Cinta sang Mantan Napi

Cinta sang Mantan Napi

last updateLast Updated : 2022-10-29
By:  R. AliyahOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 ratings. 3 reviews
32Chapters
2.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Eman, sahabat Rey, rela menggantikan Rey untuk menanggung hukuman seumur hidup akibat tak sengaja membunuh Pak Burhan. Meski demikian, kurungan penjara beberapa tahun membuat Rey menyesali semuanya. Dengan bantuan Nathan, teman satu sel-nya yang seorang pimpinan Perusahaan Golden Star Rey, Rey pun mengubah wajah dan identitasnya. Rey bertekad menebus kesalahan pada keluarga Pak Burhan sebagai Jonathan. Banyak perjuangan dalam mendapatkan kata maaf, hingga akhirnya cinta bersemi di hati Rey untuk Claudya, anak pak Burhan. Dapatkah Jonathan alias Rey mendapatkan cinta Claudya atau… día harus sadar posisi dirinya?

View More

Chapter 1

Seorang Pembunuh

PLAK!!!

"Brengs*k! Kau benar-benar pria brengs*k yang kutemui!"

Seorang wanita tiba-tiba datang menghampiri Rey dan menamparnya dengan cukup keras. Tamparan itu membuat pipi Rey terasa panas dan pedih.

"PEMBUNUH! PEMBUNUH!" teriak wanita itu lagi.

"Anda siapa? Kenapa anda tiba-tiba menampar saya?" Rey mengelus pipinya yang sudah tergambar jelas telapak tangan si wanita.

Wanita itu berdecih dan mengepalkan kedua tangannya serta menghembuskan napasnya dengan kasar.

"Lelaki bajing*n, apa hak mu mengambil nyawa Ayahku? Apa kau malaikat pencabut nyawa? Atau jika perlu biarkan aku yang menjadi pencabut nyawamu," teriak wanita bergaun hitam yang bernama Claudya itu yang ternyata anak pak Burhan orang yang sudah mati di tangan Rey.

Claudya terengah-engah mengatur napasnya yang memburu karena luapan amarah.

Mendengar ucapan Claudya Rey hanya terdiam tanpa berani membalasnya apalagi hanya menatap wajah wanita yang berada di hadapannya. Perasaan bersalah menyusup ke dalam dadanya.

"Kau akan mendapatkan balasannya. Hidupmu tidak akan tenang. Apa yang kau tabur itu yang akan kau tuai, BANGS*T!" sumpah serapah keluar dari mulut Claudya seraya menunjukkan jari telunjuk kanannya ke wajah Rey yang masih berdiri diam terpaku di hadapan Claudya.

Sedangkan kedua lengan Claudya sudah dicekal oleh dua orang polisi yang juga hadir di persidangan itu.

Semua orang yang hadir pada persidangan siang itu sama-sama memusatkan perhatian dan pandangan mereka pada Claudya dan Rey. Bu Ainun hanya bisa menangis dengan nasib anak sulungnya.

"Tenang! Tenang! Harap tenang!" ketukan palu Hakim terdengar begitu nyaring untuk menghentikan ulah Claudya yang sudah mengacaukan persidangan.

"Kalau anda tidak bisa tenang, silahkan tinggalkan ruangan ini!" seru Hakim pada Claudya.

"Hukum dia, pak Hakim. Hukuman mati adalah hukuman yang pantas untuk pria pembunuh seperti dia," pekik Claudya seraya menunjuk ke arah Rey.

"Saya mohon hukum dia, pak Hakim ...." suara Claudya mulai melemah. Ia pun luruh ke lantai di mana ia masih jadi pusat perhatian setiap mata yang hadir.

Kedua polisi yang tadi mencekal lengan Claudya kembali mengangkatnya dan mengantarkan ke luar ruang persidangan. Dengan langkah gontai Claudya pun melangkah ke pintu keluar. Bibir kanannya sedikit terangkat.

