Share

30. Perasaan Apa Ini?

Ramdan menyeringai di kursi kebesarannya. Dia menautkan kedua jemari dan menatap tajam tembok di depannya. Lalu, memejamkan mata sejenak dan membiarkan pikiran liarnya bekerja. Dia membayangkan orang yang selama ini dicari sudah ada di depan mata. Lalu, tanpa ampun dia membalaskan semua sakit hatinya sebelum melihat penjahat itu mati perlahan.

Ramdan kembali membuka mata saat mendengar pintu diketuk. Dia menoleh dan mempersilakan orang di belakang pintu masuk. Melihat Deni yang datang, Ramdan segera menyuruhnya duduk.

"Hem. Ada apa?"

"Maaf, Pak. Ada telepon dari Pak Harsa. Katanya mau membahas tentang isi perjanjian yang harus direvisi."

Ramdan menerima ponsel yang disodorkan Deni, lantas menjawab panggilan. "Selamat siang, Pak Harsa. Ada yang bisa saya bantu?"

"Siang juga, Pak Akhtar. Maaf, kapan Bapak ada waktu? Saya mau membahas soal isi perjanjian yang Bapak coret tempo hari?"

"Dalam waktu dekat ini saya tidak bisa bertemu orang dulu. Nanti konsultasi sama wakil saya saja."

"Tapi,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status