Beranda / Rumah Tangga / Rahasia Sang Dokter / Ch. 81 Sepasang Mata (2)

Share

Ch. 81 Sepasang Mata (2)

Penulis: Selfie Hurtness
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-13 00:23:48

“Kamu yakin beli sebanyak itu, Sayang?” tanya Adam sambil menatap sang istri dengan tatapan terkejut.

Aline hanya tersenyum sambil mengangguk pelan. Ia segera menyodorkan mainan-mainan itu ke meja kasir dan memberi kode pada Adam untuk segera membuka dompet dan menyelesaikan pembayaran.

“Bakal seneng banget tuh bocah.” gumam Adam sambil merogoh dompetnya.

“Sejenis sogokan sih, aku yakin dia nanti bakalan terkejut dan bingung ketika harus berkenalan dengan istri papanya ini.” Aline menerima kartu berwarna hitam itu dari tangan Adam, menggenggam kartu itu di tangan sambil menatap barang belanjaannya yang tengah dihitung oleh petugas kasir.

“Cepat atau lambat memang dia harus tau sih. Ya walaupun di usianya yang sekarang tentu dia belum bisa paham.” Adam mendesah, ia kembali merangkul pinggang sang istri, tidak peduli pada banyak orang yang ada di sekitar mereka.

Adam hanya merangkul pinggang istrinya, tidak sedang mencumbunya di tempat ini!

“Ia bahkan belum pernah lihat bapaknya, ya? Di
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Iin Rahayu
mudah2an dia blm keluar dr RS jiwa bisa berabe lg urusannya....
goodnovel comment avatar
EdeanN
moga jng ada pertumpahan darah lagi ya kak jng pisahin adam sm aline lwt tngn jeki yg psikopat...lanjut kak......
goodnovel comment avatar
Surya Kumala Sari
kenapa di cerita adam dan aline banyak sekali misterinya mbak otor....deg²an trs bacanya....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 82 Dinner

    “Mandi dan siap-siap, nggak lupa, kan, kalo nanti mama sama papa mau kesini?” mobil Adam sudah berhenti di depan halaman rumah, mereka sudah kembali dari perburuan mencari hadiah untuk Reval besok sore.“Nggak bakalan lupa dong, Sayang!” Aline tersenyum, ia melepaskan seat belt, hendak melangkah turun ketika tangan Adam mencengkeram lengannya.“Mainannya di bawa ke kamar, ya? Takut mama liat dan tanya aneh-aneh.”Kepala Aline terangguk, tentu ia paham dengan maksud di balik perintah yang Adam berikan ke padanya. Cengkeraman tangan itu melonggar, membuat Aline lantas melangkahkan kaki turun setelah membuka pintu mobil. Ia segera mengambil belanjaan yang dia letakkan di bagasi, membawa tas-tas itu masuk ke dalam sesuai perintah yang Adam berikan kepadanya.“Mbak ... ini beneran nanti ibu besar mau kesini?” mak Surati langsung menyambut kedatangan Aline, wajahnya nampak penasaran dengan pertanyaan yang baru saja dia tanyakan.“Iya bener, Mak. Udah siap, kan? Seadanya aja. Mama juga sih n

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-14
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 83 Deal!

    Acara makan malam sudah selesai. Ruang tengah di lantai atas lah yang menjadi tempat yang dipilih Budi dan Erma untuk duduk menikmati secangkir teh hangat sambil bercengkrama dengan anak dan menantunya.Budi tidak bisa memungkiri bahwa ia begitu bahagia melihat bagaimana Adam dan Aline yang sekarang ini. Raut dan sorot mata mereka menunjukkan bagaimana mereka begitu bahagia dengan pernikahan mereka, tidak peduli kemarin sempat terjadi kesalahpahaman yang membuat keduanya hampir saja tercerai-berai.“Nah Dam ... Lin, mama sama papa kemari itu bukan cuma buat ngungsi makan aja, ada sesuatu yang pengen kami bicarakan dengan kalian.” Jelas Budi setelah meletakkan cangkir di atas meja.“Ah ... papa bahasanya, ngungsi makan katanya!” Adam terkekeh, ia sendiri sudah duduk di sebelah sang istri. “Papa lupa kalau hampir seumur hidup Adam ini, papa sama mama yang kasih makan?”Semua yang ada di sana kompak tertawa, namun tidak lama karena kemudian Budi segera menghentikan tawanya dan menatap ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-14
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 84 Sweet

