Beranda / Romansa / RAHASIA TIGA HATI / Bab 124 Peluang Kedua 2

Share

Bab 124 Peluang Kedua 2

Penulis: Lis Susanawati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-13 15:04:34

Seminggu yang lalu disaat dia berusaha bicara baik-baik dengan sang mama, supaya mau diajak ketemuan dan meminta maaf pada Pak Rosyam dan Livia, justru mamanya mendiamkannya. "Mumpung masih ada kesempatan, Ma. Ayolah, mereka orang-orang baik. Nggak mungkin mereka ganti menghina kita. Mama, nggak usah malu nggak usah takut. Kita pergi bertiga."

Sepatah katapun Bu Rika tidak mau menjawab. Lantas diam berhari-hari. Apa Bre salah mengajak sang mama untuk berbuat baik?

Malam itu ia kaget saat melihat pisau di tangan sang mama. Bre berhasil merebutnya lalu membanting benda itu di atas meja. "Apa yang Mama lakukan ini? Mengakhiri hidup tidak akan menyelesaikan masalah, Ma."

Semenjak saat itu Bre kembali down. Padahal dia sudah bisa mulai menata hati setelah bertemu Alan. Lega setelah bicara dengan kakaknya yang bersedia diajak pergi menemui Pak Rosyam dan Livia. Namun sikap sang mama yang membuat Bre kaget dan frustasi. Ternyata bukan Pak Rosyam yang tidak waras selama ini, tapi mamanya send
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Lies Setiawaty
bu Rika benar² terpuruk...sedih,stress,marah jadi 1 smp hrus mendpt bantuan dokter Pasha....mas Bree jg hrs ke dokter pasha ,apalagi ms Ferry...msih diteror Irma minta pertanggung jawaban anak yg dikandung Irma
goodnovel comment avatar
Lies Setiawaty
siapa yg menanam tdk baik pasti tumbuh nya tdk baik jg.semoga mas Bre kuat krn hnya dia yg menjadi leadership nya skrg.
goodnovel comment avatar
Nuniee
Bu Rika ini contoh ibu yg amat sangat EGOIS,, kasihan hidup kedua putranya berantakan karena campur tangannya,, karma memang ada Bree, dan kalian sedang menerima itu. Konsultasi cukup dgn dr Pasha aja Bree, bisa jadi cs lohh kalian ... Alan memang baik, msh mau kerja sama dgn Bree.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 125 Peluang Kedua 3

    Dua pria masuk ke kendaraan masing-masing. Mereka meluncur ke rumah makan yang tadi disebutkan. Di jam makan siang, kondisi rumah makan sangat ramai. Setelah mengambil makanan dan minum, mereka duduk di bagian teras restoran. Rumah makan itu memang mengusung konsep prasmanan. Jadi mengambil nasi dan lauknya sendiri. Bayar baru duduk. "Mamaku pernah bilang kalau kamu menolak projek ini. Kenapa sekarang menerimanya?" Bre membuka pertanyaan. "Saat itu aku hanya menolak kerjasama dengan Bu Rika, bukan dengan Pak Robert. Jika sekarang pekerjaan kami masih berlanjut dan perusahaanmu terlibat, aku bisa terima. Di samping itu, karena Bu Rika mundur dan kamu yang maju, makanya aku melanjutkan kerjasama ini." "Kamu nggak takut aku bakalan curang?" "Perjanjian kita jelas bukan? Kalau pun kamu curang, bukan aku yang rugi. Nggak ada kerugian bagi orang-orang yang berusaha jujur, on the track, Bre. Apa kamu akan mempersulit diri sendiri dengan bersikap licik?" Bre tercekat mendengar jaw

