Share

88. Sedih dan Bahagia

Elea membekap mulut dalam pelukan Ramdan, tak percaya dengan apa yang terjadi di depannya. Matanya sudah basah oleh air mata yang menetes sejak tadi. Sementara, Ramdan mengusap lengan sang istri sambil tersenyum tipis. Setelah melihat dokter keluarga selesai memeriksa Aleta, pria itu segera bertanya.

"Bagaimana, Dok?"

"Akhirnya keajaiban itu datang juga. Aleta sudah sadar."

Ramdan tersenyum lebar dengan mata mengembun, sedangkan Elea menangis makin kencang mendengar ucapan sang dokter. Mereka tak menyangka setelah hampir empat tahun lamanya, gadis itu bangun juga. Elea tak mampu menyembunyikan perasaan bahagianya. Dia memeluk erat Ramdan dan terguguk dalam dada bidangnya. Ada perasaan lega karena melihat adik iparnya itu bisa sadarkan diri setelah hampir putus asa karena semua usaha yang dilakukan belum membuahkan hasil.

Usai tangisannya reda, Elea menghapus air mata dan mendongak untuk menatap suaminya. Dia mengusap lembut pipi Ramdan dan berkata.

"Doa kita terkabul, Ramdan. Aleta su
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status