    "... Nggak perlu lagi diajarin caranya, kan?"Adam dan Aline kompak terbelalak, jika wajah Aline seketika berubah memerah, maka berbeda dengan suaminya. Adam kontan nyengir lebar, memamerkan gigi rapi nan putih itu pada sang papa. "Ah ... nggak perlu, Pa. Udah jago kok!" jawab Adam yang kontan mendapat hadiah sebuah sikutan di perut dari sang istri. Budi dan Erma kompak terbahak, dengan gemas Budi menepuk bahu anak semata wayangnya yang selalu sukses membuat dia sakit kepala sejak dulu sekali. Bahkan sampai hari ini, rasanya Adam masih menjadi salah satu penyebab Budi sakit kepala berkepanjangan. "Kalo gitu sono dipraktekin, gih! Mama mau punya cucu lebih dari satu." gumam Erma yang makin membuat Aline kikuk setengah mati. "Empat mau, Ma? Atau setengah lusin sekalian? Nggak masalah sih, Aline kan masih muda." kembali sebuah jawaban santai itu keluar dari mulut Adam, membuat Aline melotot dan rasanya ingin menelan suaminya itu bulat-bulat. "Mas!" tukas Aline gemas. "Dikira melahir

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-15
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 85 Peraturan Baru!

    Aline mengulurkan tangan, meraih ponsel yang dia letakkan di nakas samping tempat tidur lalu mematikan alarm yang berdering cukup nyaring. Sudah pukul empat pagi! Ini adalah rekor di mana pada akhirnya Aline harus merubah siklus hidupnya.“Padahal lagi enak-enaknya tidur!” desisnya sambil menguap, ia kembali meletakkan ponsel itu ke tempat semula setelah memastikan matanya terbuka sempurna.Pandangan Aline beralih ke arah sang suami, dengan lembut ia mengelus pipi Adam. Dia harus sudah sampai di rumah sakit pukul enam pagi. Oleh karena itu, Aline tentu tidak akan lupa membangunkan suaminya juga agar Adam bisa bersiap-siap dan tidak lupa sarapan.“Mas ... bangun yuk! Udah pagi, loh!” gumam Aline lirih sambil menggoyangkan bahu lelaki itu.Nampak Adam bereaksi. Tubuhnya bergerak, namun rupanya hanya mengubah posisi. Matanya masih terpejam dan ia masih belum terjaga. Aline menghela napas panjang, ia segera bangkit, duduk lalu menarik selimut yang menutupi tubuh Adam.“Mas! Masih pengen j

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-28
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 86 Menyebalkan!

    "Mas, ini nggak lucu!"Aline mencebik, wajah yang sudah dia rias tipis dengan make-up tampak begitu masam menatap Adam yang tengah mengenakan kemeja biru, seragam wajib dari rumah sakit. Nampak Adam hanya melirik sekilas, lalu kembali fokus pada cermin yang ada di depannya. "Memang nggak lucu, Sayang." komentarnya dengan begitu santai."Ini gede banget, Mas!" kembali protes itu Aline layangkan, seolah-olah hendak menampar Adam agar lelaki itu tersadar dan menyadari masalah yang sejak tadi Aline layangkan kepadanya. "Memang! Kan tadi Mas udah bilang, nggak ada pakaian ketat, oke?" agaknya segala upaya protes yang Aline layangkan tidak berguna sama sekali. Adam tetap pada pendiriannya, tidak berubah sedikitpun. Aline mendesah, andai sana ia tidak kadung janji, Aline tidak akan pergi hari ini! Tapi masalahnya, kan .... "Tapi ini gedenya kebangetan, Mas!" bagaimana tidak? Celana bahan warna hitam yang kini Aline pakai merupakan punya mak Surati! Dengan tubuh Aline yang tinggi dan lang

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-30
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 87 Cukup Percaya!

