Weylin tidak bisa mengeluarkan suaranya sedikitpun apalagi ketika melihat gadis itu semakin salah tingkah karena pertemuan mereka ini.
Sesungguhnya Weylin yang harusnya lebih terkejut lagi karena dia tidak pernah menyangka jika ternyata layang akan dinikahkan dengan gadis itu adalah dirinya sendiri.
Weylin tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis karena situasi yang tidak pernah diduganya ini.
Saat memasuki rumah mereka, tak ada ekspresi terkejut di mata gadis itu, seakan-akan kemewahan yang tersaji di depannya itu tidaklah menarik hatinya.
Hal ini membuat Weylin agak terkejut karena pasalnya semua orang yang baru saja masuk ke dalam rumahnya pasti selalu mengagumi betapa indahnya rumah mereka tersebut.
Malachy's mansion sudah pasti terkenal dengan kemegahan yang tersohor.
Bahkan bisa dibilang tidak ada yang tidak mengetahui tentang keluarga mereka yang terkenal dengan kekayaannya yang sangat melimpah itu.
Namun, gadis itu malah terkesan ingin sekali keluar dari rumahnya.
Selagi Weylin sedang mengamati ekspresi yang ditunjukkan oleh Kelsey, ketiga saudaranya sudah turun dari lantai dua dan menyapa mereka.
Ansgar Malachy dengan bangga memperkenalkan satu persatu putranya.
Leana agak terkejut ketika melihat ketiga putra keluarga Malachy yang ternyata tidak kalah tampan dari calon menantunya sendiri.
"Ini putra keduaku, Arlen Malachy, seorang desainer terkenal yang pasti juga kalian sudah tahu karena karya-karyanya sudah banyak dipamerkan di majalah-majalah dan juga televisi," ujar Ansgar bangga.
Arlen membungkuk dengan sopan dan kemudian tersenyum ramah pada keluarga calon kakak iparnya itu.
Kelsey bisa dengan cepat menilai jika Arlen adalah tipe pria yang sangat menyenangkan dan banyak senyum. Aura hangatnya bahkan terpancar dari mata dan juga senyumnya.
"Wow. Anda benar-benar memiliki putra yang tampan semuanya. Sangat mengagumkan sekali." Leana tak menutupi kekagumannya pada keempat putra tampan keluarga Malachy.
Zuria pun tersenyum senang dan bangga lalu kemudian dia menjawab, "Justru Anda yang benar-benar luar biasa karena memiliki putri yang sangat cantik seperti Kelsey. Aku yakin sekali pasti saat ini putraku sedang terpesona kepadanya karena merasa sangat beruntung telah memiliki calon istri yang sangat cantik seperti Kelsey."
Weylin membelalakkan matanya saat ibunya berkata seperti itu dan kemudian telinganya memerah karena malu luar biasa.
Arlen terlihat sedang menahan senyumnya saat melihat saudara tertuanya itu sedang salah tingkah.
Wajah Kelsey sendiri sudah bersemu merah karena gugup telah dipuji seperti itu oleh calon ibu mertuanya.
"Hei, kalian berhentilah menggoda mereka. Lihatlah! Kalian sudah mereka membuat mereka malu," tegur Andrew Lieven.
Ansgar hanya tertawa lalu melanjutkan perkenalan itu, "Ini putra ketigaku Neal, dia menggantikan kakeknya sebagai CEO di Jade of Malachy," ujar Ansgar lagi.
Kelsey memandang sekilas pria yang bahkan tak tersenyum sama sekali itu. Dia hanya mengangguk sopan dan kemudian tak mengatakan apa-apa.
Neal Malachy merupakan salah satu kebanggaan kakek Weylin, Diego Malachy yang memiliki bisnis dimana-mana dan tak terlihat bisa didekati seolah-olah pria itu memang sengaja menjaga jarak dari siapapun.
"Dan ini putra bungsuku, Keiran Malachy. Ah, kalian pasti paling mengenal anakku yang ini."
Ansgar memandang putranya itu dengan tatapan yang juga sama bangganya saat dia memperkenalkan ketiga putranya yang lain.
