Saat ini Bella tengah sibuk belajar dikelasnya, karena jam pertama pak Budi alis pak kumis akan mengadakan ulangan ppkn, sebenarnya Bella sangat malas namun kalau ia tidak belajar Bella harus menyontek pada siapa? Rasya memang pintar tetapi tidak untuk semua pelajaran ia pintar untuk pelajaran tertentu saja seperti bahasa inggris, matematika, bahasa indonesia saja kalau yang lainnya Rasya akan angkat tangan dan menyerahkan semuanya pada Bella.
Rasya tiba-tiba datang dan menaruh tasnya di sebelah Bella yang tengah serius menghafal materi untuk ulangan nanti, Rasya menggelengkan kepalanya menatap ekspresi Bella yang ia tahu bahwa Bella sangat terpaksa untuk belajar.
"Udah gak usah dipaksain Bell, kalau emang gak bisa yaudah," Bella menghembuskan nafasnya sembari menatap Rasya.
"Sya tapi nanti kita nyontek ke siapa? Yakali ke Dimas dia kan pelit banget," Rasya terdiam sejenak lalu ia kembali menatap Bella.
"Gue punya ide biar ulangan ini gak jadi diadain Bell," Bella mengerutkan keningnya.
"Plis jangan gila deh elo, bisa mati lo kalau ngelakuin yang aneh-aneh,"
"Udah Bell, lo percaya aja sama gue, sekarang lo ikut gue,"ucap Rasya sembari menarik tangan Bella membawa Bella keluar dari kelasnya, tak lupa juga Rasya yang mengajak Jessy untuk ikut di dalam rencananya ini.
Mereka telah sampai di suatu tempat yang diatas plafon itu terdapat alarm kebakaran, Bella dan Jessy masih tidak paham apa yang akan mereka lakukan, sementara Rasya tersenyum jail.
"Jadi gini, lo berdua bantuin gue ambil kursi ya terus bantu gue megangin soalnya gue mau bunyiin bel ini, biar kita gak jadi ulangan," Jessy dan Bella mendelik.
"Lo gila?!"ucap mereka berdua serempak.
"Udah deh lo berdua ikut aja, nanti kalau udah selesai kita langsung kabur terus sembunyi, pokoknya kalian berdua ikutin gue aja," mereka berdua bepikir sejenak kemudian menganggukkan kepalanya setuju sembari tersenyum, mungkin saja ini tidak terlalu menantang.
Jessy dan Bella bergegas mencari bangku agar Rasya bisa sampai ke alarm itu, setelah di rasanya sampai Rasya langsung mengeluarkan korek gas dari saku roknya kemudian menyalakannya dan mendekatkan korek tersebut pada alarm kebakaran itu, setelah berbunyi Rasya langsung turun dengan Jessy dan Bella yang langsung menaruh kursi itu sembarang, kemudian mereka berlari sembari tertawa puas melihat semua murid dan guru yang sedang mengajar dikelas sangat panik.
"AAA KEBAKARAN"
"TOLONGG KEBAKARAN WOI"
"GUE GAK MAU MATI DULUU"
"AYO CEPET LARI"
Sementara beberapa guru yang sama sekali tak melihat ada api pun menghentikan muridnya yang sedang panik dan berteriak, sementara pak kumis sangat tahu siapa pelaku dari ini pun langsung bergegas mencari muridnya itu.
"Tenang anak-anak, ini bukan kebakaran liat tuh apinya gak ada sama sekali, ini cuman ada yang jail aja bunyiin alarm kebakaran itu,"ucap salah satu guru membuat semuanya sontak terhenti dan salimg menatap.
Rasya, Bella dan Jessy berhasil bersembunyi ya mereka tahu pasti tidak akan ada orang yang mengetahui keberadaannya, setelah mereka melihat sudah aman pun mereka bertos ria sembari tertawa.
"Gila emang lo Sya, ada aja ide lo,"
"Yang penting kita gak jadi ulangan kan?" Bella dan Jessy mengangguk.
"Gue juga ada ulangan ekonomi nanti, males banget deh,"ucap Jessy.
