Marvel, Zidan dan Alex tengah menatap ke arah Rasya yang sedang memarahi seseorang karena tak sengaja telah menjatuhkan minuman ke baju milik Rasya.
Zidan dan Alex bergidik ngeri ketika mendengar suara Rasya yang membuat semua pun takut padanya.
"Gila Vel liat noh Rasya mulai perang lagi,"ucap Alex membuat Marvel hanya menatapnya cuek.
"Rasya berani banget woi astaga,"ucap Zidan menatap tak percaya ke arah Rasya yang semakin memarahi gadis itu, membuat gadis yang sedang dimarahinya itu hanya tertunduk takut. Semua menatap kearahnya dengan tatapan takut, mereka tidak ingin berurusan dengan Rasya karena hanya bisa membuat mereka mati saja, apalagi melihat tatapannya yang sadis dan perkataannya yang pedas itu. Marvel memalingkan pandangannya kemudian menatap kedua sahabatnya yang tetap memandang ke arah Rasya.
"Udah gak usah diliatin,"ucap Marvel membuat Zidan dan Alex ikut memalingkan wajahnya.
Sementara dari sisi Rasya..
Saat ia yang baru saja beranjak dari duduknya tiba-tiba ada seorang gadis yang tidak sengaja menabraknya membuat minuman yang ia bawa tumpah ke seragam milik Rasya, dan saat itu juga semua yang melihat pun berceletuk kepada gadis itu bahwa sekarang ia akan mati. Rasya mencoba meredam emosinya yang tiba-tiba saja memuncak.
"HEH LO GAK PUNYA MATA?!"bentaknya membuat semua menyaksikan adegan ini dengan jantungnya yang bergedup kencang, sementara gadis yang berada di depan Rasya hanya menunduk takut.
"M..m.maaf S..Syaa..g..gu..e g..ak..s..engaja,"ucapnya yang terbata-taba, bukannya memaafkan Rasya semakin emosi.
"Kata maaf lo itu gak bisa buat seragam gue yang basah bisa jadi kering!"ucapnya dengan nada yang masih meninggi, sementara Bella dan Jessy yang sudah biasa dengan ini pun ikut beranjak dan mencoba menenangkan Rasya yang sedang emosi.
"Udah Sya lo lagi diliatin tuh"bisik Bella sembari mengusap bahu Rasya, Rasya mencoba mengatur nafasnya dan berdecak kemudian Rasya melenggang pergi keluar dari kantin. Bella dan Jessy langsung segera mengikuti langkah Rasya, sementara semua yang berada di kantin pun kembali fokus mengisi perutnya setelah melihat adegan seru tadi.
Mereka bertiga berjalan melewati kotidor sekolah dnegan Rasya yang daritadi masih mengomel, sementara Jessy dan Bella membantu membersihkan bajunya menggunakan tissue.
"Ck..sial banget sih, kenapa orang-orang tuh demen banget nabrak gue, padahal jalan itu gede, matanya udah buta kali,"rutuknya.
"Iya Sya tapi lo harus bisa ngontrol emosi lo juga, tadi semua ngeliatin lo,"ucap Jessy membuat Rasya menoleh.
"Gue gak peduli," Jessy dan Bella masih berusaha membersihkan baju Rasya, Rasya yang tersadar dengan perbuatan mereka pun menghentikan langkahnya.
"Lo berdua itu bego atau gimana si,"ucapan Rasya membuat Jessy dan Bella menatapnya bingung.
"Emang kenapa Sya,"
"Baju gue mana bisa kering kalau cuman di lap pake tissue,"ucap Rasya sembari menatap kedua sahabatnya dengan tatapan malasnya, sementara Jessy dan Bella hanya menyengir.
"Kita cuman mau bantu biar gak lengket aja di baju lo," Rasya berdecak.
"Mana bisa,"
Rasya dan Bella memasuki kelas yang ternyata sudah ada guru didalamnya, sementara Jessy melambaikan tangannya pada kedua sahabatnya lalu berjalan menuju kelasnya. Bu Kila yang notabennya adalah guru bahasa Indonesia pun menoleh karena menyadari kedatangan mereka berdua.
