Share

182. Berujung Dimarahi

Penulis: GREYWIND
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-02 21:12:42

‘’Sandra, kamu baik-baik saja?’’

Begitulah seseorang jika punya salah. Lewat tatapan pun langsung bisa terbaca.

‘’Oh, Vania. Tidak, tidak. Aku hanya heran kenapa kamu ke kamarku sepagi ini?’’

Sandra menelan ludah. Dadanya masih bergemuruh parah. Seperti pencuri yang sedang didakwa.

‘’Ah, aku mencari suamiku. Aku penasaran, apa kamu tahu di mana dia?’’

Maafkan aku, Vania. Aku tak mungkin berkata bahwa kami telah menghabiskan malam bersama.

‘’Kamu tanya Gavi sama aku, Van?’’ Berlagak kaget dibarengi tawa kaku.

‘’Soalnya, aku nggak nemuin Gavi di rumah ini. Di kamar mama juga tidak ada.’’ Vania melihat ke dalam. Tapi yang dilihatnya banyak baju bercecer di lantai.

Otak Vania berpikir cepat. Maniknya langsung tertuju pada Sandra. Mengamati dari ujung kaki hingga kepala. Dalam hati mengatakan, bahwa Sandra sedang tidak memakai apapun.

Dan wanita itu menyadari. Sehingga segera mencari cara untuk mengalihkan.

‘’Nah, itu Gavi,’’ serunya tiba-tiba.

Seketika Vania menoleh dan Gavi baru saja m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   183. Kamu hamil, Nak?

    Tak kuasa menahan— tanpa sepengetahuan siapapun, Vania masuk ke kamar Gia dan menangis sejadi-jadinya.Menumpahkan sakit hati tertahan, yang sangat menyesakkan dada.Padahal bukan sekali dua kali mendapatkan perlakuan dan juga kata-kata buruk dari Yura. Namun kali ini, Vania merasa sangat terhina. Salahkah menjadi istri yang perhatian? Mengingatkan dikala suami lupa? Dan lagi, ada apa dengan Gavi? Mengapa Gavi seperti tak memiliki hati? Sudah beberapa hari ini Vania mengulik sikapnya. Kesalahan yang membuat Gavi seperti itu tak jua Vania temukan penyebabnya.Memang benar apa kata orang-orang. Tinggal di rumah ibu sendiri bagaikan surga. Sedangkan di rumah mertua bagai neraka.Yang membuat Vania bertahan adalah Gavi dan Gia. Tapi kini, Vania seperti sudah kehilangan salah satunya.‘’Sandra, antar Gavi keluar, Nak. Mana ini Vania. Bukannya mengantar suami pergi kerja, eh malah masuk ke kamar,’’ gerutu Yura dari kamar yang tidak tertutup itu.‘’Apa nggak tunggu Vania saja, Ma?’’ ‘’Ja

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   184.Berkhianat

    Gavi, aku mau kita pindah ke rumah mama sekarang juga.Melihat pesan Vania, Gavi segera menelepon. ‘’Kenapa tiba-tiba?’’‘’Aku bertengkar dengan mama. Rasanya aku sudah tidak bisa bertahan walau sehari di sini, Gav.’’ Vania berusaha tenang walau sebenarnya emosi masih terjaga.‘’Mama sedang sakit kamu ajak bertengkar?’’ Intonasi Gavi naik satu tingkat.‘’Kamu sudah tahu seperti apa mama, Gav. Tidak perlu dijelaskan siapa yang mencari gara-gara pun, seharusnya kamu sudah paham.’’ ‘’Tidak bisa. Kita tidak bisa pindah.’’ Gavi menolak keras.Padahal sempat berpikir bila Gavi akan setuju. Karena selama ini, Gavi selalu menuruti kemauan Vania. Tapi apa? Vania salah menduga.Di saat yang sama, Gavi menerima pesan dari Sandra. Sebuah foto berisi testpack dengan dua garis merah.Seketika Gavi terdiam.‘’Kenapa kamu nggak mau? Bukankah kamu bilang akan menuruti apa yang aku mau?’’Tidak ada jawaban. ‘’Gav, kamu dengar aku? Halo!’’‘’Kita bicara di rumah nanti.’’Tut. Lalu telepon terputus.

