Hotel Malachy memang merupakan hotel mewah di Manchester. Hotel bintang tujuh itu memang terlihat luar biasa mentereng dan luar biasa indah dari luar.
Semua orang di kota Manchester benar-benar tahu tentang reputasi mengenai itu.
Hotel tersebut juga menjadi hotel termahal di kota itu dikarenakan fasilitas dan pelayanan kelas atas yang ditawarkan mereka. Semuanya serba mewah dan pasti akan memuaskan pelanggan.
Weylin Malachy baru sampai di hotel yang memiliki lima puluh lantai itu dan turun dari mobilnya. Dia lalu disambut oleh sekretaris pribadinya, Kristen Moore yang telah bekerja dengannya selama hampir dua tahun.
Weylin mempercayai wanita itu karena hanya Kristen wanita di hotel itu yang masih tidak tertarik kepadanya. Itu karena Kristen sudah menikah.
Wanita itu juga sangat setia kepada suaminya dan memiliki dua anak.
Dia dari awal tak nampak memiliki keinginan untuk menarik perhatiannya dan itu sangat bagus untuk Weylin karena Weylin jadi tidak perlu mengkhawatirkannya, bahkan dia bisa santai saat bersamanya.
"Pak, apa Anda mau sarapan dulu sebelum rapat?" tanya Kristen.
Kristen selalu menyiapkan sarapannya karena dia tahu bahwa Weylin hampir tidak pernah makan di rumahnya. Dia juga tahu betapa buruknya hubungan CEO muda itu dengan ayahnya.
"Baiklah. Beri aku sandwich saja. Aku tidak mau makan terlalu banyak."
"Oke, Pak. Apa Anda ingin saya melakukan hal lain?" tanya Kristen lagi.
Weylin berpikir sejenak dan kemudian menggelengkan kepalanya.
Kristen kemudian pergi ke pantry untuk menyiapkan makanannya.
Weylin lalu berjalan menuju ruangannya.
"Darren, jam berapa aku harus bertemu dengan gadis itu?"
Weylin sebenarnya tidak ingin bertemu gadis itu tetapi karena dia telah punya rencana untuk merusak perjodohan itu, dia siap untuk bertemu dengannya.
"Jam lima, Tuan Muda"
"Di mana itu?"
"Rumah Anda,” jawab Darren santai.
Weylin melebarkan matanya dengan sempurna.
"Apakah kamu tidak mengatakan sesuatu yang salah? Itu tidak mungkin. Ayahku tidak pernah mengundang teman-temannya ke rumah kami."
Weylin benar. Ansgar Malachy bukan orang yang suka beramah tamah pada orang lain.
Jika dia ingin menemui seseorang, dia pasti akan mengajak tamunya itu untuk bertemu di kantornya atau di restoran. Yang pasti bukan di rumahnya.
Bagi Ansgar, rumahnya hanya boleh diinjak oleh anggota keluarganya saja. Jadi bisa dipastikan tak ada satu pun rekan bisnisnya yang pernah masuk ke dalam mansion milik keluarga Malachy.
Darren menghela napas lalu dia kemudian menjelaskan sesuatu yang membuat Weylin ingin kabur dari acara pertemuannya dengan siapapun gadis yang akan dijodohkan dengan dirinya itu.
"Tuan Malachy mengatakan bahwa dia adalah sahabatnya. Kalau tidak salah mereka berteman sejak masih duduk di bangku SMA. Jadi, dia sangat dekat dengan calon ayah mertua Anda."
Weylin menoleh ke arah Darren dengan cepat. Dia membenci kata-kata 'Calon Ayah Mertua'.
Dia tidak pernah membayangkan menikahi putrinya jadi bagaimana mungkin dia harus memanggilnya sebagai calon ayah mertua?
Darren kemudian menutup mulutnya.
Weylin kemudian berpikir bahwa sepertinya sulit untuk merusak acara tersebut. Tidak sesederhana yang dia pikirkan.
Jelas bahwa ayahnya sangat menghormati tamunya sehingga jika dia membuat masalah di sana, ayahnya pasti akan marah padanya.
"Perubahan rencana,” gumamnya pelan.
Weylin meyakinkan dirinya sendiri untuk menjadi putra yang baik hanya untuk satu hari.
Meskipun sulit, dia akan melakukan itu untuk menemukan cara lain untuk membatalkan perjodohan gila itu.