"Kenapa bisa telat masuk?"tanyanya membuat Rasya menatapnya malas, memang bu Kila tidak melihat baju Rasya yang sedang basah itu, Rasya berfikir bahwa murid dan guru sama saja sama-sama tidak punya otak.
"Ibu gak liat baju saya basah?"ucapan Rasya membuat bu Kila langsung menatap bajunya yang basah itu.
"Kenapa bisa basah?" sementara Bella yang sangat gregetan mendengar pertanyaan bu Kila pun membuka suaranya.
"Ya kena air lah bu, masa iya nanya lagi kenapa bisa basah," Rasya yang mendengar ucapan Bella pun menahan tawanya, sementara bu Kila yang sedang menahan kemarahannya dengan kedua murid yang berada di depannya pun akhirnya menyuruh mereka untuk duduk dibangku mereka.
'untung saja Rasya adalah anak donatur dari sekolahan, kalau saja tidak udah saya kasih hukuman berat tuh'batin bu Kila yang kemudian kembali menulis di papan tulis.
Rasya dan Bella bertos ria saat mereka baru saja duduk dibangkunya.
"Itu baru temen gue,"ucap Rasya sembari terkekeh, Bella tersenyum, setidaknya Rasya sudah tidak marah lagi akibat perkataannya tadi.
*****
tuk..tuk..tuk..
Pantulan bola basket yang sedang Marvel dribble itu menggema ke seleuruh penjuru lapangan indoor, mereka tengah berlatih untuk pertandingan yang akan diadakanya lima hari lagi. Marvel bermain bola besar itu dengan sangat lincah seperti Marvel sudah biasa memainkannya. Sementara kedua sahabat Marvel bukannya fokus mereka malah menatap ke arah cheerleader yang berada di depan matanya itu.
"Dan, Rasya kalau diliat-liat cantik juga ya," Zidan mengangguk setuju.
"Rasya emang udah cantik dari dulu kali Lex, gimana sih lo,"
"Atau mungkin karena gue seringnya liat dia dari kejauhan Dan, hari ini kita ngeliatnya dari jarak deket, astaga cantik banget,"ucap Alex sembari menatap takjub kearah Rasya yang tengah serius berlatih cheers. Sementara Marvel yang saja selesai berlatih pun menghampiri mereka dan menutup wajah mereka dengan kedua telapak tangannya.
"Lo berdua ngapain?"tanya Marvel membuat mereka berdua berdecak dan melepaskan tangan Marvel dari wajah mereka.
"Lo ganggu banget sih Vel,"
"Tau nih, kita tuh lagi serius mandangin Rasya dari jarak deket, dan lo dateng-dateng malah ganggu kita,"
Marvel mengerutkan dahinya dan menatap ke arah yang ditatap kedua sahabatnya itu, terlihat disana Rasya dan kedua sahabatnya yang tengah berlatih cheers, Marvel tahu bahwa team mereka akan ikut dalam pertandingan ini.
"Udah ah ngapain sih lo pada ngeliat kesana, mending kita lanjut latihannya aja,"ucap Marvel sembari menarik kedua sahabatnya, sementara Alex dan Zidan hanya pasrah ditarik oleh Marvel.
"Satu.dua.tiga.empat.lima.enam.tujuh.delapan.sembilan.sepuluh!"pekik Viona sebagai pelatih mereka.
"Jangan sampai salah gerakan ya, kalian harus fokus di setiap gerakan,"ucap Viona membuat semuanya mengangguk. Rasya berusaha untuk bersemangat namun tetap saja ia tidak bisa karena ia merasa sangat malas.
"Rasya cantik, kamu kapten jadi kamu harus nyontohin yang baik buat anak-anak kamu,"ucapan Viona membuat Rasya menatapnya malas.
"Plis deh kak, gue juga gak mau jadi kapten kan elo yang maksa gue," Viona terkekeh melihat ekspresi Rasya.
"Yaudah yuk makin semangat lagi, sebentar lagi kita selesai kok," mereka mengangguk serempak dan kembali melanjutkan latihannya.
Setelah latihan telah selesai Rasya langsung terduduk di lapangan bersama dengan Bella dan Jessy di sebelahnya, merema bertiga menghela nafasnya.
