Home / Urban / Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia / 128. Aku Hanya Menginginkannya

Share

128. Aku Hanya Menginginkannya

Author: Y Airy
last update Last Updated: 2023-12-23 00:45:49

"Arghhh ...."

Teriakan histeris keluar dari mulut mereka setelah mereka tahu bahwa itu adalah potongan lidah yang masih segar.

Cairan merah masih menetes ke lantai sesekali. Salah satu dari mereka langsung menghubungi polisi.

Namun ketika nama tuan muda Mahesvara disebut sebagai orang terakhir yang menemui Kayla Purnomo. Semua polisi pun jadi bungkam. Mereka menghentikan penyidikan dan langsung memasang police line di area itu.

Sementara Kayla sudah dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan atas lukanya.

Berita tentang apa yang terjadi pada Kayla pun langsung merebak di dunia Maya dan juga menjadi headline di berita nasional.

Sayang sekali dalam berita itu tak dijelaskan siapa pelaku. Mereka menyatakan bahwa pelaku masih misterius dan akan diselidiki lebih lanjut.

Larena juga membaca berita itu, ia sangat terkejut atas apa yang terjadi pada Kayla. Ia memang ingin wanita itu dihukum, tapi menurutnya apa yang terjadi pada Kayla itu cukup menakutkan.

Lidah Kayla dipotong
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   129. Ucapan Terima Kasih

    Jordi membukakan pintu untuk Arfeen. Mereka sudah berada di halaman rumah Nina. Rumah itu memang tak terlalu besar, dan berada di kompleks perumahan kalangan menengah. Jordi mengiringi Arfeen ke teras rumah Nina. Jordi yang menekan bell. Tak menunggu lama, pintu terbuka dan wajah Nina muncul. Ia tak terlalu mengenali wajah Arfeen meski pernah menonton video viral pernikahannya. "Maaf, Anda mencari siapa Tuan?" "Apakah Anda Nina Firmansyah?" tanya Jordi. "Iya, saya sendiri.""Tuan saya ingin bertemu dengan Anda!"Nina menoleh ke arah Arfeen. "Maaf, ada masalah apa?"Jordi tak menjawab, Nina pun mengerti dan mempersilakan mereka masuk. Menuntun keduanya ke ruang tamu. "Silakan duduk, Tuan!" Arfeen memilih duduk di single sofa. "Apa aku boleh merokok?" "B-boleh!"Jordi memungut satu rokok dari kotaknya lalu menyelipkan ke bibir Arfeen. Juga menyulut ujungnya hingga menyala, Arfeen mengisap dan mengepulkan asap putih. "Sayang, siapa yang datang?" tanya Heru menghampiri ruang tam

    Last Updated : 2023-12-23
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   130. Kebahagiaanmu Tujuan Hidupku

    Larena sedang duduk bersandar headboard membaca sebuah buku saat Arfeen memasuki kamar. "Sayang, kau belum tidur?" tanyanya yang sedikit terkejut karena itu sudah mulai larut. Larena menaruh bukunya ke atas nakas. "Aku tidak bisa tidur, kau pulang selarut ini!" Ia bangkit menghampiri Arfeen. Membantunya membuka jas, menyampaikan di salah satu lengan. Arfeen membiarkan sang istri membuka dasi dan kancing kemeja ketika dirinya membuka kancing lengan. "Banyak yang harus aku urus." "Mengurusi Rere juga?" tanyanya membuka kemeja itu lolos dari tubuh suaminya. Meletakan di keranjang pakaian kotor. "Sepertinya beritanya cepat sekali menyebar ya?" "Kecanggihan teknologi." Arfeen mengangguk. "Aku juga mendengar PT. Firma teknologi mendapatkan suntikan dana dari Mahesvara Group. Itu juga karena ulahmu kan? Kau membantu Nina?" "Dia sempat membantumu." Arfeen melepaskan celana dan melempar ke keranjang pakaian. Larena menatapnya. Suaminya itu membantu perusahaan Nina habya karena

    Last Updated : 2023-12-24
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   131. Wajib Memberimu Nafkah

    Arfeen menatap tangan mereka yang menyatu, kemudian pandangannya kembali ke wajah sang istri yang diliputi ketakutan. Ia tak ingin membuat istrinya sendiri takut padanya. Ini adalah salah satu yang tak ia inginkan ketika mengakui jati dirinya. Sikap Larena yang berubah! Dan tentu saja ia tak ingin membuat sang istri kian ketakutan, maka ia pun melepaskan tangan itu dengan tetap tersenyum. Arfeen memperhatikan wanita itu yang menaruh kedua tangannya di pangkuan. Kedua tanga. Lentik itu meremas-remas rok tulip yang dikenakannya. Arfeen juga tak ingin hubungan mereka menjadi dingin, jadi ia harus berusaha mencairkan suasana. "Bagaimana persiapan peluncuran produk baru La Viva? Apakah masih ada kendala?" tanyanya lembut. Larena menggeleng. "Semuanya sudah done." "Boleh aku datang di acara launchingnya?" Larena tak langsung menjawab, tapi tentu saja ia senang jika pemuda itu ingin datang. Jadi ia hanya mengangguk. Arfeen punmenyimpulkan senyum. "Oya ... aku tahu penghasilan