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   185. Ternoda

    ‘’Sial!’’Memikirkan bahwa tak seharusnya masuk ke kamar Sandra malam itu, Gavi mengumpat tiada henti.Pepatah memang tak pernah salah. Penyesalan memang selalu datang belakangan, benar adanya.Kini Gavi merutuki diri karena telah menghamili Sandra. Sekalipun dilandasi atas suka sama suka. Tetapi tak menghilangkan perasaan buruk tersebut.Dan menyetir di tengah kondisi hati dan pikiran sedang tidak-tidak baik saja, hampir membuat Gavi tertabrak lantaran menerobos lalu lintas.Klakson-klakson dari pengendara kesal saling bersahutan memperingatkan. Seandainya saja bisa mendengar dari jarak jauh, mungkin juga bersama makian dari setiap para pengemudi yang melihat kegilaan Gavi.Kini bahkan hampir menabrak pengendara sepeda motor.Membuatnya menginjak rem hingga terdengar bunyi ngilu.Tiiiiiiiiiiiiitttt…Suara ban yang dipaksa berhenti berdecit nyaring. ‘’Heh, kalau nyetir yang benar! Bodoh dipelihara!’’ umpat orang yang hampir menjadi korban. Bersama gebrakan kasar pada kap mobil.‘’Maa

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-04
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   186. Yura Akhirnya Tahu

    ‘’Cukup!’’ Yura mengangkat satu tangannya hingga keduanya terdiam. Sandra menunduk dan Gavi membuang wajah ke sembarang arah.‘’Mama tidak mau tahu. Kamu harus nikahi Sandra secepatnya.’’ ‘’Tapi, Ma! Gavi sudah punya Vania dan Gia. Gavi tidak butuh istri ataupun anak tambahan.’’‘’Lalu malam itu kamu datang ke kamarku, Gav? Kenapa?’’ serunya lirih.‘’Jangan salahkan aku. Karena kalau waktu itu kau menolak, aku pasti tak akan berani melakukan itu.’’Hancur sehancur-hancurnya menjadi Sandra. Sudah tak diakui, kini disalahkan padahal Sandra telah menyerahkan seluruh harga dirinya.Wanita itu menunduk, membendung air mata yang ditahan namun tetap keluar airnya tersebut.Mengusap beberapa kali. Berusaha tegar menghadapi kenyataan. ‘’Aku…’’ Diliriknya Sandra dan Yura bergantian. Namun, Gavi tetap berterus terang sekalipun sakit untuk didengar. ‘’Aku hanya melampiaskan hasratku.’’Degh.Ternyata semua pria memang sama saja.Dari luar boleh berbeda. Tapi sifat alami mereka? Sudah terbukti

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-05
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   187. Istri Gelap

    ‘’Kenapa kamu bicara seperti itu?’’‘’Aku bicara apa adanya,’’ Sandra menarik diri menyeka tumpahan air mata. ‘’Bagaimana kamu akan mengatakannya pada Vania?’’Bila sebelumnya Yura tidak peduli akan perasaan menantunya itu, lainya halnya dengan sekarang. Timbul perasaan tak tega, andai Vania tahu yang sebenarnya.Gavi pun tidak tahu harus mulai dari mana. Keadaan ini terlalu rumit dan sangat singkat. Semenit berpikir demi merangkai kata pun rasanya sulit.‘’Apa kamu sanggup berkata jujur?’’ tambah Sandra kemudian.‘’Bagaimanapun Vania harus tahu alasannya. Istriku tidak berhak ditipu apalagi diperdaya.’’Gavi duduk di sebelah Yura dengan pikiran kusut, bertanya-tanya apakah Vania akan menerima?Vania telah mengalami badai petir di pernikahan pertamanya. Dan Gavi paling tahu akan keadaan Vania saat itu. Vania terpuruk, putus asa, bahkan trauma.Gavi akan menjadi manusia jahat, apabila memberi Vania seorang madu.‘’Kamu harus mengambil keputusan, Gavi,’’ lirih Yura di sebelahnya.‘’Iya,

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-07
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   188. Tertangkap

    Belum sempat Lia menjawab tentang kepulangan Gavi, Vania sudah buru-buru menuruni tangga karena melihat sedan hitam sudah parkir.‘’Tuan sedang di kamar Nyonya Yura, Non.’’ Lia keceplosan dan buru-buru menutup mulutnya.Gavi menyuruhnya jangan memberitahu Vania. Tapi Vania tahu sendiri sebelum Lia berterus terang.‘’Yah, setidaknya aku nggak bahas tuan sudah pulang. Aku cuma kasih tau tuan ada di mana.’’ Yura mengangkat bahu merasa tidak salah bicara.Padahal Gavi sudah bilang akan membicarakannya di rumah. Tapi setelah sampai, yang dicari bukan dirinya melainkan Yura.Vania sudah tidak tahan lagi.