"Capek banget,"keluh Bella yang diangguki Jessy, sementara Rasya mengibas-ngibaskan tangannya ke wajahnya karena ia merasa sangat panas saat ini.
"Duh panas banget,"keluh Rasya, membuat mereka berdua menatap ke arah Rasya.
"Lo pulang sama siapa Sya?" Rasya hanya menaikkan kedua bahunya.
"Gak tau deh,"ucap Rasya sembari beranjak dari duduknya.
"Gue duluan ya, mau nunggu di depan aja,"ucap Rasya yang langsung berjalan pergi menuju depan sekolah.
Sudah setengah jam Rasya berdiam diri di depan sekolahnya namun supir Rasya tidak kunjung datang, sangat sial apalagi ponsel Rasya yang mati karena baterainya telah habis.
Rasya hanya bisa menghela nafasnya, ia merasa sangat lelah ditambah lagi ia harus menunggu jemputan lebih lama lagi. Sementara dari kejauhan Marvel menatap Rasya yang tengah terdiam seorang diri di depan sekolahnya, Marvel ingin sekali mengajaknya untuk pulang bareng tetapi itu tidak akan pernah terjadi, ia pun memilih untuk berjalan menuju parkiran, namun ketika baru saja melangkahkan kakinya tiba-tiba turun hujan yang sangat deras membuat Marvel menatap ke arah Rasya yang sudah basah, Marvel tidak ingin berlama-lama ia berjalan menghampiri Rasya dan menarik tangannya, Rasya sangat kaget dengan perlakuan Marvel yang tiba-tiba menariknya, Marvel langsung menarik Rasya agar masuk ke dalam mobilnya.
Rasya mengendus kesal.
"Lo ngapain sih narik-narik gue," Marvel menatap cuek kearah Rasya.
"Lo gak liat diluar hujan?"
"Terus apa urusannya sama lo?"
"Lo bisa basah,"
"Gue gak peduli, dan lo gak usah sok baik sama gue,"ucap Rasya yang ingin membuka pintu mobil Marvel namun Marvel langsung menahannya.
"Gue bukannya mau sok baik sama lo, gue cuman gak mau disalahin sama tante Gisela karena udah buat lo kehujanan," Rasya terkekeh sinis mendengar perkataan Marvel.
"Sejak kapan mama gue pernah marah sama lo? Yang ada setiap apapun pasti gue yang disalahin dan dimarahin, gue bisa pulang sendiri,"ucap Rasya yang langsung membuka pintu mobil Marvel dan berlari keluar menerobos hujan, sementara Marvel hanya menatap kepergiannya dengan diam.
Saat ini Bella tengah sibuk belajar dikelasnya, karena jam pertama pak Budi alis pak kumis akan mengadakan ulangan ppkn, sebenarnya Bella sangat malas namun kalau ia tidak belajar Bella harus menyontek pada siapa? Rasya memang pintar tetapi tidak untuk semua pelajaran ia pintar untuk pelajaran tertentu saja seperti bahasa inggris, matematika, bahasa indonesia saja kalau yang lainnya Rasya akan angkat tangan dan menyerahkan semuanya pada Bella.Rasya tiba-tiba datang dan menaruh tasnya di sebelah Bella yang tengah serius menghafal materi untuk ulangan nanti, Rasya menggelengkan kepalanya menatap ekspresi Bella yang ia tahu bahwa Bella sangat terpaksa untuk belajar."Udah gak usah dipaksain Bell, kalau emang gak bisa yaudah," Bella menghembuskan nafasnya sembari menatap Rasya."Sya tapi nanti kita nyontek ke siapa? Yakali ke Dimas dia kan pelit banget," Rasya terdiam sejenak lalu ia kembali menatap Bella.
