Share

39. Haruskah Jujur?

Ramdan menyeringai sebelum menepuk agak keras pipi Dandi. "Lihai juga kamu bersembunyi selama ini, Dandi. Pantas saja anak buahku tak pernah menemukanmu, ternyata kamu ubah identitas dan penampilanmu."

"Siapa kamu, hah! Beraninya main keroyokan! Kalau berani satu lawan satu! Tapi lepaskan aku dulu!" teriak Dandi karena matanya ditutup kain.

Ramdan tergelak sebelum mendirikan kursi berserta Dandi yang duduk di atasnya. Setelahnya, dia membuka penutup mata Dandi dan berdiri tepat di depannya.

"Woala! Masih ingat aku, Dandi?" tanya Ramdan sambil mendekatkan wajahnya, kemudian mencengkeram erat dagunya. "Kenali wajahku dengan baik, karena malam ini adalah terakhir kamu melihat dunia!"

Dandi membeliak melihat Ramdan. "Kamu ... kamu sopir Papa, kan!"

Ramdan tergelak sebelum kembali menepuk pipi Dandi agak keras. "Bagus, ingatanmu boleh juga, Dandi. Lalu, apakah kamu masih ingat kejadian tiga tahun lalu, hah!"

Dandi bergeming. Dia mengernyit heran mendengar ucapan pria yang kini mencengkeram
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status