Cerita ini hanya fiktif belaka. Karangan fantasi yang murni hasil dari imajinasi dan kreativitas penulis untuk menghibur para pembaca. Harap menjadi pembaca yang bijak, dan ambillah hal-hal baik di dalamnya. Terimakasih.
Selamat membaca ^^ "Tidak! Aku tidak boleh tertangkap! Aku harus berlari lebih cepat! Lebih cepat!" Ucap Zhao Ning sembari berlari dengan sekuat tenaga. Zhao Ning, pemuda malang yang hidupnya penuh dengan kepahitan. Meski begitu ia tak pernah menyerah dan terus berjuang melawan nasib buruknya. Pemuda itu memiliki kejujuran dan kegigihan di hatinya. Di antara kedua matanya yang murni dan tenang, ada kobaran keberanian dan kesedihan. Ada api semangat yang membara dan memancarkan cahaya. Namun, juga menyimpan ribuan rasa sakit tak terhingga yang sudah di alaminya selama ini. Kepalanya tertutup oleh balutan kain hitam yang tak pernah lepas. Bajunya begitu lusuh dan tubuhnya penuh dengan luka. Setiap goresan dan bekas luka di tubuhnya menjadi bukti betapa ia telah menderita dan bertahan dalam ketidakadilan yang tak terhitung jumlahnya. "Kekeke! Ini menyenangkan sekali!" Ucap salah seorang pemimpin pasukan raja iblis, dia dan pasukannya sedang mengejar Zhao Ning. Meski pemuda malang itu berlari sekuat tenaga, pada akhirnya langkahnya terhenti oleh tombak yang dilemparkan oleh pemimpin pasukan raja iblis tepat di kakinya. Tidak! Tanpa merintih sakit, pemuda itu terjatuh dan berucap lirih dalam hatinya, "Menyedihkan! Aku benar-benar manusia yang menyedihkan! Kenapa aku masih berjuang? Padahal aku sudah tahu kalau pada akhirnya nasibku hanya akan berada di kegelapan saja, harusnya aku diam saja dan membiarkan diriku tertangkap, setidaknya itu lebih baik daripada berjuang pada harapan yang sia-sia ini," pikirnya. "Dapat kekeke!" Pasukan raja iblis tertawa jahat sambil menyeret manusia buruan yang sudah mereka tangkap. Sambil menatap langit Zhao Ning terus bertanya, kejahatan apa yang ia lakukan sehingga hidupnya penuh dengan penderitaan, "Tidak pernah berakhir, selalu saja seperti ini, kenapa? Kenapa dunia ini sangat kejam padaku? Kenapa? Apa aku memang makhluk terkutuk seperti yang mereka katakan? Sehingga hidupku ini hanya ada kegelapan saja? Tidak bisakah aku melihat cahaya? Sekali saja ...." Mata pemuda malang itu pun tertutup dengan tetesan air mata yang penuh kepahitan. Ketika Zhao Ning membuka mata lagi, dia sudah berada di tempat yang paling mengerikan di dunia, TANAH IBLIS. Tempat dimana tak ada hari tanpa teriakan rasa sakit dan penderitaan, tak ada hari tanpa kematian, dan tak ada hari tanpa ketakutan. Di tanah iblis, angin dingin berhembus dengan gemuruh mengerikan, membawa kegelapan dan kehancuran di sekitarnya. Aura jahat dan kegelapan seperti kabut tebal yang menyelimuti setiap jengkal tanah, membenamkan segala cahaya dan kehidupan yang ada. Di tengah jurang kegelapan itu, menjulanglah Gunung Hitam, sebuah tempat mengerikan yang melampaui segala batas. Tempat itu dikenal sebagai Puncak Kegelapan, dan di sanalah terhampar kekuasaan menakutkan sang Raja Iblis, Levanor. Setiap jiwa yang terperangkap di sana