Share

Bab 153

Author: Nadira Dewy
last update Last Updated: 2024-10-03 21:00:36

Pagi itu, koridor kantor berubah menjadi panggung drama yang tak terduga.

Sarah, dengan rambut acak-acakan dan baju yang tak lagi rapi, tergeletak tak jauh dari pintu lift.

Bau pesing menyengat yang berasal darinya menambah suasana menjadi lebih memalukan.

Satu per satu staf yang baru tiba berhenti, membentuk lingkaran di sekelilingnya. Bisikan dan tawa teredam mulai mengisi ruangan, membuat Sarah yang semula terlelap, terbangun.

“Apa dia mabuk semalam? Padahal, Miss Helena kan memintanya segera menyelesaikan desain,” ujar salah atau staff di sana.

“Entahlah... dia benar-benar terlihat memalukan, apa dia masih waras?”

“Pantas saja dia tidak diperlakukan dengan hormat padahal katanya dia adalah anggota keluarga Wijaya. Mungkin, kebiasaan seperti inilah yang membuat dia seperti keluarga Wijaya yang tidak dianggap.”

“Ya ampun, bagaimana dia bisa tertidur dengan nyaman padahal ba
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 154

    Cahaya sore yang hangat menyelinap melalui jendela kantor Alura Fashion Group, memberikan nuansa keemasan pada ruangan yang dipenuhi dengan desain dan sketsa. Helena menginstruksikan salah satu pegawainya untuk membeli beberapa cup kopi dari kafe favorit mereka di luar. Tidak lama kemudian, pegawai itu kembali dengan tangan penuh cup kopi aneka rasa. “Kopinya sudah datang, yuhu...!” ucapnya, bersemangat. Satu persatu, setiap orang di kantor mengambil kopi sesuai dengan selera mereka, termasuk Sarah yang memilih Americano dengan ekspresi puas, persis seperti yang Helena pikirkan. ‘Bagus sekali! Tidak rugi juga menjadi budakmu dulu, aku tahu banyak hal tentangmu, Sarah.’ batin Helena. Kesibukan kembali menyelimuti ruangan, suara ketukan keyboard dan diskusi tentang desain terbaru mengisi sore itu.

    Last Updated : 2024-10-03
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 155

    Setelah makan malam bersama kedua orang tuanya, Sarah mengucapkan, “Selamat malam, Ayah dan Ibu. Aku akan pergi ke kamar untuk istirahat lebih dulu,” Kedua orang tuanya mengangguk setuju, “Pergilah,” jawab mereka, kompak. Sarah melangkah ke kamarnya, dia benar-benar akan tidur dengan tenang karena hanya di kamarnya saja lah dia akan merasa aman dan nyaman. Membaringkan dirinya di atas kasur, Sarah menarik selimut hingga ke dagu. Kamar itu sunyi, hanya suara jam dinding yang berdetak lambat terdengar menemani keheningannya. Sarah terlelap, namun tidak lama kemudian, mimpi buruk mulai menghantui tidurnya. Dalam mimpi itu, suara mendesing yang menyeramkan menggema di telinganya. Sarah berada di sebuah ruangan gelap, dan tiba-tiba sosok yang tak asing lagi muncul di hadapannya. “Sarah...” Dengan wajah pucat dan mata

    Last Updated : 2024-10-04
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 156

    Dengan langkah gontai, Sarah memasuki kantor. Wajahnya pucat pasi, mata sembab dan rambut acak-acakan, jelas menunjukkan bahwa dia baru saja mengalami malam yang mengerikan. Sambil memegang kepala yang berdenyut, Sarah mencoba duduk di depan komputer dan menatap layar yang menyala, tapi tulisan di layar itu seperti berputar-putar, tidak bisa dia pahami. “Sial!” maki Sarah, pelan. “Kenapa aku tidak bisa berpikir sedikitpun, sih?” Setiap kali dia mencoba untuk fokus, suara mendiang Ralin yang lembut namun menyeramkan kembali menggema di kepalanya, “Sarah... Sarah...” Keringat dingin mulai membasahi keningnya, tangannya gemetar saat mencoba mengetik laporan yang harus disiapkan untuk rapat siang itu. Sarah menoleh ke belakang, sekeliling tempatnya berada, semua orang yang ada di ruangan itu tengah sibuk dengan pekerjaannya. ‘Sudahlah, aku harus lebih berk

