Raul menutup dirinya didalam kamar selama seharian penuh dan melatih tubuhnya, dia menahan tubuhnya dengan satu jarinya dan mencapai konsentrasi tertinggi dalam penguatan tubuh dan Indra. Kotoran didalam tubuhnya disaring dan keluar melalui pori-porinya, secara bertahap ototnya mulai terbentuk dan Raul menjadi lebih tinggi.
Raul menghentikan gerakannya dan segera duduk untuk bermeditasi, dia memasuki keadaan spiritual dan memahami bentuk sejati tubuhnya. Indranya sama sekali tidak tumpul namun tubuhnya benar-benar sangat lemah.Untuk mempraktekan Seni Beladiri Api Biru Raul harus berhati-hati, jika dia salah sedikit saja maka Qi akan menghancurkan Meridian miliknya dan membuatnya meledak menjadi gumpalan daging. Tentunya setelah dilahirkan kembali dan mendapatkan ingatan penuh Raul tidak akan menerima jika dia harus mati ketika saat dia berlatih."Hah." Raul membuka matanya dan bergumam, "Aku harus berlatih dan meningkatkan stamina."Setelah mengganti pakaiannya Raul memutuskan untuk pergi melihat Gudang Harta Keluarga Roso, namun sampainya dia didepan pintu gerbang kediamannya Raul melihat seorang Penjaga Pintu yang menarik tangan Nuna."Pelayan kecil... kau sudah tumbuh dengan baik dan tidak ada gunanya kau merawat sampah didalam, lebih baik kau menjadi Istriku saja dan aku akan memberikanmu kenikmatan setiap malamnya !" Kata Penjaga itu dengan mata yang melihat kearah dada Nuna dengan mesum."Tidak jangan lakukan ini !" Nuna terlihat panik dan takut.*Krak.*Raul menarik rambut Penjaga pintu gerbang dari belakang dan menahannya. Sorot matanya dipenuhi kebencian dan Penjaga itu mengerang kesakitan."Lepaskan !" Teriak Penjaga itu dengan marah."Tuan Muda ?" Nuna akhirnya bebas dan masih gemetar."Tutup matamu." Raul meminta Nuna untuk menutup mata dan dia memejamkan matanya.Raul tersenyum dengan penuh kebencian, "Menghina Bangsawan akan dikucilkan tapi sayangnya aku tidak sebaik itu. Kau berani menyentuhnya didepanku dan itu artinya kau meminta kematianmu, kau harus tahu jika milikku tidak bisa diambil siapapun tanpa ijin dariku.""Tidak tolong ampun." Penjaga itu berusaha melawan namun dia tidak bisa melepaskan cengkraman Raul.Raul mendorongnya kedinding dan membenturkan kepala Penjaga Gerbang berkali-kali, beberapa Penjaga mulai berdatangan mendengar keributan dan Raul menunjukan rasa haus akan membunuh. Penjaga itu diam ditempat dan tidak ada yang berani menolongnya.Kebrutalan Raul membuat mereka semua terkejut dan kepala Penjaga gerbang terus dibenturkan, Nuna yang tidak tahan memegang tangan Raul dan menghentikannya."Cukup Tuan Muda.... jika tidak ini akan menjadi masalah !" Nuna memegang lengan Raul dengan erat.Raul menghela nafas dan melempar Penjaga itu kesamping, "Ini yang terakhir kalinya... jika ada dari kalian yang berusaha bersikap kurang ajar maka aku jamin kepala kalian akan terlepas dari tubuh kalian."Raul membersihkan tangannya yang penuh dengan darah dan berjalan membawa Nuna pergi. Raul tidak peduli kepada pandangan orang lain mengingat reputasinya sudah buruk, namun satu hal yang pasti dia pelajari sampai sekarang rasa hormat akan muncul dalam kekaguman atau ketakutan.Jika ingin melakukan sesuatu maka lakukan dengan penuh keyakinan, dengan kejadian ini mereka akan berpikir dua kali untuk berurusan dengannya ataupun Nuna. Raul memberikan teror