Vera terhenti, dan ia berba

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 347

    Helena melangkah masuk ke kantor Alexander dengan langkah ringan. Sudah hampir seminggu libur sekolah dimulai, dan Rendy memilih tinggal di rumah Tuan dan Nyonya Wijaya. Angel juga ikut serta karena tidak mau jauh dari kakaknya. Tuan dan Nyonya Wijaya, dengan kasih sayang tulus mereka, memperlakukan Angel seperti cucu kandung sendiri.Itu pun lah yang membuat Helena meminta Angel memanggil Taun dan Nyonya Wijaya dengan sebutan, ‘kakak dan nenek’. Bagi Helena, situasi ini adalah berkah terselubung. Rumah yang biasanya penuh dengan tawa anak-anak kini terasa sepi, dan ia merasa bosan jika hanya duduk tanpa melakukan apa-apa. Oleh karena itu, ia menerima ajakan Alexander untuk ikut ke kantor dan membantunya bekerja. Namun, Alexander memiliki aturan khusus. “Kau boleh bantu aku, tapi ada syaratnya,” ucapnya dengan senyum khas yang selalu berhasil membuat Helena menggeleng tak percaya. “Syarat apa lagi, sih

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 346

    Menjelang sore, Alexander mengajak Helena dan kedua anak mereka, Angel dan Rendy, untuk meninggalkan kantor dan pergi ke pusat perbelanjaan. Alexander merasa sudah terlalu lama tenggelam dalam pekerjaan, dan ia ingin memberikan waktu berkualitas untuk keluarganya. Di pusat perbelanjaan, Angel dan Rendy langsung bersemangat saat melihat tempat permainan anak-anak. “Ibu, Atah, aku mau main itu!” seru Angel sambil menunjuk area permainan. Alexander tersenyum. “Ayo kita biarkan mereka bermain,” katanya kepada Helena. Beruntung, tepat di sebelah tempat permainan itu ada sebuah restoran. Alexander memutuskan untuk mengajak Helena duduk di sana, menikmati makanan ringan sambil memperhatikan kedua anak mereka bermain. Helena tersenyum bahagia, merasa momen seperti ini adalah kebahagiaan sederhana yang tak ternilai. Namun, suasana berubah ketika seorang pria tiba-tiba mendekati meja mereka. “Maaf, apakah ini benar Hece

DMCA.com Protection Status