Tiba-tiba ada seseorang yang sedang berdehem dibelakang mereka membuat mereka bertiga yang tak sadar pun hanya berdecak.
"Jangan ribut dong nanti kita ketahuan nih,"ucap Bella yang diangguki oleh Rasya dan Jessy, namun lagi-lagi orang itu berdehem membuat Rasya berdecak kesal dan berbalik menatap orang tersebut dengan menunjukkan wajah kagetnya, begitu juga dengan Jessy dan Bella yang ternyata orang itu adalah Marvel.
"Lo ngapain sih disini?!"tanya Rasya dengan nada ketusnya, Marvel tetap menatap Rasya dengan tatapan datarnya.
"Seharusnya gue yang nanya kenapa lo pada diem disini?"
"Ee..jadi tadi tuh kita da-"ucapan Jessy terpotong oleh Marvel.
"Gue tau kalian yang punya kerjaan bunyiin alarm kebakaran, ini sama sekali gak lucu, kalau kebakaran itu memang terjadi gimana? Dan lo pada masih bisa ketawa-tawa kayak tadi gak merasa salah sedikit pun,"
Rasya memajukan langkahnya kemudian menatap Marvel dengan tatapan bencinya.
"Sok serius banget lo, dan nyatanya juga gak kebakaran beneran jadi lo gak usah berlebihan,"ucapan Rasya semakin membuat Marvel kesal.
"Sekarang kalian ikut gue ke ruang bk," Rasya menatapnya remeh.
"Lo siapa? berani-beraninya nyuruh kita, ketua osis juga bukan,"celetuk Rasya.
"Kalian ke bk sekarang, atau gue bakal panggil pak kumis biar lo pada dihukum," Rasya memutarkan bola matanya malas, kalau saja pak kumis tidak mengenal dekat dengan kakeknya mungkin dari dulu Rasya sudah memecatkan karena telah berani menghukumnya, mau tak mau mereka ke bk daripada mereka mendapatkan hukuman dari pak kumis itu.
Setelah mereka selesai urusannya dibk, Rasya tak henti-hetinya mengerutuki Marvel ia benar-benar sangat kesal dengan Marvel.
"Marvel sialan, liat aja nanti gue bakal bales dendam,"ucapnya membuat Bella dan Jessy hanya bisa menghembuskan nafasnya, jangan kira bahwa Rasya yang selalu meracuni Bella dan Jessy agar mengikuti semua rencana gilanya yang akan berakhir di bk ini, karena mereka sendirilah yang pengen, mungkin begitulah yang di sebut dengan Friendship Goals. wkwk..
Setelah bel istirahat berbunyi Rasya langsung menarik tangan Bella agar mengikutinya, sementara Bella menatap Rasya bingung, ia tidak tahu apa yang akan Rasya lakukan sekarang.
"Sya lo mau bawa gue kemana?" Rasya tak menjawab ia tetap menarik Bella sampai akhirnya mereka tiba dikantin. Rasya menatap Bella.
"Gue mau ngerjain Marvel," Bella mendelik.
"Sumpah deh ya lo Sya," Rasya terkekeh.
"Udah sini ikut gue keburu rame," Rasya dan Bella mendekat ke arah meja yang sering di tempati oleh Marvel and the geng. Rasya tahu bahwa tempat ini tidak ada yang menempati selain mereka maka dari itu Rasya ingin mengerjainya. Rasya mengeluarkan satu buah permen karet bekas kemudian ia menaruh permen karet itu ke kursi yang sering diduduki oleh Marvel.
"Lo serius Sya? Nanti kalau bukan Marvel yang duduk gimana?" Rasya menoleh.
"Udah lo percaya aja sama gue, yuk kita pergi, kita liat responnya," Rasya kembali menarik Bella dan berlari menuju tembok yang berada di sebelah kantin.
Sementara Marvel berjalan ke kantin bersana kedua sahabatnya Zidan dan Alex, ketika Marvel baru saja duduk di kursi tiba-tiba ia kembali berdiri karena merasa ada sesuatu yang menempel celananya, ia berdecak kesal melihat yang menempel dicelananya adalah permen karet, sedangkan Zidan dan Alex melihat Marvel yang masih berdiri pun ikut beranjak.
