Raul berjalan pergi bersama dengan Nuna dan tiba dilapangan latihan para Kesatria Keluarga Roso, latihan persenjataan dan berkuda sudah menjadi pemandangan yang biasa. Bahkan Rey juga ikut berlatih dan tidak lama lagi dia akan mendapatkan Auranya.
Kedatangan Raul tentunya menarik banyak perhatian karena tidak biasa Tuan Muda yang malas ini tertarik dengan latihan. Banyak Kesatria yang mulai membicarakannya dan Raul hanya menjadi pengamat yang baik."Tuan Muda !" Kepala Kesatria Gin memberi hormat."Abaikan saja aku dan lanjutkan latihan... aku disini hanya ingin memeriksa level kekuatan kalian." Raul melambaikan tangannya dan perkataannya dapat didengar semua orang.Rey mengerutkan keningnya dan berteriak, "Sampah sepertimu mengapa begitu arogan, kau bahkan tidak bisa mengangkat Pedangmu dengan benar dan jika kau punya keberanian kemarilah dan bertarung !""Tentu." Raul berjalan kebawah dan masuk kedalam arena, "Siapapun majulah dan hadapi aku !"Rey melihat salah seorang Kesatria dan dia memintanya maju, Gin tidak berusaha menghentikan justru lebih tertarik. Tuan Muda kedua menjadi lebih agresif dan sifatnya yang pengecut sekarang sudah tidak ada.Seorang Kesatria maju dan mengeluarkan Pedangnya sambil tersenyum mengejek, "Maafkan aku Tuan Muda dalam duel mungkin aku tidak bisa menahan kekuatan !""Lakukan sesukamu." Raul menggunakan Pedang biasa namun belum menariknya."Silahkan Tuan Muda kedua menyerang terlebih dahulu." Kesatria itu meminta Raul untuk menyerang.Raul tersenyum dan dia memegang erat Pedangnya, ini adalah bidangnya dan meremehkannya sama saja mengundang kematian. Raul berlari dengan kecepatan yang luar biasa dan mengayunkan Pedang.Kesatria ltu tidak merespon dengan benar dan sebuah lengan jatuh ketanah dengan banyak darah, teriakan kesakitan terdengar keras dan Gin sangat terkejut melihatnya. Bahkan untuk orang yang hampir bisa menciptakan Aura Pedang seperti Rey matanya tidak bisa mengikuti kecepatan Raul."Cepat tolong dia dan berikan dia perawatan." Gin menatap Raul dan berkata dengan dingin, "Bukankah Tuan Muda terlalu kejam memotong lengannya hanya karena sebuah latihan !""Kejam.... itulah mengapa kau terlalu lunak dan kualitas Kesatria Roso layaknya sampah. Atau aku bisa menyebut kalian semua sampah, jika ini medan perang sungguhan bukan lengannya melainkan kepalanya yang sudah aku potong. Kau berpikir aku kejam tapi siapa yang pantas disalahkan disini itu kau sendiri Kapten Kesatria Gin." Raul berhadapan langsung dengan Gin dan matanya tidak menunjukan tanda-tanda ketakutan.Rey meremas Pedangnya dan berteriak, "Jaga bicaramu itu Raul... Kapten Gin sudah memberikan banyak kontribusi dan kau tidak pantas menilainya !""Huh.... menjadi seorang Kesatria bukan hanya sekedar mampu atau tidak memanipulasi Aura. Apakah kau pernah berpikir untuk menanamkan dasar jika meremehkan lawan sama saja mencari kematian, apakah kau juga menanamkan keyakinan kepada mereka jika seorang Kesatria memiliki beban tanggung jawab besar. Apakah kau pernah menanamkan jika dimasa depan mereka bisa saja mati karena tidak hati-hati dalam menjalankan tugasnya." Raul menepuk bahu Gin dan melewatinya, "Tidak ada yang mencoba menggurui dirimu tapi pikirkan perkataan itu baik-baik."Gin merasakan tercerahkan dan dia mengingat masa lalu saat dia berlatih bersama Ayahnya, dia melupakan apa yang penting dan segera berbalik dan memberi hormat."Terimakasih Tuan Muda kedua." Gin memberi hormat dan mengungkapkan rasa terimakasihnya.Raul melambaikan tangannya, "Yah... kau mau menerima masukan dan masa depanmu akan jauh lebih baik. Mulai besok aku akan ikut berlatih dan pastikan untuk menyiapkan orang kuat setidaknya Kesatria Bintang satu.""Baik." Gin mengangguk dan melihat kebelakang, "Mulai sekarang aku akan menambah jadwal latihan khusus untuk kalian. Siapapun yang menolak akan mendapatkan hukuman yang tegas."Rey menyipitkan matanya dan terlihat sangat marah, tindakan Raul ini sepertinya