Home / Romansa / Rahim 1 Miliar / Bellanca Selingkuh

Share

Bellanca Selingkuh

Author: Enierr
last update Last Updated: 2023-06-09 14:36:59

Mobil Toyota Alphard berwarna hitam berhenti tepat di depan loby Awbel Hotel. Sebelum turun Bellanca berkali-kali menghirup napas, menenangkan perasaannya. Merasa dirinya sudah mulai terkendali, barulah wanita cantik itu turun.

Bellanca kali ini menggunakan mantel hitam yang menutupi dress nya, dan topi lumayan lebar untuk menenggelamkan wajahnya.

Walaupun penjagaan hotel ini ketat, tak ada salahnya berhati-hati kalau-kalau ada paparazzi yang mengikutinya.

Baru saja masuk ke lantai dasar Hotel Awbel tempat restoran Awbel berada. Bellanca tertegun karena area ini kosong. Tak ada satu orang pun di sini.

Sehingga matanya dengan cepat menemukan pria dengan punggung tegak sedang duduk membelakanginya.

Ah, itu pasti Yasa.

Yasa Zabran, cinta pertamanya di bangku SMA. Pria dengan ciri khas lesung pipit di pipinya itu menjadi mantan pertama Bellanca hingga semester pertama kuliah. Yasa adalah pria yang ramah, lembut dan sangat perhatian, sangat berbeda dari Caraka. Karena itu lah ia bisa berpacaran dengan Caraka, karena Bellanca mencari pria yang berbanding terbalik dengan mantannya sebagai bentuk move on nya.

Tapi kenapa bisa tiba-tiba Yasa datang kembali ke Moon City?

Semenjak mereka putus, Yasa langsung pindah ke Gregara. Dan setelahnya tak ada lagi komunikasi yang terjadi di antara mereka.

Tanpa Bellanca sadari ternyata Yasa sudah menyadari kehadirannya, “Ah Cla” sapanya.

“Silahkan duduk” ucapnya begitu lembut dengan nada perhatian yang masih sama.

Hal itu membuat Bellanca seperti tersedot ke manisnya hubungan mereka kala itu.

Duduk dengan tak tenang, Bellanca bahkan tak bisa mengangkat pandangannya. Ia merasa gugup bahkan jantungnya tak hentinya berdebar sejak tadi.

Yasa tersenyum di tempatnya merasakan bahwa wanita ini masih sama, masih menyimpan rasa padanya. Yasa yakin itu

“Bagaimana kabar mu Cla?” basa basi Yasa memecah kegugupan Bellanca.

Mendengar perkataan tiba-tiba itu, memaksanya mendongak dan Bellanca tertegun mendapati senyum manis dengan lesung pipit yang terbenam di sisi bibirnya. Begitu indah, tanpa sadar ia terpesona.

Pria ini masih saja punya daya tarik luar biasa.

“Cla? Apa kamu baik-baik saja?” tanya Yasa lagi melihat wajah diam Bellanca.

“Ah aku baik-baik saja, bagaimana dengan mu?” tanya Bellanca agak bingung dengan perasaannya.

Yasa masih tersenyum, “Baik, jauh lebih baik lagi saat melihat dirimu” ucapnya tenang.

Tapi Bellanca yang mendengarnya justru yang makin tak tenang. Bellanca memaksa dirinya untuk mengenyahkan perasaan ini, ini tak benar. Debaran jantungnya ini salah tempat.

“Bagaimana jika kita memesan sekarang?” tanya sopan Yasa, “Kamu ingin makan apa?” dan juga masih saja begitu perhatian.

Bellanca dengan cepat mengambil buku menu. Melihatnya satu persatu, seperti kebanyakan wanita, ia bingung.

“Bagaimana dengan quinoa salad with beef, sepertinya kamu masih ada jadwal syuting” saran Yasa yang lagi-lagi membuat Bellanca terdiam

'Itu menu yang rendah kalori' sadar Bellanca.

