Beranda / Urban / Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia / 87. Jangan Remehkan Seorang Amatiran

Share

87. Jangan Remehkan Seorang Amatiran

Usai pertemuannya dengan Jenderal Amar, Arfeen langsung pulang. Ia ingin segera istirahat karena hari ini sangat melelahkan.

Larena sudah lelap saat ia sampai. Biasanya wanita itu akan menunggunya pulang, tapi mungkin karena terlalu lelah jadi tertidur lebih dulu.

Arfeen menatap wajahnya yang pulas untuk beberapa waktu sebelum ia membersihkan diri di kamar mandi.

Larena terbangun saat mendengar suara dering handphone yang berulang. Ia tahu itu handphone sang suami, jadi suaminya sudah pulang!

Mungkin saja penting karena sang penelepon mengulangi hingga beberapa kali. Maka ia pun berinisiatif untuk mengangkat. Ia meraih benda itu di atas nakas.

"Kakak?" desis Larena bingung.

Apakah kakak yang dimaksud ini adalah keluarga yang pernah Arfeen ceritakan?

Suara bunyi kamar mandi terbuka membuat Larena sedikit melonjak. Dengan cepat ia menutup layar handphone Arfeen dan meletakkan benda itu ke tempat semula.

Dengan kilat pula ia kembali merebah, berpura-pura tertidur.

Arfeen buru-buru
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status