Weylin tak kembali ke rumahnya setelah itu dan memilih untuk pergi ke rumah Neal untuk menenangkan dirinya. Para satpam langsung membukakan pintu rumah besar Neal begitu melihat mobil Weylin yang telah mereka hafal. Pria itu melihat mobil Neal terparkir di area parkir jadi dia mengira adiknya itu ada di rumah.Biasanya Weylin akan mengabari Neal sebelum bertandang ke rumah itu, tapi karena pikirannya sedang semrawut, dia lupa melakukannya. Dengan santai, dia naik ke lantai atas menuju kamar Neal. Dia membuka kamar itu langsung tanpa mengetuk pintu dan kemudian dia terbelalak kaget. "Holy shit!" teriak Weylin hingga membuat kedua insan itu terbangun. Neal menoleh ke arah kakaknya dengan santai namun wanita yang bersamanya langsung saja menarik selimutnya sampai menutupi kepalanya. Weylin menggelengkan kepalanya dan keluar dari kamar itu setelah Neal mengedipkan sebelah matanya dengan tatapan masih mengantuk. "Itu siapa, Baby?" tanya Angelica. "Kakakku," jawab Neal singkat. Pria
Kelsey sedang melihat dirinya di depan cermin. Dia sungguh merasa sangat bodoh sekali karena telah membuat keadaan semakin rumit. Dia menyesali keputusannya datang ke Sweet Heaven.Jika saja waktu bisa kembali malam itu, dia tidak mungkin memberanikan diri untuk datang ke sana sendirian. "Ya Tuhan. Kenapa aku bodoh sekali? Kenapa aku tidak lihat wajahnya dulu?" gumamnya lagi sambil menggigiti kukunya.Dia gelisah luar biasa."Bagaimana jika nanti dia tak mau menerima dan malah marah? Dia pasti merasa ditipu. Aduh, aku harus bagaimana sekarang?" Kelsey tak bisa tenang. Sepanjang hari itu, dia linglung.Dia menghindari dua sahabatnya dan tak ingin berbicara dengan mereka. Dia belum siap untuk menceritakan kejadian yang baru saja menimpanya. Malam itu, usai melakukan hal itu dengan laki-laki yang dia kenal dengan namaa panggung 'M' itu, dia sempat terbangun dan memaksa dirinya ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.Dia memang mabuk berat jadi dia pun juga mencari air dingin dan j
Weylin memangku tangannya yang dingin setelah melihat ayahnya masuk ke dalam unit gawat darurat. Ayahnya mengalami serangan jantung dan kini para dokter sedang berusaha menyelamatkan Ansgar. Zuria sudah tak bisa berhenti menangis meskipun dalam dia. Weylin tak bisa menenangkan dirinya lantaran rasa bersalahnya yang menyakiti dadanya. Semua ini salahnya. Karena kesalahan dirinyalah Ansgar Malachy harus berjuang melawat maut yang ingin menjemputnya. Weylin memukul kepalanya sendiri karen kebodohannya. Dia benar-benar tak mengira jika ayahnya akan mengalami hal seperti ini. Setahu dirinya, Ansgar adalah pria tua yang sehat.Laki-laki yang telah berusia lebih dari setengah abad itu tak pernah sakit tapi anehnya tadi malah ambruk. Dan ini jantung.Sejak kapan ayahnya memiliki penyakit jantung? Kenapa dia tidak tahu? Bahkan ibunya pun sepertinya sama kagetnya dengan dirinya.Mengapa itu bisa terjadi? Weylin tak bisa menyingkirkan rasa penasarannya tentang sejak kapan ayahnya memiliki p
Kelsey belum mau keluar dari mobilnya padahal kedua orang tuanya sudah keluar terlebih dahulu. Sang ibu dengan sabar berkata, "Kenapa masih belum turun?" Kalau Kelsey mengatakan dia takut bertemu dengan Weylin, sudah pasti ibunya tidak akan percaya.Mana mungkin dia takut pada pria yang setahu ibunya itu hanya ditemui sekali saja, yakni saat mereka ditunangkan kala itu. "Bisakah aku menyusul? Aku harus menelepon Samantha dan Emily, urusan kerja, Ibu," jelas Kelsey beralasan. "Benarkah? Kau akan segera menyusul kan?" tanya Leana sedikit curiga. "Tenang saja, aku hanya sebentar," ucap Kelsey berusaha meyakinkan sang ibu. Leana menghela napas, berniat menjawab namun Andrew berbicara terlebih dulu, "Baiklah. Tidak apa-apa jika kau menyusul. Yang penting kau tetap harus ke sana, Kelsey. Ingat, jangan buat Ayah kecewa." Mau tak mau Kelsey mengangguk, mengiyakan . Setelah kedua orang tuanya menjauh, Kelsey turun dari mobil itu dan memegang ponselnya. Dia melirik ponsel itu tanpa minat