"Tentu saja. Siapa yang tidak tahu si tampan bersuara emas Keiran Malachy yang sekarang ini sedang menjadi juri dari 'The Star'? Aku pastilah buta jika tidak pernah melihat wajah tampan Keiran." Leana berkata sambil menatap kagum pada anak muda yang hanya sekali lihat saja sudah terlihat jelas sekali aura bintangnya itu.
Keiran kemudian melirik Kelsey yang tampak gugup dan kemudian dia pun berkata, "Nona Lieven, Anda memang sangat cantik seperti yang telah dikatakan oleh ibu saya. Kakak saya pasti sangat menyukai Anda nantinya."
Pipi Kelsey langsung saja merona kembali dengan sempurna sedangkan Weylin langsung melotot kaget pada adik termudanya itu.
Keiran langsung saja pura-pura tidak mengetahui tatapan kesal Weylin.
Leana Lieven tersenyum manis saat mendengar putrinya dipuji oleh Keiran.
"Terima kasih, Keiran," ujarnya senang.
Kelsey berpikir jika empat pemuda itu berada dalam dua kategori.
Dia dengan yakin jika Weylin dan Neal sama-sama memiliki sifat dingin dan menakutkan sedangkan Arlen dan Keiran memiliki sifat yang cukup hangat dan sangat menyenangkan. Dia jadi heran kenapa bisa ada dua kubu seperti itu.
Meskipun begitu, Kelsey masih belum berani untuk mengangkat kepalanya jadi dia pun tetap menundukkan kepalanya hingga akhirnya Ansgar bersuara, "Kalau begitu bagaimana kalau kita langsung saja mulai acaranya?"
"Ah iya tentu saja. Tidak baik menunda-nunda waktu dan lagipula anak-anak kita juga pasti sudah menunggu," jawab Andrew dengan wajah berseri-seri.
Kelsey menelan salivanya dengan gugup lalu kemudian dia mencoba untuk melirik ke arah Weylin yang tampak kaku seperti es.
Ekspresi laki-laki itu benar-benar sedingin es kutub Utara yang sepertinya tak mungkin bisa mencair.
Ketiga saudara Weylin duduk menempati tempatnya masing-masing dan terlihat sedang menunggu dengan raut wajah tak sabar di wajah mereka.
Tentu saja mereka adalah orang yang super sibuk dan tak banyak memiliki waktu hanya untuk menghadiri acara pertunangan dadakan yang tak penting ini.
Kelsey melirik ke arah pintu seakan mencoba untuk kabur dari situasi yang sangat membuatnya ketakutan saat ini.
Weylin entah kenapa bisa mengetahui arah pikiran gadis itu tapi hanya menatapnya dingin tanpa ekspresi.
Arlen dari tadi tengah mengamati saudara tertuanya itu dan juga calon saudara iparnya yang tampak keduanya saling gelisah.
Weylin mungkin bisa saja menyembunyikan kegugupannya dan rasa kesalnya tapi tidak dengan Kelsey.
Gadis itu terlihat jelas sangat tidak menyetujui pertunangan itu dan malah ingin kabur secepatnya dari tempat ini.
Arlen merasa ini sangatlah lucu karena justru dia menebak jika kehidupan asmara mereka malah akan sangat menarik.
"Weylin, giliranmu," ucap Ansgar.
Weylin memejamkan matanya sebentar lalu kemudian berdiri dan berjalan menuju ke arah Kelsey.
Kelsey menahan napasnya bingung sekaligus terkejut.
Dia tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh pemuda tampan itu sambil menggenggam sebuah benda yang tidak dia tahu.
Keiran yang tadinya sedang bengong karena malas sekarang membuka matanya lebar-lebar ketika melihat sang kakak tertuanya itu tiba-tiba saja berlutut di depan gadis itu.
"Apa aku tidak sedang salah lihat?" bisik Keiran pelan tepat di telinga kanan Arlen.
Arlen tak menjawab dan matanya malah terpaku pada pemandangan yang sangat langka di depan mereka sekarang.
Neal bahkan hampir saja terjungkal dari kursinya karena terlalu terkejut melihat saudara tertuanya itu sekarang sedang mengulurkan tangannya pada gadis itu.
Ansgar Malachy bahkan lupa menutup mulutnya dan menatap putranya dengan tatapan yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata.