dihukum untuk hidup sebagai budak tak berdaya, terjerat oleh belenggu kejahatan yang tak terbantahkan. Mereka dipaksa dengan kejam untuk menggali inti-inti kristal hitam yang menjadi sumber kekuatan gelap sang raja. Mereka semua tak punya harapan apapun selain menunggu Kematian di kolam pengorbanan darah. "Aaaaa!" Teriakkan tanpa henti terus terdengar. Mereka adalah orang-orang yang dikorbankan di kolam darah api untuk dipersembahkan kepada raja iblis Levanor. Api menyulut tinggi membakar semua manusia yang ada di dalamnya. Ketika mereka lenyap seutuhnya. Aura hitam dari arwah yang tersiksa terserap masuk ke dalam kristal-kristal hitam yang tumbuh di Gunung Hitam. "Heyy! Dasar budak-budak rendahan! Cepat kerja kalau tidak ingin mati!" Ucap salah seorang pengawas budak yang ada di gunung hitam. Wajahnya sangat angkuh dan sombong. Platak! Platak! Suara cambuk terus saja berbunyi. Mengiris keheningan dan menciptakan dentuman yang menggema di Gunung Hitam. Cambuk-cambuk itu menjadi nyanyian penyiksaan yang tak pernah berakhir, memaksa setiap budak untuk bekerja tanpa henti. Tak ada belas kasihan yang tersisa di wajah-wajah sangar para pengikut Raja Iblis. Di tanah kekuasaan raja iblis Levanor ini, sudah seminggu berlalu sejak Zhao Ning ditangkap oleh pasukan raja iblis. Seperti budak-budak lainnya, ia dipaksa bekerja menambang kristal hitam tanpa henti. Meskipun kelelahan telah merasuki setiap serat tubuhnya, Zhao Ning terus mengayunkan cangkulnya walau dengan gemetar. "Te-tempat ini neraka!" ucap salah seorang budak dengan suara gemetar, sambil menatap sekeliling dengan mata yang penuh ketakutan. Wajahnya memucat, dan keringat dingin mengalir di pelipisnya. "Shhhht diam! Apa kau bosan hidup!" tegur budak lainnya dengan suara berbisik, matanya memandang tajam sambil menekan bibirnya agar tidak bergetar. Dia berusaha untuk menunjukkan sikap yang tegar di tengah keadaan mencekam. Namun, ketegaran itu terlihat goyah ketika budak yang gemetar tadi menyahut dengan nada yang penuh ketidakberdayaan, "Tapi, apa bedanya ini dengan mati!" Suaranya lirih, namun terdengar jelas di telinga temannya yang sedang berusaha untuk tetap tenang. "Shhht diam! Bagaimana kalau pengawas mendengarnya! Kita akan mati!" "Biarkan saja!" "Kau!" Saat mereka tengah berdebat, tanpa disadari, mereka ketahuan oleh seorang pengawas yang tiba-tiba muncul di dekat mereka. "Heyyy! Apa yang kalian bicarakan! Apa ini tempat berbicara bagi kalian!" teriak pengawas dengan nada tinggi, sambil melangkah cepat menuju arah dua budak itu. Wajahnya memancarkan rasa marah dan ketidakpuasan. Platak! Platak! Dua cambukan kejam langsung menghantam tubuh mereka, merobek baju mereka dan meninggalkan bekas luka merah di kulit mereka. Budak-budak itu berteriak kesakitan, menggigit bibir mereka untuk menahan rasa sakit yang tak terhingga. Pengawas itu menatap mereka dengan pandangan penuh kebencian. "Bawa mereka!" perintahnya dengan tegas, sambil menunjuk ke arah sel penjara yang gelap di kejauhan. Dalam penjara gelap itu, ada puluhan harimau darah kelaparan yang akan mencabik siapapun yang