Tapi, saat satu langkah lagi sebelum sampai ke pintu Claudya menghentikan langkahnya. Ia berbalik badan sontak melemparkan sebuah batu yang berukuran kepalan tangannya yang sudah ia persiapankan di dalam tas selempangnya.

Batu itu mendarat tepat di pelipis Rey. Lemparan batu itu membuat Rey sedikit terhuyung ke belakang karena kaget. Darah segar ke luar dengan deras dari luka di pelipisnya.

Semua orang begitu kaget dengan ulah Claudya yang begitu nekat di depan Hakim. Membuat orang menggelengkan kepala.

"Seret dia keluar!" pekik Hakim yang sudah berdiri seraya menunjuk pintu keluar.

"Rey ... ," lirih bu Ainun. Wanita paruh baya itu hendak mendekati anaknya. Tapi, ia mengurungkan niatnya itu sesaat setelah mendengar suara Hakim yang menunda persidangan selama dua jam.

Rey pun dibawa masuk oleh dua orang polisi yang menjaganya untuk dibawa ke rumah sakit.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya salah satu polisi seraya terus berjalan menuju parkiran mobil.

Rey hanya menganggukkan kepalanya. Jangankan satu batu, ia bahkan rela menerima ribuan batu yang dilemparkan padanya asalkan itu bisa menebus kesalahannya pada keluarga Claudya.

"Wanita itu nekat sekali," ujar polisi yang duduk di sebelah kanan Rey di kursi belakang sopir.

"Saya pantas mendapatkan itu," gumam Rey dengan tatapan sendu menatap ke arah jendela mobil polisi yang sudah melaju yang akan membawanya ke rumah sakit.

"Sepertinya wanita itu nampak tidak asing. Di mana, ya?" batin Rey mencoba mengingat wajah Claudya.

Sementara itu di luar ruang sidang Claudya masih duduk termenung di sana. Bulir bening meluncur tanpa bisa dicegah di pipi mulusnya.

Bu Ainun ke luar dengan dipapah oleh Lora. Saat hendak melewati Claudya bu Ainun menghentikan langkahnya. Perlahan wanita paruh baya itu mendekati Claudya yang masih menundukkan kepalanya.

Bahu gadis itu terlihat naik turun. Bu Ainun menyentuhnya Dan memeluk Claudya dengan erat. Seketika tangis Claudya pecah dalam pelukan bu Ainun. Claudya sangat merindukan kehangatan pelukan seorang ibu.

"Apa salah keluarga kami, Bu? Kenapa dia tega melakukan itu?" lirih Claudya dalam isakannya.

"Maafkan anak ibu, Nak!" ucap bu Ainun sambil mengelus punggung Claudya dengan lembut.

Mendengar hal itu sontak membuat Claudya melepaskan pelukan mereka. Ia menghapus pipinya dengan kasar. Gadis itu tak menyangka jika wanita yang memeluknya adalah ibu dari pembunuh yang sudah melenyapkan nyawa Ayahnya.

"Maaf? Apa dengan kata maaf, nyawa ayah saya akan kembali?" seru Claudya seraya bangkit dari duduknya.

Gadis itu menatap bu Ainun dan Lora secara bergantian. Emosinya kembali membuncah. Napasnya kembali terlihat naik turun. Ia mencoba mengontrol diri karena yang ia hadapi kini wanita tua. Ia tetap harus menghormatinya sekali pun dia wanita yang melahirkan sang pembunuh.

"Kalau memang anak ibu hanya menginginkan harta tapi kenapa harus membunuh dan melukai keluarga saya, Bu." Claudya menjeda ucapannya.

"Apa ibu tahu, hanya mereka yang saya miliki dan saya sayangi setelah saya dan adik kehilangan ibu yang sudah melahirkan kami pergi untuk selamanya."

Claudya berbalik badan. Tangan kanannya memegang dadanya yang terasa sesak. Ia menatap keluar melalui jendela yang berada di hadapannya.