Kelsey memaksa tersenyum saat mendengar hal itu dari Ansgar Malachy tapi tak mengatakan apapun.Sejujurnya dia ingin sekali menolaknya tapi dia sadar jika itu tidak mungkin mengingat keadaan Ansgar yang masih lemah jadi dengan terpaksa dia menyetujuinya. Untuk sekarang ini, membuat keadaan ayah mertuanya itu membaik jauh lebih penting dibanding dengan memikirkan hatinya yang sedang kacau. Andai dia bisa, dia mungkin sudah membatalkan pertunangan itu dari awal.Namun, saat melihat kedua orang tuanya dan juga kedua calon mertuanya yang begitu bahagia dengan rencana pernikahannya, dia tidak tega untuk menolaknya. "Kelsey, kau tidak keberatan kan dengan percepatan pernikahan ini?" tanya Zuria lembut.Wanita membenarkan letak rambut Kelsey yang sedikit berantakan dan menatapnya lembut. Melihat perhatian wanita itu yang seperti ibunya itu, Kelsey pun akhirnya menjawab, "Tentu saja tidak, Ibu. Jika itu yang terbaik, aku ikut saja." Ansgar tersenyum lega mendengarnya, "Gadis baik." Andr
Weylin merasa sangat buruk setelah sadar telah sangat keterlaluan pada Kelsey. Bisa dibilang dia memperkosanya. Weylin menampar dirinya sendiri karena tindakannya ini justru mengharuskan dirinya untuk menikahi Kelsey meskipun dia tidak mengeluarkan benihnya di dalam, tetap saja fakta dia telah memaksa Kelsey untuk melakukan percintaan itu tidak bisa dinggap remeh. Weylin menapaki rumahnya yang sepi karena kedua orang tuanya yang masih di rumah sakit. "Arrghh. Weylin, kau bodoh. Kenapa kau bisa lepas kendali?" Dia ingin mengumpat dirinya sendiri. Gadis itu pasti akan sangat membencinya. Tunggu dulu, bukankah sangat bagus jika Kelsey membenci dia? Kelsey tak akan mungkin mau menikah dengannya yang telah melecehkan dirinya kan? Tapi bagaimana jika yang terjadi adalah yang sebaliknya?Bagaimana jika Kelsey menceritakan tentang apa yang dia lakukan? Dia bisa terkena masalah besar.Kalau Kelsey melaporkan dia, tamatlah riwayatnya. Tidak hanya di penjara, dia juga akan kehilangan seg
Kelsey Lieven segera berlari keluar rumahnya dengan kepanikan luar biasa. Dia mengabaikan pertanyaan ibunya yang berteriak kepadanya. Yang ada di pikiran Kelsey saat ini adalah dia harus mencari minimarket terdekat atau apotek untuk membeli alat test pack yang baru.Dia masih belum bisa mempercayai hasil tes kehamilan yang baru saja dia lakukan beberapa menit yang lalu itu. Dia tidak akan percaya jika dia tidak mengulang tes itu lagi. Dia berlari hingga napasnya tersengal-sengal dan dia tidak memperdulikan tatapan bingung petugas apotek, "Test pack. Dua, eh tidak. Lima test pack dengan merek yang berbeda," ucapnya pada petugas apotek dengan napas terengah-engah. Petugas apotek segera mengambilkan sesuai keinginan pelanggan itu. Usai mendapatkan sekantong alat test pack itu, Kelsey pulang ke rumahnya dengan berjalan lesu. Dia tidak bisa tenang, mana mungkin dia bisa tenang? Tentu saja, saat ini pikirannya sedang kacau. Begitu sampai di depan rumahnya, dia mendadak ragu untuk mas
