Share

Bab 8 - Tidak Tahu Cara Merendah

Raul mendapatkan seribu koin emas dan akan menyimpannya dengan baik, tidak perlu baginya untuk menyewa Tentara bayaran karena dia sendiri cukup mampu. Raul akan berangkat tiga hari lagi dan memastikan semuanya akan baik-baik saja.

Masalah pertunangan tidak akan terlalu membebani hatinya sama sekali, dia mungkin memiliki reputasi yang buruk tapi tetap saja dimasa depan dia akan membuat pencapaian.

"Bagaimana menurutmu soal Alice ini ?" Raul bertanya kepada Nuna.

Nuna sedikit terkejut dan malu, "Pintar dan cantik sesuai rumor.... tapi apa yang Tuan Muda harus tahu adalah Nona Alice memiliki tubuh yang lemah saat dia masih kecil dan bahkan diumur yang ke 12 tahun dia sudah lumpuh tidak bisa berjalan. Dokter kerajaan bahkan tidak bisa mengobatinya dan bahkan banyak rumor mengatakan jika Nona akan mati saat umur 20 tahun."

Raul tersenyum dan berkata, "Sepertinya kau suka mendengar gosip dari Pelayan lain !"

"Tidak juga... Tuan muda jarang peduli dengan keadaan sekitar, fakta ini bahkan sudah diketahui oleh semua orang dan benar adanya." Nuna tidak bermaksud menjelekan seseorang dan mengatakan fakta sebenarnya.

"Yah... selama dia cantik aku akan berbaik hati dan menikahinya. Bahkan jika umurnya tidak panjang itu juga bukan masalah, bukankah ada kau yang bisa menggantikannya nanti." Raul meregangkan kedua tangannya.

Nuna menundukkan kepalanya dan pipinya memerah karena malu, dia berjanji akan selalu menjadi Pelayan Raul dan menemaninya. Lagi pula mereka sudah bersama selama lima tahun dan Nuna tahu benar sikap Tuan Mudanya.

Setelah beberapa waktu mengobrol Nick akhirnya datang berkunjung menemui Raul dan masuk kedalam ruangan. Ketika Nick melihat Raul dia langsung berlutut memberi hormat.

"Saya sudah memikirkan penawaran Tuan Muda dan membuat keputusan. Saya bersedia melayani Tuan Muda selama dua tahun sebagai Kesatria." Kata Nick dengan hormat.

"Kalau begitu pulang saja dan aku tidak membutuhkanmu." Raul menolaknya dengan tegas.

Nick sedikit ragu dan bertanya dengan gugup, "Tapi kenapa... apakah saya membuat kesalahan ?"

"Tidak juga... aku hanya benci pengabdian setengah hati. Kau mengikutiku untuk menjadi lebih kuat dan itu sudah pasti, tapi kau malah berkompromi dan meminta waktu dua tahun. Apa yang aku cari adalah Bawahan yang bersedia dengan tulus mengikuti diriku bukan orang yang akan berkompromi. Satu-satunya hal kenapa aku merekrutmu adalah bakatmu yang masih bisa dikembangkan, tapi jika kau berpikir menjadi Kesatria bisa menjadi pelindungku maka terus saja bermimpi. Entah itu sekarang atau dimasa depan aku adalah orang yang akan berdiri diatas semua orang." Raul menatap dengan dingin dan menegaskan maksudnya.

Umumnya Bangsawan merekrut Kesatria demi melindungi mereka dan menjadi Pedangnya, namun Raul tidak akan menerapkan konsep seperti itu. Dia merekrut mereka karena satu hal yaitu manfaat dan kegunaan, entah itu dulu atau sekarang tidak seorangpun yang layak untuk menjadi Pedangnya karena dialah Pedang itu sendiri.

Mendengar perkataan Raul membuat Nick mengerti akan nilainya sendiri, "Saya mengerti... mulai sekarang Nick ini akan menyerahkan kesetiaan dan pengabdian penuh kepada Master Raul seorang dan akan menjadi Bawahan yang berguna."

"Itulah jawaban yang aku dengar." Raul melihat Nuna dan berkata, "Panggil Kevin untuk datang kemari !"

"Baik Tuan." Nuna bergegas pergi dan setelah beberapa waktu dia datang bersama dengan Kevin.

