Rasya berjalan bersama Bella dan juga Jessy menelusuri koridor sekolahannya, Jessy menatap Rasya yang tumben menguncir rambutnya.
"Tumben Sya rambut lo di iket?" Rasya menoleh dan mengangguk.
"Tadi gue buru-buru jadi gak sempet catokan ini sekarang gue mau catokan di kelas," Bella mendelik.
"Lo bawa catokan?" Rasya mengangguk lagi, mereka pun langsung memasuki kelas dan Rasya langsung berjalan menuju bangkunya karena ingin mengambil catokan miliknya, namun setelah beberapa kali dicari Rasya tidak menemukan catokan itu membuat Rasya mendelik dan panik, Jessy dan Bella yang melihat ekspresi Rasya pun menghampirinya.
"Kenapa Sya?" Rasya menoleh.
"Catokan gue gak ada!"pekiknya membuat Jessy dan Bella mendelik.
"Kok bisa Sya?!" Rasya menggelengkan kepalanya.
"Gue juga gak tauuu!"
"Palingan lo lupa bawa kali Sya,"ucap Jessy membuat Rasya menggelengkan kepalanya.
"Gak mungkin karena yang pertama gue masukin ke tas ya catokan gue Jess!"ucap Rasya yang tatapannya langsung tertuju kepada teman-temannya yang sibuk memainkan ponselnya.
"WOY LO PADA CATOKAN GUE KEMANA?!"teriak Rasya membuat semua sontak menatapnya dan menunjukkan ekspresi takut, Jessy menghela nafasnya ini terlalu pagi untuk Rasya memulai perangnya.
"Lo pada budek ya?!"teriaknya sekali lagi membuat Zulfa sang ketua kelas pun menatapnya.
"Kita gak tau Sya," Rasya berdecak.
"Gimana kalian bisa gak tau, orang dari tadi kalian diem dikelas kok!" Rasya merasa amarahnya memuncak apalagi ketika melihat mereka yang satupun tidak ada membuka suaranya membuat Rasya menggebrak mejanya yang sontak membuat mereka terkejut bukan main.
"KASI TAU GUE SIAPA YANG UDAH AMBIL CATOKAN GUE?!"teriaknya membuat semuanya malah menunduk takut namun tiba-tiba ada suara yang membuat Rasya sontak menatap ke arahnya.
"Kita!"ucap Gina selaku wakil ketua osis di sekolahan ini, Rasya menatapnya sengit ia langsung menghampiri beberapa osis yang sedang berada di depan kelasnya, ketika melihat catokannya ada ditangan salah satu anggota osis membuatnya semakin murka.
"Balikin catokan gue!"bentaknya namun mereka tak menjawab.
"Lo itu selalu ngelakuin hal sesuka lo Sya, kita tau kalau lo itu anak dari yang punya sekolah tapi aturan ya tetep aturan setiap siswa harus patuh sama peraturan tersebut, setiap hari kita udah selalu sabar ngeliat sikap lo yang seenak jidat lo itu tapi sekarang kita harus bisa bersikap adil jadinya mau gak mau kita harus ambil catokan lo," Rasya mendelik ketika mendengar Gina berucap begitu juga dengan kedua sahabat Rasya yang tidak menyangka kali ini ada yang berani melawannya.
"Lo udah berani sama gue?!"ucapnya dengan nada tinggi sembari mendekatkan dirinya dihadapan Gina.
Gina hanya menatapnya datar.
"Gue cuman takut sama tuhan, jadi kalau lo mau ambil catokan lo, lo harus ke BK," Rasya mendelik.
"Lo kira catokan gue itu catokan murahan?! Itu catokan mahal woy bahkan lebih mahal daripada harga diri kalian, lo pada gak bisa seenaknya ngambil catokan gue gitu aja! Kalau gue minta sama lo pada buat beliin gue catokan kayak gitu lo pada juga gak bakal mampu, itu hadiah dari papa gue dan itu limited edition, jadi lo pada mau cari kemana kalau sampai catokan gue ilang!"bentak Rasya yang sembari mengontrol emosinya agar tidak memuncak.
"Catokan lo bakal gue simpan baik-baik,"ucap Gina yang membalikkan tubuhnya ingin pergi namun Rasya menahannya.