kepada mereka dan melawanpun itu semua akan percuma."Tolong maafkan saya Tuan Muda !" Nuna meminta maaf dan berjalan dibelakang Raul."Jangan meminta maaf karena kau tidak bersalah... jika kau mendapatkan perlakuan yang sama katakan saja kepadaku. Aku akan mendisiplinkan mereka satu persatu, kau itu milikku dan tanpa ijin dariku tidak ada yang boleh menyakitimu." Raul tersenyum dan membawa Nuna pergi bersama dengannya.Nuna merasa sangat senang mendengar perkataan Raul, dia memberikan perasaan yang nyaman dan dapat diandalkan. Sejak Nuna berumur sepuluh tahun dan harus melayani Raul dia hanya fokus dengan pengabdian saja, tapi sekarang Tuan Mudanya sudah berubah kearah yang lebih baik.Raul sampai digudang penyimpanan dan Pengawas disana sudah mendengar laporan tentangnya, dia membuka mekanisme jalan bawah tanah dan mempersilahkan Raul masuk."Hanya satu item tidak lebih !" Kata Pengawas itu sambil membenarkan kacamatanya."Aku mengerti." Raul masuk kedalam dan menuruni tangga.Setelah beberapa langkah dia menemukan sebuah ruangan dan didalamnya berisi banyak item, kumpulan Senjata disana sangat lengkap namun perhatian Raul langsung tertuju kepada sebuah Pedang Hitam.Sarung Pedang dan pegangannya berwarna emas dengan corak yang bagus. Namun apa yang menarik perhatian Raul bukan desain melainkan Aura mematikan dari Pedang itu.Raul melihat sebuah kertas dan membacanya, "Pedang Roso milik Pendiri Keluarga... Pedang yang hampir mustahil dipakai karena kutukan. Omong kosong !"Sebagai Ahli Pedang Sejati Raul tidak akan percaya dengan omong kosong itu. Alasan mengapa Pedang ini tidak bisa dikendalikan adalah karena Pedang ini mewarisi kehendak pengguna sebelumnya, sebagai ganti menyerap Mana maka daya hidup penggunanya akan diserap.Raul mengambilnya dan membuka menarik Pedang dari sarungnya, bilah hitam yang tipis memancarkan energi yang menakutkan. Qi Sejati diserap dan Raul dapat mengetahui kemampuan sejati dari potensi Pedang ini. Lapisan hitam menunjukan gelombang dan Raul tersenyum melihatnya, dia tidak menyangka akan mendapatkan barang bagus yaitu Pedang Sihir.Pelepasan Aura Pedang akan menjadi jauh lebih kuat dan Raul samar-samar merasakan mana gelap yang hebat. Namun Pedang ini sangat rakus karena menyerap banyak energi, tapi dengan kekuatan seperti ini Pedang ini layak untuknya."Sudah aku putuskan jika aku akan mengambilmu." Raul menyarungkan Pedangnya dan memasangnya didekat pinggangnya.Raul keluar dan melaporkannya kepada Pengawas, terlalu banyak hal menarik didalam sana dan sayangnya hanya satu hal yang bisa dia ambil. Pengawas itu terkejut setengah mati dan setelah Raul pergi dia bergegas untuk melaporkan ini kepada kepala Keluarga.Pengawas itu masuk kedalam ruangan Rain dan melapor, "Kepala Keluarga... Tuan Muda kedua mengambil Pedang terkutuk Roso, apakah saya harus mengambilnya kembali demi keselamatan Tuan Muda kedua ?"Rain membuka matanya lebar-lebar dan terkejut, "Apakah ada reaksi tertentu ?""Tidak ada." Jawab Pengawas itu dengan panik."Maka biarkan saja dia memilikinya dan kau bisa pergi." Rain berpikir sebentar dan Pengawas itu mematuhi keputusan akhir.Pedang Sihir Roso adalah Pedang yang sudah menelan banyak korban dengan unsur kegelapan. Bahkan menurut legenda Pedang itu menyaingi Pedang Sihir Raja, Pedang Sihir itu sempat dicuri namun