Yasa orang yang sangat perhatian memerhatikan setiap detail kecil, dia pasti tau Bellanca adalah seorang aktris jadi penting untuk menjaga berat badan, apalagi ini makan malam jadi ia harus makan makanan rendah kalori.

Bellanca langsung tanpa sengaja membandingkannya dengan Caraka, yang selalu memaksanya untuk tak diet. Dan memaksanya makan banyak.

Bellanca sama sekali tak marah, ia tau Caraka melakukan itu demi kebaikannya. Tapi dalam hubungan juga penting rasa pengertian. Apakah ini yang di sebut perbedaan orang yang mencintaimu dengan orang yang mengerti dirimu?

Termenung lagi, Yasa kembali bersuara, “Cla? Apa kamu baik-baik saja? Sepertinya kamu sedang banyak pikiran saat ini”

Menghela napas, Yasa tampak bersalah, “Maaf, seharusnya aku tidak tiba-tiba memintamu untuk bertemu. Aku hanya terlalu senang, bisa kembali ke Moon City dan aku langsung teringat dirimu. Ahhh, seharusnya aku tau kamu pasti lelah”

Melihat itu Bellanca langsung menggeleng, ia merasa tak enak sudah membuat Yasa berpikiran buruk, “Ah tidak Yas, aku baik-baik saja. Sorry tadi tiba-tiba kepikiran pekerjaan” ucap Bellanca lemah.

“Ah syukur kalau begitu, aku kira kamu merasa tidak nyaman karena harus bertemu denganku” ucapnya lirih.

Bellanca langsung membantah itu dengan berteriak, “Tidak Yas, aku senang bisa bertemu dengan mu lagi” nada tinggi itu langsung membuat keadaan menjadi canggung.

Kikuk sejenak hingga tawa Yasa langsung mengisi, jelas sekali dari wajah pria itu jika ia lega dan senang mendengar itu.

“Kamu tidak berubah Cla” ucapnya dengan mata menyipit.

senyum yang manis itu membuat rona merah muncul di pipi Bellanca.

Makan malam itu selesai dengan cepat tanpa mereka sadari, percakapan mengalir dengan ringan tanpa ada canggung sama sekali. Seolah mereka sudah kembali pada masa-masa mereka akrab dulu.

Ketika Bellanca ingin keluar dari Restoran hotel itu, Yasa meraih pergelangan tangannya, “Masih ada hal yang ingin aku bicarakan….bagaimana kalau kita ke atas?” tanya pelan tapi yakin itu membuat Bellanca terdiam kelu.

Ia harus menolakkan? Ia sudah punya suami, ya walaupun dia tak pernah mempublikasikan pernikahannya.

Tapi belum bicara, Yasa sudah menganggap diamnya itu sebagai persetujuan. Bellanca terseret memasuki lift.

Bahkan tangan Yasa kini tak lagi memegang pergelangan tangannya, tapi sudah berpindah memeluk telapak tangan kecilnya, dan tak di tahan suasana nyaman ini membuat Bellanca tak ingin melepas tangan hangat itu.

Ting

Hingga mereka sampai pada pintu hotel Yasa.

Entah siapa yang memulai dan entah sejak kapan juga, keadaan mereka sudah saling menempel satu sama lain di dinding pintu. Seakan terbawa haru suasana pertemuan kembali, keduanya menyebar rindu dengan ciuman dalam yang makin intens, bahkan mantel Bellanca sudah terlepas jatuh ke lantai.

Yasa tampak tak sabar dengan perlahan mengangkat tubuh itu ke dalam gendongannya, dengan ciuman yang tak juga di lepas. Bellanca pun hanya pasrah saja ketika merasakan punggungnya menyentuh kain lembut yang empuk. Matanya yang terpejam menikmati ciuman dan aroma Yasa, ia sudah tak peduli lagi dengan hal lain.

Yasa melepas ciuman itu, tapi tak memberikan jarak pada kedua tubuh yang saat ini sudah berhimpitan di atas tempat tidur, dengan kedua tangan berada di sisi kepala Bellanca, sedangkan kedua kaki Bellanca terbuka di sisi badan Yasa.

