Share

Bab 5. Proyek Pemerintah

Author: naranaluna
last update Last Updated: 2025-02-27 15:22:42

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Nayra. Nayra mengaduh, refleks memegangi pipi tirusnya yang ditampar Satria dengan begitu keras. Baru saja dia pulang dari kantor, namun sudah menghabisi Nayra dengan kedua tangannya.

Rupanya, kabar Nayra diantar oleh seorang pria terdengar di telinganya. Satria langsung naik darah, dan melakukan kekerasan itu lagi pada Nayra.

Kali ini Nayra memohon dengan bersimpuh di kaki Satria, berharap jika Satria akan menghentikan perbuatan gilanya ini.

Satria kesulitan untuk melangkah, kakinya dipegang kuat-kuat oleh Nayra. Wanita itu terus berusaha memohon maaf dan meminta ampun, berharap suaminya akan berbelas kasihan padanya.

“Mas, aku tahu aku salah. Tapi, apakah aku harus dipukul terus seperti ini? Apakah tak ada cara lain untuk menyelesaikan masalah kita? Kumohon hentikan, jangan pukuli aku lagi. Maafkan aku, Mas,” Nayra masih bersimpuh dan memohon.

Satria terdiam sejenak. Ia menendang tubuh Nayra, dan pergi ke ruang ganti. Nayra bisa menghela napas lega, karena Satria menghentikan amarahnya. Perlahan ia bangkit, berusaha menguatkan dirinya.

Satria mengganti pakaiannya dengan kaos dan jeans. Ia mengambil tas selempang dan dompet. Satria sepertinya akan pergi lagi. Nayra heran, haruskah Satria pergi lagi? Padahal ia baru saja pulang kerja.

“Mas, mau ke mana?”

“Aku akan menghukummu dengan cara lain! Seperti yang kau inginkan!” Satria pergi dengan muka yang penuh amarah.

“Mas, apa maksudmu?” Nayra terkesiap.

“Dengar ya wanita gatal, kuperingatkan padamu sekali lagi! Jika kau berani bertemu lagi dengannya, maka aku tak akan segan-segan untuk menghabisimu! Ini adalah peringatan keras dariku!” Satria menjambak rambut Nayra.

“B-baik, Mas. Aku tak akan bertemu lagi dengannya. Maafkan aku, kumohon lepaskan ini sangat menyakitkan.” Nayra memegangi rambutnya yang tengah dijambak Satria.

Satria menjatuhkan Nayra ke lantai, hingga Nayra kehilangan keseimbangan. Nayra meringis kesakitan, lagi-lagi dahinya terbentur meja. Satria puas, ia langsung meninggalkan Nayra seorang diri.

Nayra hanya bisa menangis setelah Satria meninggalkannya lagi. Nayra lemah, Nayra bodoh, tapi dia juga tak bisa gegabah melakukan hal yang ia inginkan.

Melihat respon Satria, sepertinya Satria belum tahu kalau Nayra telah mengajukan gugatan cerai dengan pengacara.

Nayra sudah yakin, tekadnya sudah bulat, jika ia akan pergi meninggalkan Satria.

Satria pulang dengan tubuh bau alkohol dan baju yang berantakan. Supirnya mengantar Satria dengan keadaan yang sudah mabuk dan pingsan.

Dengan sigap Nayra merebahkan Satria di ranjang. Nayra kaget, saat ia merebahkan kepala Satria, pandangannya justru tertuju pada leher Satria, dan juga kemejanya.

Ada noda lipstik di kemeja Satria. Noda itu jelas seperti bentuk bibir yang telah mencium. Jantung Nayra berdegup cepat, perasaannya mulai tak enak, curiga jika Satria tadi bersama seorang wanita.

Hal lain diyakinkan lagi dengan sebuah tanda merah di leher Satria. Tanda merah itu menandakan, jika seseorang tengah mengecup mesra Satria.

Napas Nayra memburu, hatinya panas. Ingin rasanya ia mencabik-cabik Satria saat ini juga. Tapi apalah dayanya, Nayra hanya wanita lemah, yang selalu tunduk dihadapan suami.

