Share

Rahasia di Balik Cadar Istriku
Rahasia di Balik Cadar Istriku
Penulis: Ladiy Piaanti

RDCI: Satu

"Buka cadarmu Alinda!" pintaku pelan kepada wanita bergamis hitam senada dengan kain yang menutupi kepala juga wajahnya.

Namanya Alinda Tasifa Bella, nama yang sangat indah. Seindah wajah dan tutur bahasanya.

" Ta-tapi Mas.."

Aku tersenyum maklum menanggapi wajah gugup wanita yang baru kunikahi siang tadi. Alinda wanita yang telah kukenal selama lima bulan telah berhasil kuikat dengan janji suci di depan saksi juga ahli agama.

Alinda yatim piatu tinggal bersama Paman dan Bibinya, dia gadis yang mandiri, sebab itulah membuatku langsung jatuh hati.

"Aku suamimu Alinda," ucapku mengingatkan setatus kami.

Meskipun kegugupan masih kentara terlihat, Alinda tetap membuka cadar penutup wajahnya.

Setelah kain itu terbuka seketika membuatku terpaku takjub dengan ciptaanya. Alinda, istriku benar benar cantik.

"Kamu cantik Alin." Sambil beringsut mendekatinya.

Gadis itu tersenyum malu-malu terlihat sangat mengemaskan. Kulit putih bersih terbukti karena ia sering berwuduh kini tanpak merona saat jari jemariku berhasil menjangkau wajahnya.

"Bolehkah Malam ini?" pintaku tercekat

"Besok pun sama saja, Alin," kataku sebelum Alinda menjawab.

Senyumku melebar ketika Alinda mengganguk meskipun rasa gugup hingga berkeringat dingin tak luput dari perhatianku.

"Tapi Mas...!"

Aku menghentikan aksi ketika Alinda tanpak keberatan, namun pada akhirnya gadis itu mengganguk pasrah setelah berkali kali kuyakinkan.

Bukankah hal konyol untuk menunda jika kami sudah menikah. Perlahan lahan tapi pasti kegugupan Alinda berangsur menghilang terbukti dari respon yang ia berikan.

Tersenyum senang membayangkan setelah ini Alinda akan menjadi satu satunya istriku, kami akan hidup bahagia bersama anak-anak kami nanti.

Namun saat memulai semuanya, keningku menyerit. Merasakan sesuatu yang berbeda.

"Aku bukan yang pertama Alin, jujur katakan siapa yang pertama?" Setelah mengatakan itu aku segera bangkit kembali memakai pakaianku.

Rasa kecewa dan amarah meletup letup didalam d4da, salahkah kami para suami mengingikan hal yang pertama? Bagiku itu sebuah keharusan.

Sama saja semuanya sia sia aku menjaga diri jika akhirnya mendapatkan barang bekas. Arghh..

"Cepat katakan, siapa lelaki itu?" tuntutku menatap wanita itu nyalang.

Tak ada jawaban hanya tangisan yang terdengar, isakan Alinda semakin membuat emosiku naik keubun-ubun.

"Tak kusangka disebalik tertutupnya dirimu ternyata ada rahasia yang kau sembunyikan Alinda. Argh.. Kenapa harus kepadaku!" erangku frustasi.

"Saat kamu melamar aku telah menolakmu duluan Mas, karena aku sadar diri tidak pantas bersanding dengamu Mas. Tapi kamu memaksa karena kamu terlihat benar benar mencintaiku dengan tulus," sahutnya disela tangisan.

"Jadi kamu menyalahkanku Alin, asal kamu tahu dari awal jika kamu jujur padaku, tak akan sudi aku menikahimu."

Benar benar wanita penipu, sosok yang dulu kupuja puja kini melihatnya sangat enggan terasa muak sekali. Bahkan menj*ijikan.

"Ternyata kain penutup yang kau pakai hanya menutupi kebusukanmu saja Alinda. Lepaskan saja, kau tidak cocok mengenakannya."

"Jaga ucapanmu Mas, aku diam ketika kamu menghinaku tapi tidak ketika menghina pakaianku. Jika kamu seperti itu, lalu apa bedanya kamu dengan orang munafik."

"Kamu...!"

"Apa Mas, tampar. Ayo tampar saja," teriak Alinda menantang.

"Arghh.. Kurang ajar, gil4 ini sangat gil4."

"Cepat bereskan barang-barang kamu, keluarlah dari rumah ini."

"Baik. Aku akan pergi Mas!" Mengusap kasar pipinya. Alinda bergegas setelah mengenakan pakaian , memasukan pakiannya kedalam koper .

Aku hanya diam kemudian membuka pintu kamar lebar lebar. Mempersilahkan Alinda keluar.

"Ternyata bualan manismu selama ini omong kosong Mas, nyatanya rasa cintamu tak ada seujung kuku," sindir Alinda, tapi aku tak peduli.

"Terserah, cepatlah enyah dariku wanita menji*jikan."

Ia tak menjawab hanya menatapku penuh luka.

"Siapa yang menyuruhmu pergi nak Alin? Jangan pernah pergi sebelum aku yang menyuruhmu. Selain itu tak ada yang berhak."

"Bunda..!?"

Bersambung.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status