“Cla, I still Love You”

“Always, dari kita putus hingga sekarang” lirih hembusan napas Yasa mengalir di kulit wajah wanita yang tampak syok itu.

Bellanca terdiam seakan tak percaya.

Tak menunggu respon, Yasa kembali menurunkan wajahnya lebih dekat, mengecup pelan pada sisi bibir Bellanca, “I Love You”

Lalu beralih pada pipi dan terus hingga hembusan napasnya hinggap di telinga wanita itu, “Please, jadi milik aku lagi Cla”

Kalimat itu jatuh bersamaan dengan napas Bellanca yang tercekat, jika suasananya normal mungkin Bellanca akan langsung menjawab tak bisa. Tapi dengan suasana intim ini, Bellanca seakan tertahan untuk menolak. Pikiran waras nya sudah hilang sejak ia masuk ke kamar hotel ini. Terlebih Ada sedikit perasaan yang seolah masih menginginkan tempat itu.

Apalagi ketika ia kembali di hadapkan pada pria yang selalu bisa menghangatkan hatinya. Tatapan mata dan senyum pria ini masih sama dengan dulu. Dan ada rasa egois di hati Bellanca, untuk bisa memiliki hal itu lagi.

Dan ketika tubuh mereka sama-sama sudah tak tertutup kain sehelai pun. Yasa mendekatkan bibirnya pada telinga Bellanca, “Cla, I love you”

Detik itu juga hp Bellanca berdering nyaring di udara dan nama layar My Husband jelas tercetak di sana.

Mata Bellanca melebar seakan sadar, ‘Caraka’

Related chapters

  • Rahim 1 Miliar    Ch 07 : Pria One Night Stand Ava

    Operasi sudah selesai, tapi Ibunya masih belum sadar juga. Ashana tak bisa membendung rasa khawatir di hatinya. Bahkan keringat gugup mulai mengisi di tepian anak rambutnya. “Tante pasti baik-baik aja Sha, tante orang yang kuat dia udah bertahan sejauh ini. Tante nggak mungkin bakal nyerah gitu aja” ucap Ava menguatkan.Ashana mendongak, dengan genangan air mata menatap wajah temannya itu, “Aku takut Va, Ibu lebih milih sama Ayah dari pada pulang ke aku. Aku takut di tinggalin Ibu sendirian Va” ucapnya dengan isak tangis yang mulai menyelingi.Ava menegarkan wajahnya, menarik temannya itu kedalam pelukan yang mungkin bisa menenangkan.Greb Pelukan itu bertambah berat dengan bertambahnya seseorang.Dhia Fannan, teman sekantornya yang sudah menjadi teman dekat, “Sorry aku baru bisa datang Sha, aku minta maaf tidak bisa menemani kamu pas lagi butuh” ucapnya yang sudah melepas pelukan dan kini mulai menangis.Temannya ini memang tak ada di kota ini, karena dia sedang ada dinas luar kota.

    Last Updated : 2023-06-10
  • Rahim 1 Miliar    Ch 08 : Ambisi Yasa

    Mentari bersilau dari balik gorden yang masih tertutup rapat. Dan kedua insan yang tidur sambil berpelukan itu tampak tak terganggu dengan jam yang mulai tinggi. Merasa masih nyaman di tempat dengan selimut tebal yang lembut dan pelukan yang hangat.Bellanca mengerjap beberapa kali meminta kesadarannya muncul, bersamaan dengan matanya yang sudah mulai fokus. Ia tertegun menatap dada bidang tepat di depannya.Mengangkat mata perlahan, dengan deru jantung beradu, matanya melebar.Pria ini YasaBukan suaminyaDia tidur dengan Yasa semalam.Seolah kewarasan mulai menyelimuti, ia terpekik bangun dari tempatnya. Bergerak mundur menjauh dari sosok itu, melepas paksa tangan yang melingkar di pinggangnya. Lalu matanya menatap lurus pada Yasa yang mulai terusik, ini salah. Dia mengkhianati Caraka saat ini, mengkhianati 6 tahun pernikahan mereka. Kelebat wajah Caraka yang tersenyum lembut membuat dadanya sesak. Senyum itu menghujam tepat di jantungnya, menyadarkannya akan kesalahan yang sudah i

