Beranda / Romansa / Rahim 1 Miliar / Flashback : Menjual diri

Share

Flashback : Menjual diri

Penulis: Enierr
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-06 15:03:59

Cahaya remang yang ada di club itu mengaburkan pandangannya pada sosok wanita yang ada di depannya saat ini. Siluet dress pendek dan rambut bergelombang panjang meyakinkan Ashana jika sosok di depannya ini adalah wanita.

Kurangnya cahaya di dalam club ini memang membuat ia tak bisa melihat jelas wajah wanita itu, tapi untunglah suara lembut wanita ini masih bisa ia dengar dengan jelas.

Untuk beberapa saat Ashana bergeming di tempatnya, seakan syok dengan perkataan yang baru saja masuk ke telinganya.

Menatap lurus pada wanita yang ada di depannya, bibirnya tergagap ingin mengatakan sesuatu, tapi seakan ragu mulutnya tertutup kembali.

“Apa kamu mendengar perkataan saya barusan?” suara dari wanita ini datang kembali terdengar indah di telinga menyadarkannya bahwa telinganya masih berfungsi normal, tak ada yang salah sedikitpun.

Bergerak gelisah seolah tak yakin, Ashana akhirnya mengeluarkan suara, “Apa maksud perkataan anda barusan?” tanyanya pelan tak bertenaga.

Wanita itu tampak menoleh pada sekitar, mungkin mencermati lingkungan yang tak tepat untuk membahas hal penting seperti itu.

Beberapa detik matanya kembali menatap ke Ashana, “Sebaiknya kita keluar terlebih dulu dari sini. Ini bukan tempat yang cocok untuk bicara” ucapnya yang kemudian berbalik ingin pergi.

Tapi sebelum itu, ia sempat menoleh pada Ashana yang masih berdiri diam di tempatnya, “Kenapa kamu masih diam? Ikut saya!” ucapnya lagi terdengar tegas kali ini.

Tak ada pilihan karena ia juga tak terlalu tau tempat ini. Jadilah Ashana berjalan mengikuti wanita yang ada di depannya, hingga mereka akhirnya keluar dari Club itu. Merasa lega berhasil menghirup udara segar, dan mendapati pasokan cahaya yang banyak.

Ia kembali mendengar nada perintah yang sama, “Masuk ke dalam mobil. Saya ingin bicara dengan kamu” ucap wanita itu yang masih saja pelan tapi jelas.

Untuk sesaat Ashana tertegun di tempatnya, menyadari seberapa cantik wanita di depannya ini. Wanita ini tinggi langsing, dengan dress pendek memperjelas lekukan sempurna di tubuhnya. Wajahnya yang di pahat sempurna, walaupun di tutupi kacamata. Ashana masih bisa melihat jika wanita ini seperti artis korea dengan kulit bening, mata besar, hidung kecil yang mancung, dan bibir berisi layaknya model.

Terdiam menghayati wajah di depannya, hingga suara kembali menariknya.

“Apa yang kamu pikirkan? Saya nggak punya banyak waktu jadi cepat masuk!” ucap wanita itu yang mulai agak kesal melihat Asha yang tidak bergerak sama sekali.

Menyadari kesalahannya, karena telah telah tidak sopan menatap seseorang begitu lama hingga membuat orang itu kesal. Asha menunduk seolah bersalah, “Ah maaf” ucapnya pelan yang kemudian mengikuti gerakan wanita itu masuk ke dalam mobil.

Hanya berdua di dalam mobil, Ashana tak bisa berhenti untuk tak menatap wajah cantik disebelahnya. Side profilnya begitu luar biasa sungguh berbeda jauh dari wajahnya.

Menyadari lirikan itu, wanita itu mendengus tak suka, “Biar saya katakan sekali lagi, saya akan membayar 1 Miliar asal kamu mau meminjamkan rahimmu”

Deg

Walaupun sudah dua kali ia mendengarnya, Ashana masih saja bergetar merespon perkataan itu. Belum lagi ketika wanita ini melepas kacamatanya, Ashana seolah tertegun merasakan perasaan familiar luar biasa.