    Last Updated : 2024-10-04
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 157

    Malam itu, di kediaman Tuan Wijaya kedua. Sarah terjaga dari tidurnya, matanya lelah dan terasa berat, dengan rambut yang kusut tak terurus. Kamar yang biasanya rapi kini berubah menjadi sarang kekacauan, pakaian berserakan, buku-buku terbuka tergeletak di lantai, dan foto-foto yang telah terlepas dari dindingnya. Dia merasakan ketakutan yang mendalam, sebuah ketakutan yang telah menghantuinya selama berhari-hari. Suaranya terdengar parau saat dia berteriak, “Bibi Ralin, hentikan!” Namun, hanya hening yang menjawab teriakannya. Tangisannya pecah tanpa peringatan, suara isakan yang menyayat hati menggema di dinding kamar yang sepi. Sarah meremas kepalanya sendiri, berusaha mengusir suara-suara yang hanya dia yang bisa mendengar. “Sarah, cukup!” teriak Tuan Wijaya kedua dari luar pintu yang terkunci. Ibunya berusah

    Last Updated : 2024-10-05
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 158

    Alexander memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi, kekhawatiran memuncak di dadanya saat mendengar kabar dari kepala pelayan rumah bahwa Nyonya dan Tuan Wijaya telah datang ke rumahnya. Jantungnya berdebar, mengingat bagaimana pasangan tersebut seringkali menindas Helena dengan kata-kata kasar dan perbuatan semena-mena setelah kematian Rachel. “Ah, sial! Kenapa juga jalannya macet, sih?” gerutu Alexander. Pedal gas ditekan lebih dalam saat jalan sudah bisa dilalui dengan lancar, setiap detik terasa berharga untuk melindungi Helena dari cengkeraman mereka. “Semoga saja mereka tidak melakukan apapun kepada Helena,” Harap Alexander. Sesampainya di rumah, Alexander mendapati bahwa Tuan dan Nyonya Wijaya sudah pergi. Napasnya sedikit terengah-engah saat dia melangkah masuk, mencari keberadaan Helena. Sudah terbayang bagaimana mungkin Helena terluka atau terintimidasi oleh kedatangan mendadak me

    Last Updated : 2024-10-05
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 159

    Pagi itu di rumah sakit jiwa Atalres, Sarah bersimpuh di lantai ruangan berdinding putih itu, matanya memandang penuh keputusasaan ke arah Tuan dan Nyonya kedua Wijaya. Tangisannya pecah, memecah hening ruangan rumah sakit jiwa yang sepi. “Aku tidak gila, Ayah, Ibu,... aku hanya bisa merasakan kehadiran roh Bibi Ralin. Wanita itu, dia benar-benar tidak melepaskan ku sama sekali, aku tidak gila...” ucapnya, suaranya tercekat oleh isak tangis. Tuan kedua Wijaya, dengan raut muka yang keras, memandang Sarah dengan sinis. Dengan kasar, ia menepis tangan Sarah yang mencoba meraih simpatinya. “Lebih baik kami mengadopsi anak dari panti asuhan daripada melahirkan anak yang gila sepertimu,” katanya dengan dingin, suara itu bagai petir yang menyambar hati Sarah. Menggelengkan kepalanya, Sarah kembali meraih tangan Tuan kedua Wijaya. “Ayah, aku mohon... aku benar-benar tidak gila, aku hanya sedang berusaha menyingkirkan Bibi

    Last Updated : 2024-10-06
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 160