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 126 My Sweetheart 1

    RAHASIA TIGA HATI - My Sweetheart "Kamu serius mau kerjasama dengan Hutama Jaya?" Adi bertanya setelah Alan kembali ke kantor dan menceritakan pertemuannya dengan Pak Robert juga Bre."Ya.""Bre ini mantan suami Livia. Track record-nya beberapa bulan yang lalu pasti masih kamu ingat, kan? Dia pernah bawa kabur istrimu.""Tentu aku ingat.""Kamu nggak khawatir?""Kita akan bekerja secara profesional, Di. Kamu yang pegang projek ini. Setelah apa yang terjadi, tentu Bre sudah berubah. Kalau nggak juga berubah, bukan kita yang rugi, tapi perusahaannya. Semua orang menjauhinya. Dia akan rugi kalau bertindak macam-macam. Projek ini sangat menjanjikan.""Terus bagaimana dengan Livia? Kamu nggak khawatir Bre akan membuat ulah lagi? Gambling dalam bisnis biasa, Lan. Tapi tidak dengan rumah tangga." Adi berusaha untuk mengingatkan sahabatnya."Kamu benar. Tapi aku percaya sama istriku, Bro. Kamu ingat saat kita memutuskan bekerjasama dengan Pak Robert dulu. Disaat semua orang meragukan perusa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14
  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 127 My Sweetheart 2

    Tidak bisa mengelak saat nalurinya juga menginginkan. Kalimat bijak yang tersusun di kepala tiba-tiba luruh sebelum diungkapkan.Alan kian menggebu dan Livia pun ikut tenggelam tidak hanya sekali. Tapi berkali-kali.Senyum puas menghiasi bibir lelaki itu. Tidak perlu berdebat dan mengeluarkan dalil untuk menceramahi istrinya tentang dosa akhibat menolak ajakan suami berhubungan badan. Tak usah memaksa dengan kasar. Cukup perhatikan saat dia bicara, sambil bergerilya diam-diam dan akhirnya pun Livia tumbang.Selimut ditarik Alan untuk menutupi tubuh mereka. Mengusap keringat di dahi Livia, kemudian memeluknya.Livia memejam. Padahal ia sudah mempersiapkan konsep malam romantis. Tadi siang sudah pesan ling*rie s*ksi dari butik langganannya. Mungkin besok baru di antar. Ingin mengganti seprai dengan yang baru ia beli, menyalakan lilin aromaterapi di setiap sudut kamar, untuk pengharum ruangan tetap aroma mint kesukaan suaminya.Namun harapannya untuk mempersiapkan malam yang indah telah

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14
  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 128 My Sweetheart 3

    "Mas belum tahu. Kemarin nggak sempet nanya karena ada tamu. Nanti ketemu di kantor kita tanya." "Aku khawatir." "Nanti kita dampingi ayah saat mereka ketemuan. Mungkin setelah banyak peristiwa mengguncang keluarga Hutama, akhirnya membuat mereka sadar. Makanya ingin minta maaf sama ayah." "Setelah kami kehilangan." Livia berubah sendu. Apa dua nyawa bisa ditebus dengan kata maaf saja. "Kenapa waktu itu Mas nggak mau langsung cerita padaku kalau mencurigai mereka sebagai pelakunya?" "Kalau mas cerita, apa yang akan kamu lakukan? Meninggalkan Bre?" Livia diam sejenak. "Mungkin saja," jawabnya kemudian. Ada nada getir terselip di sana. Pasti saat itu akan menjadi pilihan yang paling sulit. Sakit hati atas kejahatan keluarga Hutama, tapi ia juga mencintai Bre yang tidak tahu apa-apa. "Waktu itu mas nggak punya bukti apa-apa. Hanya sekedar curiga dan melakukan penyelidikan yang tidak tuntas, karena kamu dan Bre akan menikah." Hening. "Sayang, kita tidak bisa memutar wak

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14
  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 129 Anak siapa? 1