“Kamu hanya perlu melahirkan anak untuk saya dan suami saya.”

Kemudian wanita itu menoleh untuk menatap wajah di sampingnya, “Kamu tidak perlu takut, suami saya hanya akan tidur dengan kamu beberapa kali hingga kamu hamil. Dan setelahnya uang 1 Miliar akan ada di tangan kamu.”

Ashana masih diam tak menjawab, ia hanya terdiam sambil terus mendengarkan.

“Tugas kamu hanya mengandung dan melahirkan. Setelah bayi itu lahir, dia akan menjadi anak saya.”

Wanita itu beralih menyalakan cerutu yang ada di dekatnya, membuat asap mulai memenuhi mobil, “Kamu tidak perlu tau, kenapa saya melakukan itu. Yang harus kamu tau hanya uang 1 Miliar akan saya langsung kirimkan begitu anak itu lahir.”

Menghisap cerutunya lagi, “Tapi tentu saya tau kamu sedang kesulitan uang sekarang. Jadi saya bisa memberikan setengahnya di awal.”

“Berapa yang kamu mau?” tanya wanita itu yang kali ini menatap wajah Ashana.

Sedangkan Ashana masih diam tak tau harus menjawab apa, ia tau ini salah. Tapi setiap kali ia ingin menolak, akal sehatnya selalu di ingatkan dengan pesan Ayahnya.

“Berbahagia lah bersama Ibumu”

“Ayah titip Ibu ya. Jaga Ibu untuk Ayah ya sayang”

Memejamkan mata, mencoba mengusir kewarasannya, “Saya butuh 150 juta sekarang” ucapnya pelan tapi menimbulkan seringai di wajah wanita itu.

“Tentu jika kamu setuju, saya akan langsung transfer 200 juta pada rekeningmu sekarang juga. Jadi, apa kamu setuju?” tanya wanita itu meminta kepastian.

Menelan rasa pahit di tenggorokannya, Ashana mengangguk, “Saya setuju”

Tawa dari wanita itu pecah seketika, “Bagus.”

Ashana bergidik sejenak merasa ngeri mendengarnya tapi kemudian ia teringat hal penting lainnya, “Lalu kapan saya akan menikah?”

Tawa wanita itu langsung sirna saat itu juga, “Menikah? Siapa yang akan menikah?”

Ashana terbengong sesaat, “A-apakah saya tidak akan menikah dulu sebelum saya hamil?” tanya nya mulai terbata.

Hening sejenak dan tawa mulai menggema dari wanita di sampingnya, bahkan bahu wanita cantik itu mulai bergetar.

“Hah, apa kamu bilang? Kamu ingin menikah dengan suami saya? Dengan wajah jelek seperti ini, jangankan menikah melihatnya saja suami saya tak akan mau” ucapnya dengan tangan yang sudah mengibas-ngibas merasa lucu.

Mendengar itu Ashana memucat di tempatnya, “K-kalau begitu anak itu akan jadi anak haram. Saya tidak mau anak saya lahir di luar nikah” ucapnya mulai gugup.

Wanita itu langsung membuang cerutunya, menatap dengan wajah gelap pada Ashana dan detik berikutnya jambakan langsung mendarat di rambut hitam Ashana, “Akhhh” pekiknya.

Menarik kepala itu mendekat padanya, wanita cantik itu menekan setiap katanya, “Jangan bermimpi bisa menikah dengan suami saya. Kamu hanya akan menjual diri, bukan menjadi istri kedua suami saya mengerti?”

Ashana yang merasakan sakit di rambutnya mulai terisak melepas pun tak bisa.

“Dan lihat wajah jelek mu ini, kamu bahkan lebih rendah dari jalang yang cantik dan punya badan bagus. Jadi berterima kasih lah, karena saya sudah membantu hidupmu” tekannya mengejek.