"Gue gak ngerti ya sama anak osis angkatan ini, sama sekali gak pake otak, seenaknya ngambil barang orang tanpa ijin, seenaknya nyidak orang gitu aja, bahkan angkatan kalian paling gak berguna dari pada angkatan sebelumnya, angkatan kalian itu angkatan sampah, yang bisanya marah-marah gak jelas tanpa mikir, yang bisanya cuman nyidak orang gitu aja, lo semua gak punya kerjaan ya sampai mau aja jadi babu sekolah?" ucapan Rasya membuat semua anak osis mendelik, begitu juga dengan semua murid yang sedang mengerumuni mereka.
"Balikin catokan gue sekarang!?"bentak Rasya membuat mereka masih terdiam menahan kekesalannya terhadap Rasya.
Sementara Rasya tertawa remeh.
"Selain kalian bego kalian juga budek dan bisu"ujarnya membuat semuanya kembali mendelik, Gina tidak bisa menahan Rasya ia pun kembali membuka suaranya.
"Terserah lo mau ngomong apapun keputusan gue juga bakal tetep ambil catokan lo, gak peduli seberapa mahal yang jelas lo udah ngelanggar aturan sekolah, kalau lo tau mestinya lo gak bawa catokan ini ke sekolah," Rasya tersenyum miring sembari melipat kedua tangannya di depan dadanya.
"Dari tahun ke tahun angkatan osis sebelumnya gak pernah sebegininya sama gue, dan sekarang gue kaget banget liat osis angkatan sekarang yang udah berani banget-"ucap Rasya lalu mendekatkan wajahnya ke Gina.
"-dan angkatan sebelumnya pernah ada yang orang kayak lo berani ngelawan gue, terus beberapa harinya dia dikeluarin dari sekolah ini, lo mau kayak dia juga? itu hal yang gampang, sekarang pun gue bisa keluarin lo dari sekolahan ini kalau lo mau,"lanjut Rasya sembari tersenyum miring lalu mengajak kedua sahabatnya untuk pergi dari kerumunan tersebut, semua murid bertepuk tangan bangga dengan Rasya yang sangat berani dengan anak osis, karena kebanyakan dari mereka juga tidak menyukai anak osis angkatan sekarang ini, sementara Gina mengendus kesal lalu mengajak para rekannya untuk menuju ruang osis.
Rasya tidak henti-hentinya menggerutu kesal ia sangat amat kesal dengan osis itu, mereka itu seperti penguasa sekolah ini mereka itu selalu melakukan hal seenak jidat mereka padahal mereka tau nahwa yang berkuasa seharusnya adalah Rasya, karena dia adalah anak dari yang punya sekolahan ini.
Bella dan Jessy mencoba menenangkan Rasya.
"Udah Sya sabar,"ucap Bella yang berusahan menenangkan Rasya, namun saat mereka sedang asik berjalan tiba-tiba langkah mereka terhenti ketika melihat Marvel dan kedua sahabatnya ada di hadapannya.
"Sya lo gak tau malu banget sih, bisa-bisanya lo yang salah tapi lo malah tetep ngotot, pake ngancem-ngancem segala lagi, lo itu punya harga diri Sya!" Rasya mengangkat wajahnya dan menatap Marvel tajam.
"Makanya itu gue punya harga diri, dan gue gak mau sampai harga diri gue di injek-injek sama orang kayak mereka," Marvel menghela nafasnya.
"Lo gak mikir apa? Kalau sampai kedua orang tua lo tau mereka bakal gimana? Ancaman lo itu Sya lo seharusnya gak ngancem gitu, walaupun begitu Gina juga wakil ketua osis di sekolah jadi lo harus hargain dia," Rasya menghela nafasnya kasar.
"Peduli apa lo sama gue?! udah deh lo gak udah ikut campur, urusin aja tuh hidup lo,"ucap Rasya yang langsung melenggang pergi membuat Jessy dan Bella langsung menyusulnya.
Mereka bertiga memutuskan untuk duduk dikantin sembari Rasya yang ingin menenangkan dirinya.
"Udah Sya jangan emosi lagi, sumpah sih ya gue juga kaget banget ngeliat si Gina itu berani banget sama lo," ucap Jessy yang di setujui Bella.
"Gue juga masih gak habis fikir deh kenapa guru-guru bisa ngerekrut orang-orang kayak mereka buat jadi osis, bukannya sekolah makin maju malahan mereka bikin malu sekolahan, lo inget gak sih waktu anak osis diikutin lomba, mereka gak ada yang menang sama sekali beda banget deh sama angkatan sebelumnya," Bella dan Jessy mengangguk, namun tiba-tiba Jessy tersenyum ketika ada ide yang terlintas di otaknya.
"Gue punya ide gimana caranya biar kita bisa ambil catokan lo Sya,"ucap Jessy sembari tersenyum membuat Bella dan Rasya menatapnya.
