Share

Bab 158

Penulis: Nadira Dewy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-05 21:01:48

Alexander memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi, kekhawatiran memuncak di dadanya saat mendengar kabar dari kepala pelayan rumah bahwa Nyonya dan Tuan Wijaya telah datang ke rumahnya.

Jantungnya berdebar, mengingat bagaimana pasangan tersebut seringkali menindas Helena dengan kata-kata kasar dan perbuatan semena-mena setelah kematian Rachel.

“Ah, sial! Kenapa juga jalannya macet, sih?” gerutu Alexander.

Pedal gas ditekan lebih dalam saat jalan sudah bisa dilalui dengan lancar, setiap detik terasa berharga untuk melindungi Helena dari cengkeraman mereka.

“Semoga saja mereka tidak melakukan apapun kepada Helena,” Harap Alexander.

Sesampainya di rumah, Alexander mendapati bahwa Tuan dan Nyonya Wijaya sudah pergi.

Napasnya sedikit terengah-engah saat dia melangkah masuk, mencari keberadaan Helena. Sudah terbayang bagaimana mungkin Helena terluka atau terintimidasi oleh kedatangan mendadak me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ros Dianie
Kok Helena ga verita ,dia ditamoar sm nyonya wijaya , ibu dr Rachel. Biar Alexander tau. Mantan mertua nya Arogan.. Kalo Alexander dl nikah sm Rachael krn desakkan para ortu, knapa mau ya ounya anak sm Rachel. Walau lewat rahim Helena......Helena juga jgn begi2 amat lah sm si Alexander.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 159

    Pagi itu di rumah sakit jiwa Atalres, Sarah bersimpuh di lantai ruangan berdinding putih itu, matanya memandang penuh keputusasaan ke arah Tuan dan Nyonya kedua Wijaya. Tangisannya pecah, memecah hening ruangan rumah sakit jiwa yang sepi. “Aku tidak gila, Ayah, Ibu,... aku hanya bisa merasakan kehadiran roh Bibi Ralin. Wanita itu, dia benar-benar tidak melepaskan ku sama sekali, aku tidak gila...” ucapnya, suaranya tercekat oleh isak tangis. Tuan kedua Wijaya, dengan raut muka yang keras, memandang Sarah dengan sinis. Dengan kasar, ia menepis tangan Sarah yang mencoba meraih simpatinya. “Lebih baik kami mengadopsi anak dari panti asuhan daripada melahirkan anak yang gila sepertimu,” katanya dengan dingin, suara itu bagai petir yang menyambar hati Sarah. Menggelengkan kepalanya, Sarah kembali meraih tangan Tuan kedua Wijaya. “Ayah, aku mohon... aku benar-benar tidak gila, aku hanya sedang berusaha menyingkirkan Bibi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 160

    Pagi itu, di perusahaan Alura Fashion Group. Helena memasuki ruangan CEO dengan langkah pasti, namun hal yang tidak terduga terjadi ketika matanya tertumbuk pada sosok wanita berpenampilan elegan yang sudah menunggu di sana. Wanita itu mengenakan setelan jas desainer mahal, rambutnya tersisir rapi, dan seutas senyum dingin terukir di wajahnya. “Sepertinya, hari ini aku tidak memilki waktu untuk berperan sebagai wakil CEO dulu, deh.” gumam Helena, pelan sekali. Helena mengambil tempat duduk di depan wanita tersebut, berusaha menunjukkan sikap tenang meski di dalam hatinya mulai terasa tidak nyaman. Wanita itu mengangkat dagu, matanya menatap Helena dengan pandangan yang meremehkan sebelum akhirnya memperkenalkan diri dengan suara yang tenang namun penuh otoritas. “Aku Elizabeth Smith, nona tertua di keluarga Smith,” ucapnya seraya tangannya memainkan pena di atas meja. “Artiny