“Kamu hanya perlu berbaring di kasur dan suami saya yang akan menyelesaikan semuanya. Jangan pernah bermimpi untuk jatuh cinta pada suami saya. Yah, lagi pula kamu juga bukan tipe nya sama sekali” ucapnya yang langsung menyentak rambut Ashana hingga terlepas dari tangannya.

Hiks hiks isak sakit sudah mulai keluar dari mulut Ashana, merasakan perih di akar rambutnya.

Menatap pada Ashana yang tampak kesakitan, wajahnya justru bahagia, “ Dan ingat pesan saya jangan pernah jatuh cinta dengan suami saya. Kamu harus tau diri”

Dan beberapa detik diam, hpnya bergetar. Ashana selalu menyalakan dering hpnya, kalau-kalau itu dari pihak rumah sakit.

Tapi saat melihat layar, matanya melebar menatap angka yang fantastis 200 juta sudah di transfer oleh wanita cantik itu. Itu artinya ia sudah mulai menjual dirinya dari hari ini, napasnya langsung sesak menyadari itu.

Mendongak mengusir air mata yang mulai ingin turun jatuh ke pipi. Ia menegarkan hati, mencoba ikhlas dengan semua ini, mengusir perasaan rendah diri yang mulai muncul tak terkendali.

Itu artinya pula ia akan segera tidur dengan suami wanita ini, dengan bergetar Ashana bertanya, “Kalau boleh tau siapa suami anda?”

Bellanca terdiam dan menoleh untuk menatap Ashana, saat mata mereka bertemu, “Caraka Daniswira, CEO dari Daniwira Group” ucapnya terselip nada bangga.

Tapi Ashana langsung membeku, jantungnya berdetak cepat saat mendengar nama itu.

Caraka Daniswira?

Itu CEO tempatnya bekerja

Bab terkait

  • Rahim 1 Miliar    Cinta Pertama Kembali

    Seorang pria yang belum cukup tua terbaring di ranjang rumah sakit, dengan tangan yang di tempeli infus yang tak lagi leluasa bergerak. Mata pria itu lelah seakan tak bisa lagi mengangkat kelopak matanya untuk tetap terbuka.Tapi segaris senyum masih ada menghiasi wajah pucat kurus yang sudah mulai berkerut itu.“Asha…”“Ashana…”Napas pelan yang sulit di dengar itu, memaksa Ashana makin mendekat. Mencondongkan badan ke depan dengan tangan yang mulai menutupi tangan yang lemah itu.Menggenggamnya erat memberikan rasa hangat, Ashana tersenyum cerah seakan tak ada beban di hati.“Iya Ayah, Asha di sini” balas nya sama pelannya seolah berbisik.Wikan Fazaria, yang sudah berumur 40-an itu mengangkat lebih tinggi kelopak matanya menatap keseluruhan wajah putri semata wayangnya.“Putri Ayah…” bisiknya pelan ingin menyentuh wajah yang sangat mirip dengan istrinya itu.Melihat tangan itu yang hanya bergerak tapi tak terangkat, Ashana langsung menariknya hingga menempel pada pipi kanannya. Mata

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-06
  • Rahim 1 Miliar    Saya ingin menikah

    Hari senin yang di janjikan datang tanpa di harapkan, sesuai janji dengan wanita yang ternyata seorang aktris itu, Ashana harus datang ke apartemen Wira.Tapi satu hal yang ia ragukan sekarang, jam berapa ia harus ke sana?Ingin bertanya ia bahkan tak punya kontak pribadi wanita itu, Ashana terpaksa duduk diam di meja kerjanya. Memikirkannya lagi pastilah ia harus datang malam kan? lagi pula mereka hanya perlu tidur saja.Ashana bergidik merasa ngeri saat kalimat tidur dengan pria asing itu muncul di pikirannya. Ia memang mengatakan dengan mulutnya bahwa akan menjual keperawanannya bahkan akan menjual rahimnya, tapi saat sudah menghitung jam seperti ini, ia benar-benar merasa gugup, takut, dan terhina secara bersamaan.Ia merasa menjadi wanita paling tak bermoral dan lebih buruk dari jalang . Jika tak mengingat wajah Ibunya tadi pagi yang sudah mulai membaik, ia pasti akan langsung bunuh diri saja. Tapi masih ada Ibunya dan masih ada kata bahagia yang ia janjikan pada Ayahnya.Ashana