"Sampai kapan pun saya tidak akan bisa memaafkan orang itu dan karma buruk akan terus menghantui seumur hidupnya. Ingat itu!"

Setelah mengatakan itu Claudya melenggang melangkah meninggalkan bu Ainun dan Lora yang kaget dengan sumpah yang baru saja Claudya ucapkan.

Persidangan dilanjutkan setelah dua jam berlalu. Agenda hari ini adalah mendengarkan keterangan dari para saksi-saksi. Yang Rey tak habis pikir, Eman mengaku jika dia lah yang telah melakukan penusukan itu yang mengakibatkan seseorang meninggal dunia.

"TIDAK!" Rey berteriak seraya berdiri memperhatikan Eman.

Yang diperhatikan menggelengkan kepalanya. Pria itu mencoba menahan Rey agar tak salah bicara dan merusak rencananya. Eman tidak mau jika Rey harus dihukum berat.

"Aku rela menggantikan posisimu, Rey," batin Eman sambil memandang iba pada Rey.

"Apa maksud, Anda?" tanya hakim heran dengan ucapan spontan Rey.

"Maaf, pak Hakim." Rey menundukkan kepalanya tanpa berani menatap siapapun.

Rey tak menyangka Eman bisa berbuat demikian. Ia makin merasa bersalah karenanya Eman mau menukar posisi dengannya. Sidang akan dilanjutkan satu minggu kemudian untuk pembacaan vonis untuk Rey dan kawan-kawan. Mereka kembali dibawa ke dalam sel. Untuk sementara mereka berada di dalam satu sel.