"Bagaimana ini, Andrew? Apa yang harus kita lakukan sekarang?" ujar Leana lemah sambil menggenggam sebuah kertas yang dia temukan di atas tempat tidur sang anak. Andrew Leiven sedang menghubungi seseorang yang tentu saja adalah putrinya itu tak ada jawaban. "Ponselnya mati, Leana. Ke mana dia pergi? Astaga Kelsey, apa kau benar-benar pergi?" sesal Andrew. Andrew Leiven memang begitu marah pada putrinya itu dan sempat mengucapkan kata-kata kasar pada Kelsey tapi dia tak mengira putrinya itu benar-benar akan menganggap ucapannya semalam serius. Dia hanya emosi dan tentu saja tak berniat mengusirnya. Bagaimana sekarang?Pria tua itu termenung meratapi kesalahannya yang tak bisa menahan dirinya sendiri dan malah membuat putri satu-satunya pergi dari rumah.Bukan ini yang dia harapkan. Bukan seperti ini yang dia mau. Namun, sepertinya nasi telah menjadi bubur. Seberapa pun Andrew menyesali perbuatannya, anaknya telah memilih untuk pergi dari sana. "Apa dia membawa barang-barang penti
Halo, readers. Kita ketemu lagi di sini. Lega sekali rasanya bisa menyelesaikan cerita ini. Zila ucapkan banyak terima kasih yang sudah antusias membaca cerita Kelsey Lieven dan Weylin Malachy dan mengikutinya sampai akhir. Semoga ceritanya tidak mengecewakan ya dan kalian puas dengan cerita ini. Endingnya semoga juga memuaskan bagi para readers ya dan nggak ada yang kecewa. Zila harap kisah mereka ini semoga bisa diingat oleh para pembaca. Maaf jika memang tidak sesuai yang diharapkan oleh para readers sekalian. Akhir kata, Zila harap bisa membuat cerita lain yang juga disukai para pembaca. Salam hangat dari Zila Aicha, sampai ketemu di karya Zila berikutnya.
Kelsey sedang linglung berjalan di jalan raya sambil menggandeng tangan mungil Aiden.Wanita itu pun mengajak Aiden untuk duduk di halte bus tanpa mengetahui bus akan datang. Aiden kecil tidak berani bertanya, dia hanya menebak jika mamanya dan orang tua Gerald tadi bertengkar.Aiden bahkan hanya bisa menghapus air mata yang jatuh membasahi pipi mamanya tanpa banyak bertanya. Anak kecil yang dua hari lagi akan segera berusia lima tahun itu menatap wajah sang mama yang mulai terlihat pucat. Dan semakin kaget ketika melihat tubuh mamanya roboh dan jatuh ke lantai. Kelsey tak sadarkan diri. Aiden berteriak, "Mama. Mama kenapa? Mama, bangun, Ma. Mama." Aiden melongok ke semua arah dan tak ada orang yang kebetulan lewat sana. Aiden langsung saja meraung-raung sambil masih berusaha membangunkan mamanya. "Kenapa Mama tak mau bangun? Mama, bangun. Aiden takut, Ma," ujar Aiden dengan terisak-isak. Tiba-tiba saja, dia teringat tentang pesan Paman Weylin dan langsung mengambil inisiatif
"Menurut saya masih belum cukup, Tuan. Mungkin Anda harus lebih tegas membatasi hubungan dengan Nona Danielle agar dia tidak lagi mengganggu Anda," ucap Darren. Weylin terlihat berpikir sebentar, dia lalu berkata, "Menurutmu apa yang harus aku katakan?" "Akan lebih baik jika Anda mengatakan saja jika Anda sudah memiliki orang yang menarik hati Anda, sehingga dia akan berpikir jika dia tidak memiliki kesempatan lagi," jelas Darren. Weylin mengangguk mantap, "Baiklah. Akan aku lakukan. Aku tidak mau jika dia mengganggu hubunganku dengan Kelsey." Darren, "..." Weylin menggaruk telinganya yang tidak gatal, "Maksudku, hubunganku dengan Aiden." Darren pun hanya bisa tersenyum. Keesokan harinya, sebelum dia menjemput Aiden untuk mengantarkannya ke sekolah, Weylin benar-benar menemui Danielle setelah sebelumnya dia menghubunginya terlebih dahulu untuk mengetahui di mana posisi wanita itu. Danielle langsung saja menyambut Weylin dengan senyum ramahnya, "Aku tahu kau pasti akan ke sini.