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-06
  • Rahim 1 Miliar    Bellanca Selingkuh

    Mobil Toyota Alphard berwarna hitam berhenti tepat di depan loby Awbel Hotel. Sebelum turun Bellanca berkali-kali menghirup napas, menenangkan perasaannya. Merasa dirinya sudah mulai terkendali, barulah wanita cantik itu turun.Bellanca kali ini menggunakan mantel hitam yang menutupi dress nya, dan topi lumayan lebar untuk menenggelamkan wajahnya.Walaupun penjagaan hotel ini ketat, tak ada salahnya berhati-hati kalau-kalau ada paparazzi yang mengikutinya.Baru saja masuk ke lantai dasar Hotel Awbel tempat restoran Awbel berada. Bellanca tertegun karena area ini kosong. Tak ada satu orang pun di sini.Sehingga matanya dengan cepat menemukan pria dengan punggung tegak sedang duduk membelakanginya.Ah, itu pasti Yasa.Yasa Zabran, cinta pertamanya di bangku SMA. Pria dengan ciri khas lesung pipit di pipinya itu menjadi mantan pertama Bellanca hingga semester pertama kuliah. Yasa adalah pria yang ramah, lembut dan sangat perhatian, sangat berbeda dari Caraka. Karena itu lah ia bisa berpa

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-09
  • Rahim 1 Miliar    Ch 07 : Pria One Night Stand Ava

    Operasi sudah selesai, tapi Ibunya masih belum sadar juga. Ashana tak bisa membendung rasa khawatir di hatinya. Bahkan keringat gugup mulai mengisi di tepian anak rambutnya. “Tante pasti baik-baik aja Sha, tante orang yang kuat dia udah bertahan sejauh ini. Tante nggak mungkin bakal nyerah gitu aja” ucap Ava menguatkan.Ashana mendongak, dengan genangan air mata menatap wajah temannya itu, “Aku takut Va, Ibu lebih milih sama Ayah dari pada pulang ke aku. Aku takut di tinggalin Ibu sendirian Va” ucapnya dengan isak tangis yang mulai menyelingi.Ava menegarkan wajahnya, menarik temannya itu kedalam pelukan yang mungkin bisa menenangkan.Greb Pelukan itu bertambah berat dengan bertambahnya seseorang.Dhia Fannan, teman sekantornya yang sudah menjadi teman dekat, “Sorry aku baru bisa datang Sha, aku minta maaf tidak bisa menemani kamu pas lagi butuh” ucapnya yang sudah melepas pelukan dan kini mulai menangis.Temannya ini memang tak ada di kota ini, karena dia sedang ada dinas luar kota.

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-10
  • Rahim 1 Miliar    Ch 08 : Ambisi Yasa

    Mentari bersilau dari balik gorden yang masih tertutup rapat. Dan kedua insan yang tidur sambil berpelukan itu tampak tak terganggu dengan jam yang mulai tinggi. Merasa masih nyaman di tempat dengan selimut tebal yang lembut dan pelukan yang hangat.Bellanca mengerjap beberapa kali meminta kesadarannya muncul, bersamaan dengan matanya yang sudah mulai fokus. Ia tertegun menatap dada bidang tepat di depannya.Mengangkat mata perlahan, dengan deru jantung beradu, matanya melebar.Pria ini YasaBukan suaminyaDia tidur dengan Yasa semalam.Seolah kewarasan mulai menyelimuti, ia terpekik bangun dari tempatnya. Bergerak mundur menjauh dari sosok itu, melepas paksa tangan yang melingkar di pinggangnya. Lalu matanya menatap lurus pada Yasa yang mulai terusik, ini salah. Dia mengkhianati Caraka saat ini, mengkhianati 6 tahun pernikahan mereka. Kelebat wajah Caraka yang tersenyum lembut membuat dadanya sesak. Senyum itu menghujam tepat di jantungnya, menyadarkannya akan kesalahan yang sudah i