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-08
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   189. Pilihan

    Vania masuk kian dalam. Kedua tangan menggantung hanya bisa terkepal. Embun di mata tumpah tak tertahan mendapati kejadian dulu telah terulang.‘’Tolong katakan itu semua tidak benar,’’ lirih Vania dengan hati hancur,’’ Kamu hamil?’’ Vania ingin mendengar langsung dari mulut Sandra karena tidak percaya apa yang didengarnya.‘’Jawab!’’Sandra terdiam. Saat ini bicara pun percuma. Posisinya tidak akan dianggap benar.‘’Ini rencana, Mama? Mama yang membuat Gavi sampai tidur dengan Sandra?’’Tatapan Vania beralih pada Yura. Dan wanita itu langsung memeluk menje

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-08
  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   190. Keputusan Vania

    Sirine ambulan mengaung membelah macetnya ibukota. Mobil-mobil refleks membuka jalan ketika van putih yang membawa Sandra itu nyaring menekan klakson.Di dalam sana, dengan alat bantu seadanya, Gavi menemani Sandra yang sudah tak sadarkan diri.Sedangkan Yura dan Vania berada di mobil lain.‘’Pak, digenggam tangan istrinya. Biar dia tahu, kalau ada suaminya yang menemani.’’Tapi dia bukan istriku. Bila Gavi ingin berkata lantang.Namun tak sampai hati, akhirnya Gavi menuruti apa yang petugas ambulan katakan.Bibir pucat karena kehilangan banyak darah

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-09

Bab terbaru

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   259. Cinta Sejati Tidak Ditemukan Dari Satu Wanita

    Selain itu, walau dulunya sering bertengkar, kini Rian sangat menyayangi Gia. Tidak ada lagi aksi nakal hingga Gia menangis.Rian sudah bisa menerima Gia.Bahkan memanggil Gia dan Alia dengan julukan si kembar kedua.‘’Nggak nyangka, ya, kita jadi kakak adik.’’ Rian tersenyum pada Gia, mungkin itu untuk pertama kalinya. Entahlah, mungkin sejak lama Rian sudah peduli dan sayang pada Gia tetapi terlalu malu menunjukkannya karena Gia bukan Alia. Alias sang adik.Tetapi kini sudah resmi. Sehingga Rian tidak menutup apapun lagi.‘’Iya. Semoga kamu jadi kakak yang baik seperti baiknya kamu ke Alia.’’ Gia pun membalas senyuman tersebut. ‘’Kalau mas nggak baik, kasih tau aku saja. Nanti aku laporin ke Papi Leo,’’ celetuk Alia walau mata dan tanganya sibuk menata boneka.Ketiganya tengah main bersama. Tak lama si kembar datang bersama orang tua mereka.‘’Rian, mana kedua mami sama papimu?’’ seru Delia.‘’Di kamar, Tante.’’‘’Ngapain?’’ Alin kini yang bertanya. Padahal mereka sekeluarga beren

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   258. Rumah Sakit Jiwa

    Beberapa hari setelahnya…Vania, Valerie dan Leo kompak menuju rumah sakit jiwa. Melihat Gavi tidak sendiri di dalam dunianya. Sandra dan Elsa menemani, satu ruangan berisi tiga orang.Elsa kehilangan bayinya saat di rumah sakit dan berakhir seperti Sandra yang terobsesi pada Gavi.Hingga kini pun Sandra memanggil nama Gavi.Elsa menyebut nama Rendi.Dan Gavi menyebut nama Vania.‘’Apa ada kemungkinan bisa sembuh?’’ tanya Vania pada perawat yang mendampingi.‘’Bisa. Tapi tidak bisa sembuh total. Hanya jika gejalanya diredakan, mereka akan kembali normal. Tetapi, kemungkinan kambuhnya juga akan sangat tinggi.’’Vania tidak menyangka jika kembalinya dirinya pada Leo adalah penyebabnya. ‘’Lebih baik jangan diredakan. Dia itu kriminal. Kalaupun disembuhkan untuk menjalani pemeriksaan biar bisa dikurung di penjara.’’ Leo masih memendam dendam yang belum terlampiaskan.‘’Dia sudah mendapat hukuman setimpal. Mungkin bukan penjara tempatnya dihukum, tapi di sini.’’ Valerie menepuk bahu Vani

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   257. Buah Dari Perbuatannya Sendiri

