Share

146.

Penulis: Y Airy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-04 20:02:18

"Kenapa Mama bicara seperti itu tentang Damian? kenapa Mama memakinya?" Larena bertanya dengan polos.

Viera tercenung, ia sepakat dengan sang suami untuk tidak memberitahu kebejatan Damian selama ini. Di mata Larena, Damian itu adalah pria baik dan bersahaja. Putrinya sangat tergila-gila Dengan pria itu sehingga sedikit pun tak ingin mendengar hal buruk tentang Damian.

Larena sangat mempercayai Damian, jadi apa pun yang pria itu katakan itulah yang Larena yakini.

Jadi mereka sangat bersyukur ketika Damian menghilang dan tak kunjung kembali. Itu sebabnya mereka terus mendesak Larena untuk segera menikah agar jika Damian kembali suatu saat nanti, pria itu sudah tidak memiliki kesempatan lagi.

Sayangnya Larena malah menikahi pria tak berguna seperti Arfeen, yang memiliki pekerjaan hina, seorang tukang sapu jalan.

Bahkan karena itu, dana investasi dari Ferano di La Viva dicabut. Meski setelah itu Arfeenlah yang mengupayakan dana untuk membuat La Viva tetap beroperasi.

Tadinya Viera ing
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sahariah Ambo Dali
di up lg thor ... sikit sangat bab di sambung lg thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   147

    Pria itu menatap tajam pada Arfeen, saat ini suami Larena Jayendra yang katanya hanya seorang pria terhina itu tampak seperti iblis di mata si pria. Bahkan penampilannya seperti bos mafia kejam dan kaya raya. Apakah benar pria itu adalah menantu Vano Jayendra? Menyaksikan hal itu, si pria mulai ketakutan. Bahkan jika pemuda itu bisa menyuruh anak buahnya menyiram wajah pacarnya dengan cairan kimia tanpa belas kasih, maka tak menutup kemungkinan dirinya akan mendapatkan siksaan yang jauh lebih pedih. "Si-siapa kau sebenarnya?" tanya pria itu dengan suara gemetar. Suara tangisan dan ruangan wanita itu masih terdengar pilu. "Aku adalah iblis yang akan menyiksamu hari ini!" jawab Arfeen dengan nada dingin. Sekarang Kemal yang menghampiri si pria, tanpa aba-aba ia meninju wajahnya beberapa kali. Darah segar muncrat dari mulut pria itu, juga mengalir dari hidungnya. Bahkan giginya ada yang copot. "Hukuman apa yang pantas bagi mereka yang suka menebar fitnah?" ujar Arfeen menyeringai

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-05
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   148.

    "Kenapa kau mengusik istriku, Bella?" tanya Arfeen menatap tajam wanita itu. Dengan santai Bella duduk di sisi Arfeen. "Jika tak begitu kau tidak akan menemuiku lagi kan?""Untuk apa aku menemuimu, tak ada hubungan apa pun di antara kita!" jawab Arfeen dengan nada dingin. Bella mengeluarkan tawa getir, "Bagimu, semua wanita memang tidak ada artinya. Tidak masalah bagiku, tapi setidaknya kita pernah sering menghabiskan malam indah bersama." "Aku datang hanya untuk memperingatkanmu, jangan usil istriku. Itu saja!" "Ini di luar dugaan, kau yang tidak pernah percaya dengan cinta dan pernikahan. Setelah 6 tahun menghilang ... kau kembali sebagai suami Larena dan rela dicap sebagai pria hina dan tak berguna. Apa istimewanya Larena sampai kau rela diperlakukan seperti sampah hanya demi dia. Dia bahkan lebih pantas menjadi tantemu!" Bella memang juga lebih tua dari Arfeen, tapi hanya terpaut 5 tahun. Ia benar-benar jatuh cinta pada Arfeen di malam pertemuan mereka di klub. Bahkan malam

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-06
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   149.

    Alen masih terpaku setelah mendengar pernyataan dari putrinya. Seperti ad apetir di sing bolong, jantungnya langsung berdetak lebih cepat dari biasanya. Hari itu ia telah merendahkan Arfeen di restoran. Bukan hanya itu, Bella juga sudah mengusik Larena, pasti pemuda itu tidak akan tinggal diam."Bella, tadi katamu dia baru saja menemuimu?""Ya, dia baru saja memberiku peringatan. Mungkin karena dulu kami pernah dekat jadi Arfeen tidak langsung menghukumku. Apa Papa tahu Kayla Purnomo?""Kayla Purnomo?""Beritanya viral, masa Papa tidak tahu!" Ada nada kesal dalam suara Bella. "Ada yang memotong lidah Kayla dan menggantungnya di depan salon miliknya. Aku yakin itu adalah perbuatan Arfeen. Karena yang aku tahu Kayla itu dulu adalah teman kuliah Larena, dan yang pasti wanita itu sering berbuat tak baik dengan Larena!""Benarkah?""Aku sempat mendapat informasi bahwa hari sebelum lidah Kayla dipotong, Larena menghadiri reuni dengan teman-teman kuliahnya!""Jika begitu, kalau kau memang s

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   150.