"Man, maksud loe tadi apa? Kenapa loe ngomong begitu?" bisik Rey pada Eman karena takut jika ada yang mendengar percakapan mereka.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
R. Aliyah
Subscribe ya guys sebelum membaca
2022-07-07 20:04:46
0
user avatar
Ayu Jarian Se
Wah cerita ini menarik untuk diikuti, ditunggu kelanjutannya Thor...semangat .........
2022-06-09 20:43:10
1
user avatar
R. Aliyah
keren kak, lanjutkan semangat
2022-06-09 17:54:31
0
32 Chapters
Seorang Pembunuh
PLAK!!!"Brengs*k! Kau benar-benar pria brengs*k yang kutemui!"Seorang wanita tiba-tiba datang menghampiri Rey dan menamparnya dengan cukup keras. Tamparan itu membuat pipi Rey terasa panas dan pedih."PEMBUNUH! PEMBUNUH!" teriak wanita itu lagi."Anda siapa? Kenapa anda tiba-tiba menampar saya?" Rey mengelus pipinya yang sudah tergambar jelas telapak tangan si wanita.Wanita itu berdecih dan mengepalkan kedua tangannya serta menghembuskan napasnya dengan kasar."Lelaki bajing*n, apa hak mu mengambil nyawa Ayahku? Apa kau malaikat pencabut nyawa? Atau jika perlu biarkan aku yang menjadi pencabut nyawamu," teriak wanita bergaun hitam yang bernama Claudya itu yang ternyata anak pak Burhan orang yang sudah mati di tangan Rey.Claudya terengah-engah mengatur napasnya yang memburu karena luapan amarah.Mendengar ucapan Claudya Rey hanya terdiam tanpa berani membalasnya apalagi hanya menatap wajah wanita yang berada di hadapannya. Perasaan bersalah menyusup ke dalam dadanya."Kau akan mend
last updateLast Updated : 2022-06-06
Read more
Keluar penjara
Eman tersenyum dengan pertanyaan Rey."Gue gak mau loe dapat hukuman berat, Rey. Loe masih punya keluarga yang harus loe tanggung dan loe jaga. Sedangkan gue udah gak punya siapa-siapa. Cuma loe keluarga gue. Selama ini loe udah banyak bantu, sekarang giliran gue." Rey memeluk Eman sebagai tanda terima kasih. Ia sangat bersyukur mempunyai sahabat sepeti Eman.Eman divonis penjara seumur hidup sedangkan Rey dan yang lain divonis hanya beberapa tahun saja. Bu Ainun dan Lora yang hadir dalam persidangan tak bisa menahan tangisnya begitu mendengar vonis yang baru saja dibacakan oleh hakim. Beberapa tahun ke depan ia akan hidup hanya berdua dengan Lora.Selama di dalam penjara Rey dihantui rasa bersalah yang amat mendalam pada sahabat dan orang yang ia sudah lenyapkan. Ia sangat menyayangkan sikap Eman yang ingin melindunginya. Pria bertato itu kini menyesal atas semua perbuatannya. Karena kesalahannya, kini Eman harus menjalani hukuman yang sangat berat.Setiap malam ia selalu bermimpi t
last updateLast Updated : 2022-06-06
Read more
Guru bela diri
Mobil melaju di pekatnya malam dengan perlahan karena jalan perkampungan itu cukup banyak yang berlubang sehingga mobil tidak bisa jalan dengan mulus. "Terima kasih, Nathan. Kamu udah mau bantu aku.""Santai saja, Brother.""Sekarang, kita mau ke mana, Nat?""Kamu harus ikut denganku dan harus menuruti perkataan ku jika kamu ingin menebus semua kesalahanmu."Beberapa tahun Rey berada di negeri bambu. Dengan bantuan Nathan Rey merubah wajah dan identitasnya demi menebus semua kesalahan yang sudah ia perbuat.Kini ia berganti nama menjadi Jonathan Kendrick. Seorang CEO dari perusahaan GOLDEN STAR. Milik keluarga Kendrick. Ia di angkat menjadi CEO sekaligus kakak dari Nathan Kendrick.Keluarga Nathan juga sangat berterima kasih pada Jona atas semua kebaikan yang ia lakukan pada Nathan.Jona sangat cepat beradaptasi dan belajar dengan semua yang sudah diajarkan padanya. sungguh pencapaian yang luar biasa bagi seorang Reynaldi Pratama seorang mantan napi menjadi Jonathan Kendrick seoran
last updateLast Updated : 2022-06-06
Read more
Siapa gadis itu?