    RAHASIA TIGA HATI - Anak siapa?"Apa Mbak Ella tiap hari ke sini?" tanya Livia lirih pada Rasty. Mereka tengah berhenti di tengah tangga."Seminggu kadang dua sampai tiga kali datang, Mbak.""Untuk apa? Di sini kan bukan kantornya.""Saya kurang tahu. Biasanya dia ada di ruang rapat untuk membahas sesuatu dengan Pak Adi, Pak Alan, dan tim yang akan mengerjakan projek bulan depan." Rasty yang merasa tak enak hati jadi serba salah hendak menjelaskan.Livia masih berdiri. Soal kerjasama tidak seharusnya setiap hari bertemu. Mereka juga memiliki asisten. Kalau hal sederhana saja dilakukan sendiri, apa fungsinya seorang asisten."Apa dia juga sering bawa makanan ke sini?""Iya. Tapi Pak Adi, Pak Alan nggak pernah mengambil. Biasanya dimakan sama para staf."Lega. Siapa tahu makanan itu ada pemikatnya, jampi-jampi, atau pelet. Ish, Livia menepis pikiran konyolnya. Tidak ada yang tidak mungkin. Hidup senantiasa berdampingan dengan yang nyata dan tidak nyata. Pikiran manusia kadang waras kad

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-15
  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 130 Anak siapa? 2

    Livia masuk ke ruangan dan mengunci pintu. Khawatir kalau ada yang nyelonong masuk. Selain pumping ASI, ia juga hendak mengoleskan cream di area perutnya.Ketika tengah mengoleskan cream sambil menunggu ASI penuh, ponselnya berdering. "Halo, Mas.""Sayang, kenapa pintunya dikunci." "Aku lagi me time. Jangan masuk dulu.""Me time apaan? Bukain pintunya, Livi!""Ish, jangan. Setelah selesai baru kubuka.""Okelah."Livia meletakkan kembali ponselnya. Sedangkan Alan kembali ke ruangan. Dia tadi khawatir kalau ada apa-apa dengan Livia setelah melihat sang istri berbincang-bincang dengan Ella.Sambil menunggu Livia mendatanginya, Alan melakukan video call dengan mamanya. Hari-hari biasa Livia yang di telepon untuk mengobati kangennya pada Alvian. Setelah Livia masuk kerja, ganti menelepon sang mama.***L***Matahari bersinar terik siang itu saat mobil Bre melaju di keramaian kota. Dari kantor Pak Robert langsung ke rumah sakit dan bertemu kakaknya di sana. Sedangkan Ferry berangkat dari k

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-15
  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 131 Siapa pria itu? 1

    RAHASIA TIGA HATI - Siapa pria itu?Bre memperhatikan sang kakak yang mengalihkan pandangan ke kejauhan. Wajah luka dan kecewa tampak di sana. Ia tahu kalau Ferry masih memiliki harapan untuk kembali. Seperti dirinya dulu. Namun kesempatan itu tidak ada. Sedangkan sang kakak masih punya peluang, meski pun belum tentu Kenny mau kembali."Kamu tahu siapa laki-laki itu?""Aku nggak tahu. Mbak Kenny nggak cerita."Ferry menarik napas panjang. Rasa lega tadi sudah lenyap tergantikan keresahan yang menggumpal dalam dada. Terlepas dari satu permasalahan, muncul lagi sesuatu yang membuatnya resah."Perjuangkan kalau kamu mampu, Mas. Jika Mbak Kenny enggan menerimamu lagi, Mas harus rela dengan lapang dada. Ikhlaskan. Mungkin baginya akan bahagia hidup dengan orang lain. Tetaplah jadi papa yang baik saja buat anak-anak."Mendengar perkataan Bre, Ferry hanya bisa mengangguk pelan. Sudah dua kali ia selingkuh, mungkin sukar bagi Kenny untuk menerimanya lagi. "Kita kembali ke kantor. Banyak yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-16
  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 132 Siapa pria itu? 2