"Gimana?!" Jessy mendekatkan wajahnya dan membisikkan mereka, setelah Bella dan Rasya mendengar ucapan Jessy mereka pun tersenyum lalu mengangguk setuju dengan idenya.
**********
Sepulang sekolah mereka sengaja menunggu sekolah sepi, karena mereka ingin menyelinap ke ruang osis untuk membantu Rasya mengambil catokannya. Mereka berjalan mengendap-endap seperti maling menuju ruangan osis, namun tiba-tiba langkah Rasya terhenti membuat Jessy dan Bella ikut berhenti.
"Kenapa berhenti Sya?"tanya Bella membuat Rasya menoleh menatap Jessy.
"Lo yakin Jes diruangan itu gak ada anak osis?" Jessy menggeleng.
"Tadi gue udah tanya salah satu anggota osis di kelas gue katanya sih gak ada kegiatan apa hari ini,"
"Dan lo yakin ruangannya gak ke kunci?" kini Bella yang bertanya membuat Jessy mengangguk mantap.
"Udah yuk buruan kalian percaya aja sama gue,"ucap Jessy membuat mereka bertiga kembali melangkahkan kakinya.
Saat ini mereka telah berada di depan pintu, pandangan mereka menatap ke arah sekitar berharap tidak ada melihatnya, ketika sudah dirasa aman Rasya mencoba memegang knop pintu tersebut dan perlahan ingin membukanya, ia mendelik karena ternyata pintunya memang tidak terkunci membuat Jessy tersenyum karena ucapannya benar, disaat mereka ingin memasuki ruangan tersebut tiba-tiba ada yang menepuk pundak mereka bertiga membuat mereka serempat berdecak dan berbalik, namun matanya mendelik ketika melihat ternyata Marvel yang menepuk pundak mereka dan menatap mereka dengan tatapan datarnya.
"Kalian mau ngapain?"tanya membuat Rasya menatapnya malas.
"Apa urusannya sama lo?!" Marvel menatap Rasya tajam.
"Belajar buat ngakuin dan nerima kesalahan lo;"ucap Marvel membuat Rasya terkekeh sinis.
"Maaf ya tapi gue sama sekali gak ada buat kesalahan apapun jadi ngapain gue mesti ngakuin?! Udah deh lo gak usah ikut campur mennding sekarang lo pulang,"ucap Rasya yang kembali membalikkan tubuhnya ingin membuka pintu itu pun tertahan ketika Marvel membua suaranya.
"Kalau lo sampai berani gue bakal aduin lo ke pak kumis," Rasya membalikkan tubuhnya dan menatapnya tajam.
"Lakuin aja gue gak takut karena gue tau lo itu kan cuman bisanya ngadu doang, cih emang banci lo," ketika Marvel ingin membalas ucapannya tiba-tiba ada seseorang yang melewati koridor membuat Rasya yang menyadari itu pun mendelik, sementara Marvel yang ingin memanggil orang itu karena dia adalah ketua osis pun tidak jadi karena Rasya yang tiba-tiba membekap mulutnya dan langsung membawa dirinya masuk ke dalam ruang osis. Sementara orang yang lewat tadi itu mendengar bahwa ada seseorang pun langsung menatap ke arah itu namun ia kembali berjalan ketika ia tidak melihat ada siapapun disini.
Sementara Rasya yang sudah berada diruangan osis itu pun langsung melepaskan tangannya dari mulut Marvel, setelah itu ia langsung menatap kedua sahabatnya.
"Jess, Bell bantuin gue cari catokannya ya,"ucapnya membuat Jessy dan Bella mengangguk setuju lalu mereka berpencar mencari catokan itu, Marvel hanya terduduk diam melihat mereka yang tengah sibuk mencari benda yang Marvel tidak tahu pasti itu apa karena itu adalah urusan cewek jadi ia tidak peduli.
Beberapa saat kemudian Jessy menghampiri mereka.
"Gue dapet Sya!"pekiknya membuat senyuman Rasya mengembang dan langsung mengambil catokan itu dari tangan Jessy.
"Yaudah yuk sekarang kita balik,"ajak Rasya namun tiba-tiba langkahnya terhenti ketika ia lupa bahwa diruangan ini masih ada Marvel membuat Rasya melipatkan kedua tangannya di depan dadanya.
"Lo ngapain masih disini?" Marvel beranjak dari duduknya sembari masih menatap ke layar ponselnya kemudian tatapannya beralih pada Rasya yang membuat dirinya mengarahkan ponselnya pada Rasya.