Sepulang sekolah Rasya dan kedua sahabatnya tidak langsung pulang, melainkan mereka akan mengikuti latihan cheers di lapangan indoor. Bersyukur hari ini karena anak basket tersebut latihan dilapangan outdoor yang membuat Rasya merasa senang karena tidak harus melihat Marvel."Yah gak bisa cuci mata deh gue,"ucap Jessy membuat Rasya menatapnya."Mau cuci mata sama siapa lo, anak basketnya gak ada yang menarik sama sekali dimata gue,"ucap Rasya yang disetujui oleh Bella."Ya nggak ada sih, cuman kan ngerasa gak lengkap aja karena cuman kita yang latihan disini," Rasya memutarkan bola matanya malas.Tak lama Viona datang, membuat mereka yang tengah asik bersantai di pinggir lapangan sembari memainkan ponselnya pun harus berdiri dan mulai berlatih. Sementara Alex, Zidan dan Marvel berjalan menuju lapangan indoor karena mereka akan mengambil beberapa bola basket disana, mereka melihat anak cheers yang ten
Rasya menggeliat kecil ketika ada cahaya yang masuk kedalam kamar dan mengganggu penglihatannya, Rasya berdecak karena mau tak mau ia harus bangun kalau tidak mungkin ia akan telat ke sekolah. Rasya berjalan menuju kamar mandi dengan perasaan malasnya.Setelah selesai mandi Rasya luoa bahwa seragamnya berada di runah Marvel membuatnya kembali mengenakan pakaian tidurnya.Rasya berlari menuju lantai bawah membuat Gisela yang melihat Rasya masih mengenakan pakaian tidurnya pun mengerutkan dahinya."Loh kok masih pake baju tidur? Emang kamu gak sekolah?" Rasya menoleh."Ngga ma ini seragam Rasya ada di rumah Marvel""Loh kok bisa?""Ceritanya panjang, yaudah Rasya ambil dulu ya ma takut kesiangan"ucap Rasya sembari berlari menuju rumah Marvel yang terletak di sebelah rumahnya.Sesampai di depan rumah Marvel Rasya mencoba mengatur nafasnya karena sehabis berlarian, sete
Hari ini adalah hari yang tunggu-tunggu oleh semua murid, yaitu pertandingan basket yang diadakan disekolah Rasya melawan sekolah tetangga, pagi ini lapangan sudah sangat ramai dengan berbagai penonton yang memenuhi tribun tersebut, Jessy menggelengkan kepalanya melihat sekumpulan lelaki di tribun yang tak jauh dari mereka terlihat sedang membawa spanduk berisikan nama Rasya, Jessy dan Bella menggelengkan kepalanya padahal hari ini adalah pertandingan basket bukan cheers yang seharusnya mereka itu mendukung anak basket bukan cheers."Gila Sya penggemar lo noh dari sekolah tetangga"ucap Bella yang masih tertawa."Aneh banget padahal kan kita gak ikutan yang tanding kan anak basket kenapa tuh cowok-cowok bawa spanduk isi tulisan Rasya ada foto nya juga malah"ucap Jessy yang ikut tertawa, sementara Rasya hanya bisa menatap malas ke atas sana."Udah gak usah diladenin"ucapnya sembari berkumpul bersama teman cheers lainnya.
Rasya mengubah posisi yang tadinya terlentang menjadi tengkurap, hari ini ia tidak sekolah karena sekolah yang meliburkannya membuat Rasya punya waktu untuk beristirahat, namun daritadi yang hanya ia lakukan adalah mengubah posisinya sembari memainkan ponselnya, Rasya sama sekali belum keluar dari kamarnya padahal daritadi Gisela sudah meneriakinya menyuruhnya untuk makan karena sudah pukul 5 sore, namun Rasya tidak menggubris teriakannya, ia tetap stay di kasur empuk miliknya."Gue bosen banget yatuhan, fix gue harus pergi,"ucap Rasya yang langsung berjalan menuju bahwa karena ia ingin meminta ijin kepada Gisela, bahwa Rasya ingin keluar menemui kedua sahabatnya."Ma, abis mandi Rasya keluar ya,"ucap Rasya tiba-tiba membuat Gisela yang sibuk membuat kue pun menoleh."Kamu ini daritadi mama panggilin gak dateng-dateng, lah sekarang turun bukannya apa malah mau keluar," sudah Rasya duga mamanya pasti akan mengomelinya, Ra