    Aline tersenyum menatap bayangan dirinya di cermin. Celana super besar dan kemeja tadi sudah berganti dengan celana bahan yang pas di badan. Tidak terlalu ketat, tapi juga tidak terlalu besar. Untuk atasan, Aline memilih blouse polos yang dia beri tambahan blazer. "Nah gini kan mendingan!" gumam Aline sambil memutar tubuh di depan cermin. Celana dan kemeja yang tadi dia kenakan, sudah Aline bungkus dengan paper bag dan siap dia bawa pulang kembali. Aline meraih bedak dalam tasnya, menepuk-nepuk spon bedak ke wajah lalu bergegas melangkah keluar dari kamar. "Eh udah ganti kostum?" tanya Aleta yang nampak mengulum senyum. "Bawel! Dah ah pergi dulu!" balas Aline dengan bibir mengerucut. Tawa Aleta pecah, ia kembali terbahak-bahak membuat Aline mempercepat langkahnya. Ia harap sudah tidak ada lagi hal menyebalkan yang terjadi hari ini. Cukup dengan sikap Adam yang terlalu over macam tadi. "Ma, Aline pamit dulu, ya?" pamit Aline yang langsung meraih tangan sang mama. "Udah ganti baj

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-31
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 88 Sepasang Mata

    Aline segera turun dari mobil. Ia setengah berlari masuk ke dalam bangunan mewah dengan belasan lantai yang akan menjadi kantornya bekerja.Seraya terus melangkahkan kaki, Aline melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan. Terlambat 15 menit dan itu semua karena Adam, suaminya! "Selama pagi, Bu. Udah ditunggu Bapak di ruangan beliau."Aline tersenyum, ia menganggukkan kepala lalu masuk ke ruang manajemen. Ia harus menyusuri lorong dan naik dengan lift khusus untuk sampai ke ruangan mertuanya itu. "Awas aja kalo pagi-pagi besok masih nyari masalah, ku gepuk!" gerutu Aline mempercepat langkahnya. Ia segera memencet tombol lift begitu sampai di depan pintu lift. Jantung Aline berdegup dua kali lebih cepat, ini adalah kali pertama Aline masuk ke dalam ruangan ini. Pertama kalinya juga untuk Aline kemudian berkerja di tempat yang bahkan tidak pernah hinggap di dalam benak Aline, tidak peduli bapaknya bekerja di industri yang sama. "Ayolah ... jangan ada hal-hal aneh hari in

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-01
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 89 Apel Istri

    Adam segera turun dari mobil begitu beres memarkirkan mobil kesayangannya di parkiran yang ada di depan loby. Nampak seorang security mendekati Adam, sebuah hal yang akan terjadi jika dia parkir di sini. Tapi bukankah Adam punya hak khusus? Dan benar saja, security yang sudah pasang wajah on duty mendadak lembek dan tersenyum manis ke arahnya. "Loh, mas Adam toh? Saya kirain siapa, Mas. Mau ketemu bapak?" sapanya ramah dengan senyum full face. Hilang sudah tujuan awal security itu yang hendak meminta Adam memindahkan mobil ke parkir basement. "Jemput istri, Pak. Kalau ketemu papa sih, agak males. Palingan juga diomelin." jawab Adam asal sambil menjabat tangan security itu. "Ah mas Adam bisa aja! Nyonya di dalam, tadi pagi udah diajak keliling sama bapak. Dikenalin ke semua karyawannya."Mata Adam sontak membulat. "Iyakah? Nggak ada yang macem-macem sama istri saya, kan, Pak?" tanya Adam sedikit terkejut. Lelaki dengan postur tegap itu kontan tertawa terbahak, lucu sekali anak bosn