masuk ke dalamnya. "Tidak, pengawas, mohon ampun!" ucap salah seorang budak dengan suara lirih, memohon belas kasihan sambil menundukkan kepala. Dia merasakan rasa putus asa dan ketakutan yang tak terperi dalam hatinya. "Bawa saja aku! Dasar iblis sialan!" sahut yang lainnya dengan penuh amarah. Dia menatap tajam pengawas itu, penuh keberanian. Namun, begitu dia menghina pengawas dengan kata-kata kasar, tanda segel di tangannya tiba-tiba menyala. Rasa sakit yang menusuk menghantam tubuhnya, membuat budak itu berteriak histeris. Bahkan teriakannya bisa didengar oleh seluruh budak yang ada di Gunung Hitam. Begitu mendengar teriakan itu, semua budak lainnya gemetar ketakutan. Mereka merasakan keputusasaan dan harapan yang pudar, terjebak dalam situasi yang tak berdaya. Mereka tahu bahwa siksaan dan penderitaan tak akan berakhir begitu saja. "Sekali lagi! Kapan ini berakhir?" pikir Zhao Ning dengan penuh kepahitan saat melihat tanda budak yang terukir di tangannya. Tanda budak itu membawa sebuah mantra pengikat jiwa yang berfungsi untuk menyiksa budak yang memberontak atau mencoba melarikan diri. Kehadiran tanda budak ini membuat semua budak terpaksa menuruti perintah-perintah kejam para pengawas. Mereka tidak punya pilihan lain lagi. Zhao Ning mengepalkan tangannya dengan rasa marah. Ia ingin berbuat sesuatu, namun sekarang dia hanyalah seorang budak yang tidak memiliki kekuatan apapun. "Haa ...," Zhao Ning menarik dan menghembuskan nafas pelan untuk menenangkan dirinya. Matanya mulai melirik ke segala arah dan melihat wajah para budak yang dipenuhi dengan ekspresi kelelahan dan ketakutan yang terukir dalam setiap kerutan dan noda kotor. Mata mereka kehilangan kilauan harapan, digantikan oleh ketundukan yang membatasi jiwa mereka. Terhimpit oleh tekanan yang tak ada habisnya, mereka melanjutkan pekerjaan mereka dengan sedih dan tanpa semangat. Setiap gerakan mereka dipenuhi dengan rasa sakit dan kelelahan yang tak terkatakan, namun mereka tak memiliki pilihan selain terus berjuang dalam keputusasaan. Setelah melihat itu, kedua mata Zhao Ning turun ke bawah dan bergumam pelan dalam hatinya. "Bagiku, kehidupan di mana pun sama saja, apakah di tanah kekuasaan raja iblis atau di tempat lain, apa bedanya? Ha!" Zhao Ning terkejut akan sesuatu hingga kedua matanya melebar. Tiba-tiba saja, dalam benak Zhao Ning, muncul sosok yang sangat besar dan kuat. Tubuhnya tertutup dalam baju api merah yang berkobar, dan matanya bersinar dengan cahaya yang ganas."Apa itu tadi!" Ucap Zhao Ning yang benar-benar kaget dengan apa yang baru saja dia lihat. Sosok besar yang dilihatnya begitu hebat hingga dapat menghancurkan siapapun hanya dengan satu tatapan matanya. "Sa-sangat hebat, kekuatan yang luar biasa, siapa orang itu?" Pikir Zhao Ning dengan perasaan bergejolak dalam hatinya. "Andaikan aku sekuat itu, tidak-tidak! Andai aku punya sedikit saja kekuatan orang itu, aku mungkin ... Heh," Zhao Ning mengendus pahit lalu melanjutkan, "apa sih yang kupikirkan, harapan hanya akan menjadi harapan, dan khayalan mana mungkin jadi nyata," gumamnya. Zhao Ning pun kembali melanjutkan pekerjaannya dan mengabaikan apa yang baru saja dia lihat. Meski sedikit, hatinya masih berharap pada sesuatu yang menurutnya akan mustahil terjadi. Dalam kehampaan matanya, sorotan penuh kepedihan, Zhao Ning kembali teringat akan pahitnya perlakuan yang kejam yang terus ia terima, di mana pun dia berada. Bayangan penghinaan, penindasan, dan ejekan tanpa henti menghantui