    "Mau aku buat lelah agar bisa tidur pulas?" tanya Arfeen dengan mimik menggoda. Larena mengangkat kepala seketika, menemukan Arfeen yang menatapnya lapar. "Ini di rumah sakit, kau jangan gila!" sembur Larena. Arfeen malah tertawa, ia pun menoyor pelan kening sang istri dengan telunjuknya. "Pikirannya ...." Larena memberengut sembari memegang bekas toyoran sang suami. "Ngeres ... dasar Tante-tante!" cibir Arfeen membuat kedua pipi Larena merona. "Tapi aku suka sih pikiran ngeresmu itu!" Larena sedikit menunduk menahan malu, ketika Arfeen berkata ingin membuatnya lelah angannya langsung melayang ke arah pergulatan mereka di atas ranjang yang memang selalu membuatnya kelelahan. "Tubuhku pegal-pegal dan berniat ingin memintamu memijitku. Sehabis mijit kan pasti lelah, jadi kau akan tidur dengan lelap bahkan mendengkur!" "Aku tidak mendengkur!" protesnya tak terima. "Kau tidur mana tahu mendengkur atau tidak! Yang bisa dengar itu aku yang ada di sisimu!" Larena bungkam, w

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   151.

    "Marco!" seru Arfeen ketika tubuh Marco meluncur ke arahnya. Ia pun buru-buru menangkap tubuh seniornya, membaringkan perlahan di anak tangga. Bagian punggung Marco berlumur darah, "ada goresan pedang di sana dan itu lebih dari satu kali. Artinya mungkin saja Marco sempat bertarung dan ia terkena sabetan katana. "Marco!""Ketua! Kau ... harus ... hati-hati ... ada pengkhianat di federasi!" ucapnya lirih nyaris tak terdengar. Nun Arfeen tetap mendengarnya. "Apa maksudmu, Marco?""Jangan ... percaya siapa pun _" setelah berucap demikian, Marco terkulai dan berhenti bernafas dengan mata yang masih membuka. "Marco!" panggil Arfeen. Pria itu tak lagi bisa menyahut, Arfeen menutup kedua mata Marco agar terpejam sambil menggerutu. Ia memang tak terlalu dekat dengan Marco, bahkan dulu ia tak terlalu mempercayai pria itu. Tapi apa yang Marco ucapkan mungkin benar. Ada banyak pengkhianat dalam federasi. Ia memang tak boleh mempercayai siapa pun. "Presdir!" ucap Jordi yang ingin agar mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   152

    Tubuh Devano meluncur ke lantai, semua orang sempat melotot menyaksikan hal itu. Mereka pikir Arfeen akan menebas tubuh Devano menjadi dua bagian. Sayangnya yang Arfeen tebas adalah tali yang menggantung pria itu. Nyaris semua orang tak mempercayai apa yang dilihatnya. Terutama Devano. Ia pikir ketuanya itu akan membunuhnya karena itu adalah konsekuensi dari kesetiaannya. Namun rupanya ketuanya justru memotong tali yang menggantungnya. Devano bangkit dan menatap Arfeen. "Ketua!" "Jangan banyak bicara dan tunjukan padaku siapa yang berkhianat!" bisik Arfeen menyodorkan katana di tangannya. Pandangan Devano jatuh pada benda mengkilat itu. Kemudian merangkak berlatih ke wajah ketuanya. "Haruskah saya lakukan?" tanya Devano sedikit ragu. "Seorang pengkhianat tak pantas untuk hidup!" Dengan tangan gemetar Devano memungut pedang di tangan Arfeen. Devano menatap katana di tangannya, kemudian perlahan ia berjalan menuju Andros dan Akshan. Dengan gerakan kilat ia menebas Aks

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   153.