Pria tua itu terlalu terkejut apalagi saat dia mendengar putranya berkata, "Kelsey Lieven, saya Weylin Malachy ingin memintamu menjadi istri saya. Maukah kamu menerima saya?"
Semua orang hampir tak bisa berkata-kata saat mendengar Weylin berkata seperti itu.
Kelsey tertegun dan tak tahu harus menjawab apa saat pria yang berwajah tampan tanpa cela itu kini masih berjongkok di depannya sambil membawa sebuah kotak yang berisi dua cincin yang saat indah.Sepasang mata hijau terang yang menawan itu menatapnya datar tanpa ekspresi.Dia masih menunggu jawabannya tapi Kelsey bahkan belum bersuara. Hingga ayahnya, Andrew Lieven berdeham dan berhasil mengagetkan dirinya.Kelsey seperti tidak memiliki pilihan lain selain menjawab dengan kata 'Iya' jadi dia pun menenangkan dirinya sendiri dan menjawab, "Iya. Saya mau menikah dengan kamu."Weylin tak terkejut dengan jawaban itu. Semua orang mulai bertepuk tangan dengan riuh usai jawaban Kelsey itu terdengar.Weylin masih dengan ekspresi datarnya memakaikan cincin yang berukuran lebih kecil itu di jari tangan kiri Kelsey.Kelsey mengernyit heran karena tidak menyangka ukuran cincin itu pas di jarinya.Bagaimana itu bisa terjadi? Mereka baru saja bertemu tapi bagaimana bisa Weylin mengetahui ukuran cinci
Weylin rasanya ingin mencekik Arlen kala adiknya sendiri itu malah seolah-olah mengerjai dirinya dengan sengaja menawarkan bantuan untuk membuatkan kostum pernikahannya nanti.Designer terkenal itu malah memamerkan senyumnya pada Weylin seakan dia sangat bersemangat dengan pernikahan kakak sulungnya itu.Weylin hanya bisa menahan geram sambil melotot pada Arlen.Sayangnya, Arlen memalingkan mukanya dan kembali bertanya pada Kelsey yang wajahnya masih merah seperti tomat, "Apa Nona Lieven setuju jika saya yang membuat gaun pernikahan Nona?"Kelsey menggigit bibirnya beberapa detik sebelum kemudian menjawab, "Saya tidak masalah."Weylin tak menyangka dengan jawaban gadis itu tapi tentu dia tak bisa melakukan apapun. Dia tidak mungkin kan berkata pernikahan dirinya dan gadis itu belum tentu akan terjadi.Walaupun dia cukup tak nyaman dengan pembicaraan seputar rencana pernikahannya dengan Kelsey, Weylin berusaha keras untuk tetap bersikap wajar mengingat keluarga dari tunangannya, ah dia
Weylin sontak memukul lengan adiknya itu dan membuat Arlen mengaduh pelan. Pria itu hanya bisa meringis lantaran perbuatan kakaknya itu. "Bercandamu sangat tidak lucu, Arlen." "Hei, aku tidak sedang bercanda. Aku tidak keberatan jika menggantikan dirimu untuk menikahinya. Kelsey sangat cantik, aku tidak akan rugi," ucap Arlen dengan santainya. Weylin memutar bola matanya. "Kau tidak mengenalnya, Arlen. Jangan macam-macam!" Arlen kini menahan senyumnya, dia berujar, "Kau kan juga tidak mengenalnya, Kak." Arlen lalu mengambil segelas air es di meja dapur dan meminumnya. Weylin terdiam. Apakah dia harus menceritakan pertemuannya dengan Kelsey di Sweet Heaven? Namun, dia menggelengkan kepalanya dan berpikir Arlen tak perlu tahu. "Sudahlah, jangan bertindak bodoh. Aku tak percaya jika kau benar-benar mau melakukannya," sergah Weylin. Arlen tertawa kecil. "Lalu apa rencanamu? Kau akan mendekatinya? Bagaimanapun juga tiga bulan itu terlalu singkat. Aku rasa kau tidak akan bisa mengh