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 161

    “Aku hanya datang ingin menyapa adik ipar yang tidak pernah kau kenalkan kepada Keluarga, apa itu sebuah kesalahan?” tanya Elizabeth, tersenyum mencemooh. Alexander masih menatap tajam, namun Helena terus mencoba bersikap santai. “Jangan salah paham. Aku tidak mengenalkan Helena karena tidak ingin dia tekena bisa ular yang amat beracun, dia terlalu berharga sampai rasanya ingin kubawa ke manapun Ku pergi.” balas Alexander. Mendengar itu, Elizabeth pun hanya tersenyum sinis namun tidak memiliki minat untuk menanggapi ucapan Alexander. “Apa aku perlu keluar dari ruangan ini supaya kalian bisa bicara dengan nyaman?” tanya Helena. Elizabeth menghela napasnya, meraih tas yang sebelumnya ia letakkan di atas meja. “Aku tidak memiliki minat untuk banyak bicara. Jadi, aku tidak mau juga berlama-lama di sini.” Elizabeth bangkit, langs

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 162

    Untuk membuktikan sedikit keseriusan tentang perasaan, Alexander pun memaksa Helena untuk ikut dengannya. Menuju ke rumah, Helena pun kebingungan apa yang ingin dilakukan Alexander. Sudah bertanya kepada pria itu tentang apa yang akan dilakukan, kemana tujuan mereka, tapi Alexander tidak memberikan jawaban. Mobil berhenti di depan gerbang rumah, barulah Helena berhenti merasa penasaran. Akhirnya, yang bisa Helena lakukan adalah tetap mengikuti langkahnya Alexander menuju ke kamar mereka. Mengabaikan Angel dan Rendy sejenak, Alexander tidak ingin kegiatannya dengan Helena diganggu. “Ya ampun, kau serius mau ke kamar sekarang?” tanya Helena, keheranan. “Sejuta rius, Sayang!” jawab Alexander. Ketika Alexander mendorong sebuah rak buku di sudut ruangan kamar mereka, Helena terperangah melihat sebuah pintu tersembunyi terbuka. Alexander me

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 163

    Sarah terduduk lemas di sudut kamar rumah sakit jiwa, air matanya mengalir deras. Kedua orang tuanya telah memutuskan hubungan dengannya tanpa alasan yang jelas, membuat pikirannya semakin terperosok dalam kekacauan. Suara bisikan tak henti-hentinya menerobos masuk ke dalam benaknya, beradu keras dan tak terkendali, seolah-olah berusaha memecah belah sanubarinya. “Hancur, semuanya sudah hancur berantakan. Aku tidak bisa lagi mendapatkan apa yang aku inginkan. Menjadi Nona tunggal keluarga Wijaya, kekayaan Wijaya, menjadi desainer terkenal, aku tidak bisa mendapatkan semua itu lagi!” teriaknya, bercampur suara tangis. Dalam keadaan yang tak lagi bisa dikendalikan, Sarah mulai membenturkan kepalanya ke dinding kamarnya berulang kali. Setiap hantaman meninggalkan jejak darah yang semakin memperburuk keadaan, namun rasa sakit fisik itu tak cukup untuk mengatasi kehancuran mental yang dia rasakan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 164

    Di pemakaman yang seharusnya penuh dengan penghormatan dan kesedihan, suasana menjadi tegang dan dramatis. Nyonya Wijaya kedua, dengan mata yang memerah dan napas yang tersengal-sengal, melangkah mendekati Helena dengan niat untuk melampiaskan amarah. Wajahnya terlihat keras, dan mulutnya mengeluarkan kata-kata tuduhan yang menyakitkan terhadap Helena. “Kau yang membuat semuanya jadi seperti ini! Kau sebabkan Sarah mati!” teriaknya dengan suara parau. Orang-orang yang berdiri di sekeliling, termasuk beberapa yang berjaga untuk Alexander, segera mengambil tindakan. Mereka dengan cepat mencegah Nyonya Wijaya kedua mendekati lebih lanjut, memegang kedua lengannya dengan erat. Wajahnya Helena pucat pasi, hanya bisa menatap tanpa bisa berkata apa-apa. Dengan suara tegas namun berusaha tetap tenang, Alexander berdiri tegap menghadapi Nyonya Wijaya kedua. “Nyonya, mohon mengertilah, k