ketika pencurinya memegangnya mereka langsung mati seketika. Pusaka dari Keluarga Roso hanya untuk mereka yang ditakdirkan, dia akan melihat lebih jauh apakah Putranya akan bisa mengendalikannya atau mati karena kegilaan."Sungguh menarik... perubahan sikap dan mata yang penuh semangat itu sepertinya akan membawa Keluarga Roso kembali. Sayangnya dia tidak punya takdir untuk menjadi kepala Keluarga selanjutnya." Rain sedikit kecewa dan melihat pemandangan diluar.Raul berjalan pergi bersama dengan Nuna dan tiba dilapangan latihan para Kesatria Keluarga Roso, latihan persenjataan dan berkuda sudah menjadi pemandangan yang biasa. Bahkan Rey juga ikut berlatih dan tidak lama lagi dia akan mendapatkan Auranya.Kedatangan Raul tentunya menarik banyak perhatian karena tidak biasa Tuan Muda yang malas ini tertarik dengan latihan. Banyak Kesatria yang mulai membicarakannya dan Raul hanya menjadi pengamat yang baik."Tuan Muda !" Kepala Kesatria Gin memberi hormat."Abaikan saja aku dan lanjutkan latihan... aku disini hanya ingin memeriksa level kekuatan kalian." Raul melambaikan tangannya dan perkataannya dapat didengar semua orang.Rey mengerutkan keningnya dan berteriak, "Sampah sepertimu mengapa begitu arogan, kau bahkan tidak bisa mengangkat Pedangmu dengan benar dan jika kau punya keberanian kemarilah dan bertarung !" "Tentu." Raul berjalan kebawah dan masuk kedalam arena, "Siapapun majulah dan hada
Keesokan paginya Raul melakukan latihannya secara gila-gilaan, bahkan para Kesatria yang ada disana merasa bahwa latihannya jauh lebih berat dari pada mereka. Angkat beban dan berlari mengelilingi lapangan kuda sejak fajar tanpa istirahat sedikitpun.Raul masuk kedalam arena dan berteriak, "Majulah !" "Majulah Nick... berikan Tuan Muda Raul pertarungan yang bagus." Nick masuk kedalam Arena dan menarik Pedang, "Kesatria Bintang satu wakil Kapten Nick... senang bisa bertukar pengetahuan dengan Tuan Muda !" Raul menarik Pedangnya dan mengangguk, dia mengambil tindakan dan mengayunkan Pedangnya terlebih dahulu. Nick menangkisnya dan serangan Raul terasa sangat berat hingga mendorongnya, Raul melompat sambil berputar dan mengayunkan Pedangnya tanpa memberikan celah bagi lawannya untuk menyerang balik.Nick merasa kesulitan dan dipaksa menggunakan Mana, Aura Pedangnya dapat menahan serangan Raul yang jauh lebih berat dan walaupun gerakannya
Secara diam-diam Raul mengikuti Pria itu dan dia pergi menuju sebuah Bar, tapi sebelum Pria itu sampai Raul mengambil sebuah batu kerikil dan melemparnya dengan kuat. Lapisan Qi milik Raul menyelimuti batu itu dan dengan kecepatan yang sangat cepat batu kerikil itu menembus kepala Pria itu seperti sebuah peluru."Jadi disini tempatnya !" Raul menendang mayat itu kesamping dan berjalan kearah pintu Bar.Pintu kayu perlahan dia buka dan Raul melihat banyak mata yang tertuju kearahnya, dia berjalan dengan nyaman dan mengambil tempat duduk. Tidak ada diantara mereka yang tidak tahu tentang identitas Raul, jadi tentu saja tindakannya menarik perhatian mereka semua."Tuan Raul..." Seorang Pelayan mengusap kedua tangannya dan menawarkan minuman."Kalian semua tidak usah bertele-tele... dimana pemimpin Kelompok Anjing... maksudku Serigala sialan itu. Suruh dia keluar dan biarkan aku mengambil nyawanya !" Raul duduk dengan santai dengan gaya menantang.