.

Kantor Pemerintahan Pusat.

Satria bekerja seperti sedia kala. Ia berusaha melupakan apa yang telah ia lakukan. Perbuatan gilanya itu tentu saja harus ia tutup rapat-rapat. Bahaya jika nanti namanya tercoreng akibat hal itu.

Ada sebuah kabar, jika proyek pembangunan PDN (Proyek daerah Nusantara) yang sedang dikerjakan oleh pemerintah, akan mendapat investor baru dari sebuah perusahaan besar.

Ada proposal yang sudah Satria lihat, jika investor itu berani menanam modal sebesar 2,7 triliyun untuk pembangunan infrastruktur di bidang hotel dan perkantoran.

Hal ini tentu saja membuat Satria tergelak. 12,7 triliun bukanlah jumlah yang sedikit. Satria menyeringai, memiliki niat terselubung. Dengan investasi yang jumlahnya fantastis seperti ini, tentu saja mudah baginya untuk meraup keuntungan pribadi.

“Pak Satria, apakah Anda sudah tahu? Tamu penting dari Global Nusantara Grup akan tiba sebentar lagi. Dia akan mendanai proyek PDN dengan nominal yang fantastis!” ucap bawahan Satria yang bernama Angga.

“Kenapa mendadak sekali?”

“Entahlah, Direktur Global Nusantara itu sangat misterius. Katanya, dia adalah orang yang paling ditakuti dan disegani. Kita tak boleh macam-macam dengannya, dia memiliki power yang luar biasa dalam ekonomi negara kita.”

“Ck, seberapa hebat dia? Aku ingin tahu, seperti apa dia.”

“Pak Satria, Pak Angga, ayo turun ke lobi, Direktur Global Nusantara sudah tiba. Kita harus menyambutnya!” seru salah seorang rekan kerja Satria dan Angga.

“Oh, iya Pak Yudi. Kami segera menyusul.” “Pak Sat, ayo!”

“Ah, merepotkan saja.”

Satria dan juga rekan lainnya menyambut kedatangan tamu penting yang diagung-agungkan sejak beberapa waktu lalu.

Perusahaan ini adalah perusahaan raksasa, jika mereka mendanai proyek pemerintahan, tentu akan meningkatkan kualitas infrastruktur yang berkualitas.

Pria dengan tubuh jangkung dan mengenakan kacamata hitam itu mulai memasuki area kantor pemerintahan. Dia dikawal oleh beberapa ajudan yang berjalan teratur di belakangnya.

Tak dapat dipungkiri, dia memang sangat menawan. Setiap orang yang melihatnya, terkesima dengan aura ketampanannya.

Badannya yang tinggi dan besar, menonjolkan otot di balik jas abu-abu yang membalut tubuhnya. Semua orang terpana, baik wanita maupun pria, mereka terpukau dengan penampilan Direktur perusahaan besar ini.

Pria itu perlahan membuka kacamatanya. Mengurai senyum manisnya, namun tetap memerlihatkan wibawanya sebagai seorang Direktur. Dia terus berjalan menuju ruang rapat direksi.

Mata Satria membelalak hebat, ketika Direktur itu membuka kacamatanya. Dia jelas ingat betul, sosok Direktur ini adalah pria yang pernah berbincang bersama istrinya.

“Angga, apa aku salah lihat?”

“Kenapa Pak?”

"Dia kah Presdir Global Nusantara? Sepertinya aku tak asing dengannya. Kurasa aku pernah menemuinya, tapi di mana ya?” Satria melongo, namun di kepalanya terus berputar pertanyaan, tentang sosok pria yang menjadi Direktur ini.

