Share

85. Ilusi dalam ilusi

Kenzio tercekat saat ular putih peliharaan Lintang Timoer membawanya ke sebuah hutan yang ditutupi oleh kabut.

Mata Kenzio menyipit, mengamati keadaan sekitarnya yang tampak begitu hening. Bahkan suara gesekan dedauanan tertiup angin pun sama sekali tak terdengar, seolah tempat itu adalah ruang hampa.

“Inikah hutan bangkai?” batin Kenzio sangsi. Pasalnya ia tak mencium aroma bangkai sedikit pun, justru hidungnya samar-samar mencium aroma anggrek yang menyegarkan.

Ular putih di samping Kenzio mendesis lalu membuka mulut lebar-lebar.

Sebutir pil berwarna merah muda beraroma amis keluar dan melayang di depan Kenzio.

“Adik Tuanku, makanlah pil kesadaran ini.”

Kenzio mengernyit, menatap ular putih dan pil dengan sedikit jijik.

“Kenapa aku harus memakannya?”

Ular putih menjulurkan lidah dua kali. Desisannya terdengar tak sabar.

“Tidakkah Adik Tuanku merasa ada yang aneh dengan aroma anggrek ini?”

Kenzio menarik napas dan menggeleng polos.

“Hanya ada aroma segar dan menyenangkan seolah se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status