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-11
  • Rahim 1 Miliar    Ch 09 : Caraka Menolak Menikah

    Flashback onAshana jelas sekali ragu-ragu, “S-saya ingin menikah dengan Pak Caraka”DegPerkataan itu membuat hening singkat di ruangan itu.Caraka mengepalkan tangannya erat, “Kamu hanya menjual diri, dan ada apa dengan omong kosong barusan?”Merasakan hawa mengancam di depannya, Ashana memejamkan mata mencoba menghalau rasa takutnya, ia tiba-tiba saja teringat Kevin, bocah yang ia temui tadi. Ashana tak bisa membayangkan bagaimana anaknya lahir di luar nikah bahkan hasil darinya menjual diri. Anaknya pasti akan mendapatkan karma dari tindakan buruk Ibunya. “P-pak saya tidak ingin anak saya lahir di luar nikah, saya tidak ingin anak ini menjadi anak haram” ucapnya pelan.Ia tau tidur dengan pria asing saja sudah dosa, dan Ashana semakin tidak ingin membuat anaknya harus menjadi anak di luar nikah yang lahir hasil dari perbuatan dosa tersebut.Caraka langsung berdiri mendengar itu, “Kalau begitu kenapa kamu menyetujui tawaran istri saya? kamu hanya menginginkan uang seperti jalang la

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-12
  • Rahim 1 Miliar    Ch 10 : Menjadi istri kedua

    Ashana duduk dengan gugup saat ini, tangannya bahkan berkeringat seakan tak percaya jika CEO tempatnya bekerja itu bersedia untuk menikahinya. Padahal Ashana ingat bagaimana marahnya pria ini kemarin, hingga menghancurkan semua barang dan berteriak keras bahwa tidak akan sudi untuk menikah dengannya.Tapi tiba-tiba saja hari ini Pak Caraka menghubunginya dan menyuruhnya untuk datang ke apartemen Wira. Pernikahan ini hanya sah di mata agama saja, tapi tidak di mata hukum dan Ashana paham alasannya.Dia hanya bertugas untuk melahirkan anak saja, nikah sirih pun ia sudah sangat bersyukur setidaknya ia terhindar dari dosa zina. Menunduk menatap tangannya, Ashana bahkan tak mengenakan gaun putih pengantin, ia hanya mengenakan kemeja kerjanya. Padahal ini pernikahan pertamanya tapi keadaannya tak mencerminkan seorang pengantin sama sekali. Ashana meringis menyadari itu.Di ruangan yang kemarin sempat di hancurkan Caraka, sudah ada penghulu dan beberapa saksi untuk mereka menikah. Caraka ta

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-13
  • Rahim 1 Miliar    Ch 11 : Wajah mu mengotori mata!

    Ashana dan Ava berjalan keluar dari gedung Daniswira Group. Belum sempat Ashana pamit pulang, seorang pria langsung menghampiri mereka, lebih tepatnya menghampiri Ava.“Va, yuk aku anter pulang” ucap pria itu dengan senyum yang sangat manis pada Ava. Tapi balasan berbeda justru di berikan Ava pada pria itu.“Nggak usah, aku nggak mau berduaan sama pria yang udah punya tunangan” decak Ava yang langsung menghindar.Ava lalu menatap pada Ashana yang tampak bingung, “Asha aku pulang duluan ya, bye”“Oh, iya bye” jawab kikuk Ashana.Setelahnya Ava langsung bergerak ke pinggir jalan mencari taksi, ia ingin segera menghilang dari sini. Awalnya ia kaget mendapati Jalex ada di depan gedung tempat kerjanya, dari mana pria ini tau ia bekerja di sini?Terlalu kesal, hingga ia tak menyadari Jalex sudah berdiri di sebelahnya menatap lekat wajah yang mengerut itu.“Va, pulang sama aku aja ya? Ya?” tanyanya seperti anak kecil yang memohon membuat Ava menatap heran.Kenapa wajah pria ini terlihat lucu?