Selama Weylin menginjakkan kakinya di Sweet Heaven dan menari di sana, dia belum pernah melihat wanita yang membuatnya penasaran. Oh, tidak. Dia tidak penasaran tapi dia malah tertarik dengan wanita dengan gaun merah dan juga topeng bewarna putih itu. Setelah dia turun dari panggung, dia ingin sekali menghampiri wanita itu. Tanpa mengganti kostumnya, dia berjalan keluar dari backstage. Banyak orang yang menatap heran kepadanya. Sebagian dari mereka bahkan berani berkomentar dengan terus terang. "Apa yang dia lakukan di sini?" "Apa aku tak salah lihat? "M? Apakah itu 'M'? Tidak mungkin." "Wow, tak bisa dipercaya dia ke sini!" Weylin mengabaikan semua omongan orang-orang itu dan terus melangkahkan kakinya. Matanya terus mencari keberadaan wanita itu dan sialnya dia tak bisa menemukannya. Ke mana dia pergi? batin Weylin. Pria itu lalu menelusuri klub itu dan tetap tak bisa menemukan wanita itu. "Oh, tidak. Apa dia.. Ah, sial!" umpat Weylin. Weylin segera berlari dan dengan
Weylin tak kembali ke rumahnya setelah itu dan memilih untuk pergi ke rumah Neal untuk menenangkan dirinya. Para satpam langsung membukakan pintu rumah besar Neal begitu melihat mobil Weylin yang telah mereka hafal. Pria itu melihat mobil Neal terparkir di area parkir jadi dia mengira adiknya itu ada di rumah.Biasanya Weylin akan mengabari Neal sebelum bertandang ke rumah itu, tapi karena pikirannya sedang semrawut, dia lupa melakukannya. Dengan santai, dia naik ke lantai atas menuju kamar Neal. Dia membuka kamar itu langsung tanpa mengetuk pintu dan kemudian dia terbelalak kaget. "Holy shit!" teriak Weylin hingga membuat kedua insan itu terbangun. Neal menoleh ke arah kakaknya dengan santai namun wanita yang bersamanya langsung saja menarik selimutnya sampai menutupi kepalanya. Weylin menggelengkan kepalanya dan keluar dari kamar itu setelah Neal mengedipkan sebelah matanya dengan tatapan masih mengantuk. "Itu siapa, Baby?" tanya Angelica. "Kakakku," jawab Neal singkat. Pria
Kelsey sedang melihat dirinya di depan cermin. Dia sungguh merasa sangat bodoh sekali karena telah membuat keadaan semakin rumit. Dia menyesali keputusannya datang ke Sweet Heaven.Jika saja waktu bisa kembali malam itu, dia tidak mungkin memberanikan diri untuk datang ke sana sendirian. "Ya Tuhan. Kenapa aku bodoh sekali? Kenapa aku tidak lihat wajahnya dulu?" gumamnya lagi sambil menggigiti kukunya.Dia gelisah luar biasa."Bagaimana jika nanti dia tak mau menerima dan malah marah? Dia pasti merasa ditipu. Aduh, aku harus bagaimana sekarang?" Kelsey tak bisa tenang. Sepanjang hari itu, dia linglung.Dia menghindari dua sahabatnya dan tak ingin berbicara dengan mereka. Dia belum siap untuk menceritakan kejadian yang baru saja menimpanya. Malam itu, usai melakukan hal itu dengan laki-laki yang dia kenal dengan namaa panggung 'M' itu, dia sempat terbangun dan memaksa dirinya ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.Dia memang mabuk berat jadi dia pun juga mencari air dingin dan j
Weylin memangku tangannya yang dingin setelah melihat ayahnya masuk ke dalam unit gawat darurat. Ayahnya mengalami serangan jantung dan kini para dokter sedang berusaha menyelamatkan Ansgar. Zuria sudah tak bisa berhenti menangis meskipun dalam dia. Weylin tak bisa menenangkan dirinya lantaran rasa bersalahnya yang menyakiti dadanya. Semua ini salahnya. Karena kesalahan dirinyalah Ansgar Malachy harus berjuang melawat maut yang ingin menjemputnya. Weylin memukul kepalanya sendiri karen kebodohannya. Dia benar-benar tak mengira jika ayahnya akan mengalami hal seperti ini. Setahu dirinya, Ansgar adalah pria tua yang sehat.Laki-laki yang telah berusia lebih dari setengah abad itu tak pernah sakit tapi anehnya tadi malah ambruk. Dan ini jantung.Sejak kapan ayahnya memiliki penyakit jantung? Kenapa dia tidak tahu? Bahkan ibunya pun sepertinya sama kagetnya dengan dirinya.Mengapa itu bisa terjadi? Weylin tak bisa menyingkirkan rasa penasarannya tentang sejak kapan ayahnya memiliki p