    ‘’Kamu biadab!’’Gavi ingin sekali melayangkan tamparan, tetapi…‘’Jangan bergerak!’’ Polisi berteriak tegas.Kenyataan itu membuat peluh bercucuran membasahi tubuhnya. Penyesalan menyeruak masuk, menusuk kalbu. Berawal dari cinta dan abadi menjadi benci.Baru terasa bila memilih Sandra adalah kesalahan terbesar seumur hidup. Dan dirinya menyia-nyiakan Vania. Yang tidak sadar makin tidak ada orangnya makin Gavi jatuh cinta.Pipinya basah meneteskan air mata penyesalan.Mengapa semua diketahui ketika sudah terlambat?Apakah tidak ada lagi kesempatan kedua untuknya dan Vania bahagia dengan anak mereka?Gavi hanya ingin lepas. Bebas dari sini dan menjemput Vania dengan mulut terucap meminta maaf dan kedua tangan menangkup memohon ampun.Seorang suami pun hanya manusia biasa tidak ada yang sempurna.‘’Aku harus bertemu Vania.’’ Itulah yang terucap dari bibir Gavi.‘’Tidak akan ku biarkan kau mendekati adik iparku lagi.’’ Rendi mendesis sinis.Adik ipar?Tetapi sayangnya belum resmi. Gavi

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   256. Terkuak

    ‘’Apa-apaan…’’‘’Gav, ini anak-anak kita. Aku membawanya karena bayi kita telah gugur. Dan ini sebagai penggantinya. Lihat, lihat,’’ Sandra menarik si kembar ke depan Gavi yang kebingungan dan dua bocah itu semakin takut. ‘’Aku bisa memberimu anak. Mereka lucu juga menggemaskan. Artinya, kita tidak bercerai, bukan?’’Saat ini Sandra terlihat seperti wanita gila. Takut ditinggalkan, membutuhkan kepastian. Ternyata perkataan Gavi membuatnya putus asa sehingga menculik anak orang untuk diakui. ‘’Jika kamu tidak bisa memberiku anak, maka aku akan menceraikanmu,’’ Sandra mengulang kalimat yang pernah Gavi ucapkan. ‘’Dan mereka adalah alasan kamu tidak bisa menceraikan aku, Gav.’’Gavi kian geram dengan tingkah Sandra. Perkataannya sudah kemana-mana.‘’Yang aku maksud dari rahimmu. Bukan dari rahim orang lain!’’ desisnya. Andai bisa berteriak tentu dibarengi kekerasan. Tapi ini rumah sakit. Di mana dirinya sedang bersembunyi untuk menjalankan rencana.‘’Ini anakku, Gav. Mereka adalah anak

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   255. Leo Menggantikannya

    Senja di sore hari. Pemandangan indah untuk dinikmati dengan mata telanjang. Di saat orang-orang baru pulang dari lelahnya mencari uang, Gavi berdiri di balkon dengan earphone yang baru saja dihancurkan olehnya.Penyadap yang diletakkan di jendela tempat Vania dirawat meremukkan hatinya menghancurkan rencana yang telah disusun matang.Rasanya tidak mungkin secepat itu Vania memutuskan menikah lagi. Mungkinkah dengan trauma yang diberikannya Vania bisa membangun rumah tangga dalam waktu dekat? Apalagi menikah lagi dengan mantan suami pertama.Tidakkah Vania merasa malu?Tidakkah Vania berpikir sampai ke sana?Setelah Vania keluar dari rumah sakit, dirinya akan menculik Vania dan juga putri mereka tinggal bersamanya.Di rumah yang dibelinya ketika melihat gelagat Vania tidak mau lagi serumah dengan Yura.Gavi tidak sudi, putrinya memanggil Leo sebutan papa padahal Gia adalah anaknya.Mungkinkah Gia dipaksa? Gia dicuci otaknya agar lupa padanya yang kini menyesal menyia-nyiakan anak dan

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   254. Pertanda Mimpi

    ‘’Gia kangen dipeluk. Dicium. Dibacakan dongeng sebelum tidur.’’ Betapa bayangan Gavi mencuat ke relung hati. Tangisan itu tidak lagi tentang keinginan melainkan tentang kerinduan.Rindu dengan sang ayah.Mulai dari caranya bicara.Mengajaknya bercanda.Menyuapinya.Dada Gia kian terasa sesak, menyadari kalau itu semua tinggal kenangan. Luka yang dicurahkan sang ayah sudah terlalu dalam, mengobati pun akan percuma karena tidak akan bisa sembuh.‘’Gia mau ketemu sama papa, Nak?’’ Terasa berat sekali bertanya. Tetapi sebrengsek apapun mantan suaminya itu, tetaplah ayah bagi putrinya.Namun dengan tegas Gia menggeleng.Valerie dan Vania pun dibuat heran.Gia angkat kepala yang menyembunyikan air matanya. Lalu menyeka walau airnya masih saja keluar. Terlalu sakit sehingga butuh sedikit lebih lama untuk kembali bicara.‘’Gia nggak mau papa Gavi.’’ Intinya, Gia cukup ingat kenangannya dengan Gavi tapi tidak mau papanya Gavi lagi. Traumanya sudah mendarah daging. Gia bisa mengingat dengan

