Share

82. Penyesalan

Lintang Timoer mengepalkan lengan hingga buku-buku jarinya memutih. Ia merasa begitu marah sekaligus membenci dirinya sendiri.

Ia seperti seekor semut di tangan raksasa. Dipermainkan sedemikian rupa tanpa bisa melawan.

Lintang Timoer menatap kamar yang dijaga dua pengawal.

Ingin rasanya menerobos dan membawa Renata kabur. Namun terlalu beresiko. Alih-alih berhasil malah nyawanya yang melayang lebih dulu.

Karena itu Lintang Timoer memilih menyelinap pergi, tergesa menuju lorong di mana kamarnya berada.

Setelah mengunci pintu, Lintang Timoer memeras otak hingga rasanya akan meledak. Berbagai rencana berseliweran di kepalanya seperti benang kusut.

Satu-satunya rencana paling realistis untuk saat ini adalah bekerja sama dengan Samudera Biru. Tetapi itu terdengar seperti menjilat ludah sendiri.

Dengan sifat Samudera Biru yang angkuh dan arogan, menjalin kerja sama adalah kemustahilan. Tapi demi Renata, Lintang Timoer bersedia merendahkan dirinya sendiri.

Tawa sumbang memenuhi kamar, Li
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status