    Last Updated : 2023-06-11
  • Rahim 1 Miliar    Ch 09 : Caraka Menolak Menikah

    Flashback onAshana jelas sekali ragu-ragu, “S-saya ingin menikah dengan Pak Caraka”DegPerkataan itu membuat hening singkat di ruangan itu.Caraka mengepalkan tangannya erat, “Kamu hanya menjual diri, dan ada apa dengan omong kosong barusan?”Merasakan hawa mengancam di depannya, Ashana memejamkan mata mencoba menghalau rasa takutnya, ia tiba-tiba saja teringat Kevin, bocah yang ia temui tadi. Ashana tak bisa membayangkan bagaimana anaknya lahir di luar nikah bahkan hasil darinya menjual diri. Anaknya pasti akan mendapatkan karma dari tindakan buruk Ibunya. “P-pak saya tidak ingin anak saya lahir di luar nikah, saya tidak ingin anak ini menjadi anak haram” ucapnya pelan.Ia tau tidur dengan pria asing saja sudah dosa, dan Ashana semakin tidak ingin membuat anaknya harus menjadi anak di luar nikah yang lahir hasil dari perbuatan dosa tersebut.Caraka langsung berdiri mendengar itu, “Kalau begitu kenapa kamu menyetujui tawaran istri saya? kamu hanya menginginkan uang seperti jalang la

    Last Updated : 2023-06-12
  • Rahim 1 Miliar    Ch 10 : Menjadi istri kedua

    Ashana duduk dengan gugup saat ini, tangannya bahkan berkeringat seakan tak percaya jika CEO tempatnya bekerja itu bersedia untuk menikahinya. Padahal Ashana ingat bagaimana marahnya pria ini kemarin, hingga menghancurkan semua barang dan berteriak keras bahwa tidak akan sudi untuk menikah dengannya.Tapi tiba-tiba saja hari ini Pak Caraka menghubunginya dan menyuruhnya untuk datang ke apartemen Wira. Pernikahan ini hanya sah di mata agama saja, tapi tidak di mata hukum dan Ashana paham alasannya.Dia hanya bertugas untuk melahirkan anak saja, nikah sirih pun ia sudah sangat bersyukur setidaknya ia terhindar dari dosa zina. Menunduk menatap tangannya, Ashana bahkan tak mengenakan gaun putih pengantin, ia hanya mengenakan kemeja kerjanya. Padahal ini pernikahan pertamanya tapi keadaannya tak mencerminkan seorang pengantin sama sekali. Ashana meringis menyadari itu.Di ruangan yang kemarin sempat di hancurkan Caraka, sudah ada penghulu dan beberapa saksi untuk mereka menikah. Caraka ta

    Last Updated : 2023-06-13
  • Rahim 1 Miliar    Ch 11 : Wajah mu mengotori mata!

    Ashana dan Ava berjalan keluar dari gedung Daniswira Group. Belum sempat Ashana pamit pulang, seorang pria langsung menghampiri mereka, lebih tepatnya menghampiri Ava.“Va, yuk aku anter pulang” ucap pria itu dengan senyum yang sangat manis pada Ava. Tapi balasan berbeda justru di berikan Ava pada pria itu.“Nggak usah, aku nggak mau berduaan sama pria yang udah punya tunangan” decak Ava yang langsung menghindar.Ava lalu menatap pada Ashana yang tampak bingung, “Asha aku pulang duluan ya, bye”“Oh, iya bye” jawab kikuk Ashana.Setelahnya Ava langsung bergerak ke pinggir jalan mencari taksi, ia ingin segera menghilang dari sini. Awalnya ia kaget mendapati Jalex ada di depan gedung tempat kerjanya, dari mana pria ini tau ia bekerja di sini?Terlalu kesal, hingga ia tak menyadari Jalex sudah berdiri di sebelahnya menatap lekat wajah yang mengerut itu.“Va, pulang sama aku aja ya? Ya?” tanyanya seperti anak kecil yang memohon membuat Ava menatap heran.Kenapa wajah pria ini terlihat lucu?