***
Kelsey merasa malas ketika harus pulang. Ia melihat jam tangan berwarna hitam di pergelangan tangan kanannya. Dia ingin berteriak karena dia merasa hidupnya tidak adil.
Dia baru saja menyadari bahwa hidupnya sangat menyedihkan. Dia tidak pernah punya pacar sejak dua tahun lalu.
Dia hanya bersenang-senang dengan dirinya sendiri dan tidak ingin memiliki hubungan dengan pria lain. Tiba-tiba orang tuanya berkata bahwa dia harus menikah dengan salah satu putra teman mereka. Itu membuatnya terkejut.
Bagaimana dia bisa menghadapi itu? Dia tahu bahwa dia berusia 27 tahun tetapi dia ingin menikmati hidup tanpa gangguan dari pria.
Mengapa orang tuanya memaksanya untuk menikah?
Kelsey tiba di rumah dan cukup terkejut saat melihat orang tuanya sudah berpakaian rapi.
"Kels, kenapa kamu masih berdiri seperti itu? Cepatlah. Kita akan terlambat."
Leana memperingatkannya karena dia gugup untuk pergi ke rumah teman suaminya.
"Ya, Bu. Tapi kenapa kau begitu cantik? Kau memakai baju baru ya?"
Kelsey menatap ibunya yang memang terlihat sangat anggun dengan gaunnya.
Leana tersenyum.
"Tentu saja. Karena kamu akan bertunangan hari ini."
Kelsey melebarkan matanya.
"Apa!? Maksud Ibu apa? Bu, Ibu hanya bercanda, kan?"
Leana memeluk putrinya.
"Ibu serius. Apakah ayahmu tidak memberitahumu tentang hal itu? Kamu akan bertunangan dengan dia malam ini. Itu romantis, kan? Kamu pertama kali bertemu dengannya dan langsung bertunangan dengannya.”
Leana tersenyum lalu berjalan ke kamar untuk mengambil tasnya.
Kelsey ingin mati saja. Dia tidak pernah menyangka ayahnya akan melakukan itu padanya.
Bertunangan pada di hari pertamanya bertemu dengan calon tunangannya? Tidakkah itu sebuah hal gila? pikir Kelsey kesal.
***
"Ayah, aku tidak bisa. Aku tidak akan melakukannya."
Weylin sangat marah setelah ayahnya memberinya dua cincin.
"Kamu bisa."
Ansgar Malachy kemudian meninggalkan putranya.
Weylin ingin melempar cincin itu tetapi Darren ada di sana sehingga dia mencegah tuannya untuk tidak melakukannya.
"Ayahku sudah gila kan? Dia membuatku bertunangan dengan gadis itu di pertemuan pertama kami. Sungguh gila."
Weylin tidak bisa menahan amarahnya.
Darren tahu bahwa itu tidak mudah bagi Weylin.
Dia tidak pernah memiliki hubungan dengan wanita manapun.
"Saudara-saudara Anda ada di sini." Weylin menoleh.
“Apa maksudmu?" Weylin bertanya.
"Mereka sudah tahu tentang pertunangan Anda. Mereka ada di sini."
"Semua saudaraku?" tanya Weylin tak percaya.
"Ya. Mereka bertemu ibu Anda. Mereka ada di kamar Nyonya Zuria."
Weylin langsung berdiri.
"Apakah Arlen juga ada di sini?" tanya Weylin lagi
Arlen Malachy sangat dekat dengannya.
Darren mengangguk.
Weylin kemudian berjalan menuju kamar ibunya dan menemukan saudara-saudaranya sedang memeluk ibunya.
Mereka menoleh ke arah Weylin saat mereka tahu Weylin datang.
"Ah, ini dia bintang kita ini,” ucap Arlen dengan santainya.
Arlen berjalan dan memeluk kakak laki-laki tertuanya itu.
Neal dan Keiran juga berjalan mendekatinya. Weylin tersenyum kepada saudara-saudaranya.
Dia jarang bertemu mereka jadi pertemuan mereka ini adalah waktu yang sangat berharga ketika mereka bisa bersama.
"Apa yang kamu rasakan sekarang?" tanya Keiran.
"Apa maksudmu?" Weylin bingung.
Neal menggelengkan kepalanya.
