Share

179. Air Mati

Tut!

Bersama tarikan napas pendek, Vania menutup telepon dari Gavi.

Sebenarnya masih ingin berlama-lama. Tetapi, Vania tak bisa menolak karena sudah berkunjung sejak tadi pagi.

Gia yang tengah asik bermain dengan Inah dan Pak Sena pun, mau tak mau harus Vania interupsi.

‘’Papa menelepon. Kita harus segera pulang.’’

‘’Yah, padahal Gia, kan, baru main sebentar, Ma,’’ serunya tak ingin beranjak.

‘’Pak Sena sama Inah sudah lelah, Nak. Nanti kita main lagi, ya?’’

‘’Kapan, Ma?”

‘’Kalau Gia libur,’’ seru Vania dengan seulas senyum menjanjikan.

‘’Kenapa Bi Inah dan Pak Sena tidak kita bawa saja, Ma?’’

‘’Waduh, memangnya bibi dan Pak Sena ini barang?’’ celetuk Inah sembari terkekeh.

‘’Aku sih enggak. Kalau kamu memang iya, Nah,’’ balas laki-laki tua itu tak mau kalah.

‘’Dasar aki-aki bau tanah. Pergi sana siram kebun.’’ Dilemparnya boneka panda ke muka Pak Sena.

‘’Aduh. Enak saja. Aku sudah tadi pagi. Gantian dong!’’ Pak Sena jadi sewot. Lalu balas melempar boneka barbie. Tepat mengenai kepala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status