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-14

Bab terbaru

  • Rahim 1 Miliar    Ch 39 : Keromantisan Pagi Hari

    Sarapan pagi itu selesai dengan damai dan lancar, Ashana tak hentinya tersenyum lembut merasakan betapa indahnya pagi ini. Ia jadi merasa hari ini akan menjadi lebih baik lagi nantinya. Ashana berjalan kembali ke dapur dengan membawa piring kotor tadi ke wastafel. Ia tak bisa mengharapkan Dina untuk membersihkan meja makan. Lagi pula perempuan itu juga tak terlihat sedari tadi, mungkin ia masih bersembunyi karena menyadari Caraka masih di sini. Menyalakan kran wastafel, Ashana berniat mencuci piring sebelum ia berangkat ke kantor. Ia tak terbiasa meninggalkan piring kotor di rumah, semacam sudah kebiasaan untuk memastikan semuanya bersih sebelum ia pergi. Meninggalkan Caraka di meja makan, Ashana yakin pria itu pasti sudah pergi mengingat tadi Bellanca mengirimkan pesan. Walaupun Ashana tak sampai membaca pesan apa itu, tapi Ashana yakin Caraka akan menemui istri tercintanya itu. Lagi-lagi ketika mengingat kata istri, Ashana melirik ke jari manis tangannya yang tertutup oleh busa s

  • Rahim 1 Miliar    Ch 38 : Sarapan bersama

    Suasana hangat itu langsung berubah canggung, Caraka tak bergerak setelah membaca pesan tersebut. Mata dan pikirannya terpaku pada beberapa kata itu. Terutama kata kangen yang di kirim Bellanca.Ashana yang membawa infused water di tangannya datang mendekat, dan tanpa sengaja melihat ke arah yang sama. Matanya bergetar mendapati nama my wife di layar hp Caraka. Tanpa bertanya siapa, Ashana sudah tau jawabannya.Dengan pelan ia meletakkan gelas itu, denting gelas dan meja beradu menarik kesadaran Caraka. Terkesiap, tangannya spontan menelungkup kan layar hp nya ke meja, seolah sedang tertangkap basah langsung menatap Ashana dengan kaget."Minumannya" ucap Ashana singkat yang mengambil duduk di kursi sana."Ah, makasih" balas Caraka tak kalah singkat. Canggung mendera mereka, Caraka yang seolah ingin mengatakan sesuatu menjadi ragu-ragu. Mulut pria itu terbuka lalu tertutup lagi seolah tak tau harus bicara apa. Di tengah hening itu, Ashana mengambil garpu nya, tanpa melihat Caraka ia

  • Rahim 1 Miliar    Ch 37 : Perasaan hangat

    Mentari mulai muncul perlahan, mengintip di ujung timur dengan semburat jingga cerah. Denting jam berdetak seirama mengisi ruangan, gorden yang terbuka mengizinkan semilir angin masuk.Ashana mengerjap perlahan, berkedip-kedip menyesuaikan cahaya yang mulai terang. Bau wangi softener di selimut membangunkan semua inderanya. Ia mulai mengingat semua yang terjadi, ia mati kelelahan kemarin di dalam mobil Caraka. Semua badannya terasa pegal, bahkan ia sedikit meringis karena sakit. Sepertinya hukuman yang di janjikan Caraka benar-benar bukan omong kosong belaka. Caraka, pria dengan ucapannya, akan lebih baik untuk tidak memancing amarah pria ini lagi. Ashana bergerak perlahan, ia masih sadar untuk pergi bekerja, tak mungkin ia absen begitu saja. Baru saja bergerak perlahan, lenguhan dari arah belakangnya segera membuat Ashana berbalik.Caraka tertidur dengan wajah yang di benamkan di bantal. Lengan pria itu memeluknya di pinggang. "Dia tidur disini?" lirih Ashana. Ia tak ingat bagaima