    Pagi itu, di perusahaan Alura Fashion Group. Helena memasuki ruangan CEO dengan langkah pasti, namun hal yang tidak terduga terjadi ketika matanya tertumbuk pada sosok wanita berpenampilan elegan yang sudah menunggu di sana. Wanita itu mengenakan setelan jas desainer mahal, rambutnya tersisir rapi, dan seutas senyum dingin terukir di wajahnya. “Sepertinya, hari ini aku tidak memilki waktu untuk berperan sebagai wakil CEO dulu, deh.” gumam Helena, pelan sekali. Helena mengambil tempat duduk di depan wanita tersebut, berusaha menunjukkan sikap tenang meski di dalam hatinya mulai terasa tidak nyaman. Wanita itu mengangkat dagu, matanya menatap Helena dengan pandangan yang meremehkan sebelum akhirnya memperkenalkan diri dengan suara yang tenang namun penuh otoritas. “Aku Elizabeth Smith, nona tertua di keluarga Smith,” ucapnya seraya tangannya memainkan pena di atas meja. “Artiny

    Last Updated : 2024-10-06
  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 161

    “Aku hanya datang ingin menyapa adik ipar yang tidak pernah kau kenalkan kepada Keluarga, apa itu sebuah kesalahan?” tanya Elizabeth, tersenyum mencemooh. Alexander masih menatap tajam, namun Helena terus mencoba bersikap santai. “Jangan salah paham. Aku tidak mengenalkan Helena karena tidak ingin dia tekena bisa ular yang amat beracun, dia terlalu berharga sampai rasanya ingin kubawa ke manapun Ku pergi.” balas Alexander. Mendengar itu, Elizabeth pun hanya tersenyum sinis namun tidak memiliki minat untuk menanggapi ucapan Alexander. “Apa aku perlu keluar dari ruangan ini supaya kalian bisa bicara dengan nyaman?” tanya Helena. Elizabeth menghela napasnya, meraih tas yang sebelumnya ia letakkan di atas meja. “Aku tidak memiliki minat untuk banyak bicara. Jadi, aku tidak mau juga berlama-lama di sini.” Elizabeth bangkit, langs

    Last Updated : 2024-10-07

Latest chapter

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 354

    Helena keluar dari kamar mandi dengan langkah perlahan. Di depan pintu, Alexander terlihat mondar-mandir, wajahnya jelas menunjukkan kegelisahan yang tak bisa disembunyikan. Ketika pintu terbuka, dia langsung menatap Helena dengan penuh harap. “Bagaimana hasilnya, Sayang?” tanyanya cepat, suaranya sedikit bergetar. Helena berdiri diam tanpa ekspresi, membuat Alexander semakin tegang. Untuk beberapa detik, ruangan itu terasa sunyi, hanya diisi dengan napas tertahan Alexander. Namun, perlahan, bibir Helena melengkung menjadi senyuman. Dia mengangkat alat uji kehamilan yang digenggamnya, menunjukkan garis dua yang jelas. “Positif,” ujar Helena dengan suara lembut. Alexander membeku sejenak, lalu dalam hitungan detik dia melangkah cepat ke arah Helena dan memeluknya erat. Tubuhnya bergetar, dan suara tangis kecil terdengar dari pria yang biasanya selalu tenang dan tegar.

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 353

    Hotel itu dipenuhi dengan dekorasi elegan, mencerminkan suasana bahagia dan sakral yang tengah dirasakan semua orang. Hari ini adalah hari pernikahan Patricia dan Helios. Meski perjalanan menuju hari ini penuh dengan perdebatan dan perbedaan pendapat di antara keluarga, akhirnya semuanya berakhir dengan keputusan untuk mendukung pasangan tersebut. Patricia, dengan perut yang mulai terlihat membesar, tampak cantik dalam gaun putih sederhana namun anggun. Helios, yang biasanya dingin dan kaku, menunjukkan sisi yang lebih lembut hari ini. Pandangannya penuh cinta saat menatap Patricia berjalan di altar, menggandeng Tuan Beauvoir yang mengantar menantunya dengan senyuman bangga. Di antara tamu undangan, Rendy dan Angel mencuri perhatian. Kedua anak Helena dan Alexander itu mengenakan pakaian formal yang membuat mereka terlihat sangat menggemaskan. Angel dengan gaun putihnya dan Rendy dengan setelan jas mini membuat para tamu tak henti-hentinya m