    Last Updated : 2023-06-14
  • Rahim 1 Miliar    Ch 12 : I Love You Yasa

    Makan malam ini terasa canggung untuk Bellanca, pasalnya seseorang yang tidak ia harapkan sedang berada di tempat ini atau lebih tepatnya menjadi investor pada proyek filmnya.Merasakan pandangan seseorang terus berada di wajahnya, Bellanca mengangkat pandangannya menatap pria itu, Yasa.Kenapa tiba-tiba pria ini berinvestasi pada film?Ingin sekali menanyakan soal itu, tapi mereka tak berdua saja. Ini makan malam sebelum proyek film terbarunya dimulai, dimana ada pemain, sutradara, hingga investor pun datang. Tak menahan lagi Bellanca segera berdiri, “Saya permisi ke toilet sebentar” pamitnya yang segera di angguki yang lain.Mencuci tangan di wastafel, ia tak menyadari seseorang mendekat padanya dan menariknya masuk ke dalam salah satu bilik toilet. “Yasa!” pekik kaget Bellanca mendapati kehadiran pria itu.“Apa yang kamu lakukan? Ini tidak benar” ucap Bellanca lagi, ingin keluar dari sana. Tapi tarikan di tangannya menghentikan itu semua, Yasa memegang dengan kuat pergelangan tanga

    Last Updated : 2023-06-15
  • Rahim 1 Miliar    Ch 13 : Wangi Bellanca berbeda

    Bellanca sudah tak pulang beberapa hari ini, membuat keadaan penthouse mereka terasa sepi bagi Caraka. Mungkin memang benar, jika mereka memiliki anak Bellanca akan lebih suka menghabiskan waktu untuk di rumah saja.Menatap kembali hpnya, istrinya itu masih saja belum membalas pesannya. Tidak biasanya istrinya begini, sesibuk apapun dia pasti akan menyempatkan waktu untuk sekedar menjelaskan keadaannya. Hari pun sudah sore bersamaan dengan langit menjingga di luar, menandakan malam akan mulai datang. Caraka berdiri diam di ruang tamu, menatap ke dinding luar sambil menunggu kepulangan istrinya.Melirik singkat jam di pergelangan tangannya, ia bahkan belum mengganti pakaian kantornya, karena terus kepikiran dengan Bellanca. Tak menunggu lama untuk terus bertanya-tanya, pintu penthouse mereka terbuka di detik berikutnya. Dan sosok ramping dengan dress panjang hadir setelahnya. “Darl…” kaget Bellanca mendapati suaminya itu berdiri menatap ke arah dirinya.Dan kemudian senyum manis dan p

    Last Updated : 2023-06-16
  • Rahim 1 Miliar    Ch 14 : Mengubah penampilan

    Langkah kaki kecil itu tergesa-gesa seakan di kejar waktu, dengan masih menggunakan heels kerjanya, Ashana buru-buru memasuki pusat perbelanjaan terbesar di kota ini.Melihat keramaian di sana sini, dan silau terang lampu di dalamnya. Ashana sadar jika ia sudah terlalu lama tak menginjakkan kaki di mall yang dulunya sering ia datangi. Sudah setahun ini kakinya hanya berputar dari kantor, rumah sakit dan kos-kosannya. Hanya 3 tempat itu yang selalu di pijaknya.Tapi tak ia duga karena telepon dari istri Pak Caraka, dia akhirnya kembali menginjakkan kaki di sini lagi. Kembali merasakan hidup di tengah ibu kota yang super padat.Terus melangkah dan menaiki eskalator, Ashana akhirnya sampai di tempat yang di tuliskan Bellanca pada chat yang dikirimnya.Memandang tempat ini sekilas, ia tau ini klinik kecantikan. Untuk apa ia datang kesini?Tau jawaban dari pertanyaan itu hanya ada di Bellanca, Ashana segera memasuki tempat itu mencari wanita cantik yang memintanya untuk datang. Ashana sege