  • Rahim 1 Miliar    Ch 36 : Bercinta atau keluar

    Ashana yang berlari keluar berhenti ketika sampai di loby mall. Ia bingung, ia datang bersama Caraka, tidak masalah kan jika ia pulang sendiri?Menoleh ke belakang, Ashana menghela napas. Lagi pula sepertinya pria itu juga tak terlalu peduli padanya, buktinya Caraka sama sekali tidak mengejarnya. Meyakinkan diri, akhirnya Ashana berjalan keluar mencari taxi. Jalan raya malam ini terasa ramai, mungkin sebab itu lah ia tak juga menemukan taxi yang dicarinya sejak tadi. Apa sebaiknya ia memesan ojol saja?Saat pikiran itu datang, ia segera mengambil hp dari dalam tasnya, membuka aplikasi hijau.Akan lebih baik, jika ia segera menghilang dari sini sebelum bertemu Caraka lagi. Ashana bingung jika harus menjawab pertanyaan kenapa ia tiba-tiba keluar seperti tadi. Itu hanya gerakan impulsif semata karena perasaannya yang sedikit tertekan. Ia merasa tak bisa terlalu lama berduaan dengan pria itu.Sibuk menunduk menatap layar yang menampilkan driver sedang di cari, suara klakson dari arah de

  • Rahim 1 Miliar    Ch 35 : Jari manis kosong

    Lagi-lagi untuk hari ini Caraka menyerangnya. Menciumi semua isi mulutnya, menjilatinya dengan tangan yang sudah meraba kemana-mana.Kulit nya yang terbuka akibat dress pendek itu sangat di manfaatkan oleh Caraka, tangannya bergerak liar dari punggung, pinggang hingga ke paha Ashana.Ashana memejamkan mata merasakan itu, mendesah pelan dengan menggigit bibir bawahnya agar tak terlalu berisik. Ia harus ingat bahwa ini tempat umum, bukan tempat seharusnya bagi mereka melakukan hal seperti ini. Mau bagaimana pun pikiran nya, tubuhnya sama sekali tak mendengarkan. Ia justru kembali terhanyut dalam perasaan menggelitik ini. Tubuhnya sama sekali tak ingin menghindar, malah semakin merapat ke arah Caraka."Hah" saat desah itu makin terdengar kuat dari Caraka, pria itu segera menarik diri. Menyatukan dahi mereka dengan napas saling beradu.Caraka membelai pipi Ashana yang terasa panas di ujung jarinya, "Kamu pasti lelah, maaf aku akan menahan diri" tulusnya.Ashana langsung mengangkat panda

  • Rahim 1 Miliar    Ch 34 : Dress menggoda

    Mall yang mereka tuju itu ramai dengan manusia. Suara langkah kaki hingga suara tawa memenuhi tempat itu.Ashana menatap sekitar, ini kedua kalinya ia masuk ke dalam mall besar ini, tempat yang pas untuk menghamburkan uang.Menoleh ke sampingnya, Caraka terlihat dalam suasana yang sangat baik. Ashana bahkan bisa melihat wajah dingin yang biasanya kaku itu mengendur rileks. Bahkan sudut bibirnya sedikit terangkat tanpa beban. 'Jika tidak berwajah datar seperti biasanya, Caraka terlihat jauh lebih tampan' pujinya dalam hati. Ia dengan nyaman mengamati wajah tampan itu.Merasakan tatapan dari sebelahnya, Caraka menoleh hingga Ashana terpergok menatapnya sejak tadi. Ashana langsung kikuk, tidak sopan menatap orang lain secara terang-terangan begitu.Ia merutuki dirinya sendiri. "Apa yang sedang kau lihat?" tanya Caraka yang sama sekali tak merasa risih. Justru pria itu bertanya ramah.Ashana semakin bersalah, "Ah, tidak. Aku hanya tidak terbiasa saja datang kesini" ucapnya pelan. Caraka