"Tolong! Tolong! Tolong!" jeritan putus asa para budak memenuhi udara. Saat Zhao Ning memalingkan wajahnya, puluhan panah beterbangan melintasi langit hitam. "Para iblis pemburu!" seru Zhao Ning, sambil berlari mengikuti jejak para budak lainnya. Para iblis pemburu adalah pengikut setia Raja Iblis yang dengan kejam memanah para budak untuk dijadikan sebagai tumbal pengorbanan darah. Namun, nasib malang menimpa Zhao Ning. Salah satu panah mendarat tepat di bahunya, menusuknya dengan tajam. "Argh!" rintihnya, sementara racun pelumpuh yang ada di ujung panah itu membuatnya tak bisa bergerak. Dengan tawa jahat, iblis yang melepaskan panah menarik rambut Zhao Ning dan membawanya ke dalam ruangan kolam darah api, tempat yang akan digunakan sebagai tumbal kegelapan bagi Raja Iblis. "Hahaha! Hidup Raja Iblis! Raja malam yang menelan cahaya!" pekik para pemburu iblis itu sambil melempar buruannya ke dalam kolam darah api. Apakah ini akhirnya? Apakah aku akan mati sekarang? Haha, mungkin in
'Bukankah itu ... tanda budak!' pikirnya dengan kaget. Tubuh Jendral Iblis Api terpaku sejenak, tak mampu berkata-kata. 'Dia seorang budak! Tapi, bagaimana mungkin, ini ... ini mustahil!" keheranan meliputi pikiran Jendral Iblis Api, tapi sebelum dia bisa mengekspresikan kebingungannya, salah satu Jenderal Iblis dengan sombong melesat melewatinya untuk menyerang Zhou Ning.. "Jendral Api! Kenapa kau malah berbicara dengannya! Menjengkelkan!" ucap Jendral Iblis Malam dengan tajam ketika dia bergerak cepat menuju Zhou Ning, mengarahkan kepalan tangannya yang dipenuhi aura hitam. "Jenderal Malam, tunggu!" Jendral iblis Api memperingatkan dengan cepat, mencoba mencegahnya. Namun, Jendral iblis Malam yang meremehkan Zhou Ning malah tersenyum sombong, menunjukkan sikapnya yang penuh keangkuhan. "Hemph! Jendral Api, ternyata kau hanya jendral penakut! Untuk apa kau takut, dia hanya seorang semut! Hiyyaaaah!" Dalam sekejap, serangan mematikan berupa pukulan api hitam meluncur menuju Zhou Ni
"Sial!" Jendral Iblis Neraka mengutuk dengan gemuruh yang penuh amarah, tubuhnya membara dengan aura gelap yang mengerikan. "Manusia rendahan menggunakan spirit raja iblis agung? Sampai kapanpun aku tidak akan membiarkannya! Manusia rendahan ini harus mati! Dengan cara apapun!" jendral Iblis Neraka berkata dengan geram. Di sisi lain jendral Iblis Api menatap Zhou Ning dengan kebencian yang sama. "Kurang ajar! Budak sialan ini, siapa sebenarnya dia? Kenapa dia bisa menggunakan spirit raja iblis?" gumam Jendral Iblis Api dengan kebingungan yang terpancar jelas dari wajahnya. "Bagaimana mungkin seorang budak rendahan seperti dia-- grrrtt!" Jendral Iblis Api menggertakkan gigi geram, wajahnya dipenuhi dengan kemarahan dan kebencian. Jumlah iblis yang berhadapan dengan Zhou Ning terus bertambah dengan cepat. Mereka muncul tanpa henti. Bahkan jenderal-jenderal iblis lainnya juga bergabung dan menyerang Zhou Ning. Serangan-serangan mematikan dari pasukan iblis dan jenderal-jenderal mereka