"Bagaimana perasaanmu saat akan segera menikah? Oh tolong, Weylin. Jangan berpura-pura tidak tahu apa-apa. Aku sangat kecewa denganmu. Kamu tidak pernah memberi tahu kami tentang gadis itu dan sekarang kamu memutuskan untuk menikahinya. Ayolah, Kak. Kamu sangat jahat." Neal kesal.
Weylin menghela napas.
"Aku belum pernah bertemu dengannya. Itu rencana ayah."
Keiran terkejut lalu berujar, "Tunggu! Maksudmu kamu tidak pernah berniat menikahinya? Itu perjodohan? Benarkah itu?"
Weylin mengangguk.
Arlen menutup mulutnya dengan tangannya.
"Ya ampun. Kasihan sekali kamu, Kak!" Arlen berujar dengan ekspresi menyesal.
"Jangan berkata seperti itu. Aku yakin kamu akan menyukainya. Aku pernah melihat fotonya. Dan dia cantik."
Zuria berusaha menenangkan putranya.
Keiran hanya menggelengkan kepalanya dan berkata, "Selamat datang di kehidupan nyata, Kak!"
Weylin memilih untuk mengabaikan saudara-saudaranya dan kemudian berjalan keluar kamar sang ibu.Arlen merasa sedih untuknya tetapi tentu saja dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia tahu betul tentang keinginan ayahnya. Begitu dia memutuskan sesuatu, dia tidak bisa dikalahkan. Semua yang dia katakan adalah suatu keharusan.Arlenlah yang merasakan salah satu keputusan mutlak ayahnya.Beberapa tahun yang lalu, dia harus meninggalkan rumah Malachy untuk hidup sendiri. Pasalnya, Ansgar mengusirnya setelah Arlen ketahuan bolos di beberapa kegiatan kampus.Arlen sebenarnya ditunjuk oleh Ansgar untuk menjadi wakil direktur sekaligus orang kepercayaan Weylin di perusahaan itu.Tapi karena Arlen tidak pernah tertarik dengan bisnis, dia tidak pernah serius kuliah. Bahkan Ansgar menemukan putra keduanya itu untuk mengikuti salah satu kompetisi fashion.Ansgar sangat marah pada saat itu. Dia tidak memberikan kesempatan bagi Arlen untuk membuktikan dirinya bahwa ia bisa sukses sebagai seorang desainer
Weylin tidak bisa mengeluarkan suaranya sedikitpun apalagi ketika melihat gadis itu semakin salah tingkah karena pertemuan mereka ini.Sesungguhnya Weylin yang harusnya lebih terkejut lagi karena dia tidak pernah menyangka jika ternyata layang akan dinikahkan dengan gadis itu adalah dirinya sendiri.Weylin tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis karena situasi yang tidak pernah diduganya ini.Saat memasuki rumah mereka, tak ada ekspresi terkejut di mata gadis itu, seakan-akan kemewahan yang tersaji di depannya itu tidaklah menarik hatinya.Hal ini membuat Weylin agak terkejut karena pasalnya semua orang yang baru saja masuk ke dalam rumahnya pasti selalu mengagumi betapa indahnya rumah mereka tersebut.Malachy's mansion sudah pasti terkenal dengan kemegahan yang tersohor.Bahkan bisa dibilang tidak ada yang tidak mengetahui tentang keluarga mereka yang terkenal dengan kekayaannya yang sangat melimpah itu.Namun, gadis itu malah terkesan ingin sekali keluar dari rumahnya.Selagi W
Kelsey tertegun dan tak tahu harus menjawab apa saat pria yang berwajah tampan tanpa cela itu kini masih berjongkok di depannya sambil membawa sebuah kotak yang berisi dua cincin yang saat indah.Sepasang mata hijau terang yang menawan itu menatapnya datar tanpa ekspresi.Dia masih menunggu jawabannya tapi Kelsey bahkan belum bersuara. Hingga ayahnya, Andrew Lieven berdeham dan berhasil mengagetkan dirinya.Kelsey seperti tidak memiliki pilihan lain selain menjawab dengan kata 'Iya' jadi dia pun menenangkan dirinya sendiri dan menjawab, "Iya. Saya mau menikah dengan kamu."Weylin tak terkejut dengan jawaban itu. Semua orang mulai bertepuk tangan dengan riuh usai jawaban Kelsey itu terdengar.Weylin masih dengan ekspresi datarnya memakaikan cincin yang berukuran lebih kecil itu di jari tangan kiri Kelsey.Kelsey mengernyit heran karena tidak menyangka ukuran cincin itu pas di jarinya.Bagaimana itu bisa terjadi? Mereka baru saja bertemu tapi bagaimana bisa Weylin mengetahui ukuran cinci
