Share

91. Bantuan Telah Tiba

Seperti tersihir Pangeran Agung Harold mengabaikan Samudera Biru. Melesat, meraup jasad Pangeran Aaron yang bergelimang darah.

“Putraku! Sadarlah Nak! Kau tidak boleh begini!” serunya sambil mengguncang dan menepuk-nepuk tubuh Pangeran Aaron yang berlumuran darah.

Samudera Biru menatap ayah anak itu dengan tatapan rumit. Mendengar ratapan Pangeran Agung Harold hatinya merasa sedikit tercubit, teringat diri sendiri yang pernah mengeluarkan ratapan serupa di atas jasad sang ibu.

Angin pedataran melintas, memberi warna sendu pada mereka yang menyaksikan. Namun, perang tetaplah perang, kematian adalah sesuatu yang lumrah tak peduli seperti apa jalannya.

Memanfaatkan kesedihan Pangeran Agung Harold para prajurit serigala milik Perdana Menteri Malvis menyerang. Mereka yang pada dasarnya telah kelelahan tak sabar untuk menaklukan pemimpin musuh dan mengakhiri perang secepat mungkin.

Samudera Biru mencoba menghentikan namun kalah satu langkah. Para prajurit terlanjur menerjang dengan beringa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status