    Andros tersenyun miring. Ia tahu apa yang dipikirkan oleh Devano. Juniornya ini cukup pintar, jadi sudah pasti Devano bisa menebak. Tanpa pikir panjang lagi Andros menyerang Devano. Mumpung saat ini anak itu belum 100% mengetahui segalanya. Andros tak ingin ada yang banyak mengetahui rahasianya. Jadi ia harus bisa menghabisi Devano. Ia menyerang Devano dengan begitu bengis. Devano tak tinggal diam, ia tahu dirinya tak boleh tewas hari ini. Apalagi di tangan temannya sendiri. Arfeen mengamati pertarungan Devano dan Andros setelah pasukan tentara yang Geofan bawa semuanya tumbang. Ia tahu tak boleh membiarkan Devano terbunuh, jadi ia pun melirik Jordi. Andros juga seseorang yang kuat, pasti akan memiliki celah untuk bisa melukai Devano. Itu sebabnya Arfeen ingin agar Jordi membantu Devano.Jordi yang mengerti bahasa mata bosnya lekas ikut menyerang Andros. Bahkan ia menyuruh Devano untuk menepi. Sekarang adalah pertarungan antara Andros dan Jordi. Andros memang tangguh, tapi tak s

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   154.

    "Katakan saja, Miss!" ujar Arfeen. "Aku dengar sekarang kau menjadi kepala pengawal keluarga Mahesvara. Apakah itu benar?"Pertanyaan Miss Anna membuat Arfeen bernafas lega. "Ya.""Itu bagus sekali, itu sebuah prestasi yang membanggakan. Tapi pekerjaanmu tidak akan mengganggu skripsimu kan?""Aku bisa membagi waktu, Miss.""Aku percaya itu, sebenarnya aku ingin minta tolong!"Arfeen mengerutkan kening. "Minta tolong?"Miss Anna mengangguk. Miss Anna termasuk masih cukup muda, usianya baru 28 tahun. Dia masih lajang dan memiliki impian untuk menjadi seorang top model. Sayangnya orang tuanya menolak keras dan justru memintanya untuk menjadi seperti sekarang. "Aku akan mengikuti kontes ratu kecantikan, aku harap kau bisa meminjamkan salah satu anak buahmu untuk menjadi pengawalku. Kebetulan, aku masuk ke dalam 50 besar yang akan lanjut ke dalam kompetisi. Pesaingku sangat banyak dan juga ketat, aku khawatir akan terjadi hal-hal buruk. Itu sebabnya aku ingin meminjam salah satu saja a

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-13

Bab terbaru

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 237 : Tamat

    Arfeen terpaku menatap sosok di depannya itu. "Bella! Apa yang kau lakukan di sini?" "Menyelamatkanmu dari para gadis itu, apalagi?" jawab wanita itu dengan senyum hangat. "Aku masih bisa mengatasi mereka sendiri!" "Oya, lalu kenapa kau lari?" "Aem!" Arfeen kebingungan untuk menjawab. "Ayolah, Arfeen. Kau memang seorang Casanova, tapi kau benci dikerubungi para gadis. Seharusnya kau menempatkan pengawalan ketat untuk mengantisipasi. Di acara seperti ini sudah pasti jati dirimu akan terbongkar!" Arfeen menghela nafas panjang. "Terima kasih, tapi aku harus pergi!" ia hendak melangkah namun Bella kembali menyandarkan tubuhnya menggunakan telunjuk. "Kau mau aku berteriak bahwa kau sedang melecehkan aku?" Arfeen menyimpulkan senyum miring. "Kau mengancamku?" "Aku hanya ... argh!" kalimat Bella belum berlanjut karena Arfeen sudah lebih dulu membalik tubuh wanita itu yang kini justru dirinya yang bersandar tembok dengan tangan Arfeen di lehernya. "Dengar Bella, sudah aku katakan

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 236

    "Rena, apa kau tega pada Kakek?" seru Ferano yang mencoba membujuk cucunya. Dua orang polisi sudah memegangi lengannya kanan dan kiri. "Larena, Papa sudah tua. Tega sekali kalian lalukan itu?" seru Arland tak terima. "Kami masih keluargamu!""Keluarga!" desis Arfeen dengan kecut, "Keluarga tidak menumbalkan anggota keluarganya sendiri."Arland menatap tajam kepada Arfeen. "Ini pasti ulahmu kan?" ia hendak menyerang nalun lekas digentikan oleh anak buah Arfeen. Kedua tangannya dicengkeram dan langsung diborgol ke belakang. "Lepaskan aku!"Buk!Satu tinju mendarat di wajah Arland. Nyaris semua anggota keluarga Jayendra sudah ditahan. "Arfeen!""Lancang kau hanya menyebutkan nama saja, panggil Tuan Zagan!" seru Gray. Mereka semua membeliak, Tuan Zagan?Jadi Arfeen ... Arfeen adalah Tuan Muda Mahesvara? Kenapa Lyra tak pernah memberitahu? "Tuan Muda, kami tidak melakukan kesalahan apa pun padamu. Tolong ampuni kami!" pinta Radika. Arfeen mengeraskan rahang. "Korban kecelakaan Papa

