Share

Bab 211. Melamar Kecubung.

Senayudha duduk di antara gundukan tanah kuburan adik dan ayahnya. Dia menyeka air matanya dengan punggung lengan. Hati laki-laki itu hancur berkeping-keping. Seluruh keluarganya telah pergi meninggalkan dunia ini. Meninggalkan dia sendiri dalam balutan kenestapaan.

Hari itu semua orang yang masih bertahan di tempat itu ikut mengubur semua orang yang telah tewas. Setelah selesai, satu persatu mereka pulang ke perguruan masing-masing karena tidak ada yang perlu dibahas lagi. Paksi Jingga yang telah mengundang semua pendekar hanya berdiri terpaku di tempatnya. Caping yang selalu setia menemani kini jatuh ke tanah.

Mahisa Dahana mendekati saudara kandungnya. Pemuda dengan wajah tidak bergairah itu berhenti tepat satu tombak di depan kakangnya. Mereka saling pandang.

"Kenapa kau tidak menghentikan mereka, Kakang? Bukankah keinginanmu tinggal di depan mata? Tapi kau biarkan para pendekar itu pergi tanpa kau cegah."

Paksi Jingga menatap adiknya dengan t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status