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-02

Bab terbaru

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 31

    "Astaga!"Beni menghela napas panjang, sementara Aleta, ia bersandar di kursi teras dengan wajah lesu. Selesai sudah ia menceritakan rahasia terbesar dalam hidup Kelvin. Ia sedikit takut sebenarnya, takut Kelvin marah karena Aleta sudah ingkar janji untuk menjaga rahasia ini dari siapapun. Tapi Aleta lakukan ini juga demi Kelvin! "Jadi secara nggak langsung, kamu minta papa tarik Kelvin dari proyek papa sama dia?"Aleta segera menoleh, kepalanya terangguk dengan cepat. Wajahnya berubah, menyorotkan sebuah permohonan. "Tapi belum tentu juga, kan, si Irfan tahu kalau Kelvin ini anak kandung dia, Ta?" wajah Beni nampak ragu. "Pa ... dia udah tahu siapa mama Kelvin, kalaupun sekarang dia belum tahu, cepat atau lambat dia akan tahu!" kekeuh Aleta tidak ingin di bantah. "Coba nanti papa carikan ganti dulu, sebenarnya ini proyek pas banget dan bagus buat Kelvin, Ta." desis Beni lirih. "Nggak bagus kalau nanti dia sampai kenapa-kenapa, Pa! Aku nggak mau itu kejadian!" tegas Aleta mengult

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 30

    "Bagaimana kerjasama mu dengan Beni, Fan? Sudah sampai mana?"Irfan tersentak, ia mengangkat wajah dan mendapati wajah lelaki itu tengah menatap lurus ke arahnya. Dia adalah Setiawan, papa kandung Irfan, orang yang mewariskan segala macam kekayaan dan kekuasaan yang sekarang ada di tangan Irfan. "Baik, Pa. Semua baik. Lusa mungkin kami sudah harus ada di lokasi untuk meninjau dan memantau secara langsung proyek berjalan." jawab Irfan mencoba fokus dan mengenyahkan bayangan Yeni dan Kelvin yang terus bercokol dalam kepalanya. Di meja makan itu tidak hanya ada Irfan dan Setiawan, ada Mery, istri Irfan dan Clarisa, anak bungsu Irfan. Orang-orang ini adalah orang yang tidak boleh tahu, rahasia apa yang selama ini tersimpan, bahwa sebenarnya Irfan memiliki anak lain di luar pernikahannya. "Jangan sampai mengecewakan Beni, papa sudah peringatkan kamu berulang kali, kan? Dia bisa menjadi tonggak supaya perusahaan kita makin kokoh." ucap Setiawan yang entah sudah keberapa kali. Irfan hany

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 29

    "Dia habis nemuin kamu? Serius? Tapi kamu nggak apa-apa kan?" Seketika Aleta panik. Bagaimana tidak kalau calon suaminya ditemui oleh lelaki yang sejak dulu sekali ingin membunuhnya tak peduli dia adalah ayah kandung dari Kelvin. "Emang dia mau ngapain aku sih, Yang? Aku malah takut dia nekat nyari mama, ganggu mama lagi." jelas suara itu risau. "Dia ngomong apa emang?" kejar Aleta penasaran, harusnya tadi dia tidak langsung pulang, jadi dia bisa melihat dan mendengar langsung apa yang lelaki itu katakan pada Kelvin. "Cuma nanya aku bener anak mama apa bukan. Entah dia tahu dari mana, keceplosan juga tadi dia ngomong kalau dia itu dulu temen deket mama." Aleta mendengus perlahan, baru tahu dia kalau Irfan ini orangnya sedikit tidak tahu malu. "Kamu jawab apa? Kamu pura-pura nggak tahu soal rahasia mama sama Irfan, kan?" kekhawatiran mulai menyelimuti hati Aleta, ia benar-benar takut kalau sampai Irfan tega menyakiti Kelvin! "Ya aku berlagak bodoh, sekalian mau mancing reaksi di