    Last Updated : 2023-06-17

Latest chapter

  • Rahim 1 Miliar    Ch 39 : Keromantisan Pagi Hari

    Sarapan pagi itu selesai dengan damai dan lancar, Ashana tak hentinya tersenyum lembut merasakan betapa indahnya pagi ini. Ia jadi merasa hari ini akan menjadi lebih baik lagi nantinya. Ashana berjalan kembali ke dapur dengan membawa piring kotor tadi ke wastafel. Ia tak bisa mengharapkan Dina untuk membersihkan meja makan. Lagi pula perempuan itu juga tak terlihat sedari tadi, mungkin ia masih bersembunyi karena menyadari Caraka masih di sini. Menyalakan kran wastafel, Ashana berniat mencuci piring sebelum ia berangkat ke kantor. Ia tak terbiasa meninggalkan piring kotor di rumah, semacam sudah kebiasaan untuk memastikan semuanya bersih sebelum ia pergi. Meninggalkan Caraka di meja makan, Ashana yakin pria itu pasti sudah pergi mengingat tadi Bellanca mengirimkan pesan. Walaupun Ashana tak sampai membaca pesan apa itu, tapi Ashana yakin Caraka akan menemui istri tercintanya itu. Lagi-lagi ketika mengingat kata istri, Ashana melirik ke jari manis tangannya yang tertutup oleh busa s

  • Rahim 1 Miliar    Ch 38 : Sarapan bersama

    Suasana hangat itu langsung berubah canggung, Caraka tak bergerak setelah membaca pesan tersebut. Mata dan pikirannya terpaku pada beberapa kata itu. Terutama kata kangen yang di kirim Bellanca.Ashana yang membawa infused water di tangannya datang mendekat, dan tanpa sengaja melihat ke arah yang sama. Matanya bergetar mendapati nama my wife di layar hp Caraka. Tanpa bertanya siapa, Ashana sudah tau jawabannya.Dengan pelan ia meletakkan gelas itu, denting gelas dan meja beradu menarik kesadaran Caraka. Terkesiap, tangannya spontan menelungkup kan layar hp nya ke meja, seolah sedang tertangkap basah langsung menatap Ashana dengan kaget."Minumannya" ucap Ashana singkat yang mengambil duduk di kursi sana."Ah, makasih" balas Caraka tak kalah singkat. Canggung mendera mereka, Caraka yang seolah ingin mengatakan sesuatu menjadi ragu-ragu. Mulut pria itu terbuka lalu tertutup lagi seolah tak tau harus bicara apa. Di tengah hening itu, Ashana mengambil garpu nya, tanpa melihat Caraka ia

  • Rahim 1 Miliar    Ch 37 : Perasaan hangat

    Mentari mulai muncul perlahan, mengintip di ujung timur dengan semburat jingga cerah. Denting jam berdetak seirama mengisi ruangan, gorden yang terbuka mengizinkan semilir angin masuk.Ashana mengerjap perlahan, berkedip-kedip menyesuaikan cahaya yang mulai terang. Bau wangi softener di selimut membangunkan semua inderanya. Ia mulai mengingat semua yang terjadi, ia mati kelelahan kemarin di dalam mobil Caraka. Semua badannya terasa pegal, bahkan ia sedikit meringis karena sakit. Sepertinya hukuman yang di janjikan Caraka benar-benar bukan omong kosong belaka. Caraka, pria dengan ucapannya, akan lebih baik untuk tidak memancing amarah pria ini lagi. Ashana bergerak perlahan, ia masih sadar untuk pergi bekerja, tak mungkin ia absen begitu saja. Baru saja bergerak perlahan, lenguhan dari arah belakangnya segera membuat Ashana berbalik.Caraka tertidur dengan wajah yang di benamkan di bantal. Lengan pria itu memeluknya di pinggang. "Dia tidur disini?" lirih Ashana. Ia tak ingat bagaima