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 235

    "Ahk, jangan terlalu kencang. Itu menyakitiku!"Seketika kedua mata Larena mendelik, ia melepas peluknya dna menatap wajah di bawahnya. Mata pemuda itu sudah membuka, tengah menatapnya. "Kau ... kau sudah siuman?" beonya. Arfeen mengulum senyum. "Jadi ... pesonaku begitu mengagumkan ya, sampai kau jatuh cinta berkali-kali?" celetuknya memainkan satu alis. "Sejak kapan kau sadar?" tanya Larena mencubit perut Arfeen. "Argh ... sakit, Wife. Sakit, aku masih sakit kenapa kau menganiaya aku?" protesnya mengelus bekas cubitan sang istri. Larena menatap wajah di depannya masih dengan tatapan tak percaya. "Sejak kapan kau sadar? Kau sengaja ingin membuatku takut? Hah?" air mata langsung mengalir deras di pipinya. Arfeen menyentuh pipi sang istri, mengusap cairan hangat itu dengan ibu jarinya. "Maaf!" ucapnya lirih. Larena pun langsung merebahkan diri ke pelukannya."Kenapa kau lakukan itu?" isaknya, "Aku pikir ... kau akan benar-benar meninggalkan aku ... jangan seperti itu lagi ...

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 234

    "Keluarga Adipradana?" seru Vano. "Kau dan Arfeen?""Iya, Tuan. Saya dan Presdir sama-sama mimiliki darah kleuarga Adipradana. Presdir ... adalah cucu dari Jenderal Wira Adipradana!"Vano menghela nafas dalam. Pantas saja Arfeen berbeda dari semua keluarga Mahesvara yang lainnya. Anak itu jelas memiliki jiwa seorang pemimpin. Ternyata di dalam darahnya mengalir darah orang hebat. Larena sangat beruntung bisa menikahi dengannya. "Golongan darah Anda sama dengan pasien?" tanya si dokter. "Iya, Dok. Anda bisa mengambil sebanyak yang dibutuhkan!" jawabnya dengan iklas. "Mari ikut saya!"Jordi tetap harus melakukan mengecekan terlebih dahulu, setelah cocok baru transfusi bisa dilakukan. Beruntung Arfeen hanya membutuhkan dua kantung darah, sehingga masih bisa mengambil dari tubuh Jordi. Di luar ruangan, Larena masih menangis. Bahkan tangisnya kian pilu. Arfeen rela mengorbankan nyawa demi dirinya, pemuda itu membuktikan kata-kata yang rela mati demi dirinya. Sementara ia ... apa yang

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 233

    "Arfeen!" suara Larena bergetar. Ia menggengam erat tangan pemuda itu yang terasa sangat dingin. Biasanya tangan Arfeen sangat hangat! Sekarang, ia benar-benar takut jika pemuda itu akan pergi untuk selamanya. Larena meletakan telapak tangan itu ke pipinya yang basah oleh cairan hangat yang tak bisa ia bendung. Berharap tangan dingin itu akan menghangat, nyatanya justru kian dingin. Ia bahkan menggosok telapak tangan Arfeen dengan kedua tangannya lalu kembali menempelkan pada pipinya. Tapi tetap tak berhasil. Dokter sedang mencoba menghentikan pendarahan di luka Arfeen. Peluru yang mengenainya berkaliber cukup besar, itu mengakibatkan darah terus mengalir keluar meski posisi Arfeen terngkurap. Tapi tak mungkin melakukan tindakan untuk mengeluarkan pelurunya di dalam helikopter. Sang dokter tak ingin mengambil resiko. Larena sungguh tak tega melihat kondisi punggung pemuda itu, tangisnya semakin menjadi. Berkali-kali ia mengecupi telapak tangan Arfeen yang ia genggam. Bahkan keti