"Sialan, apa maksudmu?" ucap Danielle dengan tatapan merah menyala. "Sadar diri jika Tuan Weylin tak akan pernah menyukai Anda meskipun Anda berulang kali naik ke ranjang Tuan Muda," ujar Darren santai. "BAJINGAN!" bentak Danielle kembali melayangkan tangannya tapi dengan mudahnya ditepis oleh Darren. Wanita yang juga pengusaha muda itu sudah tak bisa lagi menahan dirinya hingga rasanya dia ingin merobek mulut Darren, sopir kepercayaan Weylin. Dia sudah tidak peduli lagi akan pendapat Weylin jika dia tahu mengenai tingkahnya itu. Toh, Weylin tadi sudah mengusirnya. Dan ini pertama kali weylin menolaknya. Harga dirinya terasa terinjak-injak, tidak hanya oleh Weylin tapi juga Darren. "Sopir kurang ajar. Pergilah ke neraka!" ucap Danielle sebelum dia menendang Darren di bagian lututnya.Kali ini Darren tak bisa mengantisipasi dan terpaksa harus meringis karena tendangan itu mengenai lututnya yang pernah cedera saat kecelakaan beberapa tahun silam. Namun, pria itu tak sampai terjatu
"Apapun yang terjadi aku harus siap, Bibi. Lagi pula aku tidak mungkin bisa menyembunyikan Aiden lama-lama kan, Bi?" ucap Kelsey. Adriana menghela napas, tak mungkin dia mengkonfontasi Kelsey. Dia sudah cukup membuat keponakan tersayangnya itu kebingungan dengan sikapnya. Dia merasa bersalah. Dia seharusnya tidak menyalahkan Kelsey seperti tadi. Kalau dia mempertanyakan keputusan yang Kelsey buat, dia hanya akan mempersulit keponakannya dan juga cucunya itu kan? Sedangkan selama ini dia tahu mengenai perjuangan Kelsey sejak dia tiba di Leeds. Adriana yang menyadari jika dia telah melakukan kesalahan besar itu akhirnya berkata dengan suara pelan, "Maaflkan, Bibi." Kelsey terkejut mendengarnya, tak menyangka mendengar permintaan maaf dari sang Bibi.Dia pun membalas, "Aku yang harusnya meminta maaf pada Bibi. Aku yang membuat keputusan mendadak dan aku tahu pasti Bibi sangat kaget. Aku paham jika Bibi marah padaku." Adriana menggeleng pelan, benar-benar merasa bodoh karena telah m
Weylin berjongkok untuk mensejajarkan badannya dengan sang Putra. Aiden kecil menunggu penjelasan dua orang dewasa itu. "Aiden, kami tidak bertengkar. Kami hanya berbeda pendapat saja. Sekarang maukah Aiden masuk dulu ke dalam?" ucap Weylin lembut. Adriana terkejut, tak mengira jika Weylin akan bersikap seperti itu. "Baiklah, Paman. Aiden akan masuk lagi," jawab Aiden patuh. Setelah Weylin melihat Sang Putra sudah masuk ke dalam, pria itu langsung berkata, "Saya mohon. Anda sudah salah paham. Saya hanya ingin memperbaiki semuanya. Saya tahu memang saya sangat bersalah di sini. Jadi, izinkan saya untuk membuat semuanya kembali menjadi lebih baik." Adriana menghela napas dan menjawab, "Terserah kau saja. Tapi ingat, jangan sampai kau menyakiti Aiden." "Tidak akan, Nona Lieven," sahut Weylin. "Baiklah, mungkin saya lebih baik pulang dulu saja. Besok saya akan datang untuk menjemput Aiden," ucap Weylin lagi. Adriana membalas, "Hm." Weylin tak bisa memprotes, dia memang telah mela