Rasya berjalan bersama Bella dan juga Jessy menelusuri koridor sekolahannya, Jessy menatap Rasya yang tumben menguncir rambutnya."Tumben Sya rambut lo di iket?" Rasya menoleh dan mengangguk."Tadi gue buru-buru jadi gak sempet catokan ini sekarang gue mau catokan di kelas," Bella mendelik."Lo bawa catokan?" Rasya mengangguk lagi, mereka pun langsung memasuki kelas dan Rasya langsung berjalan menuju bangkunya karena ingin mengambil catokan miliknya, namun setelah beberapa kali dicari Rasya tidak menemukan catokan itu membuat Rasya mendelik dan panik, Jessy dan Bella yang melihat ekspresi Rasya pun menghampirinya."Kenapa Sya?" Rasya menoleh."Catokan gue gak ada!"pekiknya membuat Jessy dan Bella mendelik."Kok bisa Sya?!" Rasya menggelengkan kepalanya."Gue juga gak tauuu!""Palingan lo lupa bawa kali Sya,"ucap Jessy
Pagi ini Rasya sudah siap dengan seragamnya, ia menata sedikit rambutnya lalu tersenyum di cermin karena ia merasa terlihat sempurna saat ini, setelah itu ia berjalan menuruni tangga untuk sarapan bersama Gisela -mamanya-."Pagi Sya!" Rasya tersenyum pada Gisela."Pagi juga ma!" ucap Rasya sembari duduk di depan Gisela."Papa kemana ma?" Gisela mengerutkan keningnya."Loh kamu gak tau?" Rasya menatapnya bingung."Gak tau apa ma?" Gisela menghela nafasnya."Papa keluar kota kemaren Rasya makanya pak Ripto gak bisa jemput kamu di sekolah dan mama nyuruh Marvel deh buat anterin kamu pulang," Rasya berdecak ketika Gisela menyebut nama Marvel."Lagian Mama kenapa nyuruhnya Marvel sih udah tau Rasya sama dia udah gak deket,""Ya siapa suruh kalian musuhan," Rasya mendelik.
Bella mendelik dikala ia baru saja memasuki kelasnya, ia kaget melihat Rasya yang tengah santainya mencatok rambutnya itu membuat Bella dengan cepat menghampirinya."Sya? Kok lo bawa catokan lagi sih, kalau misalnya cat-" Rasya berdecak."Berisik!"potongnya membuat Bella menyengir."Gue gak bawa catokan gue yang kemaren gue bawanya catokan biasa aja jadi kalau anak osis mau nyita ya gue gak masalah,"ucap Rasya disela-sela mengcurly rambutnya sedangkan Bella hanya mengganggukkan kepalanya."Hari ini ada apa sih di grup rame bener,"ucap Bella membuat Rasya menatapnya."Gak tau juga, katanya ada pengumuman gitu dari pak kepsek,"ucapan Rasya membuat Bella membulatkan mulutnya, sementara Rasya kembali mencatok rambutnya.****Rasya beriringan berjalan bersama Jessy dan juga Bella menuju aula, seperti biasa disaat memasuki aula semua pandangan tertuju kepada
Video yang Rasya posting kemaren di akun twitternya menjadi viral di sekolahannya, semua orang mulai membicarakan Gina maupun mengejeknya, Rasya tersenyum sinis ketika ia melewati koridor sekolahnya karena semua orang lagi membicarakan Gina.Tiba-tiba Jessy dan Bella menghampiri Rasya."Sya ini kenapa sih mereka pada ngomongin Gina?" Rasya menoleh dan tersenyum."Lo liat coba di twitter,"ucapan Rasya membuat Bella dan Jessy sontak membuka ponselnya dan membuka aplikasi twitter, ketika melihat mereka berdua serempak mendelik, mereka melihat Rasya yang memposting video Gina yang direkam oleh mereka berdua dengan caption 'Gini akibatnya kalau ada yang berani ngelawan gue, kalian liat tuh dia minta maaf sampai sujud-sujud didepan gue gitu HAHAHA:)'Jessy dan Bella serempak menatap Rasya."Jadi lo nyuruh kita videoin dia karena lo mau post di twitter lo?" Rasya te