  • Rahim 1 Miliar    Ch 33 : Kejahilan Caraka

    Ashana mengerjap perlahan, tubuhnya terasa lelah ketika ia bergerak. Tapi hangatnya selimut di tubuhnya membuatnya tak ingin beranjak.Ketika ingatan terakhir tentang perbuatannya dengan Caraka terlintas, ia segera terduduk. Saat itu selimut gelap itu meluruh dari badannya. Ah, dia telanjang, Ashana langsung menarik selimut itu kembali, menutupi badannya.Melihat sekitar, ia di ranjang, tunggu kenapa bisa ia ada disini?"Ini dimana?"Bekerja? lalu bagaimana dengan pekerjaannya. Ingin beranjak dari kasur empuk itu tapi matanya tak menemukan pakaian kerjanya. Kemana perginya pakaiannya?Dengan terpaksa Ashana segera membawa selimut itu untuk berdiri. Ia bergerak membuka gorden, agar lebih leluasa meneliti tempat ini.Bukannya mendapatkan cahaya, matanya melebar ketika melihat pemandangan luar yang berubah gelap dengan lampu gedung menyala, "Jam berapa ini?" lirihnya tak percaya."8 malam" suara dari arah belakang membuatnya berbalik dengan kaget.Tepat ketika itu, Caraka bersandar di p

  • Rahim 1 Miliar    Ch 32 : Bellanca Tidak Mandul

    Suara desahan beradu dari mulut yang saling mengulum satu sama lain. Gerakan kasar pinggul itu menyentak kencang tubuh sang wanita. Di kamar yang luas dengan lampu remang itu membuat suasana makin syahdu di temani lilin putih yang terbakar perlahan di atas meja."Ah Yas..." desah Bellanca mengangkat pinggul nya menerima setiap dorongan yang di berikan Yasa. Napasnya memburu dengan desah nafsu makin tinggi.Yasa tak tinggal diam ia bergerak liar menghujam, merasakan akan mencapai puncaknya ia menekan tubuhnya lebih dalam. Bellanca terpekik nikmat dengan mendesahkan nama Yasa."Ahh Yas ini nikmat..." ucapnya yang terkulai dengan keringat membanjiri tubuh. Tak jauh berbeda dengan Yasa yang langsung terjatuh ke atas tubuh Bellanca. Meletakkan kepalanya di sudut leher wanita itu. Ini sudah pukul 3 pagi, entah sudah berapa lama mereka melakukannya. Tiba-tiba di tengah napas Bellanca yang terdengar pelan menikmati sisa kenikmatan itu, Yasa tersentak kaget seolah menyadari sesuatu.Ia lan

  • Rahim 1 Miliar    Ch 31 : Berlanjut Kekamar mandi

    Ashana menatap malu pada pertanyaan Caraka. Wajahnya yang sudah merah makin merah dibuatnya. Kenapa Caraka malah tiba-tiba meminta izin untuk menciumnya? apa ia lupa, sejak tadi ia sudah berulang kali menciumnya?"Kenapa kamu meminta izin?" tanya Ashana dengan wajah tak sanggup menatap Caraka. Mendengar itu, Caraka tersentak sebentar dan kemudian berubah tersenyum manis merasa senang. Tangannya langsung berpindah bergerak ke pantat Ashana, menekannya ke bawah membuat Ashana mendesah kaget."Aah...""Benar, seharusnya aku bisa melakukan apa saja tanpa perlu meminta izin kan" ucapnya yang mulai menggerakkan pantat Ashana sesukanya.Menekannya kuat keatas dan bawah, membuat wajahnya meredup merasa nikmat. "Kalau begitu akan ku lakukan semua yang aku mau" bisiknya yang sudah mendekatkan wajah ke leher Ashana.Dan detik berikutnya kepala Ashana pusing dengan perasaan nikmat yang membakar tubuhnya. Gerakan tangan Caraka makin cepat menggerakkan pinggulnya, sedangkan mulutnya tak diam, mula

DMCA.com Protection Status