"Supir lo gak bisa jemput lo karena harus nganterin om Reno ke bandara, jadinya gue disuruh anterin lo pulang sama tante Gisela," Rasya, Jessy, dan Bella sontak mendelik kaget ketika mendengar ucapannya apalagi ketika Rasya melihat pesan mamanya itu.
"Hah? Gue pulang sama lo? Idih ogah banget mending gue pulang sendirian deh,"tolak Rasya membuat Marvel menaikkan satu alisnya.
"Lo belum biasa naik taksi online kalau misalkan lo diculik gimana? Gue gak mau tanggung jawab karena gue udah nawarin lo tapi lo malah nolak," Rasya berdecak kesal, Marvel selalu saja punya cara agar Rasya mau ikut dengannya, Marvel dari dulu memang tidak pernah berubah selalu saja menakuti Rasya.
Sementara Marvel yang lama menunggu jawaban Rasya pun menghela nafasnya.
"Gue tunggu lo 5 menit di parkiran, kalau lo gak dateng gue bakal tinggalin lo," ucap Marvel dan langsung melenggang pergi menuju parkiran sementara Rasya menghentakkan kakinya kesal Marvel memang selalu membuatnya naik darah.
Jessy dan Bella saling beratatap lalu mereka menatap Rasya yang sedang bingung.
"Jadi gimana Sya?"
"Duh gue juga bingung yakali gue ikut dia, Jess gue bareng dong?"
"Sorry ya Sya tapi gue harus nemenin nyokap arisan mungkin lain kali deh," Rasya menghembuskan nafasnya dan mengangguk kemudian tatapannya berali pada Bella yang masih menatapnya juga.
"Bell gue nebeng dong kali ini aja kok," Bella berfikir sejenak.
"Boleh aja sih tapi gue harus nemenin bokap makan siang lo mau ikut? kalau mau ya ayo" Rasya mendelik lalu menggelengkan kepalanya, ia merasa tak enak jika ikut makan bersama Bella dan juga papanya.
"Yaudah deh gue duluan ya," ucap Rasya sembari melenggang pergi membuat Jessy berteriak.
"LO YAKIN PULANG BARENG MARVEL?!"pekiknya.
"GAK ADA PILIHAN LAIN!" pekik Rasya sembari melanjutkan langkahnya menuju parkiran.
Sesampai di parkiran ia sempat berhenti sejenak lalu menghirup dan menghembuskan nafasnya setelah itu ia langsung memasuki mobil Marvel begitu saja, Marvel yang sadar pun tersenyum tipis melihat Rasya yang mau pulang dengannya.
Selama diperjalanan hanya ada suasanya hening dan Rasya yang kini sedang teringat sesuatu pun ia menatap ke arah Marvel.
"Lo jangan pernah ikut campur urusan gue," ucap Rasya membuat Marvel meliriknya.
"Gue sebenarnya juga gak mau ikut campur, cuman ya kebanyakan orang minta gue buat ngasih tau lo karena kelakuan lo itu udah kelewat batas sampai semua pun gak kuat lagi sama kelakuan lo," Rasya menatapnya tajam.
"Mulai sekarang lo gak usah ikut campur urusan gue, kalau pun mereka minta lo gak usah mau, mau aja lo disuruh-suruh, sama aja tuh kayak anak osis, lo sama mereka emang gak ada bedanya," Marvel tersenyum kecil.
"Gue cuman mau ngejaga nama baik sekolah aja kok," mendengar ucapan Marvel membuat Rasya mengendus kesal sembari memutarkan bola matanya.
"Ini terakhir kalinya gue naik mobil lo," ucap Rasya membuat Marvel menaikkan kedua bahunya.
"Menurut gue gak mungkin sih, tante Gisela pasti bakalan nyuruh gue buat anterin lo pulang kalau supir lo gak bisa jemput lo," oke kali ini Rasya mengalah debat dengan Marvel karena emosinya sudah mulai memuncak saat ini apalagi ketika ia mendengar perkataan Marvel, ia memilih untuk diam saja, sementara Marvel tersenyum kecil ketika melihat Rasya tak lagi bersuara.
Sesampai di depan rumahnya tanpa mengucapkan sepatah kata pada Marvel ia pun langsung turun dari mobilnya dan langsung memasuki rumahnya membuat Marvel terkekeh kecil melihat tingkahnya itu.