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 28

    “Jadi gimana?” cecar Irfan begitu Hendra duduk di kursi yang ada di depan meja kerja Irfan.Nampak Hendra menghela napas panjang, ia merogoh saku dan mengeluarkan ponsel dari dalam sana. Hendra nampak fokus pada benda itu beberapa saat sampai kemudian ia menyodorkan ponselnya ke depan Irfan.Dengan segera Irfan meraih ponsel yang disodorkan padanya. Mata Irfan menyipit membaca rentetan data yang ada di sana, hingga kemudian mata itu membelalak ketika membaca nama orang tua dari lelaki yang hendak menikah dengan putri rekan bisnis Irfan.“Ye-Yeni?” tangan Irfan bergetar hebat, ia mengankat wajah, menatap Hendra yang nampak heran melihat perubahan pada wajah Irfan.“Betul, Pak. Itu ibu kandung dari si Kelvin.” jawab Hendra yang membuat Irfan segera menyandarkan tubuh di kursi.Otaknya mendadak blank. Jadi benar Kelvin adalah anak dari Yeni? Tapi belum tentu itu anak Irfan, kan? Bisa saja Kelvin adalah anak Yeni dengan suaminya, ada nama laki-laki yang tercatat sebagai ayah dari Kelvin d

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 27

    "Bagaimana kalau benar dia ...."Irfan baru saja hendak memikirkan kemungkinan terburuk, ketika tiba-tiba ponsel di atas meja berdering nyaring. Ia tersentak terkejut, dengan bergegas diraihnya benda itu dan segera mengangkat panggilan yang dilayangkan kepadanya. "Gimana, Hen?" Tanya Irfan tak sabar. "Saya sudah dapat semua informasi mendetail tentang calon menantu pak Beni, Pak. Saya da--.""Posisimu di mana?" Tanya Irfan dengan segera. "Saya masih di kampus te--.""Ke ruangan saya sekarang! Saya tunggu!"Tut! Irfan segera memutuskan sambungan telepon. Hatinya benar-benar risau. Ia ingin Hendra menjelaskan dan memberitahu semua informasi itu secara langsung di hadapan Irfan. "Semoga tidak seperti apa yang aku pikirkan." Irfan mendesah panjang. Kepalanya mendadak pening. Tentu ini bukan hal yang mudah untuknya kalau benar ternyata anak itu adalah buah cintanya dengan Yeni. Baik dulu maupun sekarang, kehadirannya akan menjadi sebuah masalah besar! Hal yang kemudian membuat Irfan

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 26

    "Bapak nggak apa-apa?"Irfan tersentak, ia menatap ke arah sebelahnya, di mana Hendra nampak tengah memperhatikan dirinya dengan saksama. "Fine. Saya nggak apa-apa." Irfan menghela napas panjang, berusaha menyunggingkan seulas senyum untuk menutupi pikirannya yang berkecamuk. "Bapak yakin? Sejak tadi saya lihat Bapak seperti tidak fokus. Bapak benar-benar tidak apa-apa? Atau mungkin merasa pusing?"Irfan terkekeh, kepalanya menggeleng pelan sebagai jawaban akan kekhawatiran Hendra. Ternyata anak buahnya begitu memperhatikan Irfan dengan detail. Sampai-sampai dia tahu bahwa sejak tadi pikiran Irfan memang melayang sampai mana-mana.Bagaimana Irfan bisa tenang, kalau wajah dan sorot mata pemuda tadi mengingatkan Irfan pada seseorang pada masa lalu yang bahkan sudah Irfan lupakan sekian lamanya. "Hen, masih ingat tugas yang tadi saya kasih ke kamu?" Irfan benar-benar penasaran, kali ini tujuan Irfan berbeda. Ia memang penasaran, tapi dalam konteks lain."Tentu masih ingat, Pak. Bapak