Keesokan paginya Kevin masih berlari dan matanya terlihat sayu, Raul melihatnya dari Balkon dan akhirnya dia berhasil menyelesaikan putaran terakhirnya. Namun tidak lama dia langsung jatuh ketanah dan tidak sadarkan diri, Nuna bergegas membantunya dan meminta penjaga didepan untuk membawanya kedalam kamar."Bagus... walaupun bodoh setidaknya dia punya tekad dan layak dibimbing." Raul berbalik dan mulai menggunakan herbal.Raul menelan beberapa sekaligus dan mulai bermeditasi, energi hangat yang meluap didalam Dantiannya menjadi lebih baik. Secara bertahap tubuhnya mulai memanas seperti dibakar didalam nyala api.Setelah setengah hari semua kotoran didalam tubuhnya dibersihkan dan Aura yang Raul tunjukan menjadi lebih intens. Qi Murni memasuki pembuluh darahnya dan Mana membantunya untuk menuntunnya. Darah mengalir dari hidung dan mata Raul, rasa sakit yang menyiksa dapat dia tahan tanpa berteriak sedikitpun.Konsentrasinya mencapai tingkat terting
Raul mendapatkan seribu koin emas dan akan menyimpannya dengan baik, tidak perlu baginya untuk menyewa Tentara bayaran karena dia sendiri cukup mampu. Raul akan berangkat tiga hari lagi dan memastikan semuanya akan baik-baik saja.Masalah pertunangan tidak akan terlalu membebani hatinya sama sekali, dia mungkin memiliki reputasi yang buruk tapi tetap saja dimasa depan dia akan membuat pencapaian. "Bagaimana menurutmu soal Alice ini ?" Raul bertanya kepada Nuna.Nuna sedikit terkejut dan malu, "Pintar dan cantik sesuai rumor.... tapi apa yang Tuan Muda harus tahu adalah Nona Alice memiliki tubuh yang lemah saat dia masih kecil dan bahkan diumur yang ke 12 tahun dia sudah lumpuh tidak bisa berjalan. Dokter kerajaan bahkan tidak bisa mengobatinya dan bahkan banyak rumor mengatakan jika Nona akan mati saat umur 20 tahun." Raul tersenyum dan berkata, "Sepertinya kau suka mendengar gosip dari Pelayan lain !" "Tidak juga... Tuan muda jarang p
Tiga hari berlalu dengan cepat dan mereka bertiga berangkat menggunakan Kereta Kuda setelah mengantar Nuna. Raul bermeditasi didalam Kereta dan melatih Qi Murni miliknya dengan penyerapan Mana.Kevin mendapatkan latihan khusus dimana dia berjalan membawa tas besar, dia harus melatih fisiknya dan Raul memikirkan metode tercepat dan efektif. Kegigihan yang dimiliki oleh Kevin membuat Raul sangat puas, dia tidak mengeluh apapun dan melakukannya dengan cara yang terbaik sekalipun itu sulit.Malam harinya mereka berhenti dan membuat tenda kecil untuk beristirahat, Raul menyalakan api unggun dan meminta Nick mengeluarkan bak. Tentu saja Raul mencampurkan beberapa Herbal dan meminta Kevin untuk berendam didalam."Apa manfaat hal ini Tuanku ?" Tanya Nick dengan penasaran."Meredakan rasa sakit dan membentuk kembali ototnya. Aku tidak punya waktu untuk melatihnya selama bertahun-tahun karena itulah dia harus bekerja keras." Raul membersihkan tangannya.
Setelah beberapa waktu Kevin akhirnya kembali dan sesuai dugaan Raul bahwa terdapat sesuatu yang tidak benar. Kepala Desa yang serakah dan bahkan dia tidak segan menjual tahanan kepada pedagang Budak, semua dana yang diberikan untuk pembangunan semuanya masuk kedalam kantongnya.Akhirnya perintah diberikan kepada mereka berdua untuk mengurus segalanya, Kevin dan Nick pergi bersama-sama menuju Kediaman Kepala Desa dan membuat kegaduhan. Nick melihat tangan Kevin yang gemetar dan berkata, "Ingatlah kau adalah Kesatria yang mengabdi kepada Tuan.... jika dia memerintahkanmu membunuh maka kau harus melakukannya. Ini tidak seperti membunuh orang yang tidak bersalah, jika kau tidak sanggup pulanglah dan jangan merepotkan Tuan !" "Aku akan melakukannya dan berguna lebih darimu." Kevin tidak berniat untuk merendah sama sekali dan Nick ingin tertawa melihatnya."Ayo bergerak." Nick menuju kedepan gerbang dan mengeluarkan Pedangnya.Kevin mengikut
Raul mengumpulkan semua orang didepan Kediaman Kepala Desa dan membuat pengumuman kalau dia sudah mengeksekusi langsung Kepala Desa. Tentunya mereka yang sudah lama ditindas merasa sangat senang dan meneriakkan nama Raul."Desa ini dibawah yuridiksi Wilayah Keluarga Roso dan setelah aku sampai disini aku tidak menyangka akan melihat hal memalukan seperti ini. Setiap Kepala Keluarga di Desa ini akan mendapatkan 80 perak sebagai kompensasi dari dana yang dikumpulkan kepala Desa yang korup. Jumlah ini mungkin tidak seberapa bagi kalian yang sudah menjalani kehidupan yang sulit, namun sisanya akan aku gunakan untuk membangun ulang pertahanan di Desa ini demi kehidupan layak bagi semua orang." Teriak Raul dengan keras."Terimakasih banyak Tuan Muda Raul." Teriak semua orang dengan penuh pujian."Besok aku akan mengurus para Orc dan menghilangkan ancaman, jadi pastikan untuk berjaga dengan baik." Raul membubarkan masa dan berjalan masuk kedalam.Raul me