Kelsey belum mau keluar dari mobilnya padahal kedua orang tuanya sudah keluar terlebih dahulu. Sang ibu dengan sabar berkata, "Kenapa masih belum turun?" Kalau Kelsey mengatakan dia takut bertemu dengan Weylin, sudah pasti ibunya tidak akan percaya.Mana mungkin dia takut pada pria yang setahu ibunya itu hanya ditemui sekali saja, yakni saat mereka ditunangkan kala itu. "Bisakah aku menyusul? Aku harus menelepon Samantha dan Emily, urusan kerja, Ibu," jelas Kelsey beralasan. "Benarkah? Kau akan segera menyusul kan?" tanya Leana sedikit curiga. "Tenang saja, aku hanya sebentar," ucap Kelsey berusaha meyakinkan sang ibu. Leana menghela napas, berniat menjawab namun Andrew berbicara terlebih dulu, "Baiklah. Tidak apa-apa jika kau menyusul. Yang penting kau tetap harus ke sana, Kelsey. Ingat, jangan buat Ayah kecewa." Mau tak mau Kelsey mengangguk, mengiyakan . Setelah kedua orang tuanya menjauh, Kelsey turun dari mobil itu dan memegang ponselnya. Dia melirik ponsel itu tanpa minat
Halo, readers. Kita ketemu lagi di sini. Lega sekali rasanya bisa menyelesaikan cerita ini. Zila ucapkan banyak terima kasih yang sudah antusias membaca cerita Kelsey Lieven dan Weylin Malachy dan mengikutinya sampai akhir. Semoga ceritanya tidak mengecewakan ya dan kalian puas dengan cerita ini. Endingnya semoga juga memuaskan bagi para readers ya dan nggak ada yang kecewa. Zila harap kisah mereka ini semoga bisa diingat oleh para pembaca. Maaf jika memang tidak sesuai yang diharapkan oleh para readers sekalian. Akhir kata, Zila harap bisa membuat cerita lain yang juga disukai para pembaca. Salam hangat dari Zila Aicha, sampai ketemu di karya Zila berikutnya.
Kelsey sedang linglung berjalan di jalan raya sambil menggandeng tangan mungil Aiden.Wanita itu pun mengajak Aiden untuk duduk di halte bus tanpa mengetahui bus akan datang. Aiden kecil tidak berani bertanya, dia hanya menebak jika mamanya dan orang tua Gerald tadi bertengkar.Aiden bahkan hanya bisa menghapus air mata yang jatuh membasahi pipi mamanya tanpa banyak bertanya. Anak kecil yang dua hari lagi akan segera berusia lima tahun itu menatap wajah sang mama yang mulai terlihat pucat. Dan semakin kaget ketika melihat tubuh mamanya roboh dan jatuh ke lantai. Kelsey tak sadarkan diri. Aiden berteriak, "Mama. Mama kenapa? Mama, bangun, Ma. Mama." Aiden melongok ke semua arah dan tak ada orang yang kebetulan lewat sana. Aiden langsung saja meraung-raung sambil masih berusaha membangunkan mamanya. "Kenapa Mama tak mau bangun? Mama, bangun. Aiden takut, Ma," ujar Aiden dengan terisak-isak. Tiba-tiba saja, dia teringat tentang pesan Paman Weylin dan langsung mengambil inisiatif
"Menurut saya masih belum cukup, Tuan. Mungkin Anda harus lebih tegas membatasi hubungan dengan Nona Danielle agar dia tidak lagi mengganggu Anda," ucap Darren. Weylin terlihat berpikir sebentar, dia lalu berkata, "Menurutmu apa yang harus aku katakan?" "Akan lebih baik jika Anda mengatakan saja jika Anda sudah memiliki orang yang menarik hati Anda, sehingga dia akan berpikir jika dia tidak memiliki kesempatan lagi," jelas Darren. Weylin mengangguk mantap, "Baiklah. Akan aku lakukan. Aku tidak mau jika dia mengganggu hubunganku dengan Kelsey." Darren, "..." Weylin menggaruk telinganya yang tidak gatal, "Maksudku, hubunganku dengan Aiden." Darren pun hanya bisa tersenyum. Keesokan harinya, sebelum dia menjemput Aiden untuk mengantarkannya ke sekolah, Weylin benar-benar menemui Danielle setelah sebelumnya dia menghubunginya terlebih dahulu untuk mengetahui di mana posisi wanita itu. Danielle langsung saja menyambut Weylin dengan senyum ramahnya, "Aku tahu kau pasti akan ke sini.