  • Rahim 1 Miliar    Ch 36 : Bercinta atau keluar

    Ashana yang berlari keluar berhenti ketika sampai di loby mall. Ia bingung, ia datang bersama Caraka, tidak masalah kan jika ia pulang sendiri?Menoleh ke belakang, Ashana menghela napas. Lagi pula sepertinya pria itu juga tak terlalu peduli padanya, buktinya Caraka sama sekali tidak mengejarnya. Meyakinkan diri, akhirnya Ashana berjalan keluar mencari taxi. Jalan raya malam ini terasa ramai, mungkin sebab itu lah ia tak juga menemukan taxi yang dicarinya sejak tadi. Apa sebaiknya ia memesan ojol saja?Saat pikiran itu datang, ia segera mengambil hp dari dalam tasnya, membuka aplikasi hijau.Akan lebih baik, jika ia segera menghilang dari sini sebelum bertemu Caraka lagi. Ashana bingung jika harus menjawab pertanyaan kenapa ia tiba-tiba keluar seperti tadi. Itu hanya gerakan impulsif semata karena perasaannya yang sedikit tertekan. Ia merasa tak bisa terlalu lama berduaan dengan pria itu.Sibuk menunduk menatap layar yang menampilkan driver sedang di cari, suara klakson dari arah de

  • Rahim 1 Miliar    Ch 35 : Jari manis kosong

    Lagi-lagi untuk hari ini Caraka menyerangnya. Menciumi semua isi mulutnya, menjilatinya dengan tangan yang sudah meraba kemana-mana.Kulit nya yang terbuka akibat dress pendek itu sangat di manfaatkan oleh Caraka, tangannya bergerak liar dari punggung, pinggang hingga ke paha Ashana.Ashana memejamkan mata merasakan itu, mendesah pelan dengan menggigit bibir bawahnya agar tak terlalu berisik. Ia harus ingat bahwa ini tempat umum, bukan tempat seharusnya bagi mereka melakukan hal seperti ini. Mau bagaimana pun pikiran nya, tubuhnya sama sekali tak mendengarkan. Ia justru kembali terhanyut dalam perasaan menggelitik ini. Tubuhnya sama sekali tak ingin menghindar, malah semakin merapat ke arah Caraka."Hah" saat desah itu makin terdengar kuat dari Caraka, pria itu segera menarik diri. Menyatukan dahi mereka dengan napas saling beradu.Caraka membelai pipi Ashana yang terasa panas di ujung jarinya, "Kamu pasti lelah, maaf aku akan menahan diri" tulusnya.Ashana langsung mengangkat panda

  • Rahim 1 Miliar    Ch 34 : Dress menggoda

    Mall yang mereka tuju itu ramai dengan manusia. Suara langkah kaki hingga suara tawa memenuhi tempat itu.Ashana menatap sekitar, ini kedua kalinya ia masuk ke dalam mall besar ini, tempat yang pas untuk menghamburkan uang.Menoleh ke sampingnya, Caraka terlihat dalam suasana yang sangat baik. Ashana bahkan bisa melihat wajah dingin yang biasanya kaku itu mengendur rileks. Bahkan sudut bibirnya sedikit terangkat tanpa beban. 'Jika tidak berwajah datar seperti biasanya, Caraka terlihat jauh lebih tampan' pujinya dalam hati. Ia dengan nyaman mengamati wajah tampan itu.Merasakan tatapan dari sebelahnya, Caraka menoleh hingga Ashana terpergok menatapnya sejak tadi. Ashana langsung kikuk, tidak sopan menatap orang lain secara terang-terangan begitu.Ia merutuki dirinya sendiri. "Apa yang sedang kau lihat?" tanya Caraka yang sama sekali tak merasa risih. Justru pria itu bertanya ramah.Ashana semakin bersalah, "Ah, tidak. Aku hanya tidak terbiasa saja datang kesini" ucapnya pelan. Caraka