"Kenapa Vel?" tanya Alex membuat Marvel menatapnya.
"Ini dicelana gue ada permen karet, ck siapa sih yang berani-beraninya naruh permen karet di kursi,"ucap Marvel yang sangat kesal, sementara Alex dan Zidan sontak membantu Marvel membersihkan permen karet yang menempel di belakang celananya.
"Padahal kan disekolah gak boleh ada yang makan permen karet," Marven tiba-tiba teringat sesuatu, siapa lagi yang berani mengerjainya kalau bukan Rasya?
"Gue tau ini kerjaan siapa,"ucap Marvel yang membuat kedua sahabatnya bingung dan kembali fokus membersihkan permen karet tersebut.
Rasya tak bisa menahan tawanya ketika melihat wajah Marvel yang sangat kesal akibat melihat celananya yang berisi permen karet, sementara Bella hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Rasain tuh, siapa suruh dia berani banget ikut campur masalah gue, kena juga kan,"celetuknya dan kembali tertawa, Jessy yang dari kejauhan melihat mereka berdua yang tengah bersembunyi pun menghampirinya.
"Lo berdua abis ngapain?" pertanyaan Jessy membuat Rasya dan Bella sontak menoleh.
"Lo liat aja kesana,"ucap Bella membuat Jessy langsung menatap ke arah yang Bella suruh, membuat saat itu juga Jessy menahan tawanya.
"Sya sya ada aja ya ide lo," Rasya tersenyum bangga.
"Iya dong Rasya gitu loh, udah yuk kita cabut ke kelas keburu ada yang tau,"ucap Rasya yang diangguki oleh Jessy dan Bella, mereka pun berjalan menuju kelas.
Sepulang sekolah Rasya dan kedua sahabatnya tidak langsung pulang, melainkan mereka akan mengikuti latihan cheers di lapangan indoor. Bersyukur hari ini karena anak basket tersebut latihan dilapangan outdoor yang membuat Rasya merasa senang karena tidak harus melihat Marvel."Yah gak bisa cuci mata deh gue,"ucap Jessy membuat Rasya menatapnya."Mau cuci mata sama siapa lo, anak basketnya gak ada yang menarik sama sekali dimata gue,"ucap Rasya yang disetujui oleh Bella."Ya nggak ada sih, cuman kan ngerasa gak lengkap aja karena cuman kita yang latihan disini," Rasya memutarkan bola matanya malas.Tak lama Viona datang, membuat mereka yang tengah asik bersantai di pinggir lapangan sembari memainkan ponselnya pun harus berdiri dan mulai berlatih. Sementara Alex, Zidan dan Marvel berjalan menuju lapangan indoor karena mereka akan mengambil beberapa bola basket disana, mereka melihat anak cheers yang ten
Rasya menggeliat kecil ketika ada cahaya yang masuk kedalam kamar dan mengganggu penglihatannya, Rasya berdecak karena mau tak mau ia harus bangun kalau tidak mungkin ia akan telat ke sekolah. Rasya berjalan menuju kamar mandi dengan perasaan malasnya.Setelah selesai mandi Rasya luoa bahwa seragamnya berada di runah Marvel membuatnya kembali mengenakan pakaian tidurnya.Rasya berlari menuju lantai bawah membuat Gisela yang melihat Rasya masih mengenakan pakaian tidurnya pun mengerutkan dahinya."Loh kok masih pake baju tidur? Emang kamu gak sekolah?" Rasya menoleh."Ngga ma ini seragam Rasya ada di rumah Marvel""Loh kok bisa?""Ceritanya panjang, yaudah Rasya ambil dulu ya ma takut kesiangan"ucap Rasya sembari berlari menuju rumah Marvel yang terletak di sebelah rumahnya.Sesampai di depan rumah Marvel Rasya mencoba mengatur nafasnya karena sehabis berlarian, sete
Hari ini adalah hari yang tunggu-tunggu oleh semua murid, yaitu pertandingan basket yang diadakan disekolah Rasya melawan sekolah tetangga, pagi ini lapangan sudah sangat ramai dengan berbagai penonton yang memenuhi tribun tersebut, Jessy menggelengkan kepalanya melihat sekumpulan lelaki di tribun yang tak jauh dari mereka terlihat sedang membawa spanduk berisikan nama Rasya, Jessy dan Bella menggelengkan kepalanya padahal hari ini adalah pertandingan basket bukan cheers yang seharusnya mereka itu mendukung anak basket bukan cheers."Gila Sya penggemar lo noh dari sekolah tetangga"ucap Bella yang masih tertawa."Aneh banget padahal kan kita gak ikutan yang tanding kan anak basket kenapa tuh cowok-cowok bawa spanduk isi tulisan Rasya ada foto nya juga malah"ucap Jessy yang ikut tertawa, sementara Rasya hanya bisa menatap malas ke atas sana."Udah gak usah diladenin"ucapnya sembari berkumpul bersama teman cheers lainnya.