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 25

    'Kenapa wajah itu ....'Irfan sama sekali tidak tenang. Sejak masuk ruang meeting beberapa saat yang lalu, ia selalu mencuri pandang ke arah itu. Sosok lelaki yang tadi diperkenalkan sebagai calon menantu dari rekan bisnisnya, lelaki yang secara kebetulan sekali duduk tepat di hadapan Irfan. "Jadi untuk pembangunan gedung, rencananya ...."Uraian-uraian itu hanya masuk dari telinga kanan dan keluar dari telinga kiri. Sama sekali tidak masuk ataupun hinggap ke dalam otak Irfan. Pikirannya malah melayang jauh menebus waktu, kembali ke masa dimana kesibukan Irfan hanyalah bersenang-senang dan membuang-buang uang. 'Kenapa raut wajah itu begitu mirip? Tapi mana mungkin?'Keringat mengucur dari dahi Irfan, siluet wajah cantik nan sederhana itu tergambar jelas di pikirannya. Gadis sederhana yang mencuri hati Irfan dan membuat egonya berambisi untuk mendapatkan hati gadis itu. 'Tidak! Tidak!' hati Irfan menjerit. 'Aku sudah meminta dia mengugurkan kandungan itu! Jadi sangat tidak mungkin k

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 24

    "Gimana ini?"Kelvin berkeringat, ia sudah menghabiskan secangkir kopi untuk sekedar membuatnya rileks. Namun ternyata, caranya sama sekali tidak berhasil. Ia sudah bersiap di ruang meeting. Semua dokumen dan berkas-berkas sudah siap. Semua manager yang berkepentingan dalam meeting ini pun sudah terlihat ready. Hanya satu yang belum siap, sama sekali tidak siap, yaitu Kelvin sendiri! "Udah ready semua ya, Vin?"Beni melangkah masuk, nampak tengah merapikan dasi yang dia kenakan. Dengan susah payah Kelvin menghela napas panjang, kepalanya mengangguk sementara ia memaksa suara keluar dari mulutnya tidak peduli sejak tadi lehernya terasa seperti dicekik. "Ready, Pa! Semua udah siap!" jawab Kelvin akhirnya. "Bagus! Mereka udah di bawah. Ikut papa sambut mereka, ya?"Kembali Kelvin membelalak. Ia dengan susah payah menelan ludah dan menganggukkan kepala. Mau bagaimana lagi? Punya kuasa apa Kelvin menolak?Dengan ragu Kelvin bangkit, segera mengekor di belakang langkah Beni. Jantungnya

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 23

    Kelvin menatap jarum jam yang terus berputar dengan teratur tanpa berhenti barang sedetikpun. Kurang tiga puluh menit lagi dan untuk pertama kalinya, Kelvin akan bertemu langsung dengan lelaki itu. "Aku harus gimana?" Kelvin mendesah, keringat mengucur tidak peduli ruangan ini sudah cukup dingin. Dalam seumur hidup, Kelvin pernah memohon agar tidak dipertemukan dengan lelaki itu. Bukan apa-apa, ingatan Kelvin akan cerita sang mama membuat Kelvin tidak yakin akan bisa menahan emosinya. "Kenapa baru aja dapet kerjaan, dipercaya bos sekaligus calon mertua, cobaan aku udah seberat ini, Tuhan?" Kelvin mendesah, ia diliputi kebimbangan yang luar biasa. 'Kamu harus buktikan dan tampar lelaki itu dengan cara elegan!'Kata-kata yang sejak tadi diucapkan Aleta terus berdegung dalam kepala. Semula Kelvin ingin calon istrinya itu mendukungnya untuk pergi dan menghindari pertemuan itu. Nyatanya, Aleta punya pandangan lain. Tapi apakah pertemuan dengan Irfan akan membuat lelaki itu lantas meny

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status