    "Membuatmu dan Livia juga berpisah. Beberapa minggu ini aku merenung. Flashback apa yang telah kulalui. Aku bersalah telah menjadi orang ketiga dalam hubungan kalian. Maafkan aku. Andai saja dulu aku menolak dan tidak menuruti ambisiku sendiri, mungkin kamu nggak sampai cerai dengan Livia. Kalau aku nggak setuju, mana mungkin mereka berhasil memisahkan kalian." Agatha bicara hingga suaranya terdengar parau karena isak tertahan."Semua sudah terjadi, Tha. Tanpa adanya kamu pun, mungkin aku dan Livia tetap dipisahkan." Bre bangkit dari kursi dan melangkah ke arah jendela kaca. Menatap langit yang beranjak sore."Maksudmu gimana, aku nggak paham.""Aku nggak bisa ceritakan hal ini ke kamu.""Oh ... nggak apa-apa."Untuk beberapa saat mereka saling diam. Tentu saja Bre tidak akan menceritakan pada Agatha, tentang dendam kesumat sang mama pada keluarga Livia. Pada Bu Safitria yang dibencinya. Tanpa hadirnya Agatha, sang mama pasti tetap memintanya untuk menceraikan Livia. Karena tujuannya

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-16

Bab terbaru

  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 209 Alone 4

    Bre menyalami Pak Rosyam dan Pak Tamin dan meminta maaf karena terlambat datang."Sekolah libur kan, Bang?" tanya Bre pada Alvian."Iya, Om. Libur seminggu setelah ulangan.""Oke, besok kita jalan-jalan ke pantai sama Kak Leo. Mau nggak?"Alvian memandang kakeknya. Saat Pak Rosyam mengangguk, Alvian senang karena diberi izin. Bocah itu memang sering bertemu Bre tiap kali ikut kakeknya ke Malang.Pak Rosyam dan Bre sambil makan membicarakan projek yang akan di mulai bulan depan. Setelah itu Bre mengajak Leo dan Alvian jalan-jalan di mall depan restoran. Pria yang masih tetap sendiri itu seperti biasa membelikan mainan dan pakaian untuk Alvian dan si kembar. Untuk Aliva dia hanya membelikan sebuah boneka. Aliva masih terlalu kecil. Bre belum pernah melihat wajah Aliva. Pasti cantik seperti ibunya. Bre terakhir kali bertemu Livia, ketika acara dinner malam itu. Kalau Alan masih sering bertemu karena mereka memang menjadi partner bisnis."Nak Bre, kapan bapak dapat undangan pernikahan? B

  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 208 Alone 3

    "Saya merintis bisnis bersama istri saya yang saat itu masih menjadi teman biasa. Juga Adi, teman kita yang malam ini tidak bisa datang. Mereka yang menemani saya benar-benar dari nol. Mulai dari mencari tempat usaha, perizinan, dan karyawan.""Dari teman langsung menikah atau pacaran dulu, Bro?" celetuk seorang teman."Suatu hari saya diam-diam menemui ayahnya dan berterus terang hendak menikahi putrinya. Tapi saya minta waktu agar saya mapan secara finansial. Beberapa bulan kemudian saya melamarnya dan kami menikah."Beberapa perempuan memandang ke arah Livia yang masih duduk di tempatnya. "Kenapa nggak ngundang kami? Kamu lupakan teman-temanmu," protes yang lain."Maaf, saya menikah di Sarangan, jadi hanya Adi saja yang datang. Kami hanya mengadakan pesta sederhana karena waktu itu saya masih dalam tahap merintis bisnis."Alan berbagi pengalaman dan motivasi yang menginspirasi. Semua pertanyaan teman dijawabnya dengan penjelasan yang gamblang. Dan pertemuan itu berakhir di jam seb

  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 207 Alone 2

    Livia berdebar-debar takut dan netranya pun berembun. Sekarang susah untuk menelan saliva, seperti ada yang menyekat tenggorokan. Livia merasa malu dan bersalah. Setiap kali ayahnya menemuinya di ruang kerja, sang ayah tidak pernah menutup pintu dengan rapat. Dari celah itulah, tentunya Alan mendengar percakapan dan tangisnya."Mas, aku nggak ada perasaan apapun selain empati dengan nasib Bre." Suara Livia bergetar. "Dia menjadi korban keegoisan mamanya, sedangkan dirinya juga tidak bisa mengendalikan diri makanya sakit akhibat merokok. Aku ....""Nggak perlu dijelaskan, Sayang. Mas paham perasaanmu. Kalau pun masih ada sisa rasa karena kalian pernah hidup bersama, mas juga ngerti.""Bukan seperti itu, Mas. Sekarang hidup dan matiku, jiwa dan ragaku hanya untuk mas dan anak-anak. Jangan salah pengertian.""Mas sangat mengerti, Livi. Sebaiknya kita nggak usah lagi membahas tentang hal ini. Mas percaya sama kamu. Mas dan Bre sudah bicara baik-baik, tetap membuka peluang supaya kita bisa