Kevin memberi hormat, "Tuan !"

"Tiga hari lagi kita akan melakukan perburuan Orc di Desa pinggiran, satu hal yang pasti kita hanya akan berangkat bertiga dan aku tidak punya rencana merekrut Tentara Bayaran." Raul mengatakan tujuannya.

"Maaf jika menyela tapi saya pikir perburuan ini mustahil untuk dilakukan hanya kita bertiga Tuan atau lebih tepatnya berdua." Nick melirik kearah Kevin yang terlihat masih seperti amatiran, "Orc terbiasa hidup berkelompok dan membangun sarangnya, Orc tiga kali lipat lebih besar dari orang Dewasa dan saya pikir ini sangat mustahil."

Raul tersenyum dan tertawa melihat ekspresi Kevin yang kesal, "Kau mungkin benar... Kevin mungkin tidak akan memiliki banyak peran, tapi kau juga harus paham satu hal. Setiap orang berawal dari bukan siapa-siapa, setelah dua bulan kau akan melihat perubahan darinya. Aku yakin pada saat itu kau akan merubah pandanganmu terhadapnya."

Kevin mengangkat kepalanya dan memasang sikap hormat. Raul mungkin memiliki sifat yang berterus terang dan tidak menilai perasaan orang lain, namun satu hal yang pasti karena Tuannya sangat percaya kepadanya maka tidak ada alasan untuk menyerah.

"Satu hal lagi... jangan menilaiku dengan logikamu karena orang yang duduk didepanmu ini adalah sesuatu yang jauh lebih mengerikan dari sekumpulan Orc." Raul menggunakan niat membunuhnya yang intens kepada mereka berdua.

Nick gemetar ketakutan dan seolah melihat bayangan ombak yang akan menelannya, bahkan Kevin langsung berlutut dengan keringat dingin. Niat membunuh ini terlalu menakutkan sampai mereka tidak bisa menanganinya, Nuna terlihat bingung dan tidak mengerti mengapa mereka berdua bereaksi berlebihan seperti itu.

"Hahaha... apakah kau sudah mengerti sekarang ?" Tanya Raul sambil tertawa dengan keras.

"Iya." Mereka berdua mengangguk dan Nick merasa jika Raul terlalu mengerikan sejak mereka bertemu terakhir kali.

"Sekarang kalian bisa pergi dan antarkan Kevin untuk memilih senjatanya. Mau itu Pedang, Tombak, Busur atau Kampak biarkan dia memilih sesuka hatinya. Camkan ini baik-baik ketika perburuan dimulai aku akan berdiri digaris depan dan kalian hanya akan mengikuti dibelakang. Keselamatan kalian menjadi tanggung jawab kalian sendiri, bahkan jika Orc memakan daging kalian aku tidak akan berbalik dan terus maju." Raul memerintahkan mereka untuk pergi.

"Baik." Mereka berdua bergegas keluar dan Nick melakukan tugasnya.

Raul meminta Nuna membantunya dibelakang dan meracik beberapa Ramuan yang akan dia gunakan nantinya. Raul akan menggunakan kesempatan ini untuk melihat Dunia luar, dia ingin melihat dengan mata kepalanya sendiri bahaya apa yang akan mengintainya.

Raul bukan Anak polos tanpa pengalaman yang tak tahu maksud Ayahnya, kemungkinan besar faktor terbesar adalah Rey dan Ibunya takut jika dirinya akan menjadi terlalu besar. Merendah bukanlah gayanya dan jika mereka ingin bertarung maka dia akan menemaninya.

"Ketika aku pergi kau kembalilah ke Gereja dan anggap saja itu sebagai hari libur yang aku berikan kepadamu. Jika kau disini takutnya ada beberapa orang yang akan mengincarmu !" Kata Raul dengan santai.

"Maksud Tuan itu Nyonya Evelin dan Tuan Muda Rey ?" Nuna memastikan perkataan Raul.

"Benar... disini memang banyak Pelayan tapi hanya kau saja Pelayan Pribadiku. Aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi kepada orang-orangku selama aku tidak ada." Raul berkata dengan tegas.

"Baik Tuan." Nuna akan mematuhi perintah Raul dan tidak terlalu khawatir sedikitpun dengan sikapnya yang sekarang.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status