Pagi ini Rasya sudah siap dengan seragamnya, ia menata sedikit rambutnya lalu tersenyum di cermin karena ia merasa terlihat sempurna saat ini, setelah itu ia berjalan menuruni tangga untuk sarapan bersama Gisela -mamanya-."Pagi Sya!" Rasya tersenyum pada Gisela."Pagi juga ma!" ucap Rasya sembari duduk di depan Gisela."Papa kemana ma?" Gisela mengerutkan keningnya."Loh kamu gak tau?" Rasya menatapnya bingung."Gak tau apa ma?" Gisela menghela nafasnya."Papa keluar kota kemaren Rasya makanya pak Ripto gak bisa jemput kamu di sekolah dan mama nyuruh Marvel deh buat anterin kamu pulang," Rasya berdecak ketika Gisela menyebut nama Marvel."Lagian Mama kenapa nyuruhnya Marvel sih udah tau Rasya sama dia udah gak deket,""Ya siapa suruh kalian musuhan," Rasya mendelik.
Bella mendelik dikala ia baru saja memasuki kelasnya, ia kaget melihat Rasya yang tengah santainya mencatok rambutnya itu membuat Bella dengan cepat menghampirinya."Sya? Kok lo bawa catokan lagi sih, kalau misalnya cat-" Rasya berdecak."Berisik!"potongnya membuat Bella menyengir."Gue gak bawa catokan gue yang kemaren gue bawanya catokan biasa aja jadi kalau anak osis mau nyita ya gue gak masalah,"ucap Rasya disela-sela mengcurly rambutnya sedangkan Bella hanya mengganggukkan kepalanya."Hari ini ada apa sih di grup rame bener,"ucap Bella membuat Rasya menatapnya."Gak tau juga, katanya ada pengumuman gitu dari pak kepsek,"ucapan Rasya membuat Bella membulatkan mulutnya, sementara Rasya kembali mencatok rambutnya.****Rasya beriringan berjalan bersama Jessy dan juga Bella menuju aula, seperti biasa disaat memasuki aula semua pandangan tertuju kepada
Kini Rasya, Jessy dan Bella tengah berada di toilet karena sedari tadi Rasya memegang perutnya sembari menahan rasa sakit membuat Bella menatapnya bingung."Lo kenapa Sya? Lo sakit? Kita ke uks ya," ucap Bella yang sembari memegang tangan Rasya, sementara Rasya menoleh lalu menggeleng sembari sesekali meringis kesakitan."Nggak usah, perut gue sakit banget karena ini hari pertama gue datang bulan," Jessy mendelik heboh."What?! Berarti beneran dong kalau kemaren lo itu PMS dih masih gak percaya aja lagi tuh Rafli," Rasya hanya terdiam sembari tetap memegang perutnya, namun kemudian ada seseorang yang berdiri di depan toilet lalu memanggil Jessy."Jess buruan udah mau baris tuh!" panggil Rafli dari luar toilet, kelas Rasya dan Jessy hari ini mendapatkan pelajaran olahraga namun Rasya sepertinya tidak mampu untuk ikut.Jessy tak menggubris ucapan Rafli ia tetap menatap Rasya dengan
Rasya tersenyum senang ketika melihat kertas ulangan Kimia yang sudah dibagikan, Rasya tahu bahwa Marvel sangat lemah pada pelajaran itu membuat Rasya memotret kertas ulangan nya, ia tersenyum jahil lalu memasukkan foto tersebut ke close friend instagramnya dan Rasya sengaja hanya memasukkan Marvel saja ke daftar close friend nya karena Rasya ingin agar Marvel tahu bahwa nilainya sangat sempurna pada ulangan Kimianya.Sementara Marvel yang sedang iseng membuka akun intagramnya pun tersenyum ketika melihat Rasya yang memposting kertas ulangannya di close friend instagramnya, Marvel tahu Rasya sengaja memposting itu untuk dirinya karena Rasya tahu bahwa dirinya memang lemah dalam pelajaran Kimia.Rasya tersenyum ketika melihat Marvel sudah melihat postingannya itu, setelah itu Bella dan Jessy menghampirinya."Ciee yang ulangannya ngalahin Marvel!"goda Jessy membuat Rasya tersenyum bangga."Jelas dong,