Weylin rasanya ingin mencekik Arlen kala adiknya sendiri itu malah seolah-olah mengerjai dirinya dengan sengaja menawarkan bantuan untuk membuatkan kostum pernikahannya nanti.Designer terkenal itu malah memamerkan senyumnya pada Weylin seakan dia sangat bersemangat dengan pernikahan kakak sulungnya itu.Weylin hanya bisa menahan geram sambil melotot pada Arlen.Sayangnya, Arlen memalingkan mukanya dan kembali bertanya pada Kelsey yang wajahnya masih merah seperti tomat, "Apa Nona Lieven setuju jika saya yang membuat gaun pernikahan Nona?"Kelsey menggigit bibirnya beberapa detik sebelum kemudian menjawab, "Saya tidak masalah."Weylin tak menyangka dengan jawaban gadis itu tapi tentu dia tak bisa melakukan apapun. Dia tidak mungkin kan berkata pernikahan dirinya dan gadis itu belum tentu akan terjadi.Walaupun dia cukup tak nyaman dengan pembicaraan seputar rencana pernikahannya dengan Kelsey, Weylin berusaha keras untuk tetap bersikap wajar mengingat keluarga dari tunangannya, ah dia
Weylin sontak memukul lengan adiknya itu dan membuat Arlen mengaduh pelan. Pria itu hanya bisa meringis lantaran perbuatan kakaknya itu. "Bercandamu sangat tidak lucu, Arlen." "Hei, aku tidak sedang bercanda. Aku tidak keberatan jika menggantikan dirimu untuk menikahinya. Kelsey sangat cantik, aku tidak akan rugi," ucap Arlen dengan santainya. Weylin memutar bola matanya. "Kau tidak mengenalnya, Arlen. Jangan macam-macam!" Arlen kini menahan senyumnya, dia berujar, "Kau kan juga tidak mengenalnya, Kak." Arlen lalu mengambil segelas air es di meja dapur dan meminumnya. Weylin terdiam. Apakah dia harus menceritakan pertemuannya dengan Kelsey di Sweet Heaven? Namun, dia menggelengkan kepalanya dan berpikir Arlen tak perlu tahu. "Sudahlah, jangan bertindak bodoh. Aku tak percaya jika kau benar-benar mau melakukannya," sergah Weylin. Arlen tertawa kecil. "Lalu apa rencanamu? Kau akan mendekatinya? Bagaimanapun juga tiga bulan itu terlalu singkat. Aku rasa kau tidak akan bisa mengh
Selama Weylin menginjakkan kakinya di Sweet Heaven dan menari di sana, dia belum pernah melihat wanita yang membuatnya penasaran. Oh, tidak. Dia tidak penasaran tapi dia malah tertarik dengan wanita dengan gaun merah dan juga topeng bewarna putih itu. Setelah dia turun dari panggung, dia ingin sekali menghampiri wanita itu. Tanpa mengganti kostumnya, dia berjalan keluar dari backstage. Banyak orang yang menatap heran kepadanya. Sebagian dari mereka bahkan berani berkomentar dengan terus terang. "Apa yang dia lakukan di sini?" "Apa aku tak salah lihat? "M? Apakah itu 'M'? Tidak mungkin." "Wow, tak bisa dipercaya dia ke sini!" Weylin mengabaikan semua omongan orang-orang itu dan terus melangkahkan kakinya. Matanya terus mencari keberadaan wanita itu dan sialnya dia tak bisa menemukannya. Ke mana dia pergi? batin Weylin. Pria itu lalu menelusuri klub itu dan tetap tak bisa menemukan wanita itu. "Oh, tidak. Apa dia.. Ah, sial!" umpat Weylin. Weylin segera berlari dan dengan
Weylin tak kembali ke rumahnya setelah itu dan memilih untuk pergi ke rumah Neal untuk menenangkan dirinya. Para satpam langsung membukakan pintu rumah besar Neal begitu melihat mobil Weylin yang telah mereka hafal. Pria itu melihat mobil Neal terparkir di area parkir jadi dia mengira adiknya itu ada di rumah.Biasanya Weylin akan mengabari Neal sebelum bertandang ke rumah itu, tapi karena pikirannya sedang semrawut, dia lupa melakukannya. Dengan santai, dia naik ke lantai atas menuju kamar Neal. Dia membuka kamar itu langsung tanpa mengetuk pintu dan kemudian dia terbelalak kaget. "Holy shit!" teriak Weylin hingga membuat kedua insan itu terbangun. Neal menoleh ke arah kakaknya dengan santai namun wanita yang bersamanya langsung saja menarik selimutnya sampai menutupi kepalanya. Weylin menggelengkan kepalanya dan keluar dari kamar itu setelah Neal mengedipkan sebelah matanya dengan tatapan masih mengantuk. "Itu siapa, Baby?" tanya Angelica. "Kakakku," jawab Neal singkat. Pria
