Share

Bab 145. Ramuan dari Ayam

"Dia tidak akan bisa melakukannya. Sebentar lagi kejahatannya akan berakhir." Raden Prana Kusuma berusaha memastikan Nyimas Tunjung yang masih tergantung dengan kepala di bawah.

"Siapa sebenarnya kau, Kakang Prana Kusuma?" Nyimas Tunjung yang sudah tidak tahan dengan keadaannya kemudian bertanya.

"Kau tidak perlu tahu." Raden Prana Kusuma menjawab dengan dingin. Pemuda itu menatap langit-langit kamar. Di atas sana, tadi Sekar Pandan mengintipnya. Entah bagaimana perasaan gadis itu sekarang.

"Kau utusan kerajaan Majapahit?" tebak wanita itu.

"Kau terlalu mengada-ada. Aku hanya pendekar pengembara biasa dan Elang Gunung telah menyulut api permusuhan denganku." Ekor matanya melirik Nyimas Tunjung yang masih tergantung.

"Kalau begitu ajak serta aku, Kakang. Aku yakin jika berada di sampingmu akan aman dari Elang Gunung," rengek wanita itu. "Kau bukan pemuda sembarangan. Siapa julukanmu di dunia persilatan?"

"Julukan? Aku tidak punya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status