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 165

    Pagi itu seperti biasanya, Helena dan Alexander akan keluar dari rumah, menggunakan mobil yang sama. Alexander mengantarkan Helena lebih dulu ke kantornya, barulah setelah itu dia akan menuju ke kantornya sendiri. “Sayang, nanti aku kirim makan siang untukmu. Pulang juga harus bersamaku, dengar?” peringat Alexander. Mendengar itu, Helena pun segera menganggukkan kepalanya. “Oke!” Alexander mengecup bibir Helena sebentar, mereka pun berpisah untuk menjalani aktivitas masing-masing. Saat Helena sampai di pintu ruangan para staff, ucapan yang tak enak didengar pun terpaksa masuk ke telinganya. “...Aku benar-benar tidak mengerti, kenapa Nona keluarga Wijaya harus meninggal semua? Dulu, desusnya Miss Helena adalah dalang dari kematian Rachel Wijaya. Tapi, sekarang pun masih sama.” “Aku benar-benar t

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 166

    Alat bukti yang dimilki pria gak dikenal itu sudah cukup untuk menggiringnya ke kantor polisi. Helena juga berada di sana, menunggu pria itu mendapatkan giliran untuk diinterogasi. Tak lama kemudian Alexander datang, langsung memeluk Helena begitu melihatnya. “Kau tidak apa-apa, kan? Aku benar-benar bisa gila kalau begini,” ucapnya, tubuh pria itu terasa begitu dingin. Helena mengusap punggung pria itu, membiarkan sejenak supaya tenang. “Aku baik-baik saja, pria itu juga sudah diamankan, sebentar lagi kita akan tahu siapa yang memintanya melakukan hal ini.” Mendengar itu, Alexander pun menghela napasnya, lega. Untungnya Helena baik-baik saja, entah apa yang akan terjadi jika wanita itu terluka. Menggenggam tangan Helena, Alexander membawa istrinya itu masuk ke sebuah ruangan yang mana akan bisa mendengar kesaksian dari pelaku l

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09

Bab terbaru

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 354

    Helena keluar dari kamar mandi dengan langkah perlahan. Di depan pintu, Alexander terlihat mondar-mandir, wajahnya jelas menunjukkan kegelisahan yang tak bisa disembunyikan. Ketika pintu terbuka, dia langsung menatap Helena dengan penuh harap. “Bagaimana hasilnya, Sayang?” tanyanya cepat, suaranya sedikit bergetar. Helena berdiri diam tanpa ekspresi, membuat Alexander semakin tegang. Untuk beberapa detik, ruangan itu terasa sunyi, hanya diisi dengan napas tertahan Alexander. Namun, perlahan, bibir Helena melengkung menjadi senyuman. Dia mengangkat alat uji kehamilan yang digenggamnya, menunjukkan garis dua yang jelas. “Positif,” ujar Helena dengan suara lembut. Alexander membeku sejenak, lalu dalam hitungan detik dia melangkah cepat ke arah Helena dan memeluknya erat. Tubuhnya bergetar, dan suara tangis kecil terdengar dari pria yang biasanya selalu tenang dan tegar.

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 353

    Hotel itu dipenuhi dengan dekorasi elegan, mencerminkan suasana bahagia dan sakral yang tengah dirasakan semua orang. Hari ini adalah hari pernikahan Patricia dan Helios. Meski perjalanan menuju hari ini penuh dengan perdebatan dan perbedaan pendapat di antara keluarga, akhirnya semuanya berakhir dengan keputusan untuk mendukung pasangan tersebut. Patricia, dengan perut yang mulai terlihat membesar, tampak cantik dalam gaun putih sederhana namun anggun. Helios, yang biasanya dingin dan kaku, menunjukkan sisi yang lebih lembut hari ini. Pandangannya penuh cinta saat menatap Patricia berjalan di altar, menggandeng Tuan Beauvoir yang mengantar menantunya dengan senyuman bangga. Di antara tamu undangan, Rendy dan Angel mencuri perhatian. Kedua anak Helena dan Alexander itu mengenakan pakaian formal yang membuat mereka terlihat sangat menggemaskan. Angel dengan gaun putihnya dan Rendy dengan setelan jas mini membuat para tamu tak henti-hentinya m

