Share

Bab 163

Sarah terduduk lemas di sudut kamar rumah sakit jiwa, air matanya mengalir deras.

Kedua orang tuanya telah memutuskan hubungan dengannya tanpa alasan yang jelas, membuat pikirannya semakin terperosok dalam kekacauan.

Suara bisikan tak henti-hentinya menerobos masuk ke dalam benaknya, beradu keras dan tak terkendali, seolah-olah berusaha memecah belah sanubarinya.

“Hancur, semuanya sudah hancur berantakan. Aku tidak bisa lagi mendapatkan apa yang aku inginkan. Menjadi Nona tunggal keluarga Wijaya, kekayaan Wijaya, menjadi desainer terkenal, aku tidak bisa mendapatkan semua itu lagi!” teriaknya, bercampur suara tangis.

Dalam keadaan yang tak lagi bisa dikendalikan, Sarah mulai membenturkan kepalanya ke dinding kamarnya berulang kali. Setiap hantaman meninggalkan jejak darah yang semakin memperburuk keadaan, namun rasa sakit fisik itu tak cukup untuk mengatasi kehancuran mental yang dia rasakan.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status