ingin menggulingkannya dari kursi penerus. Rey menyimpan kembali Pedangnya dan bergegas pergi menemui Ibunya yang bernama Evelin.Sampainya didepan pintu Rey masuk dan melihat Ibunya didepan cermin, "Ibu kabar buruk... anak sialan Raul itu...""Berhenti bicara... aku sudah tahu apa yang terjadi dan lebih baik kau tetap tenang. Ibu yang akan mengurusnya dan kau lebih baik tidak menimbulkan masalah agar Ayahmu tetap yakin jika kau layak untuk posisi Kepala Keluarga." Evelin melihat kearah cermin dengan senyum yang aneh."Baik Bu." Rey tidak tahu apa yang Ibunya rencanakan dan dia berjalan keluar sambil menutup pintu.Evelin memegang gelas dan membantingnya, "Anak pelayan sialan itu berani mengganggu, bahkan dia bisa memiliki kendali Pedang Sihir terkutuk. Aku akan membunuhnya sama seperti Ibunya !"Disisi lain setelah berjalan-jalan seharian Raul dan Nuna sampai di Kediaman, Penjagaan disana sudah diperketat dan ketika mereka melihat Raul semuanya memberi rasa hormat akan ketakutan.Raul masuk dan duduk dikursi, "Ha... hari ini sungguh penuh dengan hal baik.""Saya akan segera menyiapkan air panas untuk Tuan Mandi." Nuna memberi hormat dan bergegas pergi.Setelah beberapa waktu semuanya akhirnya siap dan Nuna membantu Raul melepaskan pakaiannya, melihat tubuh Raul yang terbentuk membuatnya terkejut dan malu. Nuna berpikir jika Tuan Mudanya terus berlatih secara diam-diam dan memiliki niat untuk berubah.Raul berendam dengan nyaman dan bertanya, "Apakah kau sering pergi keluar dan melihat Pasar ?""Sesekali saat saya ke Gereja... tapi apa yang ingin Tuan Muda beli ?" Tanya Nuna dengan penasaran."Sejenis herbal dan semakin lama usianya maka semakin baik." Raul berkata dengan jujur.Raul baru sadar jika sebelum Nuna menjadi Pelayannya dia berasal dari Geraja, Nuna adalah Anak yatim piatu korban perang dan Geraja bersedia menampung orang-orang sepertinya. Tapi pada akhirnya itu tidak selamanya, pada saat mereka sudah berumur sepuluh tahun maka Nuna harus mandiri dan berakhir menjadi Pelayannya sekarang."Apakah saya harus mencarinya ?" Tanya Nuna yang menunggu perintah."Tidak usah... besok pagi setelah latihan kita akan pergi bersama. Kita juga akan mengunjungi Gereja dan kau bisa bertemu dengan teman-temanmu." Raul berniat memberikannya kesenangan dan juga ingin melihat keadaan wilayahnya."Terimakasih Tuan Muda." Nuna merasa sangat senang dan tidak sabar untuk hari esok.Raul berdiri dan mengelap tubuhnya dengan handuk, dia menyuruh Nuna pergi dan melanjutkan meditasinya. Mengolah Qi tidak semudah menyerap Mana, dia harus bersabar dan berdedikasi dalam prosesnya. Terlebih Raul merasakan firasat yang tidak menyenangkan, jika tebakannya benar maka hidup sebagai Bangsawan itu tidak menyenangkan sama sekali karena banyak hal yang nantinya akan mengincarnya.Jika dia ingin mempertahankan gaya hidupnya yang mewah maka dia harus punya kekuatan, tapi jika Rey ingin macam-macam dengannya maka Raul juga tidak akan segan terhadapnya. Tidak perlu ada rasa simpati bagi mereka yang sejak awal sudah menjadi musuhnya, Raul tidak akan sebaik itu terhadap mereka semua.Keesokan paginya Raul melakukan latihannya secara gila-gilaan, bahkan para Kesatria yang ada disana merasa bahwa latihannya jauh lebih berat dari pada mereka. Angkat beban dan berlari mengelilingi lapangan kuda sejak fajar tanpa istirahat sedikitpun.Raul masuk kedalam arena dan berteriak, "Majulah !" "Majulah Nick... berikan Tuan Muda Raul pertarungan yang bagus." Nick masuk kedalam Arena dan menarik Pedang, "Kesatria Bintang satu wakil Kapten Nick... senang bisa bertukar pengetahuan dengan Tuan Muda !" Raul menarik Pedangnya dan mengangguk, dia mengambil tindakan dan mengayunkan Pedangnya terlebih dahulu. Nick menangkisnya dan serangan Raul terasa sangat berat hingga mendorongnya, Raul melompat sambil berputar dan mengayunkan Pedangnya tanpa memberikan celah bagi lawannya untuk menyerang balik.Nick merasa kesulitan dan dipaksa menggunakan Mana, Aura Pedangnya dapat menahan serangan Raul yang jauh lebih berat dan walaupun gerakannya