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 352

    Emily tersenyum lembut, menggenggam tangan Han yang terasa hangat di jemarinya. Mereka berjalan beriringan di lorong apartemen menuju pintu unit mereka. Sudah dua bulan sejak mereka memutuskan untuk tinggal bersama, sebuah langkah besar yang diambil setelah melewati masa lalu yang penuh luka. “Pikirkan, kita akan jadi koki malam ini,” ujar Han dengan nada bercanda, membuat Emily tertawa kecil. “Jangan lupa siapa yang paling ahli di dapur,” balas Emily sambil mengangkat alis, menggodanya. Di dalam apartemen, mereka segera memulai persiapan makan malam. Han dengan serius mengolah steak daging sapi di dapur, sementara Emily sibuk menyiapkan meja makan, meletakkan piring, gelas, dan lilin kecil untuk suasana yang lebih hangat. Setelah selesai, Han membawa dua piring steak ke meja dan meletakkannya dengan hati-hati. “Makan malam istimewa untuk kita,” katanya dengan nada puas. Emily meletakkan gelas di depan masing

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 351

    Sinar mentari pagi perlahan menghangatkan udara, menciptakan kilauan indah di atas laut yang tenang. Di tengah keindahan itu, Alexander berdiri di hadapan Helena dengan mata penuh cinta. Di tangannya, sebuah cincin berlian bersinar, memantulkan cahaya pagi. Helena menatap Alexander, matanya berbinar namun berkabut oleh air mata haru. “Apa ini, Alexander?” bisiknya, suaranya bergetar. Alexander menggenggam tangan Helena dengan lembut. “Ini bukan hanya cincin, Sayang. Ini adalah janji. Janji bahwa aku akan selalu mencintaimu, melindungimu, dan menjadi pendampingmu dalam suka dan duka. Apakah kau bersedia untuk terus bersamaku?” Helena tidak mampu menahan air matanya. Dengan penuh keyakinan, dia mengangguk. “Ya, Alexander. Aku bersedia.” Alexander menyematkan cincin itu di jari manis Helena. Sentuhan dingin berlian bercampur dengan kehangatan cinta mereka. Setelahnya, Alexander menarik Helena ke dalam pelukannya,

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 350

    Pagi itu, langit cerah tanpa awan, angin sepoi-sepoi dari laut menghembus lembut, menyambut keluarga Alexander yang tiba di sebuah pantai yang luar biasa indah. Pasir putih bersih terbentang sejauh mata memandang, berpadu dengan birunya laut yang jernih dan tenang. Angel dan Rendy berlari ke arah air dengan penuh semangat, membawa sekop kecil dan ember mainan mereka. “Ibu! Ayah! Lihat kami membuat istana pasir terbesar di dunia!” teriak Angel dengan tawa ceria. Helena tertawa kecil, melambaikan tangan pada anak-anaknya. “Hati-hati di dekat air, ya!” Alexander membawa tikar piknik dan membentangkannya di bawah bayangan pohon kelapa. Dia menatap Helena, yang mengenakan gaun pantai berwarna pastel, tampak anggun dan mempesona. “Duduklah, Sayang. Mari kita nikmati momen ini,” ajaknya lembut. Helena menurut, duduk di samping Alexander sambil memperhatikan anak-anak mereka bermain. Angel dan Rendy terlihat asyik membangun r