Bang! Dengan kecepatan kilat, tombak hitam yang tajam dan pekat mengarah pada Zhao Ning. Serangan itu begitu cepat hingga Zhou Ning pun tak dapat menghindar dan terlempar seketika saat serangan mendadak itu menghantam tubuhnya. Seketika kabut hitam dari tombak hitam menutupi Zhou Ning, tak ada apapun yang terlihat. Di dalam kabut tebal itu, Zhou Ning terluka sangat parah hingga kesadarannya perlahan lenyap. Saat kesadarannya memudar, kekuatan gelap roh kaisar legendaris mulai terbangun dan mulai merayap ke dalam jiwa miliknya, membuat jiwanya dipenuhi dengan tali-tali hitam. "Hahaha," tawa dari jendral neraka puas. "Kau pasti menjadi debu setelah terkena tombak ular hitam milikku, itu adalah senjata tingkat tinggi yang diberikan raja iblis padaku! Meski seorang jenderal utama sekalipun, dia tidak akan dapat menahannya apalagi kau! Kau pasti ma-- apa!" Jendral neraka terbelalak, blackblood spirit milik Zhou Ning membelahnya hingga hancur dan bertebaran di udara. Di dalam tubuh Zhou
Di sisi timur gunung hitam, gurun iblis membentang luas. Sejauh mata memandang, pasir panas yang bergelombang tanpa kehidupan, cahaya matahari yang memantul seperti kilauan api. Angin panas yang tak henti berhembus, membawa debu dan rasa terpencil yang menggigit.Di tengah gurun iblis, Zhou Ning mulai sadar. Saat itu dia sedang dibawa oleh Lu Ze di punggungnya."Pahlawan kau sudah sadar!" Ucap Lu Ze saat merasakan pergerakan di punggungnya."Mm ... akh!" Zhou Ning merintih pelan, rasa sakit karena perubahan tubuhnya tadi masih terasa."Pahlawan! Apa anda baik-baik saja?" Tanya Lu Ze cemas.Di sisi lain, Zhou Ning yang baru saja sadar merasa sangat terkejut dan tercengang ketika menyadari bahwa ingatannya sekarang dipenuhi dengan pengetahuan yang asing. Beberapa pengetahuan belum pernah dia lihat dan dengar sebelumnya.Teknik latihan, keterampilan roh, teknik pembuatan senjata, formasi, dan banyak lagi, semua itu begitu menakjubkan hingga jika ada satu teknik atau keterampilan yang munc
"Memikirkannya saja sudah membuatku merinding hingga terasa maut sangat dekat," pikir Lu Ze sembari meneguk salivanya.Terhormat? Hebat? Zhou Ning berpikir sejenak. Dia tak merasa seperti itu sama sekali. 'Apa aku harus mengatakan padanya kalau aku juga budak sama sepertinya?' Pikirnya lagi."Itu ... Mungkin aku tidak sehebat dan sekuat yang kau pikirkan, aku-- ya, itu, maksudku ...." Zhou Ning terhenti. Dia tak tahu harus mengatakan apa pada Lu Ze. Dunia ini memang dunia dimana kekuatan sangat dihormati dan Lu Ze benar. Bahkan dirinya masih sulit percaya bisa menjadi sekuat itu, ditambah lagi dengan banyaknya pengetahuan, teknik, dan keterampilan di dalam ingatannya, menjadi sosok terkuat di dunia bukanlah hal yang mustahil."Tuan?""Baiklah, kau bisa memanggilku seperti keinginanmu, tapi aku akan senang kalau kau memanggilku dengan namaku.""Tuan saya benar-benar tidak bisa melakukan itu."'Dia terlihat takut, apa aku semengerikan itu?' pikir Zhou Ning dengan heran."Baiklah, kalau b