Pagi hari semua penghuni pondok sibuk dengan aktivitas belajarnya begitupun dengan Rey dan Claudya. Disaat itu lah Jona melihat Claudya. Karena Claudya sudah berhijrah dan sudah lama melupakan peristiwa yang merubah seluruh hidupnya. Ia juga sudah melupakan pelaku pembunuh sang Ayah. Tapi tidak dengan Jona. Ia masih ingat betul dengan gadis yang ia lihat di ruang persidangan waktu itu. Jona meyakinkan diri jika benar dia adalah gadis yang sama. Hal itu membuat ia penasaran. Ia pun bertanya pada salah satu pengurus pondok pesantren."Assalamualaikum ustaz, maaf boleh saya bertanya?""Waalaikumsalam, iya silahkan.""Siapa gadis itu? Kenapa dia bisa keluar masuk ke rumah Umi Nissa.""Oh, itu Claudya, anak angkat ustaz Yusuf dan Umi Nissa. Memangnya kenapa? Kamu kenal?" ustaz Reza balik bertanya."Ah, tidak ustaz hanya seperti pernah melihatnya saja," jawab Jona dengan kikuk."Apa dia sudah lama di pesantren ini?" "Hayooo, kenapa nanya-nanya? Mas suka sama Claudya?" ustaz Reza menggoda
last updateLast Updated : 2022-06-06
Read more
Copeeet!!!
"Claudya, kamu tahu tidak persamaan kamu sama pakaian?"Claudya bergeming, ia tak menghiraukan pertanyaan Jona yang konyol. Pandangannya lurus ke depan sedangkan Rizal seperti nyamuk yang menggangu mereka berdua."Kamu Tahu tidak, Zal?" Jona melirik ke spion tengah melihat penumpang yang ada di belakangnya."Tidak Tahu, Mas. Emang apa jawabannya?" "Jawabannya sama-sama kusut. Hahahah ..." tawa Jona menggema."Sama sekali tidak lucu Tahu!" pekik Claudya.Hal itu makin membuat Jona tertawa melihat wajah Claudya yang cemberut.'15 menit kemudian'"Zal, di mana pasarnya? Masih jauh?""Gak, Mas itu di depan pasarnya!" Rizal menunjuk ke arah depan."Kalian masuk duluan, ya! Aku mau parkir dulu," ucap Jona sebelum Rizal dan Claudya turun.Ternyata tempat parkir mobil agak jauh dari pintu masuk pasar. Dan Jona harus memutar untuk bisa masuk ke area parkir mobil.Tadi sebelum turun Rizal memperingatkan kalo pasar ini rawan pencopetan. Jadi harus ekstra hati-hati.Dari kejauhan Jona melihat se
last updateLast Updated : 2022-06-06
Read more
Helm tengkorak
Dengan perasaan kesal Claudya percepat langkahnya ke tempat yang dimaksud."Enaknya yang lagi makan bakso ... mana belanjaan di tinggal gitu saja. Aku cari ke mana-mana malah enak-enakan makan di sini." Claudya datang dengan bertolak pinggang."Ehm, sini-sini kita makan bakso dulu. Ini enak banget, loh!" ucap Jona yang masih mengunyah bakso di dalam mulutnya."Begini, ya mas Jonathan, kamu tidak lihat itu sudah mendung, sebentar lagi mau hujan. Bisa basah semua nanti belanjaan kita terutama beras." "Astaghfirullah, iya bener. Ayo Zal kita pulang. Kamu ke sana duluan, aku mau bayar baksonya dulu." mereka beranjak dari tempat duduknya.Jona setengah berlari untuk mengambil mobil. Setelah semua masuk ke mobil, hujan mulai turun dengan derasnya."Tuh, bener kan hujan hampir aja basah semua.""Maaf, Nyonya kita gak sadar kalau mau hujan. Jangan manyun gitu dong nanti kusut lagi kayak pakaian. Oops!" Jona pura-pura keceplosan."Iya, Mbak, tadi kami lapar. Makanya sambil nunggu kami makan b
last updateLast Updated : 2022-06-08
Read more
kenangan masa lalu.
"Mas, dipanggil, tuh, sama ustaz Yusuf." Rizal datang dengan berlari seraya mengangkat sedikit kain sarungnya."Kamu kenapa sampai lari-lari segala? Kebelet, ya?" ledek Jona."Enak aja, kata Ustaz suruh cepet katanya ada hal yang mendesak, Mas.""Ada apa ya, Zal? Tumben pagi-pagi udah manggil. Jangan-jangan disuruh jadi mantu!""Huuu ...."Jona melengos pergi meninggalkan Rizal dengan tertawa girang karena sudah bisa mengerjainnya. Pria itu membubarkan muridnya untuk beristirahat sejenak.Setibanya di rumah, ustaz Yusuf dan Umi Nissa sudah menunggu di ruang tamu. Nampak wajah-wajah serius membuat nyali Jona sedikit menciut."Assalamualaikum," sapa Jona dari ambang pintu."Waalaikumsalam, sini masuk, nak Jo. Kami sudah menunggu." ustaz Yusuf mempersilahkan Jona untuk duduk Di sampingnya."Begini, nak Jo sebelumnya kami minta maaf kalo apa yang akan kami bicarakan menyinggung perasaan nak Jona." umi Nissa memulai percakapan dengan merapatkan kedua telapak tangannya di dada."Sebenarnya