Rasya tersenyum senang ketika melihat kertas ulangan Kimia yang sudah dibagikan, Rasya tahu bahwa Marvel sangat lemah pada pelajaran itu membuat Rasya memotret kertas ulangan nya, ia tersenyum jahil lalu memasukkan foto tersebut ke close friend instagramnya dan Rasya sengaja hanya memasukkan Marvel saja ke daftar close friend nya karena Rasya ingin agar Marvel tahu bahwa nilainya sangat sempurna pada ulangan Kimianya.Sementara Marvel yang sedang iseng membuka akun intagramnya pun tersenyum ketika melihat Rasya yang memposting kertas ulangannya di close friend instagramnya, Marvel tahu Rasya sengaja memposting itu untuk dirinya karena Rasya tahu bahwa dirinya memang lemah dalam pelajaran Kimia.Rasya tersenyum ketika melihat Marvel sudah melihat postingannya itu, setelah itu Bella dan Jessy menghampirinya."Ciee yang ulangannya ngalahin Marvel!"goda Jessy membuat Rasya tersenyum bangga."Jelas dong,
Kini Rasya, Jessy dan Bella tengah berada di toilet karena sedari tadi Rasya memegang perutnya sembari menahan rasa sakit membuat Bella menatapnya bingung."Lo kenapa Sya? Lo sakit? Kita ke uks ya," ucap Bella yang sembari memegang tangan Rasya, sementara Rasya menoleh lalu menggeleng sembari sesekali meringis kesakitan."Nggak usah, perut gue sakit banget karena ini hari pertama gue datang bulan," Jessy mendelik heboh."What?! Berarti beneran dong kalau kemaren lo itu PMS dih masih gak percaya aja lagi tuh Rafli," Rasya hanya terdiam sembari tetap memegang perutnya, namun kemudian ada seseorang yang berdiri di depan toilet lalu memanggil Jessy."Jess buruan udah mau baris tuh!" panggil Rafli dari luar toilet, kelas Rasya dan Jessy hari ini mendapatkan pelajaran olahraga namun Rasya sepertinya tidak mampu untuk ikut.Jessy tak menggubris ucapan Rafli ia tetap menatap Rasya dengan
Bella mendelik dikala ia baru saja memasuki kelasnya, ia kaget melihat Rasya yang tengah santainya mencatok rambutnya itu membuat Bella dengan cepat menghampirinya."Sya? Kok lo bawa catokan lagi sih, kalau misalnya cat-" Rasya berdecak."Berisik!"potongnya membuat Bella menyengir."Gue gak bawa catokan gue yang kemaren gue bawanya catokan biasa aja jadi kalau anak osis mau nyita ya gue gak masalah,"ucap Rasya disela-sela mengcurly rambutnya sedangkan Bella hanya mengganggukkan kepalanya."Hari ini ada apa sih di grup rame bener,"ucap Bella membuat Rasya menatapnya."Gak tau juga, katanya ada pengumuman gitu dari pak kepsek,"ucapan Rasya membuat Bella membulatkan mulutnya, sementara Rasya kembali mencatok rambutnya.****Rasya beriringan berjalan bersama Jessy dan juga Bella menuju aula, seperti biasa disaat memasuki aula semua pandangan tertuju kepada
Pagi ini Rasya sudah siap dengan seragamnya, ia menata sedikit rambutnya lalu tersenyum di cermin karena ia merasa terlihat sempurna saat ini, setelah itu ia berjalan menuruni tangga untuk sarapan bersama Gisela -mamanya-."Pagi Sya!" Rasya tersenyum pada Gisela."Pagi juga ma!" ucap Rasya sembari duduk di depan Gisela."Papa kemana ma?" Gisela mengerutkan keningnya."Loh kamu gak tau?" Rasya menatapnya bingung."Gak tau apa ma?" Gisela menghela nafasnya."Papa keluar kota kemaren Rasya makanya pak Ripto gak bisa jemput kamu di sekolah dan mama nyuruh Marvel deh buat anterin kamu pulang," Rasya berdecak ketika Gisela menyebut nama Marvel."Lagian Mama kenapa nyuruhnya Marvel sih udah tau Rasya sama dia udah gak deket,""Ya siapa suruh kalian musuhan," Rasya mendelik.