"Apa! Bagaimana bisa!" Zhou Ning sangat terkejut, bahkan tidak semua raja iblis memilikinya, apalagi dia, seorang manusia. Meskipun tak dapat berbuat apa-apa, Zhou Ning menghela nafas pasrah, berusaha menenangkan dirinya. "Lu Ze! Bisa kau turunkan aku sekarang, aku sudah baik-baik saja," ucap Zhou Ning nampak tergesa-gesa. "Tapi tuan--" "Aku bersungguh-sungguh, turunkan aku sekarang," potong Zhou Ning dengan tegas. "Kalau begitu baiklah." Lu Ze pun mengalah dan menurunkan Zhou Ning dengan perlahan. Setelah Lu Ze menurunkannya, Zhou Ning segera duduk dan memejamkan matanya. 'Aku tidak percaya ini! Aku harus memeriksanya sekali lagi, mungkin saja aku salah tadi,' pikir Zhou Ning seraya kembali memeriksa inti iblis di tubuhnya. Berapa kali pun Zhou Ning memeriksanya, benda itu memanglah inti iblis. 'Tidak! Tidak!' hal itu seperti mimpi buruk baginya. 'Inti iblis, pusat energi yang hanya dimiliki oleh iblis yang memiliki bloodline kuat, Energi mematikan yang terbentuk dengan darah
Aura gelap sekeliling Luo Qinglan meledak. Gelombang kegelapan menggeram, dan pusaran energi hitam muncul di belakangnya, berputar cepat, menarik segala sesuatu di sekitarnya dengan kekuatan yang mengerikan.Ruang di sekitar pusaran terdistorsi, cahaya membias liar dalam pola yang aneh. Dari dalamnya, secara mengerikan, sesosok raksasa menjelma. Kulitnya hitam malam tanpa bintang, duri-duri panjang mencuat dari tulang punggung dan lengannya. Matanya membara merah, memancarkan kebencian dan kehancuran yang tak terhingga. Rahang yang dipenuhi gigi runcing terbuka lebar, mengeluarkan suara erangan berat yang memekakkan telinga. Inilah Malapetaka Primordial, wujud konsepsi bela diri Luo Qinglan yang sebenarnya.Gu Heng menatap monster di hadapannya, tekadnya tak goyah. Pedang dharmanya bercahaya terang. "Kau memang kuat, tapi aku juga tidak lemah!" ucapannya seraya menyempurnakan pedang dharma yang lebih kuat."Hanya semut lemah, berani sekali kau menantangku. Hari ini, aku akan pasti ak
Walaupun seluruh jiwa-jiwa jahat telah dibersihkan, ruang masih bergetar dengan hawa yang menusuk tulang. Dari balik debu hitam yang perlahan memudar, sebuah sosok terlihat dengan jelas—Luo Qinglan. Dia berdiri di udara dengan wajah tak suka. Baru saja kalah dari cendekiawan benua Tianluo yang dia remehkan, membuatnya kesal. Meski begitu tatapan matanya tetap tinggi, dingin dan meremehkan, seakan apa yang dilakukan Gu Heng hanyalah upaya sia-sia dari kultivator lemah yang tak tahu diri."Mengesalkan, entah bagaimana dia tiba-tiba menjadi kuat. Tapi jangan terlalu berbangga diri, aku punya lebih dari seribu cara untuk menghabisi kalian semua." pikirnya, menatap para kultivator dari Benua Tianyan dengan penuh rasa hina dan benci. Aura tekanan dari tubuhnya mulai naik kembali, menyelimuti sekelilingnya dengan hawa gelap dan mengancam.Zhou Ning menatap ke atas dengan mata menyipit, ekspresinya serius. Dengan tenang, dia mengaktifkan telepati dan segera memperingati Gu Heng. "Jangan leng