Rasya mengubah posisi yang tadinya terlentang menjadi tengkurap, hari ini ia tidak sekolah karena sekolah yang meliburkannya membuat Rasya punya waktu untuk beristirahat, namun daritadi yang hanya ia lakukan adalah mengubah posisinya sembari memainkan ponselnya, Rasya sama sekali belum keluar dari kamarnya padahal daritadi Gisela sudah meneriakinya menyuruhnya untuk makan karena sudah pukul 5 sore, namun Rasya tidak menggubris teriakannya, ia tetap stay di kasur empuk miliknya."Gue bosen banget yatuhan, fix gue harus pergi,"ucap Rasya yang langsung berjalan menuju bahwa karena ia ingin meminta ijin kepada Gisela, bahwa Rasya ingin keluar menemui kedua sahabatnya."Ma, abis mandi Rasya keluar ya,"ucap Rasya tiba-tiba membuat Gisela yang sibuk membuat kue pun menoleh."Kamu ini daritadi mama panggilin gak dateng-dateng, lah sekarang turun bukannya apa malah mau keluar," sudah Rasya duga mamanya pasti akan mengomelinya, Ra
Rasya berjalan bersama Bella dan juga Jessy menelusuri koridor sekolahannya, Jessy menatap Rasya yang tumben menguncir rambutnya."Tumben Sya rambut lo di iket?" Rasya menoleh dan mengangguk."Tadi gue buru-buru jadi gak sempet catokan ini sekarang gue mau catokan di kelas," Bella mendelik."Lo bawa catokan?" Rasya mengangguk lagi, mereka pun langsung memasuki kelas dan Rasya langsung berjalan menuju bangkunya karena ingin mengambil catokan miliknya, namun setelah beberapa kali dicari Rasya tidak menemukan catokan itu membuat Rasya mendelik dan panik, Jessy dan Bella yang melihat ekspresi Rasya pun menghampirinya."Kenapa Sya?" Rasya menoleh."Catokan gue gak ada!"pekiknya membuat Jessy dan Bella mendelik."Kok bisa Sya?!" Rasya menggelengkan kepalanya."Gue juga gak tauuu!""Palingan lo lupa bawa kali Sya,"ucap Jessy
Pagi ini Rasya sudah siap dengan seragamnya, ia menata sedikit rambutnya lalu tersenyum di cermin karena ia merasa terlihat sempurna saat ini, setelah itu ia berjalan menuruni tangga untuk sarapan bersama Gisela -mamanya-."Pagi Sya!" Rasya tersenyum pada Gisela."Pagi juga ma!" ucap Rasya sembari duduk di depan Gisela."Papa kemana ma?" Gisela mengerutkan keningnya."Loh kamu gak tau?" Rasya menatapnya bingung."Gak tau apa ma?" Gisela menghela nafasnya."Papa keluar kota kemaren Rasya makanya pak Ripto gak bisa jemput kamu di sekolah dan mama nyuruh Marvel deh buat anterin kamu pulang," Rasya berdecak ketika Gisela menyebut nama Marvel."Lagian Mama kenapa nyuruhnya Marvel sih udah tau Rasya sama dia udah gak deket,""Ya siapa suruh kalian musuhan," Rasya mendelik.
