Share

27

Wanita itu terbelalak dengan wajah marah, ia mendesis dan berteriak padaku, ia hendak membalas tapi aku dengan sigap segera mencengkeram pergelangan tangannya dan menepisnya.

"Beraninya wanita kedua dalam hidup Mas Fendi menyerangku, harusnya kau tahu diri!"

Plak!

Sekali lagi pukulan itu mendarat, Santi makin meradang dan bangkit untuk memukulku juga. Kami saling mendorong sementara orang-orang tidak berani untuk ikut campur dan menyela. Tidak ada seorangpun yang mendekat untuk melerai, mereka hanya berdiri sambil menyaksikan dengan wajah tegang.

"Dasar jalang, Kenapa Tak Jujur saja kalau kau masih berhasrat pada Mas Pendi!"

"Kau juga harusnya jujur bahwa kau ketakutan kehilangan Mas Fendi sehingga selalu mencemburuiku tanpa alasan!" Desisku sambil menahan dorongan tubuhnya. Di depanku, wajahnya sangat dekat, napasnya menggemuruh, dia sangat emosi dan ingin memukul diri ini.

"Sudah!" Mbak Arimbi datang menyela kami. Dia mendorong wanita itu agar terlepas dariku.

"Kalian tidak malu di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status