  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 206 Alone 1

    RAHASIA TIGA HATI - Alone"Tampaknya Mbak ini ngebet banget pengen ketemu sama Mas Alan.""Oh, bukan saya saja. Jangan salah paham, Mbak. Tapi teman-teman yang lain juga ingin bertemu. Berharap Alan bisa datang di pertemuan kami dan berbagi pengalamannya. Yang jelas berbagi ilmu. Alan sedang hangat diperbincangkan di grup alumni." Sonya tampak malu dan membuat wajahnya merona."Oh," jawab Livia pendek. Padahal di antara sekian banyak alumni, pasti bukan suaminya saja yang sukses. Tapi kalau pada akhirnya Alan jadi inspirasi dan penyemangat buat mereka, bukankah itu menjadi nilai plus. Pengalamannya menjadi sangat berguna tidak hanya untuk diri pribadi, tapi untuk orang banyak. Ah, Livia positif thinking saja."Alan jarang ikut pertemuan alumni. Mungkin karena sibuk kali, ya. Tapi kami berharap kali ini dia bisa hadir. Mumpung ada di Malang. Kalau gitu saya mau kembali ke kamar dulu, Mbak.""Ya, Mbak," jawab Livia.Wanita itu melangkah pergi. Tampaknya dia masih tahu malu juga setelah

  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 205 Suami Idaman 3

    "Besok pagi. Karena malam ini aku masih ada acara ketemuan dengan teman-teman alumni.""Apa benar AFBC mau buka cabang di Malang? Mas Ferry ngasih tahu aku sebulan yang lalu.""Insyaallah. Semoga tahun ini bisa terealisasi."Percakapan terjeda sejenak ketika makanan yang dipesan datang."Aku juga membuka peluang kerjasama dengan Hutama Jaya," ujar Alan sambil mulai menikmati makanannya."Kamu nggak khawatir denganku, Lan?"Alan tersenyum. "Apa mungkin kamu tega menikamku dari belakang? Sedangkan aku mendapatkan Livia bukan karena aku merebutnya darimu. Marilah kita menjalin hubungan kerjasama secara sportif sebagai pria sejati, tanpa ada bayang masa lalu. Profesional all out."Keduanya saling pandang. Tanpa bayang masa lalu? Jelas tawaran itu tidak mudah bagi Bre, bahkan bagi Alan sendiri. Tapi urusan dunia properti berada di tangan Pak Rosyam dan Adi. Alan tetap di pasionnya sendiri. Livia sebagai kepala staf keuangan, tetap di kantor bersamanya. Untuk projek properti ditangani oleh

  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 204 Suami Idaman 2

    Bre menggeliat sebelum turun dari kasur. Langsung ke dapur dan membuat secangkir kopi lantas membawanya ke balkon. Duduk di sana sambil menyesap white coffee. Dia lebih suka kopi hitam, tapi stok di dapurnya sudah tidak ada dan belum sempat belanja.Jam dua dini hari Bre baru bisa tidur. Pertemuannya dengan Livia membuatnya kembali merasa tersungkur. Dan itu pilihannya, karena sebenarnya dia bisa saja tidak usah datang ke acara dinner setelah tahu Alan pasti datang bersama Livia.Namun ia tetap datang juga. Dan ini akhibatnya. Luka yang seharusnya mulai sembuh, kini basah kembali. Meski demikian ia tidak lagi terpuruk seperti tahun-tahun kemarin. Bre lebih siap kendati tetap ada rasa kecewa karena penyesalan."Bre, dapat salam dari Atikah," ujar seorang teman kerjanya suatu hari.Bre hanya menjawab dengan senyuman. Dan kiriman salam itu terus berlanjut beberapa kali. Atikah ini salah satu staf di kantor tempatnya bekerja. Perempuan yang lumayan nekat karena berani mengirim salam dulua