Bella mendelik dikala ia baru saja memasuki kelasnya, ia kaget melihat Rasya yang tengah santainya mencatok rambutnya itu membuat Bella dengan cepat menghampirinya."Sya? Kok lo bawa catokan lagi sih, kalau misalnya cat-" Rasya berdecak."Berisik!"potongnya membuat Bella menyengir."Gue gak bawa catokan gue yang kemaren gue bawanya catokan biasa aja jadi kalau anak osis mau nyita ya gue gak masalah,"ucap Rasya disela-sela mengcurly rambutnya sedangkan Bella hanya mengganggukkan kepalanya."Hari ini ada apa sih di grup rame bener,"ucap Bella membuat Rasya menatapnya."Gak tau juga, katanya ada pengumuman gitu dari pak kepsek,"ucapan Rasya membuat Bella membulatkan mulutnya, sementara Rasya kembali mencatok rambutnya.****Rasya beriringan berjalan bersama Jessy dan juga Bella menuju aula, seperti biasa disaat memasuki aula semua pandangan tertuju kepada
Kini Rasya, Jessy dan Bella tengah berada di toilet karena sedari tadi Rasya memegang perutnya sembari menahan rasa sakit membuat Bella menatapnya bingung."Lo kenapa Sya? Lo sakit? Kita ke uks ya," ucap Bella yang sembari memegang tangan Rasya, sementara Rasya menoleh lalu menggeleng sembari sesekali meringis kesakitan."Nggak usah, perut gue sakit banget karena ini hari pertama gue datang bulan," Jessy mendelik heboh."What?! Berarti beneran dong kalau kemaren lo itu PMS dih masih gak percaya aja lagi tuh Rafli," Rasya hanya terdiam sembari tetap memegang perutnya, namun kemudian ada seseorang yang berdiri di depan toilet lalu memanggil Jessy."Jess buruan udah mau baris tuh!" panggil Rafli dari luar toilet, kelas Rasya dan Jessy hari ini mendapatkan pelajaran olahraga namun Rasya sepertinya tidak mampu untuk ikut.Jessy tak menggubris ucapan Rafli ia tetap menatap Rasya dengan
Video yang Rasya posting kemaren di akun twitternya menjadi viral di sekolahannya, semua orang mulai membicarakan Gina maupun mengejeknya, Rasya tersenyum sinis ketika ia melewati koridor sekolahnya karena semua orang lagi membicarakan Gina.Tiba-tiba Jessy dan Bella menghampiri Rasya."Sya ini kenapa sih mereka pada ngomongin Gina?" Rasya menoleh dan tersenyum."Lo liat coba di twitter,"ucapan Rasya membuat Bella dan Jessy sontak membuka ponselnya dan membuka aplikasi twitter, ketika melihat mereka berdua serempak mendelik, mereka melihat Rasya yang memposting video Gina yang direkam oleh mereka berdua dengan caption 'Gini akibatnya kalau ada yang berani ngelawan gue, kalian liat tuh dia minta maaf sampai sujud-sujud didepan gue gitu HAHAHA:)'Jessy dan Bella serempak menatap Rasya."Jadi lo nyuruh kita videoin dia karena lo mau post di twitter lo?" Rasya te