Kelsey sedang melihat dirinya di depan cermin. Dia sungguh merasa sangat bodoh sekali karena telah membuat keadaan semakin rumit. Dia menyesali keputusannya datang ke Sweet Heaven.Jika saja waktu bisa kembali malam itu, dia tidak mungkin memberanikan diri untuk datang ke sana sendirian. "Ya Tuhan. Kenapa aku bodoh sekali? Kenapa aku tidak lihat wajahnya dulu?" gumamnya lagi sambil menggigiti kukunya.Dia gelisah luar biasa."Bagaimana jika nanti dia tak mau menerima dan malah marah? Dia pasti merasa ditipu. Aduh, aku harus bagaimana sekarang?" Kelsey tak bisa tenang. Sepanjang hari itu, dia linglung.Dia menghindari dua sahabatnya dan tak ingin berbicara dengan mereka. Dia belum siap untuk menceritakan kejadian yang baru saja menimpanya. Malam itu, usai melakukan hal itu dengan laki-laki yang dia kenal dengan namaa panggung 'M' itu, dia sempat terbangun dan memaksa dirinya ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.Dia memang mabuk berat jadi dia pun juga mencari air dingin dan j
Halo, readers. Kita ketemu lagi di sini. Lega sekali rasanya bisa menyelesaikan cerita ini. Zila ucapkan banyak terima kasih yang sudah antusias membaca cerita Kelsey Lieven dan Weylin Malachy dan mengikutinya sampai akhir. Semoga ceritanya tidak mengecewakan ya dan kalian puas dengan cerita ini. Endingnya semoga juga memuaskan bagi para readers ya dan nggak ada yang kecewa. Zila harap kisah mereka ini semoga bisa diingat oleh para pembaca. Maaf jika memang tidak sesuai yang diharapkan oleh para readers sekalian. Akhir kata, Zila harap bisa membuat cerita lain yang juga disukai para pembaca. Salam hangat dari Zila Aicha, sampai ketemu di karya Zila berikutnya.
Kelsey sedang linglung berjalan di jalan raya sambil menggandeng tangan mungil Aiden.Wanita itu pun mengajak Aiden untuk duduk di halte bus tanpa mengetahui bus akan datang. Aiden kecil tidak berani bertanya, dia hanya menebak jika mamanya dan orang tua Gerald tadi bertengkar.Aiden bahkan hanya bisa menghapus air mata yang jatuh membasahi pipi mamanya tanpa banyak bertanya. Anak kecil yang dua hari lagi akan segera berusia lima tahun itu menatap wajah sang mama yang mulai terlihat pucat. Dan semakin kaget ketika melihat tubuh mamanya roboh dan jatuh ke lantai. Kelsey tak sadarkan diri. Aiden berteriak, "Mama. Mama kenapa? Mama, bangun, Ma. Mama." Aiden melongok ke semua arah dan tak ada orang yang kebetulan lewat sana. Aiden langsung saja meraung-raung sambil masih berusaha membangunkan mamanya. "Kenapa Mama tak mau bangun? Mama, bangun. Aiden takut, Ma," ujar Aiden dengan terisak-isak. Tiba-tiba saja, dia teringat tentang pesan Paman Weylin dan langsung mengambil inisiatif
"Menurut saya masih belum cukup, Tuan. Mungkin Anda harus lebih tegas membatasi hubungan dengan Nona Danielle agar dia tidak lagi mengganggu Anda," ucap Darren. Weylin terlihat berpikir sebentar, dia lalu berkata, "Menurutmu apa yang harus aku katakan?" "Akan lebih baik jika Anda mengatakan saja jika Anda sudah memiliki orang yang menarik hati Anda, sehingga dia akan berpikir jika dia tidak memiliki kesempatan lagi," jelas Darren. Weylin mengangguk mantap, "Baiklah. Akan aku lakukan. Aku tidak mau jika dia mengganggu hubunganku dengan Kelsey." Darren, "..." Weylin menggaruk telinganya yang tidak gatal, "Maksudku, hubunganku dengan Aiden." Darren pun hanya bisa tersenyum. Keesokan harinya, sebelum dia menjemput Aiden untuk mengantarkannya ke sekolah, Weylin benar-benar menemui Danielle setelah sebelumnya dia menghubunginya terlebih dahulu untuk mengetahui di mana posisi wanita itu. Danielle langsung saja menyambut Weylin dengan senyum ramahnya, "Aku tahu kau pasti akan ke sini.