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   253. Meminang Sang Kakak

    ‘’Kamu mau menikah lagi?’’Begitulah yang didengar Leo.Valerie mendesah panjang. Membuatnya harus mengulang lagi. Mengatakannya saja sudah sangat sulit apalagi ini sampai dua kali.Wanita kuat sekalipun akan rapuh bila meminta sang suami mendua.‘’Dengar, nggak? Tolong nikahi Mbak Van,’’ ucapnya lemah tanpa berkedip.Kata-kata itu membuat Leo membesarkan matanya. Sekaligus menggelengkan kepala. Lalu tertawa merasa tidak masuk akal.‘’Sayang, pikiran kamu nggak beres di sini. Sebaiknya kita pulang ke Kalimantan. Mas pesan tiket sekarang.’’ Leo mengambil ponsel dan langsung membuka aplikasi pemesanan penerbangan, tetapi, Valerie menurunkannya.‘’Valerie serius!’’ Cara bicara Valerie bukanlah cara bicara yang biasanya. Leo merasa permintaan itu sangat konyol. Karena tidak sama seperti meminta permen ataupun tas mahal. Leo mengira jika menurut apa yang diinginkan Valerie semua akan lebih mudah ke depannya. Tetapi dugaannya salah.Dirinya pun sampai hati tidak mau membantu Vania lagi.

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   252. Memberi Separuh Atap

    ‘’Iya, Ma. Tapi Gia takut kalau nanti di sekolah ada Tante Sandra lagi. Boleh nggak, Gia bawa om-om itu besok?’’ Gia menunjuk pengawal di depan ruangan.Sebagai ibu, Vania sedih anaknya jadi merasa terancam. Seolah keselamatannya berada di ujung tanduk.Seharusnya Vania menjadi tameng terdepan untuk melindungi, tetapi di saat Gia membutuhkannya Vania malah terbaring sakit.Dan ketika bangun penyerangan itu sudah terjadi.‘’Gimana, Ma? Boleh, nggak?’’ pintanya penuh harap.‘’Jangan om itu, ya. Om lain saja. Gimana kalau Pak Sena?’’ Vania tidak mau merepotkan Valerie. Takutnya Valerie kian benci padanya.Sudah bagus Valerie ada bersamanya walau tidak berkata apapun sejak dirinya bangun. Meski sebenarnya Vania mengharapkan pelukan hangat juga beberapa kalimat dari sang adik. ‘’Tentu boleh. Gia mau yang mana?’’ Valerie mendekati ponakannya, seolah menawarkan mainan boneka.Sejak tadi menunggu waktu yang tepat, akhirnya ada pembicaraan yang bisa membuatnya terlibat.Vania menatap Valerie d

  • Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar   251. Luka Kehilangan Anak

    ‘’Siapa yang nggak punya otak, Al?’’ Tiba-tiba saja Rian sudah berada di sebelah Rico.‘’Itu tuh, Mas.’’ Menunjuk si kembar dengan mulut yang dimajukan.‘’Kalian apakan adikku?’’ ‘’Jangan salah paham, Sepupu. Kami hanya bercanda.’’ Raffi cengengesan lalu menyenggol lengan Rico untuk ikut tertawa. ‘’Dasar kalian!’’ Alia menggeleng-geleng tetapi sesaat kemudian sudah berdamai lagi.Rian melihat sedikit embun di mata Gia, tetapi tidak berkata apapun. Ingin berempati namun kelakuannya selama ini membuatnya malu untuk tiba-tiba memberi perhatian.‘’Kamu sudah nggak sedih lagi, kan?’’ ‘’Sedikit,’’ jawab Gia pelan.‘’Ayo kita main. Nanti papa aku jemput, terus ngajak kita main di mall,’’ jabar Alia dengan rasa bahagia.Lili dan Nathan sudah menganggap Gia juga sebagai anak mereka. Sangat tidak tega melihat Gia sendirian bertemankan Pak Sena dan Inah saja. Apalagi Alia sering bercerita, betapa sedihnya Gia selama sekolah.Tidak adanya kemajuan tentang Vania, berpengaruh besar pada sang pu

DMCA.com Protection Status