Related chapters

  • Presdir yang Kembali untuk Menyelamatkanku   Bab 1. Awal Kisah

    Di rumah besar nan megah inilah Nayra tinggal saat ini. Nayra menikah dengan seorang pejabat kaya raya yang bernama Satria Hadi Utama. Nayra menjadi gadis pelunas hutang, karena ia telah dijual oleh bibinya sendiri pada Satria.Paras cantik dan anggunnya Nayra, membuat Satria tertarik, dan tentu saja berniat membelinya. Awal mula hal ini terjadi, karena Nayra diminta untuk membayar semua utang-utang bibi angkatnya.Satria adalah seorang pejabat ternama, dengan kekayaan yang bergelimang. Mau tak mau, Nayra harus merelakan diri, menjadi istrinya, dan melayaninya.“Pakailah isi dalam handbag itu! Aku ingin kau memakainya malam ini!” pinta Satria.“Apalagi ini, Mas?” Nayra memegang handbag itu.“Pakai saja, aku ingin sensasi baru malam ini.”“B-baik, Mas,” Nayra nampak kaget, ketika melihat isi di dalam handbag itu.Lagi-Lagi Satria melakukan hal-hal aneh yang Nayra tak suka. Satria memberikan pakaian seksi dan ketat, yang harus Nayra turuti. Jika tidak, Nayra akan habis disiksa dan dicac

    Last Updated : 2025-02-27
  • Presdir yang Kembali untuk Menyelamatkanku   Bab 2. Royal Wedding

    Satria baru sampai di rumah sekitar pukul sepuluh malam, Nayra sudah khawatir sejak tadi, karena beberapa kali di telepon pun, Satria enggan menanggapi panggilan dari Nayra.“Mas, dari mana saja? Kenapa kau baru pulang? Aku khawatir …” ucap Nayra ketika Satria baru saja masuk ke dalam kamar.“Bukan urusanmu!” Satria mendorong Nayra, hingga Nayra sedikit tersungkur. Nayra menatap Satria dengan nanar. Ia kembali mendekati suaminya, lalu membuka dasi dan jas Satria. Nayra tetap bersikap baik, dan melayani Satria sebagaimana mestinya.“Dasar wanita lemah! Baru bermain seperti itu, sudah memar-memar dan luka! Bagaimana jika nanti aku meminta yang lebih gila dari malam itu?”“Maaf, Mas, aku tak biasa melakukannya.”Nayra menghela napas panjangnya, berusaha untuk tetap tenang dan menanggapi ucapan Satria dengan penuh kesabaran. Satria mengambil sebuah kotak undangan dari tasnya, dan melemparkan kotak itu pada Nayra.Lagi-lagi, Satria memerlakukan Nayra dengan kasar. Sifat aslinya begitu men

    Last Updated : 2025-02-27
  • Presdir yang Kembali untuk Menyelamatkanku   Bab 3. Di Rumah Sakit

    Satria melajukan mobil dengan penuh amarah. Ia menginjak pedal gas sampai ia tak sadar, jika mobil tengah melaju dengan kecepatan penuh. Nayra sudah ketakutan karena tak menyangka jika Satria akan senekat ini. Hatinya terus bergemuruh, ia takut kalau Satria akan menghukumnya lebih parah daripada sebelumnya.Entah apa yang membuat Satria marah. Nayra tak merasa melakukan kesalahan apa pun. Namun, jika ini karena Arvin, berbincang dengan Arvin juga bukan hal yang ia sengaja.Padahal, jika Satria bertanya pun, Nayra akan menjelaskan siapa Arvin padanya. Bukan malah emosi dan marah seperti ini. Mengemudi mobil dengan kecepatan tinggi, tentu saja akan membahayakan nyawa mereka berdua.“Mas, berhenti, jangan terlalu cepat seperti ini! Aku takut, Mas. Kita bisa bicarakan baik-baik, tanpa harus emosi seperti ini.”“Wanita gatal! Dasar tak tahu diri! Lihat saja pembalasanku nanti!” pekik Satria.Satria semakin marah, ia menginjak pedal gas lebih kencang dari semula. Hampir saja ia menabrak mo

    Last Updated : 2025-02-27
  • Presdir yang Kembali untuk Menyelamatkanku   Bab 4. Bertemu Lagi

