Share

Bab 208. Kemarahan Mayang

"Mungkin itu benar, tapi yang dilihat Tuan muda Zhang mungkin juga tidak salah," ucap Raden Prana Kusuma berusaha meyakinkan Mayang.

Disisi lain, pemuda itu menaruh iba pada Mayang. Namun, gadis itu harus tahu kejadian yang sebenarnya. Tidak semua jalan hidup itu indah dan mulus. Tidak indah seperti yang diberitahukan ayahnya.

"Kakang Manggala," lirih Mayang, matanya mulai berkaca-kaca. Mahisa Dahana melepaskan pundak Mayang dan membiarkan perempuan itu berjalan mendekati suaminya.

"Mayang, " sapa Senayudha.

Mayang berhenti tepat di depan Senayudha. Mata merah dan basah itu menatap tajam penuh kemarahan. "Kau tahu pembunuh ayah kita, tapi diam saja? Anak tidak tahu balas budi!"

Plak!

Tangan Mayang menampar pipi Senayudha dengan keras. Laki-laki bertangan buntung itu meraba pipinya yang terasa panas. Kalau bukan adiknya yang menampar, sudah ditampar balik orang itu.

"Mayang, dengarkan aku," ujar Senayudha dengan suara l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status