Video yang Rasya posting kemaren di akun twitternya menjadi viral di sekolahannya, semua orang mulai membicarakan Gina maupun mengejeknya, Rasya tersenyum sinis ketika ia melewati koridor sekolahnya karena semua orang lagi membicarakan Gina.Tiba-tiba Jessy dan Bella menghampiri Rasya."Sya ini kenapa sih mereka pada ngomongin Gina?" Rasya menoleh dan tersenyum."Lo liat coba di twitter,"ucapan Rasya membuat Bella dan Jessy sontak membuka ponselnya dan membuka aplikasi twitter, ketika melihat mereka berdua serempak mendelik, mereka melihat Rasya yang memposting video Gina yang direkam oleh mereka berdua dengan caption 'Gini akibatnya kalau ada yang berani ngelawan gue, kalian liat tuh dia minta maaf sampai sujud-sujud didepan gue gitu HAHAHA:)'Jessy dan Bella serempak menatap Rasya."Jadi lo nyuruh kita videoin dia karena lo mau post di twitter lo?" Rasya te
Terlihat dikantin yang sangat ramai ini ada tiga gadis yang tengah memainkan ponsel nya karena mereka ingin mencari wifi di kantin dan yang pastinya juga ingin mengisi perutnya yang sedari tadi minta diisi."Lo berdua napa sih ketawa-ketawa"ucap salah satu gadis bernama Rasya Fradelina Kailly, kerap disapa Rasya ini adalah seorang gadis yang populer disekolahannya ini, ia selalu dijuluki sebagai Princess Galak, karena semua yang berada di sekolah ini sangat amat takut dengannya, karena Rasya ini sangat amat galak kerjaannya ya tiap hari marah-marah terus bahkan kedua sahabatnya mengira bahwa ia PMS setiap hari, apalagi Rasya adalah anak dari donatur sekolah ini yang membuat semua takut padanya, sementara kedua sahabatnya yang berada di depannya itu Bella dan Jessy, hanya mereka berdua yang berani dan tahan berteman dengan Rasya, Rasya pun juga tidak mengerti mengapa bisa mereka sangat tahan padanya. Padahal sebelumnya ia berpikir bahwa ia tidak akan mempunyai te
Marvel, Zidan dan Alex tengah menatap ke arah Rasya yang sedang memarahi seseorang karena tak sengaja telah menjatuhkan minuman ke baju milik Rasya.Zidan dan Alex bergidik ngeri ketika mendengar suara Rasya yang membuat semua pun takut padanya."Gila Vel liat noh Rasya mulai perang lagi,"ucap Alex membuat Marvel hanya menatapnya cuek."Rasya berani banget woi astaga,"ucap Zidan menatap tak percaya ke arah Rasya yang semakin memarahi gadis itu, membuat gadis yang sedang dimarahinya itu hanya tertunduk takut. Semua menatap kearahnya dengan tatapan takut, mereka tidak ingin berurusan dengan Rasya karena hanya bisa membuat mereka mati saja, apalagi melihat tatapannya yang sadis dan perkataannya yang pedas itu. Marvel memalingkan pandangannya kemudian menatap kedua sahabatnya yang tetap memandang ke arah Rasya."Udah gak usah diliatin,"ucap Marvel membuat Zidan dan Alex ikut memalingkan wajahnya.
Saat ini Bella tengah sibuk belajar dikelasnya, karena jam pertama pak Budi alis pak kumis akan mengadakan ulangan ppkn, sebenarnya Bella sangat malas namun kalau ia tidak belajar Bella harus menyontek pada siapa? Rasya memang pintar tetapi tidak untuk semua pelajaran ia pintar untuk pelajaran tertentu saja seperti bahasa inggris, matematika, bahasa indonesia saja kalau yang lainnya Rasya akan angkat tangan dan menyerahkan semuanya pada Bella.Rasya tiba-tiba datang dan menaruh tasnya di sebelah Bella yang tengah serius menghafal materi untuk ulangan nanti, Rasya menggelengkan kepalanya menatap ekspresi Bella yang ia tahu bahwa Bella sangat terpaksa untuk belajar."Udah gak usah dipaksain Bell, kalau emang gak bisa yaudah," Bella menghembuskan nafasnya sembari menatap Rasya."Sya tapi nanti kita nyontek ke siapa? Yakali ke Dimas dia kan pelit banget," Rasya terdiam sejenak lalu ia kembali menatap Bella.
