Share

19. Ketika dua orang tanpa pengalaman hidup bersama

"Kita USG dulu, ya." Dokter berucap seraya menyunggingkan senyum.

Tepat pukul tujuh, petugas membawa Gendis ke sebuah ruangan. Aku mendampingi, masih dengan dada yang berdebar kencang.

Ruangan itu bertuliskan ruang pemeriksaan dan seorang wanita berseragam putih dengan kaca mata sudah ada di dalam menunggu. Dokter Sonia namanya, beliau adalah pemilik klinik.

Pemeriksaan lanjutan dilakukan setelah Dokter bertanya perihal keluhan sekaligus tanggal terakhir Gendis datang bulan. Kami menjawab sesuai yang kami tahu, apa adanya.

"Mari," ulangnya berdiri di sebelah ranjang periksa karena Gendis hanya mematung, tak segera mengikuti perintah dokter.

"Ayo, Ndis," ulangku memegang bahunya agar dia yang terlihat melamun itu kembali sadar.

Seketika, Gendis menatapku, sedikit berbeda, namun aku tak begitu mengerti arti tatapan Gendis.

"Mari." Dokter kembali berseru. Kali ini Gendis mengikuti meski terlihat masih ragu.

"Bapak bisa duduk di samping istrinya, supaya bisa lihat juga," serunya padaku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status