"Sialan, apa maksudmu?" ucap Danielle dengan tatapan merah menyala. "Sadar diri jika Tuan Weylin tak akan pernah menyukai Anda meskipun Anda berulang kali naik ke ranjang Tuan Muda," ujar Darren santai. "BAJINGAN!" bentak Danielle kembali melayangkan tangannya tapi dengan mudahnya ditepis oleh Darren. Wanita yang juga pengusaha muda itu sudah tak bisa lagi menahan dirinya hingga rasanya dia ingin merobek mulut Darren, sopir kepercayaan Weylin. Dia sudah tidak peduli lagi akan pendapat Weylin jika dia tahu mengenai tingkahnya itu. Toh, Weylin tadi sudah mengusirnya. Dan ini pertama kali weylin menolaknya. Harga dirinya terasa terinjak-injak, tidak hanya oleh Weylin tapi juga Darren. "Sopir kurang ajar. Pergilah ke neraka!" ucap Danielle sebelum dia menendang Darren di bagian lututnya.Kali ini Darren tak bisa mengantisipasi dan terpaksa harus meringis karena tendangan itu mengenai lututnya yang pernah cedera saat kecelakaan beberapa tahun silam. Namun, pria itu tak sampai terjatu
"Apapun yang terjadi aku harus siap, Bibi. Lagi pula aku tidak mungkin bisa menyembunyikan Aiden lama-lama kan, Bi?" ucap Kelsey. Adriana menghela napas, tak mungkin dia mengkonfontasi Kelsey. Dia sudah cukup membuat keponakan tersayangnya itu kebingungan dengan sikapnya. Dia merasa bersalah. Dia seharusnya tidak menyalahkan Kelsey seperti tadi. Kalau dia mempertanyakan keputusan yang Kelsey buat, dia hanya akan mempersulit keponakannya dan juga cucunya itu kan? Sedangkan selama ini dia tahu mengenai perjuangan Kelsey sejak dia tiba di Leeds. Adriana yang menyadari jika dia telah melakukan kesalahan besar itu akhirnya berkata dengan suara pelan, "Maaflkan, Bibi." Kelsey terkejut mendengarnya, tak menyangka mendengar permintaan maaf dari sang Bibi.Dia pun membalas, "Aku yang harusnya meminta maaf pada Bibi. Aku yang membuat keputusan mendadak dan aku tahu pasti Bibi sangat kaget. Aku paham jika Bibi marah padaku." Adriana menggeleng pelan, benar-benar merasa bodoh karena telah m
Weylin berjongkok untuk mensejajarkan badannya dengan sang Putra. Aiden kecil menunggu penjelasan dua orang dewasa itu. "Aiden, kami tidak bertengkar. Kami hanya berbeda pendapat saja. Sekarang maukah Aiden masuk dulu ke dalam?" ucap Weylin lembut. Adriana terkejut, tak mengira jika Weylin akan bersikap seperti itu. "Baiklah, Paman. Aiden akan masuk lagi," jawab Aiden patuh. Setelah Weylin melihat Sang Putra sudah masuk ke dalam, pria itu langsung berkata, "Saya mohon. Anda sudah salah paham. Saya hanya ingin memperbaiki semuanya. Saya tahu memang saya sangat bersalah di sini. Jadi, izinkan saya untuk membuat semuanya kembali menjadi lebih baik." Adriana menghela napas dan menjawab, "Terserah kau saja. Tapi ingat, jangan sampai kau menyakiti Aiden." "Tidak akan, Nona Lieven," sahut Weylin. "Baiklah, mungkin saya lebih baik pulang dulu saja. Besok saya akan datang untuk menjemput Aiden," ucap Weylin lagi. Adriana membalas, "Hm." Weylin tak bisa memprotes, dia memang telah mela