"Sialan, apa maksudmu?" ucap Danielle dengan tatapan merah menyala. "Sadar diri jika Tuan Weylin tak akan pernah menyukai Anda meskipun Anda berulang kali naik ke ranjang Tuan Muda," ujar Darren santai. "BAJINGAN!" bentak Danielle kembali melayangkan tangannya tapi dengan mudahnya ditepis oleh Darren. Wanita yang juga pengusaha muda itu sudah tak bisa lagi menahan dirinya hingga rasanya dia ingin merobek mulut Darren, sopir kepercayaan Weylin. Dia sudah tidak peduli lagi akan pendapat Weylin jika dia tahu mengenai tingkahnya itu. Toh, Weylin tadi sudah mengusirnya. Dan ini pertama kali weylin menolaknya. Harga dirinya terasa terinjak-injak, tidak hanya oleh Weylin tapi juga Darren. "Sopir kurang ajar. Pergilah ke neraka!" ucap Danielle sebelum dia menendang Darren di bagian lututnya.Kali ini Darren tak bisa mengantisipasi dan terpaksa harus meringis karena tendangan itu mengenai lututnya yang pernah cedera saat kecelakaan beberapa tahun silam. Namun, pria itu tak sampai terjatu
"Apapun yang terjadi aku harus siap, Bibi. Lagi pula aku tidak mungkin bisa menyembunyikan Aiden lama-lama kan, Bi?" ucap Kelsey. Adriana menghela napas, tak mungkin dia mengkonfontasi Kelsey. Dia sudah cukup membuat keponakan tersayangnya itu kebingungan dengan sikapnya. Dia merasa bersalah. Dia seharusnya tidak menyalahkan Kelsey seperti tadi. Kalau dia mempertanyakan keputusan yang Kelsey buat, dia hanya akan mempersulit keponakannya dan juga cucunya itu kan? Sedangkan selama ini dia tahu mengenai perjuangan Kelsey sejak dia tiba di Leeds. Adriana yang menyadari jika dia telah melakukan kesalahan besar itu akhirnya berkata dengan suara pelan, "Maaflkan, Bibi." Kelsey terkejut mendengarnya, tak menyangka mendengar permintaan maaf dari sang Bibi.Dia pun membalas, "Aku yang harusnya meminta maaf pada Bibi. Aku yang membuat keputusan mendadak dan aku tahu pasti Bibi sangat kaget. Aku paham jika Bibi marah padaku." Adriana menggeleng pelan, benar-benar merasa bodoh karena telah m
Weylin berjongkok untuk mensejajarkan badannya dengan sang Putra. Aiden kecil menunggu penjelasan dua orang dewasa itu. "Aiden, kami tidak bertengkar. Kami hanya berbeda pendapat saja. Sekarang maukah Aiden masuk dulu ke dalam?" ucap Weylin lembut. Adriana terkejut, tak mengira jika Weylin akan bersikap seperti itu. "Baiklah, Paman. Aiden akan masuk lagi," jawab Aiden patuh. Setelah Weylin melihat Sang Putra sudah masuk ke dalam, pria itu langsung berkata, "Saya mohon. Anda sudah salah paham. Saya hanya ingin memperbaiki semuanya. Saya tahu memang saya sangat bersalah di sini. Jadi, izinkan saya untuk membuat semuanya kembali menjadi lebih baik." Adriana menghela napas dan menjawab, "Terserah kau saja. Tapi ingat, jangan sampai kau menyakiti Aiden." "Tidak akan, Nona Lieven," sahut Weylin. "Baiklah, mungkin saya lebih baik pulang dulu saja. Besok saya akan datang untuk menjemput Aiden," ucap Weylin lagi. Adriana membalas, "Hm." Weylin tak bisa memprotes, dia memang telah mela