    Sepulang dari rumah sakit, Satria terlihat biasa saja, tak merasa bersalah sedikitpun. Luka yang dirasakan Nayra, seolah tak ada arti apapun baginya. Melihat kepulangannya, Satria tak bergeming, tetap fokus pada laptop dan beberapa berkas di meja.Satria pura-pura sibuk. Nayra berusaha mendekatinya, namun tak diindahkan sama sekali. Nayra menghela napas panjangnya, dan berusaha untuk senantiasa melayani Satria dengan baik.“Mas, sepertinya kau sedang sibuk. Ini, aku buatkan teh hijau untukmu.” Nayra menaruh secangkir teh di depan meja Satria.“Aku tak haus!” ujar Satria.“Ya, nanti saja jika kau haus. Mas, ke mana saja beberapa hari ini? Kenapa Mas tak mengabari aku?” tanya Nayra penuh pengharapan.“Aku sibuk! Aku tak ada waktu untuk memberi kabar. Toh, tak kuberi kabar pun kau masih tetap hidup kan?” Satria menatap Nayra penuh amarah.Pria itu sama sekali tak sadar, jika wanita dihadapannya ini baru saja pulang dari rumah sakit akibat perbuatannya. Tak ada rasa khawatir, tak ada rasa

    Last Updated : 2025-02-27

Latest chapter

  • Presdir yang Kembali untuk Menyelamatkanku   Bab 5. Proyek Pemerintah

    Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Nayra. Nayra mengaduh, refleks memegangi pipi tirusnya yang ditampar Satria dengan begitu keras. Baru saja dia pulang dari kantor, namun sudah menghabisi Nayra dengan kedua tangannya.Rupanya, kabar Nayra diantar oleh seorang pria terdengar di telinganya. Satria langsung naik darah, dan melakukan kekerasan itu lagi pada Nayra. Kali ini Nayra memohon dengan bersimpuh di kaki Satria, berharap jika Satria akan menghentikan perbuatan gilanya ini.Satria kesulitan untuk melangkah, kakinya dipegang kuat-kuat oleh Nayra. Wanita itu terus berusaha memohon maaf dan meminta ampun, berharap suaminya akan berbelas kasihan padanya.“Mas, aku tahu aku salah. Tapi, apakah aku harus dipukul terus seperti ini? Apakah tak ada cara lain untuk menyelesaikan masalah kita? Kumohon hentikan, jangan pukuli aku lagi. Maafkan aku, Mas,” Nayra masih bersimpuh dan memohon.Satria terdiam sejenak. Ia menendang tubuh Nayra, dan pergi ke ruang ganti. Nayra bisa menghela napas

  • Presdir yang Kembali untuk Menyelamatkanku   Bab 4. Bertemu Lagi

    Sepulang dari rumah sakit, Satria terlihat biasa saja, tak merasa bersalah sedikitpun. Luka yang dirasakan Nayra, seolah tak ada arti apapun baginya. Melihat kepulangannya, Satria tak bergeming, tetap fokus pada laptop dan beberapa berkas di meja.Satria pura-pura sibuk. Nayra berusaha mendekatinya, namun tak diindahkan sama sekali. Nayra menghela napas panjangnya, dan berusaha untuk senantiasa melayani Satria dengan baik.“Mas, sepertinya kau sedang sibuk. Ini, aku buatkan teh hijau untukmu.” Nayra menaruh secangkir teh di depan meja Satria.“Aku tak haus!” ujar Satria.“Ya, nanti saja jika kau haus. Mas, ke mana saja beberapa hari ini? Kenapa Mas tak mengabari aku?” tanya Nayra penuh pengharapan.“Aku sibuk! Aku tak ada waktu untuk memberi kabar. Toh, tak kuberi kabar pun kau masih tetap hidup kan?” Satria menatap Nayra penuh amarah.Pria itu sama sekali tak sadar, jika wanita dihadapannya ini baru saja pulang dari rumah sakit akibat perbuatannya. Tak ada rasa khawatir, tak ada rasa