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 349

    Pagi itu, suasana di rumah keluarga Alexander dipenuhi semangat dan kegembiraan. Helena tengah memeriksa koper terakhir sambil memastikan semua dokumen perjalanan sudah siap. Angel dan Rendy berlarian di sekitar ruang tamu, terlalu antusias memikirkan liburan yang akan mereka jalani. Alexander turun dari tangga dengan kemeja santai, membawa beberapa dokumen yang masih harus ia selesaikan. Namun, senyumnya yang hangat menunjukkan bahwa bahkan urusan pekerjaan tidak bisa mengurangi antusiasmenya untuk perjalanan ini. “Semua siap?” tanyanya kepada Helena. Helena mengangguk sambil tersenyum. “Ya, semuanya sudah rapi. Aku juga sudah mengatur siapa yang akan menangani perusahaan ku selama kita pergi.” Selama mereka pergi, perusahaan Smith akan berada di bawah kendali penuh Tuan Smith dan para eksekutif senior yang sudah dipercaya keluarga Alexander selama bertahun-tahun. Alura Fashion Group, perusahaan f

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 348

    Sore itu, suasana kantor mulai lengang. Para karyawan satu per satu meninggalkan meja mereka, bersiap pulang setelah hari yang panjang. Alexander baru saja menyadari bahwa ada dokumen penting yang tertinggal di ruangannya. Ia meminta Helena menunggu di dekat lobi sementara ia kembali ke ruang kerjanya.“Sayang, ada yang tertinggal. Kau tunggu sini saja, aku akan segera kembali!”“Ya,” jawab Helena. Helena berdiri di dekat lift, matanya mengamati gedung kantor yang mulai sepi. Tak lama kemudian, ia melihat Vera keluar dari ruangan dengan langkah cepat. Perempuan itu tampak terkejut melihat Helena, namun segera menyapa dengan sopan. “Selamat sore, Nyonya Helena,” ujar Vera sambil sedikit membungkuk. Helena mengangguk kecil, senyum tipis menghiasi wajahnya. “Sore juga, Vera.” Ketika Vera melangkah menjauh, Helena tanpa sadar memanggilnya. “Vera.” Langkah Vera terhenti, dan ia berba

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 347

    Helena melangkah masuk ke kantor Alexander dengan langkah ringan. Sudah hampir seminggu libur sekolah dimulai, dan Rendy memilih tinggal di rumah Tuan dan Nyonya Wijaya. Angel juga ikut serta karena tidak mau jauh dari kakaknya. Tuan dan Nyonya Wijaya, dengan kasih sayang tulus mereka, memperlakukan Angel seperti cucu kandung sendiri.Itu pun lah yang membuat Helena meminta Angel memanggil Taun dan Nyonya Wijaya dengan sebutan, ‘kakak dan nenek’. Bagi Helena, situasi ini adalah berkah terselubung. Rumah yang biasanya penuh dengan tawa anak-anak kini terasa sepi, dan ia merasa bosan jika hanya duduk tanpa melakukan apa-apa. Oleh karena itu, ia menerima ajakan Alexander untuk ikut ke kantor dan membantunya bekerja. Namun, Alexander memiliki aturan khusus. “Kau boleh bantu aku, tapi ada syaratnya,” ucapnya dengan senyum khas yang selalu berhasil membuat Helena menggeleng tak percaya. “Syarat apa lagi, sih

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 346

    Menjelang sore, Alexander mengajak Helena dan kedua anak mereka, Angel dan Rendy, untuk meninggalkan kantor dan pergi ke pusat perbelanjaan. Alexander merasa sudah terlalu lama tenggelam dalam pekerjaan, dan ia ingin memberikan waktu berkualitas untuk keluarganya. Di pusat perbelanjaan, Angel dan Rendy langsung bersemangat saat melihat tempat permainan anak-anak. “Ibu, Atah, aku mau main itu!” seru Angel sambil menunjuk area permainan. Alexander tersenyum. “Ayo kita biarkan mereka bermain,” katanya kepada Helena. Beruntung, tepat di sebelah tempat permainan itu ada sebuah restoran. Alexander memutuskan untuk mengajak Helena duduk di sana, menikmati makanan ringan sambil memperhatikan kedua anak mereka bermain. Helena tersenyum bahagia, merasa momen seperti ini adalah kebahagiaan sederhana yang tak ternilai. Namun, suasana berubah ketika seorang pria tiba-tiba mendekati meja mereka. “Maaf, apakah ini benar Hece

DMCA.com Protection Status