"Kenapa kau jadi tertarik?" tanya Kelsey sambil menaikkan alisnya sebelah. Weylin mendesah, sungguh wanita yang kebetulan adalah ibu dari putranya itu pintar sekali membuat dirinya kesal.Entah apa dosanya dulu hingga bisa sampai melakukan hal gila dan membuat Kelsey mengandung anaknya. Dan beberapa waktu yang lau, dia bahkan sempat berpikir jika Kelsey itu menarik dan lucu. Sebenarnya apa yang ada di kepalanya, benar-benar Weylin menyesali perkataannya. "Baiklah-baiklah, aku tidak akan bertanya lagi," ucap Weylin mengalah sekarang. Kelsey menghela napas lega. Dia berbicara, "Jadi, apa yang ingin kau lakukan?" "Hah!?" ucap Weylin bingung. Kelsey memutar bola matanya jengah, "Apa yang akan kau lakukan untuk menjadi ayah yang baik untuk Aiden?" Kelsey kesal, tidakkah Weylin itu cukup pintar? Kenapa harus dijelaskan seperti ini? Weylin, "Oh, itu. Aku akan mulai menghabiskan lebih banyak waktu dengannya." "Contohnya?" Weylin terlihat berpikir sebelum menjawab, "Mengantarnya ke s
Kelsey menatap tak percaya pada Weylin. Tatapannya bisa diartikan seolah dia berkata 'Kau sedang bercanda kan?' Weylin sendiri heran sekali ketika dia mengatakan hal itu. Dia bahkan kaget dengan ucapannya.Namun, tentu saja dia tidak bisa menarik kembali ucapannya kan?Dia ini seorang laki-laki sejati dan pantang baginya untuk membatalkan apa yang baru saja dia katakan. Dikarenakan ucapannya tak mendapat tanggapan dari Kelsey, Weylin pun mengulangi perkataannya dengan lebih pelan, "Menikahkah denganku, Kels." "Demi Aiden," tambah Weylin. Kelsey sontak tersadar setelah beberapa detik lamanya terdiam, terlalu terkejut dengan ucapan Weylin yang dia duga hanyalah bayangannya saja.Akan tetapi, begitu Weylin mengulangi ucapannya itu, Kelsey pun mulai paham jika pendengarannya tidak bermasalah. "Kau benar-benar sedang bercanda ya Weylin? Aku tidak tertarik menanggapi candaanmu ini," ujar Kelsey malas. Weylin menghela napasnya, "Aku tidak sedang bercanda, Kels. Aku benar-benar ingin men
Dengan kemarahan yang tengah bergumul di dadanya, Kelsey mengarahkan mobilnya menuju sekolah tempat putranya juga dititipkan. Entah kenap, dia merasa Weylin tetap akan memulangkan anaknya di sana. "Awas saja kau, Weylin. Aku akan membunuhmu jika kau macam-macam," ucapnya kesal luar biasa. Begitu dia memarkirkan mobilnya, dia langsung saja disambut oleh Raven yang berdiri dengan tenang di sana. Dia berkata, "Aiden sudah ada di sini, Bu." Kelsey mengangguk, "Dia di mana?" Raven menjawab dengan tidak enak, "Di taman bersama dengan Pak Weylin, Bu." Sungguh Raven merasa canggung setelah mengetahui fakta tentang Weylin yang ternyata adalah ayah kandung Aiden.Dia merasa tidak pantas mengethui rahasia orang sehingga dia pun berucap, "Bu, Kelsey. Saya mohon maaf." "Ah, tidak apa-apa Bu. Ini bukan salah Anda," ucap Kelsey tak ingin membuat sikap canggung di antara mereka. "Saya temui mereka dulu dan bisakah Anda ikut saya sebentar?" tanya Kelsey. Meskipun Raven tidak paham kenapa dia