  • Rahim 1 Miliar    Ch 33 : Kejahilan Caraka

    Ashana mengerjap perlahan, tubuhnya terasa lelah ketika ia bergerak. Tapi hangatnya selimut di tubuhnya membuatnya tak ingin beranjak.Ketika ingatan terakhir tentang perbuatannya dengan Caraka terlintas, ia segera terduduk. Saat itu selimut gelap itu meluruh dari badannya. Ah, dia telanjang, Ashana langsung menarik selimut itu kembali, menutupi badannya.Melihat sekitar, ia di ranjang, tunggu kenapa bisa ia ada disini?"Ini dimana?"Bekerja? lalu bagaimana dengan pekerjaannya. Ingin beranjak dari kasur empuk itu tapi matanya tak menemukan pakaian kerjanya. Kemana perginya pakaiannya?Dengan terpaksa Ashana segera membawa selimut itu untuk berdiri. Ia bergerak membuka gorden, agar lebih leluasa meneliti tempat ini.Bukannya mendapatkan cahaya, matanya melebar ketika melihat pemandangan luar yang berubah gelap dengan lampu gedung menyala, "Jam berapa ini?" lirihnya tak percaya."8 malam" suara dari arah belakang membuatnya berbalik dengan kaget.Tepat ketika itu, Caraka bersandar di p

  • Rahim 1 Miliar    Ch 32 : Bellanca Tidak Mandul

    Suara desahan beradu dari mulut yang saling mengulum satu sama lain. Gerakan kasar pinggul itu menyentak kencang tubuh sang wanita. Di kamar yang luas dengan lampu remang itu membuat suasana makin syahdu di temani lilin putih yang terbakar perlahan di atas meja."Ah Yas..." desah Bellanca mengangkat pinggul nya menerima setiap dorongan yang di berikan Yasa. Napasnya memburu dengan desah nafsu makin tinggi.Yasa tak tinggal diam ia bergerak liar menghujam, merasakan akan mencapai puncaknya ia menekan tubuhnya lebih dalam. Bellanca terpekik nikmat dengan mendesahkan nama Yasa."Ahh Yas ini nikmat..." ucapnya yang terkulai dengan keringat membanjiri tubuh. Tak jauh berbeda dengan Yasa yang langsung terjatuh ke atas tubuh Bellanca. Meletakkan kepalanya di sudut leher wanita itu. Ini sudah pukul 3 pagi, entah sudah berapa lama mereka melakukannya. Tiba-tiba di tengah napas Bellanca yang terdengar pelan menikmati sisa kenikmatan itu, Yasa tersentak kaget seolah menyadari sesuatu.Ia lan

  • Rahim 1 Miliar    Ch 31 : Berlanjut Kekamar mandi

    Ashana menatap malu pada pertanyaan Caraka. Wajahnya yang sudah merah makin merah dibuatnya. Kenapa Caraka malah tiba-tiba meminta izin untuk menciumnya? apa ia lupa, sejak tadi ia sudah berulang kali menciumnya?"Kenapa kamu meminta izin?" tanya Ashana dengan wajah tak sanggup menatap Caraka. Mendengar itu, Caraka tersentak sebentar dan kemudian berubah tersenyum manis merasa senang. Tangannya langsung berpindah bergerak ke pantat Ashana, menekannya ke bawah membuat Ashana mendesah kaget."Aah...""Benar, seharusnya aku bisa melakukan apa saja tanpa perlu meminta izin kan" ucapnya yang mulai menggerakkan pantat Ashana sesukanya.Menekannya kuat keatas dan bawah, membuat wajahnya meredup merasa nikmat. "Kalau begitu akan ku lakukan semua yang aku mau" bisiknya yang sudah mendekatkan wajah ke leher Ashana.Dan detik berikutnya kepala Ashana pusing dengan perasaan nikmat yang membakar tubuhnya. Gerakan tangan Caraka makin cepat menggerakkan pinggulnya, sedangkan mulutnya tak diam, mula

DMCA.com Protection Status