"Seraplah pola ini, dan kau akan mengetahuinya," ucap Zhou Ning menyerahkan pola cahaya pembakar jiwa pada Gu Heng.Gu Heng menerima pola tersebut dengan kedua tangan, tatapannya penuh tekad. "Apa pun kesulitan yang menantiku, bahkan jika harus mengorbankan nyawa, aku tidak akan membiarkan ahli jiwa jahat berbuat seenaknya di benua Tianluo!"Zhou Ning menatapnya lekat-lekat, suaranya tenang namun penuh keyakinan. "Kau tidak akan mati."Begitu pola itu bersentuhan dengan kulit Gu Heng, aliran energi mengalir deras ke dalam tubuhnya, menembus hingga kedalaman jiwa. Beberapa saat kemudian, Konsepsi Dharma Jiwa miliknya bangkit sepenuhnya, mewujud dalam kekuatan utuh yang membungkus seluruh tubuhnya dengan aura murni berkilau keemasan. Setiap denyut napasnya menekan kekuatan spiritual jahat yang memenuhi udara."Di bawah konsepsi hati dharmaku, cahaya menjadi pedangku—memisah kebenaran dari ilusi, menyucikan kebencian hingga ke akar. Dalam nama cahaya yang tak pernah padam, aku nyalakan p
"Kekuatan spiritual dari para kultivator benua Tianluo memang menyegarkan," ucap Luo Qinglan dengan senyuman puas. Dia menikmati kekuatan spiritual dari para kulrivator yang telah di rampas oleh jiwa-jiwa jahat itu.Ketika tatapan Luo Qinglan tertuju pada Zhou Ning, raut wajahnya sedikit terkejut. Zhou Ning membalas tatapannya dengan tajam, tanpa rasa takut sedikit pun, membuat senyum di wajah wanita itu semakin melebar."Oho, jadi pemuda ini yang berhasil memecahkan teka-teki kuno? Dia memang pemuda yang menarik," ucap Luo Qinglan dengan suara yang rendah, dia tertarik dengan pemuda yang tak kenal rasa takut itu. "Bahkan aroma kebijaksanaan di tubuhnya sangat murni, bahkan domain jiwa terkutukku hanya bisa sedikit mempengaruhinya."Sesaat kemudian, seringai di wajahnya menghilang, digantikan oleh ekspresi yang lebih serius. "Ada kekuatan larangan yang sangat kuat di tubuhnya, dan aku tidak bisa menembusnya sama sekali," lanjutnya, suaranya dipenuhi dengan rasa penasaran."Bagus sekal
"Kekuatan spiritual gelap?" gumam Zhou Ning, matanya segera menyapu sekeliling dengan waspada. Tubuhnya secara refleks bersiap untuk bertarung."Perasaan tak nyaman ini, mereka adalah Ahli Roh Jahat. Kekuatan spiritual mereka dapat melumpuhkan vitalitas dan semangat roh beladiri dari para kultivator spiritual. Apa yang membuat mereka datang ke sini? Mungkinkah mereka juga tertarik dengan teka-teki catur kuno itu?" duganya dalam hati."Ahli Roh Jahat... mereka bukan musuh sembarangan. Meraka sulit diprediksi, sangat berbahaya." Zhou Ning mengingatkan dirinya sendiri dengan penuh kewaspadaan.Tiba-tiba suara jeritan yang berasal dari dimensi lain mengoyak keheningan. Dari tanah yang pecah dan udara yang menghitam, muncul sosok-sosok kabur—jiwa-jiwa yang terkutuk. Mereka mengerang, meronta, melayang dengan wajah terdistorsi oleh amarah, kebencian, dan dendam masa lalu yang belum terselesaikan. Rantai-roh mengikat tubuh spiritual mereka, dan di ujung rantai itu—berdirilah seorang wanita.