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 352

    Emily tersenyum lembut, menggenggam tangan Han yang terasa hangat di jemarinya. Mereka berjalan beriringan di lorong apartemen menuju pintu unit mereka. Sudah dua bulan sejak mereka memutuskan untuk tinggal bersama, sebuah langkah besar yang diambil setelah melewati masa lalu yang penuh luka. “Pikirkan, kita akan jadi koki malam ini,” ujar Han dengan nada bercanda, membuat Emily tertawa kecil. “Jangan lupa siapa yang paling ahli di dapur,” balas Emily sambil mengangkat alis, menggodanya. Di dalam apartemen, mereka segera memulai persiapan makan malam. Han dengan serius mengolah steak daging sapi di dapur, sementara Emily sibuk menyiapkan meja makan, meletakkan piring, gelas, dan lilin kecil untuk suasana yang lebih hangat. Setelah selesai, Han membawa dua piring steak ke meja dan meletakkannya dengan hati-hati. “Makan malam istimewa untuk kita,” katanya dengan nada puas. Emily meletakkan gelas di depan masing

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 351

    Sinar mentari pagi perlahan menghangatkan udara, menciptakan kilauan indah di atas laut yang tenang. Di tengah keindahan itu, Alexander berdiri di hadapan Helena dengan mata penuh cinta. Di tangannya, sebuah cincin berlian bersinar, memantulkan cahaya pagi. Helena menatap Alexander, matanya berbinar namun berkabut oleh air mata haru. “Apa ini, Alexander?” bisiknya, suaranya bergetar. Alexander menggenggam tangan Helena dengan lembut. “Ini bukan hanya cincin, Sayang. Ini adalah janji. Janji bahwa aku akan selalu mencintaimu, melindungimu, dan menjadi pendampingmu dalam suka dan duka. Apakah kau bersedia untuk terus bersamaku?” Helena tidak mampu menahan air matanya. Dengan penuh keyakinan, dia mengangguk. “Ya, Alexander. Aku bersedia.” Alexander menyematkan cincin itu di jari manis Helena. Sentuhan dingin berlian bercampur dengan kehangatan cinta mereka. Setelahnya, Alexander menarik Helena ke dalam pelukannya,

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 350

    Pagi itu, langit cerah tanpa awan, angin sepoi-sepoi dari laut menghembus lembut, menyambut keluarga Alexander yang tiba di sebuah pantai yang luar biasa indah. Pasir putih bersih terbentang sejauh mata memandang, berpadu dengan birunya laut yang jernih dan tenang. Angel dan Rendy berlari ke arah air dengan penuh semangat, membawa sekop kecil dan ember mainan mereka. “Ibu! Ayah! Lihat kami membuat istana pasir terbesar di dunia!” teriak Angel dengan tawa ceria. Helena tertawa kecil, melambaikan tangan pada anak-anaknya. “Hati-hati di dekat air, ya!” Alexander membawa tikar piknik dan membentangkannya di bawah bayangan pohon kelapa. Dia menatap Helena, yang mengenakan gaun pantai berwarna pastel, tampak anggun dan mempesona. “Duduklah, Sayang. Mari kita nikmati momen ini,” ajaknya lembut. Helena menurut, duduk di samping Alexander sambil memperhatikan anak-anak mereka bermain. Angel dan Rendy terlihat asyik membangun r