Secara diam-diam Raul mengikuti Pria itu dan dia pergi menuju sebuah Bar, tapi sebelum Pria itu sampai Raul mengambil sebuah batu kerikil dan melemparnya dengan kuat. Lapisan Qi milik Raul menyelimuti batu itu dan dengan kecepatan yang sangat cepat batu kerikil itu menembus kepala Pria itu seperti sebuah peluru."Jadi disini tempatnya !" Raul menendang mayat itu kesamping dan berjalan kearah pintu Bar.Pintu kayu perlahan dia buka dan Raul melihat banyak mata yang tertuju kearahnya, dia berjalan dengan nyaman dan mengambil tempat duduk. Tidak ada diantara mereka yang tidak tahu tentang identitas Raul, jadi tentu saja tindakannya menarik perhatian mereka semua."Tuan Raul..." Seorang Pelayan mengusap kedua tangannya dan menawarkan minuman."Kalian semua tidak usah bertele-tele... dimana pemimpin Kelompok Anjing... maksudku Serigala sialan itu. Suruh dia keluar dan biarkan aku mengambil nyawanya !" Raul duduk dengan santai dengan gaya menantang.
Keesokan paginya Kevin masih berlari dan matanya terlihat sayu, Raul melihatnya dari Balkon dan akhirnya dia berhasil menyelesaikan putaran terakhirnya. Namun tidak lama dia langsung jatuh ketanah dan tidak sadarkan diri, Nuna bergegas membantunya dan meminta penjaga didepan untuk membawanya kedalam kamar."Bagus... walaupun bodoh setidaknya dia punya tekad dan layak dibimbing." Raul berbalik dan mulai menggunakan herbal.Raul menelan beberapa sekaligus dan mulai bermeditasi, energi hangat yang meluap didalam Dantiannya menjadi lebih baik. Secara bertahap tubuhnya mulai memanas seperti dibakar didalam nyala api.Setelah setengah hari semua kotoran didalam tubuhnya dibersihkan dan Aura yang Raul tunjukan menjadi lebih intens. Qi Murni memasuki pembuluh darahnya dan Mana membantunya untuk menuntunnya. Darah mengalir dari hidung dan mata Raul, rasa sakit yang menyiksa dapat dia tahan tanpa berteriak sedikitpun.Konsentrasinya mencapai tingkat terting
Raul mendapatkan seribu koin emas dan akan menyimpannya dengan baik, tidak perlu baginya untuk menyewa Tentara bayaran karena dia sendiri cukup mampu. Raul akan berangkat tiga hari lagi dan memastikan semuanya akan baik-baik saja.Masalah pertunangan tidak akan terlalu membebani hatinya sama sekali, dia mungkin memiliki reputasi yang buruk tapi tetap saja dimasa depan dia akan membuat pencapaian. "Bagaimana menurutmu soal Alice ini ?" Raul bertanya kepada Nuna.Nuna sedikit terkejut dan malu, "Pintar dan cantik sesuai rumor.... tapi apa yang Tuan Muda harus tahu adalah Nona Alice memiliki tubuh yang lemah saat dia masih kecil dan bahkan diumur yang ke 12 tahun dia sudah lumpuh tidak bisa berjalan. Dokter kerajaan bahkan tidak bisa mengobatinya dan bahkan banyak rumor mengatakan jika Nona akan mati saat umur 20 tahun." Raul tersenyum dan berkata, "Sepertinya kau suka mendengar gosip dari Pelayan lain !" "Tidak juga... Tuan muda jarang p
Tiga hari berlalu dengan cepat dan mereka bertiga berangkat menggunakan Kereta Kuda setelah mengantar Nuna. Raul bermeditasi didalam Kereta dan melatih Qi Murni miliknya dengan penyerapan Mana.Kevin mendapatkan latihan khusus dimana dia berjalan membawa tas besar, dia harus melatih fisiknya dan Raul memikirkan metode tercepat dan efektif. Kegigihan yang dimiliki oleh Kevin membuat Raul sangat puas, dia tidak mengeluh apapun dan melakukannya dengan cara yang terbaik sekalipun itu sulit.Malam harinya mereka berhenti dan membuat tenda kecil untuk beristirahat, Raul menyalakan api unggun dan meminta Nick mengeluarkan bak. Tentu saja Raul mencampurkan beberapa Herbal dan meminta Kevin untuk berendam didalam."Apa manfaat hal ini Tuanku ?" Tanya Nick dengan penasaran."Meredakan rasa sakit dan membentuk kembali ototnya. Aku tidak punya waktu untuk melatihnya selama bertahun-tahun karena itulah dia harus bekerja keras." Raul membersihkan tangannya.