Zhou Ning mencoba untuk memeriksa seluruh tempat, dan menemukan bahwa penglihatan ilahinya telah dibatasi oleh kekuatan hukum yang sangat kuat. "Sudah kuduga, setelah masuk ke dalam sini, ruang lingkup penglihatanku mengecil. Syukurlah, dengan begini aku bisa lebih tenang, seharusnya orang-orang yang memburuku tidak akan bisa berbuat apa-apa untuk sekarang.""Meskipun penglihatanku sudah di batasi, aku masih bisa merasakan aura para ahli tak tertandingi yang ada di setiap sudut tempat ini. Syukurlah seorang cendekiawan memiliki status yang tinggi di sini, beberapa masalah kecil akan teratasi dengan sendirinya. Jika begitu, selain meningkatkan kekuatanku, sepertinya aku juga harus meningkatkan status Cendekiawanku, mungkin nanti aku akan mendapatkan sebuah kejutan." Pikirnya dengan serius.Setelah memeriksa, Zhou Ning menonaktifkan penglihatan ilahinya, dan kembali bergumam di dalam hatinya. "Melihat betapa makmurnya kota ini, tak diragukan lagi bahwa Benua Tianluo memiliki sumber daya
Semua orang tersentak. Dalam sekejap, tanda samar berbentuk lingkaran muncul di antara alis mereka, berpendar sesaat sebelum menghilang ke dalam tubuh mereka. "Tanda Telepati Dewa!" seseorang berseru, suaranya dipenuhi keterkejutan. Zhou Ning menurunkan tangannya kembali, lalu berkata dengan nada yang tenang, "Aku telah menanamkan tanda ini pada kalian semua. Jika aku telah mengambil keputusan, aku akan menghubungi kalian melaluinya." Mo Tian mengamati tanda di tubuhnya, ekspresinya berubah serius. Sebagai seseorang yang telah mendalami banyak teknik langka, dia tahu betul bahwa Tanda Telepati Dewa bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan sembarang orang. Teknik ini memungkinkan komunikasi jarak jauh tanpa batasan ruang, tidak sembarang orang yang bisa memilikinya.Para cendekiawan lain juga terdiam, sebagian dari mereka mencoba merasakan tanda di tubuh mereka. Mereka sadar bahwa ini adalah cara Zhou Ning menjaga netralitasnya tanpa menyinggung siapa pun. Gu Heng menghela napas pa
"Membicarakan lingkungan terbaik, Aula Petir Suci lebih baik!"Perdebatan terus meningkat. Tidak hanya Mo Tian, Mo Yang, dan Gu Heng, tetapi juga beberapa cendekiawan lain dari berbagai sekte ikut menyela, mencoba menarik Zhou Ning ke pihak mereka. Kata-kata tajam terlontar, ketegangan meningkat, dan dalam sekejap, beberapa orang mulai melepaskan tekanan energi mereka, membuat udara di sekitar bergetar.Mo Tian mengepalkan tangan. "Kalian terlalu berisik! Jika ingin bertarung, ayo kita selesaikan sekarang!"Gu Heng menghunus pedangnya sedikit. "Aku tidak takut."Shen Bao mendengus. "Hmph, sekalian saja kita lihat siapa yang lebih kuat!"Di tengah semua itu, Mo Tian mengerutkan kening. Dia merasa direbut begitu saja. Sebagai orang pertama yang mengundang Zhou Ning, seharusnya dialah yang paling berhak mendapatkan perhatiannya! Dengan cepat, dia melangkah ke depan, berdiri lebih dekat dengan Zhou Ning, dan berkata dengan suara penuh ketulusan, "Cendekiawan Muda, saya yakin Anda adalah
Gu Heng, ternyata kau orang seperti itu," suara berat Shen Bao terdengar, menambahkan provokasi. "Tidak tahu malu," lanjutnya dengan nada meremehkan, suaranya lirih namun menusuk."Apa? Kau—!" Gu Heng terbelalak, wajahnya seketika memerah karena marah dan malu. "Kalian… Tidak! Cendekiawan Muda, saya tidak memiliki niat buruk sedikit pun!""Menggunakan Cendekiawan Muda demi kepentingan pribadimu? Itu bukan cara Sekte Tubuh Surgawi," Shen Bao menambahkan dengan dingin, tangannya bersedekap, menatap Gu Heng penuh sindiran.Gu Heng mengepalkan tangan, ekspresinya semakin gelap. Rasa kesal dan frustasi jelas terlihat di wajahnya, tetapi ia menahan diri untuk tidak meledak di depan begitu banyak orang."Shen Bao, kau tak usah berpura-pura suci! Apa kau pikir Sekte Tubuh Surgawi lebih baik? Bukankah kau datang ke sini dengan tujuan yang sama? Jangan bilang kau datang hanya demi menawarkan keramahan!" Gu Heng akhirnya membalas dengan tajam, matanya menyipit penuh kecurigaan.“Kalian semua han