  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 203 Suami Idaman 1

    RAHASIA TIGA HATI - Suami IdamanLivia meringkuk untuk berlindung dari dingin. Rasa cemas masih tersisa atas kejadian tadi malam. Tak terbayangkan kalau Alan bersikap arogan karena kesalahan yang istrinya lakukan. Selama ini dia sudah sangat bersabar, Livia benar-benar takut jika Alan bisa saja lepas kendali. Namun suaminya memiliki kecerdasan emosional, mampu mengekspresikan perasaan kecewa, marah, dengan cara yang bijak. Meski begitu bisa membuat Livia menangis.Saat melampiaskan hasr*tnya pun tetap semanis seperti biasanya meski diselimuti amarah dan cemburu. Tidak kasar untuk membalas rasa kecewanya. Suami seperti ini, di mana ia akan mendapatkan dalam situasi dunia seperti sekarang. Ketika perselingkuhan sudah menjadi life style, tidak hanya di kalangan kelas atas bagi orang-orang berduit, tapi kelas pinggiran pun mengalami fenomena yang sama.Kunci sebuah hubungan ada pada laki-laki. Mau sekuat apapun berdebat, kalau cinta seorang laki-laki sangat besar. Hubungan itu akan tetap

  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 202 Mari Kita Bicara 3

    "Jadi Mas Alan nggak tahu?" Livia terkejut lagi. Alan yang biasanya banyak tahu hal-hal yang berada di luar jangkauan Livia, tapi kali ini dia tidak tahu apa-apa."Untuk apa mas berbohong sama kamu. Apa begitu pentingnya kabar tentang Bre bagimu?"Tangis Livia tumpah. "Bukan begitu. Aku takut kalian berselisih. Padahal aku sudah senang kalian bisa bekerjasama dengan baik sampai tiga tahun lamanya. Mas, jangan salah paham."Alan menarik napas panjang. Keduanya terdiam beberapa menit. Livia mengusap air mata dengan tisu yang ditarik dari atas nakas. "Maafkan aku. Aku nggak ada niatan mengkhianatimu," ujar Livia serak."Livi, kita sudah punya tiga anak. Saat mendengar percakapanmu dan ayah yang menasehatimu tadi, mas diam. Nggak akan menjadikan itu masalah yang membuat hubungan kita berubah. Mas memutuskan diam karena mas percaya dengan ayah dan kamu."Mas anggap itu hal biasa. Tapi setelah mas melihatmu berbincang dengan Bre, mas akhirnya perlu mendiskusikan hal ini denganmu.""Percayal

  • RAHASIA TIGA HATI   Bab 201 Mari Kita Bicara 2

    Livia menebarkan pandangan ke belakang. Ia tidak menemukan Bre di antara para undangan. Mungkin dia masih di sana, karena banyaknya tamu yang berjas hitam, jadi susah untuk menemukan."Apa yang kamu cari?" Alan menyentuh dan langsung menggenggam jemarinya."Mas." Livia kaget karena Alan tiba-tiba ada di belakangnya. Wajah sang suami tidak secerah tadi. Apa ada masalah antara suami dan rekan kerjanya? Livia jadi khawatir.Seseorang menyapa mereka. Alan kembali berbincang dan tidak melepaskan genggaman tangannya.Sedangkan Sonya yang kembali dari menerima telepon terkejut melihat tangan Livia digenggam oleh Alan. Laki-laki yang dibicarakan tadi sudah bersama wanita itu. Apa hubungan mereka? Bukankah Livia bilang datang bersama suaminya? Jadi dia istrinya Alan? Oh, mungkin bukan. Kenapa Livia tidak mengakui kalau dia istrinya bos AFBC ketika sang suami dibicarakan perempuan lain.Apa dia selingkuhannya Alan? Waduh, padahal Alan tidak ada tampang laki-laki red flag. Sonya tidak percaya. K

DMCA.com Protection Status