"Kenapa kau jadi tertarik?" tanya Kelsey sambil menaikkan alisnya sebelah. Weylin mendesah, sungguh wanita yang kebetulan adalah ibu dari putranya itu pintar sekali membuat dirinya kesal.Entah apa dosanya dulu hingga bisa sampai melakukan hal gila dan membuat Kelsey mengandung anaknya. Dan beberapa waktu yang lau, dia bahkan sempat berpikir jika Kelsey itu menarik dan lucu. Sebenarnya apa yang ada di kepalanya, benar-benar Weylin menyesali perkataannya. "Baiklah-baiklah, aku tidak akan bertanya lagi," ucap Weylin mengalah sekarang. Kelsey menghela napas lega. Dia berbicara, "Jadi, apa yang ingin kau lakukan?" "Hah!?" ucap Weylin bingung. Kelsey memutar bola matanya jengah, "Apa yang akan kau lakukan untuk menjadi ayah yang baik untuk Aiden?" Kelsey kesal, tidakkah Weylin itu cukup pintar? Kenapa harus dijelaskan seperti ini? Weylin, "Oh, itu. Aku akan mulai menghabiskan lebih banyak waktu dengannya." "Contohnya?" Weylin terlihat berpikir sebelum menjawab, "Mengantarnya ke s
Kelsey menatap tak percaya pada Weylin. Tatapannya bisa diartikan seolah dia berkata 'Kau sedang bercanda kan?' Weylin sendiri heran sekali ketika dia mengatakan hal itu. Dia bahkan kaget dengan ucapannya.Namun, tentu saja dia tidak bisa menarik kembali ucapannya kan?Dia ini seorang laki-laki sejati dan pantang baginya untuk membatalkan apa yang baru saja dia katakan. Dikarenakan ucapannya tak mendapat tanggapan dari Kelsey, Weylin pun mengulangi perkataannya dengan lebih pelan, "Menikahkah denganku, Kels." "Demi Aiden," tambah Weylin. Kelsey sontak tersadar setelah beberapa detik lamanya terdiam, terlalu terkejut dengan ucapan Weylin yang dia duga hanyalah bayangannya saja.Akan tetapi, begitu Weylin mengulangi ucapannya itu, Kelsey pun mulai paham jika pendengarannya tidak bermasalah. "Kau benar-benar sedang bercanda ya Weylin? Aku tidak tertarik menanggapi candaanmu ini," ujar Kelsey malas. Weylin menghela napasnya, "Aku tidak sedang bercanda, Kels. Aku benar-benar ingin men
Dengan kemarahan yang tengah bergumul di dadanya, Kelsey mengarahkan mobilnya menuju sekolah tempat putranya juga dititipkan. Entah kenap, dia merasa Weylin tetap akan memulangkan anaknya di sana. "Awas saja kau, Weylin. Aku akan membunuhmu jika kau macam-macam," ucapnya kesal luar biasa. Begitu dia memarkirkan mobilnya, dia langsung saja disambut oleh Raven yang berdiri dengan tenang di sana. Dia berkata, "Aiden sudah ada di sini, Bu." Kelsey mengangguk, "Dia di mana?" Raven menjawab dengan tidak enak, "Di taman bersama dengan Pak Weylin, Bu." Sungguh Raven merasa canggung setelah mengetahui fakta tentang Weylin yang ternyata adalah ayah kandung Aiden.Dia merasa tidak pantas mengethui rahasia orang sehingga dia pun berucap, "Bu, Kelsey. Saya mohon maaf." "Ah, tidak apa-apa Bu. Ini bukan salah Anda," ucap Kelsey tak ingin membuat sikap canggung di antara mereka. "Saya temui mereka dulu dan bisakah Anda ikut saya sebentar?" tanya Kelsey. Meskipun Raven tidak paham kenapa dia