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 349

    Pagi itu, suasana di rumah keluarga Alexander dipenuhi semangat dan kegembiraan. Helena tengah memeriksa koper terakhir sambil memastikan semua dokumen perjalanan sudah siap. Angel dan Rendy berlarian di sekitar ruang tamu, terlalu antusias memikirkan liburan yang akan mereka jalani. Alexander turun dari tangga dengan kemeja santai, membawa beberapa dokumen yang masih harus ia selesaikan. Namun, senyumnya yang hangat menunjukkan bahwa bahkan urusan pekerjaan tidak bisa mengurangi antusiasmenya untuk perjalanan ini. “Semua siap?” tanyanya kepada Helena. Helena mengangguk sambil tersenyum. “Ya, semuanya sudah rapi. Aku juga sudah mengatur siapa yang akan menangani perusahaan ku selama kita pergi.” Selama mereka pergi, perusahaan Smith akan berada di bawah kendali penuh Tuan Smith dan para eksekutif senior yang sudah dipercaya keluarga Alexander selama bertahun-tahun. Alura Fashion Group, perusahaan f

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 348

    Sore itu, suasana kantor mulai lengang. Para karyawan satu per satu meninggalkan meja mereka, bersiap pulang setelah hari yang panjang. Alexander baru saja menyadari bahwa ada dokumen penting yang tertinggal di ruangannya. Ia meminta Helena menunggu di dekat lobi sementara ia kembali ke ruang kerjanya.“Sayang, ada yang tertinggal. Kau tunggu sini saja, aku akan segera kembali!”“Ya,” jawab Helena. Helena berdiri di dekat lift, matanya mengamati gedung kantor yang mulai sepi. Tak lama kemudian, ia melihat Vera keluar dari ruangan dengan langkah cepat. Perempuan itu tampak terkejut melihat Helena, namun segera menyapa dengan sopan. “Selamat sore, Nyonya Helena,” ujar Vera sambil sedikit membungkuk. Helena mengangguk kecil, senyum tipis menghiasi wajahnya. “Sore juga, Vera.” Ketika Vera melangkah menjauh, Helena tanpa sadar memanggilnya. “Vera.” Langkah Vera terhenti, dan ia berba

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 347

    Helena melangkah masuk ke kantor Alexander dengan langkah ringan. Sudah hampir seminggu libur sekolah dimulai, dan Rendy memilih tinggal di rumah Tuan dan Nyonya Wijaya. Angel juga ikut serta karena tidak mau jauh dari kakaknya. Tuan dan Nyonya Wijaya, dengan kasih sayang tulus mereka, memperlakukan Angel seperti cucu kandung sendiri.Itu pun lah yang membuat Helena meminta Angel memanggil Taun dan Nyonya Wijaya dengan sebutan, ‘kakak dan nenek’. Bagi Helena, situasi ini adalah berkah terselubung. Rumah yang biasanya penuh dengan tawa anak-anak kini terasa sepi, dan ia merasa bosan jika hanya duduk tanpa melakukan apa-apa. Oleh karena itu, ia menerima ajakan Alexander untuk ikut ke kantor dan membantunya bekerja. Namun, Alexander memiliki aturan khusus. “Kau boleh bantu aku, tapi ada syaratnya,” ucapnya dengan senyum khas yang selalu berhasil membuat Helena menggeleng tak percaya. “Syarat apa lagi, sih

  • Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir   Bab 346

    Menjelang sore, Alexander mengajak Helena dan kedua anak mereka, Angel dan Rendy, untuk meninggalkan kantor dan pergi ke pusat perbelanjaan. Alexander merasa sudah terlalu lama tenggelam dalam pekerjaan, dan ia ingin memberikan waktu berkualitas untuk keluarganya. Di pusat perbelanjaan, Angel dan Rendy langsung bersemangat saat melihat tempat permainan anak-anak. “Ibu, Atah, aku mau main itu!” seru Angel sambil menunjuk area permainan. Alexander tersenyum. “Ayo kita biarkan mereka bermain,” katanya kepada Helena. Beruntung, tepat di sebelah tempat permainan itu ada sebuah restoran. Alexander memutuskan untuk mengajak Helena duduk di sana, menikmati makanan ringan sambil memperhatikan kedua anak mereka bermain. Helena tersenyum bahagia, merasa momen seperti ini adalah kebahagiaan sederhana yang tak ternilai. Namun, suasana berubah ketika seorang pria tiba-tiba mendekati meja mereka. “Maaf, apakah ini benar Hece

DMCA.com Protection Status