Rasya berjalan bersama Bella dan juga Jessy menelusuri koridor sekolahannya, Jessy menatap Rasya yang tumben menguncir rambutnya."Tumben Sya rambut lo di iket?" Rasya menoleh dan mengangguk."Tadi gue buru-buru jadi gak sempet catokan ini sekarang gue mau catokan di kelas," Bella mendelik."Lo bawa catokan?" Rasya mengangguk lagi, mereka pun langsung memasuki kelas dan Rasya langsung berjalan menuju bangkunya karena ingin mengambil catokan miliknya, namun setelah beberapa kali dicari Rasya tidak menemukan catokan itu membuat Rasya mendelik dan panik, Jessy dan Bella yang melihat ekspresi Rasya pun menghampirinya."Kenapa Sya?" Rasya menoleh."Catokan gue gak ada!"pekiknya membuat Jessy dan Bella mendelik."Kok bisa Sya?!" Rasya menggelengkan kepalanya."Gue juga gak tauuu!""Palingan lo lupa bawa kali Sya,"ucap Jessy
Rasya mengubah posisi yang tadinya terlentang menjadi tengkurap, hari ini ia tidak sekolah karena sekolah yang meliburkannya membuat Rasya punya waktu untuk beristirahat, namun daritadi yang hanya ia lakukan adalah mengubah posisinya sembari memainkan ponselnya, Rasya sama sekali belum keluar dari kamarnya padahal daritadi Gisela sudah meneriakinya menyuruhnya untuk makan karena sudah pukul 5 sore, namun Rasya tidak menggubris teriakannya, ia tetap stay di kasur empuk miliknya."Gue bosen banget yatuhan, fix gue harus pergi,"ucap Rasya yang langsung berjalan menuju bahwa karena ia ingin meminta ijin kepada Gisela, bahwa Rasya ingin keluar menemui kedua sahabatnya."Ma, abis mandi Rasya keluar ya,"ucap Rasya tiba-tiba membuat Gisela yang sibuk membuat kue pun menoleh."Kamu ini daritadi mama panggilin gak dateng-dateng, lah sekarang turun bukannya apa malah mau keluar," sudah Rasya duga mamanya pasti akan mengomelinya, Ra
Hari ini adalah hari yang tunggu-tunggu oleh semua murid, yaitu pertandingan basket yang diadakan disekolah Rasya melawan sekolah tetangga, pagi ini lapangan sudah sangat ramai dengan berbagai penonton yang memenuhi tribun tersebut, Jessy menggelengkan kepalanya melihat sekumpulan lelaki di tribun yang tak jauh dari mereka terlihat sedang membawa spanduk berisikan nama Rasya, Jessy dan Bella menggelengkan kepalanya padahal hari ini adalah pertandingan basket bukan cheers yang seharusnya mereka itu mendukung anak basket bukan cheers."Gila Sya penggemar lo noh dari sekolah tetangga"ucap Bella yang masih tertawa."Aneh banget padahal kan kita gak ikutan yang tanding kan anak basket kenapa tuh cowok-cowok bawa spanduk isi tulisan Rasya ada foto nya juga malah"ucap Jessy yang ikut tertawa, sementara Rasya hanya bisa menatap malas ke atas sana."Udah gak usah diladenin"ucapnya sembari berkumpul bersama teman cheers lainnya.
Rasya menggeliat kecil ketika ada cahaya yang masuk kedalam kamar dan mengganggu penglihatannya, Rasya berdecak karena mau tak mau ia harus bangun kalau tidak mungkin ia akan telat ke sekolah. Rasya berjalan menuju kamar mandi dengan perasaan malasnya.Setelah selesai mandi Rasya luoa bahwa seragamnya berada di runah Marvel membuatnya kembali mengenakan pakaian tidurnya.Rasya berlari menuju lantai bawah membuat Gisela yang melihat Rasya masih mengenakan pakaian tidurnya pun mengerutkan dahinya."Loh kok masih pake baju tidur? Emang kamu gak sekolah?" Rasya menoleh."Ngga ma ini seragam Rasya ada di rumah Marvel""Loh kok bisa?""Ceritanya panjang, yaudah Rasya ambil dulu ya ma takut kesiangan"ucap Rasya sembari berlari menuju rumah Marvel yang terletak di sebelah rumahnya.Sesampai di depan rumah Marvel Rasya mencoba mengatur nafasnya karena sehabis berlarian, sete