Video yang Rasya posting kemaren di akun twitternya menjadi viral di sekolahannya, semua orang mulai membicarakan Gina maupun mengejeknya, Rasya tersenyum sinis ketika ia melewati koridor sekolahnya karena semua orang lagi membicarakan Gina.Tiba-tiba Jessy dan Bella menghampiri Rasya."Sya ini kenapa sih mereka pada ngomongin Gina?" Rasya menoleh dan tersenyum."Lo liat coba di twitter,"ucapan Rasya membuat Bella dan Jessy sontak membuka ponselnya dan membuka aplikasi twitter, ketika melihat mereka berdua serempak mendelik, mereka melihat Rasya yang memposting video Gina yang direkam oleh mereka berdua dengan caption 'Gini akibatnya kalau ada yang berani ngelawan gue, kalian liat tuh dia minta maaf sampai sujud-sujud didepan gue gitu HAHAHA:)'Jessy dan Bella serempak menatap Rasya."Jadi lo nyuruh kita videoin dia karena lo mau post di twitter lo?" Rasya te
Rasya tersenyum senang ketika melihat kertas ulangan Kimia yang sudah dibagikan, Rasya tahu bahwa Marvel sangat lemah pada pelajaran itu membuat Rasya memotret kertas ulangan nya, ia tersenyum jahil lalu memasukkan foto tersebut ke close friend instagramnya dan Rasya sengaja hanya memasukkan Marvel saja ke daftar close friend nya karena Rasya ingin agar Marvel tahu bahwa nilainya sangat sempurna pada ulangan Kimianya.Sementara Marvel yang sedang iseng membuka akun intagramnya pun tersenyum ketika melihat Rasya yang memposting kertas ulangannya di close friend instagramnya, Marvel tahu Rasya sengaja memposting itu untuk dirinya karena Rasya tahu bahwa dirinya memang lemah dalam pelajaran Kimia.Rasya tersenyum ketika melihat Marvel sudah melihat postingannya itu, setelah itu Bella dan Jessy menghampirinya."Ciee yang ulangannya ngalahin Marvel!"goda Jessy membuat Rasya tersenyum bangga."Jelas dong,
Kini Rasya, Jessy dan Bella tengah berada di toilet karena sedari tadi Rasya memegang perutnya sembari menahan rasa sakit membuat Bella menatapnya bingung."Lo kenapa Sya? Lo sakit? Kita ke uks ya," ucap Bella yang sembari memegang tangan Rasya, sementara Rasya menoleh lalu menggeleng sembari sesekali meringis kesakitan."Nggak usah, perut gue sakit banget karena ini hari pertama gue datang bulan," Jessy mendelik heboh."What?! Berarti beneran dong kalau kemaren lo itu PMS dih masih gak percaya aja lagi tuh Rafli," Rasya hanya terdiam sembari tetap memegang perutnya, namun kemudian ada seseorang yang berdiri di depan toilet lalu memanggil Jessy."Jess buruan udah mau baris tuh!" panggil Rafli dari luar toilet, kelas Rasya dan Jessy hari ini mendapatkan pelajaran olahraga namun Rasya sepertinya tidak mampu untuk ikut.Jessy tak menggubris ucapan Rafli ia tetap menatap Rasya dengan
Bella mendelik dikala ia baru saja memasuki kelasnya, ia kaget melihat Rasya yang tengah santainya mencatok rambutnya itu membuat Bella dengan cepat menghampirinya."Sya? Kok lo bawa catokan lagi sih, kalau misalnya cat-" Rasya berdecak."Berisik!"potongnya membuat Bella menyengir."Gue gak bawa catokan gue yang kemaren gue bawanya catokan biasa aja jadi kalau anak osis mau nyita ya gue gak masalah,"ucap Rasya disela-sela mengcurly rambutnya sedangkan Bella hanya mengganggukkan kepalanya."Hari ini ada apa sih di grup rame bener,"ucap Bella membuat Rasya menatapnya."Gak tau juga, katanya ada pengumuman gitu dari pak kepsek,"ucapan Rasya membuat Bella membulatkan mulutnya, sementara Rasya kembali mencatok rambutnya.****Rasya beriringan berjalan bersama Jessy dan juga Bella menuju aula, seperti biasa disaat memasuki aula semua pandangan tertuju kepada
Pagi ini Rasya sudah siap dengan seragamnya, ia menata sedikit rambutnya lalu tersenyum di cermin karena ia merasa terlihat sempurna saat ini, setelah itu ia berjalan menuruni tangga untuk sarapan bersama Gisela -mamanya-."Pagi Sya!" Rasya tersenyum pada Gisela."Pagi juga ma!" ucap Rasya sembari duduk di depan Gisela."Papa kemana ma?" Gisela mengerutkan keningnya."Loh kamu gak tau?" Rasya menatapnya bingung."Gak tau apa ma?" Gisela menghela nafasnya."Papa keluar kota kemaren Rasya makanya pak Ripto gak bisa jemput kamu di sekolah dan mama nyuruh Marvel deh buat anterin kamu pulang," Rasya berdecak ketika Gisela menyebut nama Marvel."Lagian Mama kenapa nyuruhnya Marvel sih udah tau Rasya sama dia udah gak deket,""Ya siapa suruh kalian musuhan," Rasya mendelik.