Setelah beberapa waktu Kevin akhirnya kembali dan sesuai dugaan Raul bahwa terdapat sesuatu yang tidak benar. Kepala Desa yang serakah dan bahkan dia tidak segan menjual tahanan kepada pedagang Budak, semua dana yang diberikan untuk pembangunan semuanya masuk kedalam kantongnya.Akhirnya perintah diberikan kepada mereka berdua untuk mengurus segalanya, Kevin dan Nick pergi bersama-sama menuju Kediaman Kepala Desa dan membuat kegaduhan. Nick melihat tangan Kevin yang gemetar dan berkata, "Ingatlah kau adalah Kesatria yang mengabdi kepada Tuan.... jika dia memerintahkanmu membunuh maka kau harus melakukannya. Ini tidak seperti membunuh orang yang tidak bersalah, jika kau tidak sanggup pulanglah dan jangan merepotkan Tuan !" "Aku akan melakukannya dan berguna lebih darimu." Kevin tidak berniat untuk merendah sama sekali dan Nick ingin tertawa melihatnya."Ayo bergerak." Nick menuju kedepan gerbang dan mengeluarkan Pedangnya.Kevin mengikut
Raul mengumpulkan semua orang didepan Kediaman Kepala Desa dan membuat pengumuman kalau dia sudah mengeksekusi langsung Kepala Desa. Tentunya mereka yang sudah lama ditindas merasa sangat senang dan meneriakkan nama Raul."Desa ini dibawah yuridiksi Wilayah Keluarga Roso dan setelah aku sampai disini aku tidak menyangka akan melihat hal memalukan seperti ini. Setiap Kepala Keluarga di Desa ini akan mendapatkan 80 perak sebagai kompensasi dari dana yang dikumpulkan kepala Desa yang korup. Jumlah ini mungkin tidak seberapa bagi kalian yang sudah menjalani kehidupan yang sulit, namun sisanya akan aku gunakan untuk membangun ulang pertahanan di Desa ini demi kehidupan layak bagi semua orang." Teriak Raul dengan keras."Terimakasih banyak Tuan Muda Raul." Teriak semua orang dengan penuh pujian."Besok aku akan mengurus para Orc dan menghilangkan ancaman, jadi pastikan untuk berjaga dengan baik." Raul membubarkan masa dan berjalan masuk kedalam.Raul me
Setelah memastikan jika semuanya bersih Raul memutuskan kembali malam harinya, penduduk desa yang berpatroli melihat kedatangan Raul dan kepala Harimau Putih yang dia bawa menunjukan sosoknya yang berwibawa. "Tuan Kesatria ini ?" Tanya warga Desa dengan takjub."Aku sudah membersihkan semua hewan buas dan Orc, tapi tetaplah berhati-hati karena mungkin saja ada yang bersembunyi dan terlewatkan. Tapi untuk masalah Orc aku bisa memastikan jika semuanya mati." Raul menjelaskan semuanya.Mereka semua bersorak meneriakkan nama Raul Von Roso, Kevin juga memandang Raul sebagai seseorang yang hebat dan panutannya. Walaupun sikapnya keras dan ketat dalam berlatih namun tidak ada satupun yang sia-sia, Kevin merasakan peningkatan walaupun hanya sedikit.Raul pergi ke Kediaman dan beristirahat sebentar, banyak penduduk desa yang memberikan makanan sebagai bentuk rasa terimakasih mereka. Raul menerimanya dengan baik dan tetap menunjukan sikap bangsawan yang da