last updateLast Updated : 2022-06-08
Read more
Jejen.
Datang beberapa mobil polisi. Iptu Faisal yang menembakkan pistol ke udara. Ia sudah hapal betul tingkah para preman kampung itu. Dan polisi juga menembakkan gas air mata agar mereka semua membubarkan diri.Rey dan teman-temannya pergi ke tempat biasa mereka nongkrong."Loe gak apa-apa, Rey? Sorry, kita telat," tanya Joni."Gak apa-apa, loe semua datang tepat waktu. Kalo gak udah gue jadiin perkedel, tuh orang." "Oya, loe udah ke pasar ngambil jatah kita? Gue dah tongpes, nih!" ucap joni seraya melemparkan dompetnya."Rencananya gue baru mau ke sana habis nganter Lora. Tapi malah para kecoak itu bikin rese.""Ayo, cabut ke pasar!"Rey dan joni berangkat ke pasar sedangkan yang lain membubarkan diri. Rey melakukan pungli di pasar. Mereka adalah preman pasar daerah tersebut menjaga keamanan pasar dari para pengganggu. Namun, Rey tidak pernah melukai para pedagang, mereka mengingatkan Rey pada sang Ibu yang juga seorang pedagang.Hari beranjak siang. Matahari berada tepat di bawah kepal
last updateLast Updated : 2022-06-08
Read more
Aksi perampokan.
Di basecamp.Rey dan teman-teman nya sedang merencanakan sesuatu yang sangat beresiko."Loe kenapa ngajak ngumpul jam segini Rey? Tumben," tanya Eman seraya menyalakan sebatang rokok yang terselip di telinganya."Begini gue butuh bantuan kalian. Gue butuh duit banyak kali ini." Rey menatap semuanya satu persatu."Banyak? Buat apaan?" tanya yang lain."Sahabat kita Jejen butuh biaya buat Ibunya operasi. Dia lagi ketimpa masalah berat, bro." "Jejen, anak bu Romlah?" tanya Eman lagi."Iya, semalem dia dateng baru cerita kalau dia lagi ada masalah.""Begini aja, tadi gue baru dapet info dari Ali kalo ada target kita di kampung jati luhur. Gimana kalo kita satroni tu rumah. Nanti hasil dari situ kita serahin semua sama Jejen. Gimana?" usul teman Rey yang lain."Gila loe, ya! Jejen lagi di sini masak kita mau ngerampok," protes Rey."Loe mau bantuin Jejen, gak?" ujar Eman. "Sikon nya gimana?""Tenang, kita udah mengintai seminggu lebih dan sekarang rumah itu kosong ditinggal penghuninya p
last updateLast Updated : 2022-06-10
Read more
Ketahuan
"Astaga, apa yang barusan loe lakuin, Rey..?" teriak Eman frustasi."Sorry, gue reflek karena dia melawan," ucap Rey seraya melepaskan belati dari tangannya."Gimana sih, Rey, loe yang ingetin kita-kita. Malah loe sendiri yang melanggar," hardik Eman."Trus kita harus gimana ini?" tanya yang lain."Ayo, kita tinggalin rumah ini sekarang. Kita bawa aja yang udah kita dapet. Keburu dateng polisi,"Anton yang melihat semua temannya berlari dengan panik ia pun ikut panik. Ia sudah menduga jika aksi mereka gagal. Satu persatu sudah naik ke atas mobil pick up yang sudah ia persiapkan."Loe bilang gak ada orang di rumah itu, tapi nyatanya masih ada penghuninya," ucap Rey seraya mengusap wajahnya."Kita udah cek, Rey, kalau rumah itu emang kosong. kita gak tau kalau ada penghuni rumahnya," Eman meyakinkan Rey"Tapi Man sebenarnya bukan satu tapi dua orang," Rey menatap Eman."Tu- tunggu maksud loe ada dua orang yang ada di rumah itu?" Rey menganggukkan kepalanya. Yang lain hanya terdiam,
last updateLast Updated : 2022-06-11
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status