Rasya tersenyum senang ketika melihat kertas ulangan Kimia yang sudah dibagikan, Rasya tahu bahwa Marvel sangat lemah pada pelajaran itu membuat Rasya memotret kertas ulangan nya, ia tersenyum jahil lalu memasukkan foto tersebut ke close friend instagramnya dan Rasya sengaja hanya memasukkan Marvel saja ke daftar close friend nya karena Rasya ingin agar Marvel tahu bahwa nilainya sangat sempurna pada ulangan Kimianya.Sementara Marvel yang sedang iseng membuka akun intagramnya pun tersenyum ketika melihat Rasya yang memposting kertas ulangannya di close friend instagramnya, Marvel tahu Rasya sengaja memposting itu untuk dirinya karena Rasya tahu bahwa dirinya memang lemah dalam pelajaran Kimia.Rasya tersenyum ketika melihat Marvel sudah melihat postingannya itu, setelah itu Bella dan Jessy menghampirinya."Ciee yang ulangannya ngalahin Marvel!"goda Jessy membuat Rasya tersenyum bangga."Jelas dong,
Kini Rasya, Jessy dan Bella tengah berada di toilet karena sedari tadi Rasya memegang perutnya sembari menahan rasa sakit membuat Bella menatapnya bingung."Lo kenapa Sya? Lo sakit? Kita ke uks ya," ucap Bella yang sembari memegang tangan Rasya, sementara Rasya menoleh lalu menggeleng sembari sesekali meringis kesakitan."Nggak usah, perut gue sakit banget karena ini hari pertama gue datang bulan," Jessy mendelik heboh."What?! Berarti beneran dong kalau kemaren lo itu PMS dih masih gak percaya aja lagi tuh Rafli," Rasya hanya terdiam sembari tetap memegang perutnya, namun kemudian ada seseorang yang berdiri di depan toilet lalu memanggil Jessy."Jess buruan udah mau baris tuh!" panggil Rafli dari luar toilet, kelas Rasya dan Jessy hari ini mendapatkan pelajaran olahraga namun Rasya sepertinya tidak mampu untuk ikut.Jessy tak menggubris ucapan Rafli ia tetap menatap Rasya dengan
Bella mendelik dikala ia baru saja memasuki kelasnya, ia kaget melihat Rasya yang tengah santainya mencatok rambutnya itu membuat Bella dengan cepat menghampirinya."Sya? Kok lo bawa catokan lagi sih, kalau misalnya cat-" Rasya berdecak."Berisik!"potongnya membuat Bella menyengir."Gue gak bawa catokan gue yang kemaren gue bawanya catokan biasa aja jadi kalau anak osis mau nyita ya gue gak masalah,"ucap Rasya disela-sela mengcurly rambutnya sedangkan Bella hanya mengganggukkan kepalanya."Hari ini ada apa sih di grup rame bener,"ucap Bella membuat Rasya menatapnya."Gak tau juga, katanya ada pengumuman gitu dari pak kepsek,"ucapan Rasya membuat Bella membulatkan mulutnya, sementara Rasya kembali mencatok rambutnya.****Rasya beriringan berjalan bersama Jessy dan juga Bella menuju aula, seperti biasa disaat memasuki aula semua pandangan tertuju kepada
Pagi ini Rasya sudah siap dengan seragamnya, ia menata sedikit rambutnya lalu tersenyum di cermin karena ia merasa terlihat sempurna saat ini, setelah itu ia berjalan menuruni tangga untuk sarapan bersama Gisela -mamanya-."Pagi Sya!" Rasya tersenyum pada Gisela."Pagi juga ma!" ucap Rasya sembari duduk di depan Gisela."Papa kemana ma?" Gisela mengerutkan keningnya."Loh kamu gak tau?" Rasya menatapnya bingung."Gak tau apa ma?" Gisela menghela nafasnya."Papa keluar kota kemaren Rasya makanya pak Ripto gak bisa jemput kamu di sekolah dan mama nyuruh Marvel deh buat anterin kamu pulang," Rasya berdecak ketika Gisela menyebut nama Marvel."Lagian Mama kenapa nyuruhnya Marvel sih udah tau Rasya sama dia udah gak deket,""Ya siapa suruh kalian musuhan," Rasya mendelik.