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 232

    "Larena!"Larena menghentikan langkah dua meter di hadapan Arfeen. Arfeen langsung berhambur memeluk wanita itu, Larena sama sekali tak memberikan respon apa pun. wanita itu hanya mematung, membiarkan sang suami memeluk tubuhnya. Karena mungkin saja itu akan menjadi pelukan terakhir mereka. Jujur saja Larena merasa merindukan pelukan itu. Ketika berada di dalam pelukan Arfeen ia merasa sangat tenang. Tapi ia hanya memikirkan bayi yang ada dalam kandungannya. Lyra bilang jika bayi itu lahir laki-laki maka itu akan menjadi ancaman, maka wanita itu akan datang untuk menghabisi putranya. Untuk itu ia harus menjauh dari Arfeen. Lagipula apa yang dilakukan lelaki itu juga banyak membuatnya kecewa. "Kau baik-baik saja kan? Lyra tidak menyakitimu?"Larena hanya menggeleng. Arfeen tampak sangat bahagia lalu memeluknya sekali lagi namun kali ini Larena menolak pelukannya. Hal itu membuat Arfeen terpaku. "Ada apa?""Aku ingin kita tetap berpisah!" pinta Larena. "Berpisah? Sayang!""Jang

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 231

    Suara lembut itu membuat Tantra terpaku, rahangnya langsung mengeras menatap sepupunya. Wanita itu! Darah keluarga Wijaya rupanya lebih kuat di tubuh Lyra daripada keluarga Mahesvara. "Kau tak sepantasnya melakukan ini terhadap Kakek, Lyra.""Apakah aku meminta pendapatmu?" tanya Lyra sinis. Tentu saja hal itu membuat tangan terasa sedikit marah. Tapi Tantra tahu harusnya ia tak berdebat dengan Lyra. Sejak awal Lyra memang yang selalu menghasut dirinya untuk merasa iri kepada Arfeen. Bahkan selalu mendorongnya untuk membenci sepupunya itu. Tapi rupanya itu semua ada niat picik! Lyra hanya memanfaatkann dirinya untuk membenci Arfeen. Karena wanita itu membutuhkan dukungan. Tantra yang saat itu masih polos selalu berhasil termakan oleh bujukan dari Lyra untuk membenci Arfeen. Sejak kecil Lyra selalu berpura-pura baik di depan Arfeen dan juga selalu keluarga. Tapi di belakang ia selaku menatap Arfeen penuh benci. "Lyra, Seharusnya kau tak perlu melakukan ini!" ucap Radika. "Aku t

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 230

    "Tantra!" desis Radika dengan bibir gemetar. Meski Tantra tak memiliki kelebihan seperti Arfeen, tapi pemuda itu tetap cucunya. "Tuan Muda, Tantra!" desis Liam."Kakek, jangan pikirkan aku!" seru Tantra yang sama sekali tak ada rasa takut. "Kelangsungan Klan Mahesvara jauh lebih penting dari nyawaku yang sama sekali tak berharga!" Tantra memberanikan diri berucap demikian. Ia masih ingin hidup, tapi jika hanya karena dirinya akuenya klan Mahesvara harus hancur, ia tidak akan pernah rela. Seumur hidupnya ia belum bisa memberikan kontribusi apa pun untuk keluarganya. Paling tidak nyawanya bisa berarti untuk bisa menyelamatkan kekuasaan klan Mahesvara. Ia yakin Arfeen mampu membawa keluarga Mahesvara menjadi lebih berjaya. Apalagi jika dalam pertarungan ini mereka menang. Maka ia tidak akan menyesal mati untuk itu. "Sepertinya kakekmu tidak menyayangimu, Tuan Muda Tantra. Sayang sekali ... harusnya kau memilih pihak yang benar untuk bisa mendapatkan hakmu!" Maher sengaja mengatakan

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 229

    Arfeen memutuskan untuk mendekat. "Jadi kalian semua bersatu untuk menjatuhkan aku? Ini sangat menarik!" Dewa menyimpulkan senyum getir. "Andai saja sejak awal kau mau mengalah, ini tidak akan terjadi. Aku pasti akan memberikan dukungan kepada klan Mahesvara, dan kita bisa bersama menjadi lebih besar!" Arfeen menimpai dengan tawa ringan yang getir. "Maaf, Tuan Dewa Wijaya. Aku tidak membutuhkan dukunganmu untuk bisa berjaya. Aku masih memiliki kemampuan!" "Sombong sekali, kau hanya beruntung karena terlahir sebagai anak lelaki, Arfeen. Jika tidak! Kau pasti sudah buang ke tong sampah!""Yakin? Aku ragukan itu, Kakek memiliki alasan kuat kenapa mempertahankan aku. Karena pada kenyataannya ... akulah yang kelak akan membuat nama Mahesvara semakin besar. Kau tidak percaya itu?""Jangan pernah bermimpi, karena hari ini ... akan menjadi hari terakhirmu menghela nafas!"Arfeen menaruh telunjuk di bibirnya seolah sedang berfikir. "Sayangnya setelah aku pikirkan ... hari ini tidak akan me

DMCA.com Protection Status