"Kenapa kau jadi tertarik?" tanya Kelsey sambil menaikkan alisnya sebelah. Weylin mendesah, sungguh wanita yang kebetulan adalah ibu dari putranya itu pintar sekali membuat dirinya kesal.Entah apa dosanya dulu hingga bisa sampai melakukan hal gila dan membuat Kelsey mengandung anaknya. Dan beberapa waktu yang lau, dia bahkan sempat berpikir jika Kelsey itu menarik dan lucu. Sebenarnya apa yang ada di kepalanya, benar-benar Weylin menyesali perkataannya. "Baiklah-baiklah, aku tidak akan bertanya lagi," ucap Weylin mengalah sekarang. Kelsey menghela napas lega. Dia berbicara, "Jadi, apa yang ingin kau lakukan?" "Hah!?" ucap Weylin bingung. Kelsey memutar bola matanya jengah, "Apa yang akan kau lakukan untuk menjadi ayah yang baik untuk Aiden?" Kelsey kesal, tidakkah Weylin itu cukup pintar? Kenapa harus dijelaskan seperti ini? Weylin, "Oh, itu. Aku akan mulai menghabiskan lebih banyak waktu dengannya." "Contohnya?" Weylin terlihat berpikir sebelum menjawab, "Mengantarnya ke s
Kelsey menatap tak percaya pada Weylin. Tatapannya bisa diartikan seolah dia berkata 'Kau sedang bercanda kan?' Weylin sendiri heran sekali ketika dia mengatakan hal itu. Dia bahkan kaget dengan ucapannya.Namun, tentu saja dia tidak bisa menarik kembali ucapannya kan?Dia ini seorang laki-laki sejati dan pantang baginya untuk membatalkan apa yang baru saja dia katakan. Dikarenakan ucapannya tak mendapat tanggapan dari Kelsey, Weylin pun mengulangi perkataannya dengan lebih pelan, "Menikahkah denganku, Kels." "Demi Aiden," tambah Weylin. Kelsey sontak tersadar setelah beberapa detik lamanya terdiam, terlalu terkejut dengan ucapan Weylin yang dia duga hanyalah bayangannya saja.Akan tetapi, begitu Weylin mengulangi ucapannya itu, Kelsey pun mulai paham jika pendengarannya tidak bermasalah. "Kau benar-benar sedang bercanda ya Weylin? Aku tidak tertarik menanggapi candaanmu ini," ujar Kelsey malas. Weylin menghela napasnya, "Aku tidak sedang bercanda, Kels. Aku benar-benar ingin men
Dengan kemarahan yang tengah bergumul di dadanya, Kelsey mengarahkan mobilnya menuju sekolah tempat putranya juga dititipkan. Entah kenap, dia merasa Weylin tetap akan memulangkan anaknya di sana. "Awas saja kau, Weylin. Aku akan membunuhmu jika kau macam-macam," ucapnya kesal luar biasa. Begitu dia memarkirkan mobilnya, dia langsung saja disambut oleh Raven yang berdiri dengan tenang di sana. Dia berkata, "Aiden sudah ada di sini, Bu." Kelsey mengangguk, "Dia di mana?" Raven menjawab dengan tidak enak, "Di taman bersama dengan Pak Weylin, Bu." Sungguh Raven merasa canggung setelah mengetahui fakta tentang Weylin yang ternyata adalah ayah kandung Aiden.Dia merasa tidak pantas mengethui rahasia orang sehingga dia pun berucap, "Bu, Kelsey. Saya mohon maaf." "Ah, tidak apa-apa Bu. Ini bukan salah Anda," ucap Kelsey tak ingin membuat sikap canggung di antara mereka. "Saya temui mereka dulu dan bisakah Anda ikut saya sebentar?" tanya Kelsey. Meskipun Raven tidak paham kenapa dia