Rasya berjalan bersama Bella dan juga Jessy menelusuri koridor sekolahannya, Jessy menatap Rasya yang tumben menguncir rambutnya."Tumben Sya rambut lo di iket?" Rasya menoleh dan mengangguk."Tadi gue buru-buru jadi gak sempet catokan ini sekarang gue mau catokan di kelas," Bella mendelik."Lo bawa catokan?" Rasya mengangguk lagi, mereka pun langsung memasuki kelas dan Rasya langsung berjalan menuju bangkunya karena ingin mengambil catokan miliknya, namun setelah beberapa kali dicari Rasya tidak menemukan catokan itu membuat Rasya mendelik dan panik, Jessy dan Bella yang melihat ekspresi Rasya pun menghampirinya."Kenapa Sya?" Rasya menoleh."Catokan gue gak ada!"pekiknya membuat Jessy dan Bella mendelik."Kok bisa Sya?!" Rasya menggelengkan kepalanya."Gue juga gak tauuu!""Palingan lo lupa bawa kali Sya,"ucap Jessy
Rasya mengubah posisi yang tadinya terlentang menjadi tengkurap, hari ini ia tidak sekolah karena sekolah yang meliburkannya membuat Rasya punya waktu untuk beristirahat, namun daritadi yang hanya ia lakukan adalah mengubah posisinya sembari memainkan ponselnya, Rasya sama sekali belum keluar dari kamarnya padahal daritadi Gisela sudah meneriakinya menyuruhnya untuk makan karena sudah pukul 5 sore, namun Rasya tidak menggubris teriakannya, ia tetap stay di kasur empuk miliknya."Gue bosen banget yatuhan, fix gue harus pergi,"ucap Rasya yang langsung berjalan menuju bahwa karena ia ingin meminta ijin kepada Gisela, bahwa Rasya ingin keluar menemui kedua sahabatnya."Ma, abis mandi Rasya keluar ya,"ucap Rasya tiba-tiba membuat Gisela yang sibuk membuat kue pun menoleh."Kamu ini daritadi mama panggilin gak dateng-dateng, lah sekarang turun bukannya apa malah mau keluar," sudah Rasya duga mamanya pasti akan mengomelinya, Ra
Hari ini adalah hari yang tunggu-tunggu oleh semua murid, yaitu pertandingan basket yang diadakan disekolah Rasya melawan sekolah tetangga, pagi ini lapangan sudah sangat ramai dengan berbagai penonton yang memenuhi tribun tersebut, Jessy menggelengkan kepalanya melihat sekumpulan lelaki di tribun yang tak jauh dari mereka terlihat sedang membawa spanduk berisikan nama Rasya, Jessy dan Bella menggelengkan kepalanya padahal hari ini adalah pertandingan basket bukan cheers yang seharusnya mereka itu mendukung anak basket bukan cheers."Gila Sya penggemar lo noh dari sekolah tetangga"ucap Bella yang masih tertawa."Aneh banget padahal kan kita gak ikutan yang tanding kan anak basket kenapa tuh cowok-cowok bawa spanduk isi tulisan Rasya ada foto nya juga malah"ucap Jessy yang ikut tertawa, sementara Rasya hanya bisa menatap malas ke atas sana."Udah gak usah diladenin"ucapnya sembari berkumpul bersama teman cheers lainnya.
Rasya menggeliat kecil ketika ada cahaya yang masuk kedalam kamar dan mengganggu penglihatannya, Rasya berdecak karena mau tak mau ia harus bangun kalau tidak mungkin ia akan telat ke sekolah. Rasya berjalan menuju kamar mandi dengan perasaan malasnya.Setelah selesai mandi Rasya luoa bahwa seragamnya berada di runah Marvel membuatnya kembali mengenakan pakaian tidurnya.Rasya berlari menuju lantai bawah membuat Gisela yang melihat Rasya masih mengenakan pakaian tidurnya pun mengerutkan dahinya."Loh kok masih pake baju tidur? Emang kamu gak sekolah?" Rasya menoleh."Ngga ma ini seragam Rasya ada di rumah Marvel""Loh kok bisa?""Ceritanya panjang, yaudah Rasya ambil dulu ya ma takut kesiangan"ucap Rasya sembari berlari menuju rumah Marvel yang terletak di sebelah rumahnya.Sesampai di depan rumah Marvel Rasya mencoba mengatur nafasnya karena sehabis berlarian, sete