Rasya berjalan bersama Bella dan juga Jessy menelusuri koridor sekolahannya, Jessy menatap Rasya yang tumben menguncir rambutnya."Tumben Sya rambut lo di iket?" Rasya menoleh dan mengangguk."Tadi gue buru-buru jadi gak sempet catokan ini sekarang gue mau catokan di kelas," Bella mendelik."Lo bawa catokan?" Rasya mengangguk lagi, mereka pun langsung memasuki kelas dan Rasya langsung berjalan menuju bangkunya karena ingin mengambil catokan miliknya, namun setelah beberapa kali dicari Rasya tidak menemukan catokan itu membuat Rasya mendelik dan panik, Jessy dan Bella yang melihat ekspresi Rasya pun menghampirinya."Kenapa Sya?" Rasya menoleh."Catokan gue gak ada!"pekiknya membuat Jessy dan Bella mendelik."Kok bisa Sya?!" Rasya menggelengkan kepalanya."Gue juga gak tauuu!""Palingan lo lupa bawa kali Sya,"ucap Jessy
Rasya mengubah posisi yang tadinya terlentang menjadi tengkurap, hari ini ia tidak sekolah karena sekolah yang meliburkannya membuat Rasya punya waktu untuk beristirahat, namun daritadi yang hanya ia lakukan adalah mengubah posisinya sembari memainkan ponselnya, Rasya sama sekali belum keluar dari kamarnya padahal daritadi Gisela sudah meneriakinya menyuruhnya untuk makan karena sudah pukul 5 sore, namun Rasya tidak menggubris teriakannya, ia tetap stay di kasur empuk miliknya."Gue bosen banget yatuhan, fix gue harus pergi,"ucap Rasya yang langsung berjalan menuju bahwa karena ia ingin meminta ijin kepada Gisela, bahwa Rasya ingin keluar menemui kedua sahabatnya."Ma, abis mandi Rasya keluar ya,"ucap Rasya tiba-tiba membuat Gisela yang sibuk membuat kue pun menoleh."Kamu ini daritadi mama panggilin gak dateng-dateng, lah sekarang turun bukannya apa malah mau keluar," sudah Rasya duga mamanya pasti akan mengomelinya, Ra
Hari ini adalah hari yang tunggu-tunggu oleh semua murid, yaitu pertandingan basket yang diadakan disekolah Rasya melawan sekolah tetangga, pagi ini lapangan sudah sangat ramai dengan berbagai penonton yang memenuhi tribun tersebut, Jessy menggelengkan kepalanya melihat sekumpulan lelaki di tribun yang tak jauh dari mereka terlihat sedang membawa spanduk berisikan nama Rasya, Jessy dan Bella menggelengkan kepalanya padahal hari ini adalah pertandingan basket bukan cheers yang seharusnya mereka itu mendukung anak basket bukan cheers."Gila Sya penggemar lo noh dari sekolah tetangga"ucap Bella yang masih tertawa."Aneh banget padahal kan kita gak ikutan yang tanding kan anak basket kenapa tuh cowok-cowok bawa spanduk isi tulisan Rasya ada foto nya juga malah"ucap Jessy yang ikut tertawa, sementara Rasya hanya bisa menatap malas ke atas sana."Udah gak usah diladenin"ucapnya sembari berkumpul bersama teman cheers lainnya.
Rasya menggeliat kecil ketika ada cahaya yang masuk kedalam kamar dan mengganggu penglihatannya, Rasya berdecak karena mau tak mau ia harus bangun kalau tidak mungkin ia akan telat ke sekolah. Rasya berjalan menuju kamar mandi dengan perasaan malasnya.Setelah selesai mandi Rasya luoa bahwa seragamnya berada di runah Marvel membuatnya kembali mengenakan pakaian tidurnya.Rasya berlari menuju lantai bawah membuat Gisela yang melihat Rasya masih mengenakan pakaian tidurnya pun mengerutkan dahinya."Loh kok masih pake baju tidur? Emang kamu gak sekolah?" Rasya menoleh."Ngga ma ini seragam Rasya ada di rumah Marvel""Loh kok bisa?""Ceritanya panjang, yaudah Rasya ambil dulu ya ma takut kesiangan"ucap Rasya sembari berlari menuju rumah Marvel yang terletak di sebelah rumahnya.Sesampai di depan rumah Marvel Rasya mencoba mengatur nafasnya karena sehabis berlarian, sete