Bab 0001

"Lapar, aku sudah mau mati kelaparan .... Aku mau makanan, makanan ...."

Nolan Grey terbangun di tengah malam. Kedua tangannya sembarangan meraba.

"Apa ini ... bakpao?"

Dia tiba-tiba menyentuh sesuatu yang lembut. Nolan langsung menjadi semangat.

"Ah. Ngapain kamu ...?"

Suara teriak seseorang memasuki telinga Nolan.

Nolan terkejut dan menarik kembali tangannya. Dia duduk dengan terburu-buru. "Siapa itu?"

Orang di sebelahnya juga duduk. Dia mengambil korek api dari samping tempat tidur, menyalakan api, lalu menyalakan lilin di sebelahnya.

Kamar langsung menjadi terang.

Namun, Nolan terkejut lagi dan hampir melompat.

Dia tidak memakai pakaian.

Seorang gadis muda yang cantik dan elegan, berusia sekitar enam belas atau tujuh belas tahun, sedang duduk di sampingnya tanpa sehelai pakaian pun dan tertutup oleh selimut.

"Nona, maaf. Aku ... kamu ...."

Nolan sangat panik. Dia mengira dia telah dijebak, jadi dia menarik ujung selimut untuk menutup bagian bawahnya.

"Sayang, kamu sudah bangun?"

Gadis itu tampak terkejut, lalu dia mengulurkan tangan untuk menyentuh kening Nolan.

"Aku ... adalah istri barumu, Bella Dior. Kamu sudah pingsan selama tiga hari. Aku kira kamu ... kamu .... Syukurlah."

Sayang? Bella Dior?

Kepala Nolan berdengung. Akhirnya dia mengerti.

Astaga. Dia telah menjelajah waktu dan berubah menjadi Nolan.

Gadis cantik di depannya ini adalah istri yang baru dinikahinya tiga hari yang lalu.

Karena pria ini sakit parah dan sekarat.

Ibu si pria ini yang tunanetra memiliki ide gila seperti menikahkan pria ini agar membawa keberuntungan.

Namun, sebelum mereka bisa menikmati malam pertama, pria itu pingsan karena sakit parah.

Sampai hari ini jiwa Nolan memasuki tubuh ini, lalu menggantikan pria ini dan identitasnya.

"Sayang, apa kamu baik-baik saja?"

Bella membelai kening Nolan. "Berbaringlah. Aku sudah menyiapkan bubur untukmu. Masih hangat. Aku akan menyuapmu."

"Terima kasih."

Nolan tersenyum, lalu dia tiba-tiba mengingat sesuatu. "Bella, kenapa kamu ... nggak memakai baju?"

Wajah Bella merona malu.

"Aku ... hanya memiliki satu set pakaian. Kalau aku tidur memakai pakaian, itu akan merusak pakaianku dan juga sprei .... Jadi, aku telanjang saat tidur ...."

"Oh, begitu."

Nolan mengingat kalau di dunia ini memang seperti itu.

Orang miskin tidak tega tidur memakai pakaian karena itu bisa merusak pakaian dan sprei.

Bella ingin bangkit, tapi dia telanjang. Dia pun berkata, "Sayang, bolehkah aku mematikan lampunya? Setelah aku memakai baju, aku akan mengambil makananmu ...."

"Pakai saja bajumu. Aku nggak akan melihat."

Nolan menutup wajahnya, tapi ... dia membuka sedikit celah antara jari-jarinya.

Di kehidupan sebelumnya, Nolan adalah seorang insinyur mesin. Dia tahu melihat melalui celah-celah jari akan memberinya pandangan yang lebih fokus dan jelas.

Dengan wajah merona, Bella bangun dari tempat tidur dan mengambil pakaiannya. Setelah itu, dia berpakaian dengan cepat.

Nolan sudah melihatnya dari celah jari.

Kulit Bella benar-benar mulus dan tubuhnya cantik. Dadanya besar dan pinggangnya kecil.

Terdengar suara langkah kaki di luar kamar. Itu adalah ibunya Nolan yang tunanetra. Dia berjalan masuk sambil memegang tongkat, kemudian dia menangis, "Anakku, akhirnya kamu bangun!"

"Iya, Bu. Aku sudah bangun ...." Nolan mengangguk.

"Bu, Nolan baik-baik saja. Ibu sudah nggak perlu khawatir. Tadi dia bilang dia lapar, jadi aku akan pergi mengambil makanan untuknya."

Bella menyunggingkan seulas senyuman, kemudian berjalan keluar.

Ibu menganggukkan kepalanya. Dia duduk di tepi tempat tidur, lalu meraih tangan putranya dan bertanya beberapa pertanyaan.

Selain lapar, Nolan merasa yang lainnya normal. Dia berkata, "Bu, aku baik-baik saja. Aku sudah sembuh. Jangan khawatir."

"Syukurlah. Nenek moyang kita telah melindungimu."

Ibu menganggukkan kepalanya. "Kamu beristirahat dulu. Setelah kamu merasa lebih baik, baru kamu melakukannya dengan Bella. Lagi pula, Bella adalah istrimu. Kamu nggak usah terburu-buru."