  • Presdir yang Kembali untuk Menyelamatkanku   Bab 3. Di Rumah Sakit

    Satria melajukan mobil dengan penuh amarah. Ia menginjak pedal gas sampai ia tak sadar, jika mobil tengah melaju dengan kecepatan penuh. Nayra sudah ketakutan karena tak menyangka jika Satria akan senekat ini. Hatinya terus bergemuruh, ia takut kalau Satria akan menghukumnya lebih parah daripada sebelumnya.Entah apa yang membuat Satria marah. Nayra tak merasa melakukan kesalahan apa pun. Namun, jika ini karena Arvin, berbincang dengan Arvin juga bukan hal yang ia sengaja.Padahal, jika Satria bertanya pun, Nayra akan menjelaskan siapa Arvin padanya. Bukan malah emosi dan marah seperti ini. Mengemudi mobil dengan kecepatan tinggi, tentu saja akan membahayakan nyawa mereka berdua.“Mas, berhenti, jangan terlalu cepat seperti ini! Aku takut, Mas. Kita bisa bicarakan baik-baik, tanpa harus emosi seperti ini.”“Wanita gatal! Dasar tak tahu diri! Lihat saja pembalasanku nanti!” pekik Satria.Satria semakin marah, ia menginjak pedal gas lebih kencang dari semula. Hampir saja ia menabrak mo

  • Presdir yang Kembali untuk Menyelamatkanku   Bab 2. Royal Wedding

    Satria baru sampai di rumah sekitar pukul sepuluh malam, Nayra sudah khawatir sejak tadi, karena beberapa kali di telepon pun, Satria enggan menanggapi panggilan dari Nayra.“Mas, dari mana saja? Kenapa kau baru pulang? Aku khawatir …” ucap Nayra ketika Satria baru saja masuk ke dalam kamar.“Bukan urusanmu!” Satria mendorong Nayra, hingga Nayra sedikit tersungkur. Nayra menatap Satria dengan nanar. Ia kembali mendekati suaminya, lalu membuka dasi dan jas Satria. Nayra tetap bersikap baik, dan melayani Satria sebagaimana mestinya.“Dasar wanita lemah! Baru bermain seperti itu, sudah memar-memar dan luka! Bagaimana jika nanti aku meminta yang lebih gila dari malam itu?”“Maaf, Mas, aku tak biasa melakukannya.”Nayra menghela napas panjangnya, berusaha untuk tetap tenang dan menanggapi ucapan Satria dengan penuh kesabaran. Satria mengambil sebuah kotak undangan dari tasnya, dan melemparkan kotak itu pada Nayra.Lagi-lagi, Satria memerlakukan Nayra dengan kasar. Sifat aslinya begitu men

  • Presdir yang Kembali untuk Menyelamatkanku   Bab 1. Awal Kisah

    Di rumah besar nan megah inilah Nayra tinggal saat ini. Nayra menikah dengan seorang pejabat kaya raya yang bernama Satria Hadi Utama. Nayra menjadi gadis pelunas hutang, karena ia telah dijual oleh bibinya sendiri pada Satria.Paras cantik dan anggunnya Nayra, membuat Satria tertarik, dan tentu saja berniat membelinya. Awal mula hal ini terjadi, karena Nayra diminta untuk membayar semua utang-utang bibi angkatnya.Satria adalah seorang pejabat ternama, dengan kekayaan yang bergelimang. Mau tak mau, Nayra harus merelakan diri, menjadi istrinya, dan melayaninya.“Pakailah isi dalam handbag itu! Aku ingin kau memakainya malam ini!” pinta Satria.“Apalagi ini, Mas?” Nayra memegang handbag itu.“Pakai saja, aku ingin sensasi baru malam ini.”“B-baik, Mas,” Nayra nampak kaget, ketika melihat isi di dalam handbag itu.Lagi-Lagi Satria melakukan hal-hal aneh yang Nayra tak suka. Satria memberikan pakaian seksi dan ketat, yang harus Nayra turuti. Jika tidak, Nayra akan habis disiksa dan dicac

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status