Saat ini Bella masuk sambil membawa semangkuk bubur. Wajahnya memerah ketika mendengar itu, jadi dia menundukkan kepalanya.

Nolan tersenyum dengan canggung. "Bu, aku nggak terburu-buru ...."

Dia berbohong kalau dia berkata dia tidak terburu-buru sedikit pun.

Bella baru berusia 16 atau 17 tahun. Itu adalah usia terbaik. Tingginya 160 cm, beratnya tidak di atas 45 kg, lalu dia memiliki tubuh yang bagus dan wajah yang cantik.

Selain itu, barusan Nolan melihat seluruh tubuhnya. Bella sangat seksi!

Ibu tersenyum, kemudian dia meninggalkan kamar.

Bella memegang bubur sambil berjalan mendekat. Dia duduk di tepi tempat tidur, lalu berkata dengan lembut, "Sayang, aku menyuapmu, ya."

"Ya. Kebetulan aku sudah sangat lapar ...."

Nolan tersenyum dan mengangguk. "Bella, terima kasih."

Bella sangat terkejut. Pria adalah makhluk yang mengerikan dan selalu memaki istrinya. Namun, Nolan bisa mengucapkan terima kasih?

Buburnya agak panas. Bella mengangkat sendoknya, lalu meniupnya beberapa kali sebelum menyodorkannya ke mulut Nolan.

Nolan memakannya, kemudian menelannya dengan susah payah.

Namun, tubuhnya perlu nutrisi. Dia harus makan.

Dia memakannya dengan sabar dan pelan-pelan. Lalu, dia sudah bisa merasakan rasa manis dari bubur.

"Bella, aku ingin ...." Nolan menatap Bella sambil menjilat bibirnya.

Buburnya sudah habis dan dia ingin makan lagi.

"Sayang, apa yang kamu inginkan?" bisik Bella dengan wajah memerah.

"Ibu sudah bilang kamu pasti perlu beristirahat ...."

Astaga. Ini juga bisa disalah artikan?

Nolan ingin tertawa. Lalu, dia menunjuk mangkuk yang kosong dan berkata, "Jangan salah paham. Aku ingin bubur."

Wajah Bella makin menjadi merah. Dia menundukkan kepalanya dan berlari keluar.

Nolan tertawa. Lalu, dia mengambil kesempatan ini untuk melihat kondisi kamar.

Ingatan memberi tahu Nolan kalau pria ini adalah seorang tukang kayu kecil dan keluarganya sangat miskin.

Beberapa tahun yang lalu, ayahnya meninggal dunia. Pria ini dan ibunya bergantung satu sama lain untuk bertahan hidup.

Untungnya, mereka tidak menghabiskan uang untuk menikah.

Karena Bella adalah seorang janda. Ketika dia dijodohkan, pasangan dan kandungannya di dalam perut meninggal.

Ketika dia berusia tiga tahun, pasangan masa kecilnya meninggal dunia.

Saat dia berusia 15 tahun, seorang pria melamarnya, tapi dia meninggal dunia pada malam itu.

Setelah menikah tiga kali berturut-turut, Bella menjadi pembawa sial dan tidak ada yang berani menikahinya.

Demi membawa keberuntungan bagi putranya, ibu tunanetra itu memutuskan menikahi Bella tanpa menghabiskan sepeser pun.

Jadi, ketika Nolan menjelajah ke waktu ini, dia memiliki istri.

Beberapa menit kemudian, Bella datang lagi sambil membawa semangkuk bubur.

Kali ini hanya setengah.

Bella menyuap Nolan lagi. "Makanlah, sayang. Kalau kamu bisa makan, tubuhmu akan perlahan-lahan sembuh."

Nolan memakan sesuap demi sesuap. Dia melihat ke luar jendela dan sepertinya langit belum cerah. Dia pun meraih tangan Bella.

"Terima kasih, Bella. Sekarang masih malam. Ayo tidur sebentar."

Bella meletakkan mangkuknya, lalu dia mengelap mulut Nolan dengan handuk.

Bella berbisik, "Ibu sudah bilang setelah kamu sembuh, baru kita ... melakukannya ...."

Nolan tertawa. "Bella, apa kamu nggak menyukaiku?"

"Bukan seperti itu, sayang!"

Bella kaget dan air matanya hampir keluar.

"Sayang, aku ini istrimu. Bagaimana mungkin aku nggak menyukaimu? Aku sudah sangat bersyukur karena ... kamu nggak membenciku si pembawa sial ini."

"Jangan menangis."

Nolan merasa agak sedih. Dia mengangkat tangan untuk menyeka air mata Bella.

"Karena kamu nggak membenciku, aku tentu juga nggak membencimu. Tenang saja. Aku akan bekerja untuk menafkahi keluarga kita dan membiarkanmu hidup dengan nyaman."

Bella menghela napas.

Dia berkata dengan malu-malu dan takut-takut, "Kalau begitu, aku akan menemanimu tidur sebentar. Tapi ... sebaiknya kita nggak melakukannya dulu ...."