    Last Updated : 2023-12-25
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   132. Tidak Membutuhkan Pemberontak

    "Aku setuju dengan tawaranmu!" Pria yang dihubungi oleh Geofan tersenyum penuh kemenangan. Ia tahu ia pasti bisa membuat 4 keluarga besar meninggalkan Mahesvara satu persatu. Jika 4 keluarga itu bergabung dengan dirinya, ia yakin akan cukup mudah menggulingkan klan Mahesvara. Mungkin Zagan memang ditakuti, namun dengan kekuatan yang besar dan juga banyak untuk melawannya, pemuda itu pasti bisa dikalahkan. Tak ada yang sempurna di dunia ini, jadi Zagan pun pasti memiliki kelemahan. Hanya tinggal menunggu untuk mencari tahu apa kelemahan terbesar Zagan. "Bagus! Seharusnya dari dulu kau setuju. Ada apa Tuan Abrisham? Apakah Zagan membuatmu kecewa?" "Dia telah merusak wajah putri kesayanganku. Dan itu harus dibayar dengan malah!" gerutu Geofan. "Katakan apa yang kau butuhkan!""Kau memiliki banyak pasukan elit yang terlatih. Berikan aku beberapa tim!""Sebagai gantinya?""Empat puluh persen saham perusahaanku!"Pria itu menyimpulkan senyum miring. Empat puluh persen tidak terlalu b

    Last Updated : 2023-12-26
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   133. Misi Penyelamatan

    "Jadi mereka ingin mengecoh?" ucap Jean bermonolog. Ia kembali menghubungi Agha. "Kami sedang dalam perjalanan." "Ada tiga mobil dengan nomor polisi yang sama, salah satunya membawa Nyonya." Sebelumnya Jean sudah mengirim foto mobil beserta nomor polisinya. "Rupanya mereka cukup cerdik, tapi jangan khawatir. Kita akan dapatkan mobil yang benar!" ujar Agha menutup sambungan telepon. Ia yang duduk di jok depan kembali fokus pada tabnya, kali ini ia akan melacak ketiga mobil itu. Hanya dari satu layar, ia bisa melihat pergerakan tiga mobil itu. Meski nantinya ketiganya berpencar. Tampak di layar. Tiga mobil itu mulai berpencar. "Agha, aku harus mengikuti yang mana?" "Yang kau rasa itu benar, jangan khawatir. Kami akan mengikuti yang lainnya." Agha juga belum bisa menemukan yang mana yang membawa Larena, jadi yang tak diikuti oleh Jean yang akan ia ikuti bersama anak buahnya dibagi dua. Karena Jean mengikuti mobil yang berbelok ke arah kanan maka ia akan mengikuti sisanya

    Last Updated : 2023-12-27
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   134. Kau Tak Perlu Ada Di Dunia

    Mereka membawa Larena ke sebuah ruangan, mendudukan wanita itu ke sebuah kursi lalu mengikatnya di sana. "Apa selanjutnya, Bos?" tanya pria yang tadi membawa mobil putih itu. "Kalian bisa beristirahat, kita akan menunggu suaminya sampai!" Ada senyum iblis yang terlukis di wajah pria itu. "Larena ...," ia memungut wajah Larena yang masih belum sadarkan diri. "Meski kau bukan berasal dari 5 keluarga besar namun kecantikan wajahmu sudah memikat seorang Zagan. Bahkan demi dirimu, Zagan harus menyakiti putriku!"Ia memajukan wajah ke arah Larena. "Aku akan melenyapkanmu di depannya, karena kau memang tidak seharusnya ada!" ujarnya melepaskan wajah Larena. Perlahan Larena mulai mendapatkan kesadarannya, ia membuka matanya perlahan. Ada rasa pegal di punggung akibat pukulan itu. Ia ingin bergerak namun tak bisa, seketika kesadarannya kembali penuh. Ia melihat dirinya sendiri yang terikat di sebuah kursi lalu mengedarkan pandangan ke sekitarnya hingga mendapati seorang pria di hadapannya.

    Last Updated : 2023-12-27
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   135. Apa Kekuasaanmu?

    Arfeen membatu melihat darah yang mengalir dari leher Larena. Wanita itu tampak menahan rasa perih. Arfeen kian mengepalkan tinjunya, amarah benar-benar menguasainya kini. Tubuh Dendy yang berusaha kabur terpental ke dalam ruangan kembali. Rupanya anak buah Arfeen sudah menguasai tempat itu. Awalnya Dendy pikir, semua anak buahnya mampu menghalau orang-orang yang Arfeen bawa. Tapi rupanya justru ia yang kini terpojok. Arfeen menerjang tubuh Dendy, menghajar pria itu dengan segenap amarah yang ada. Tangan yang digunakan Dendy untuk melukai Larena pun dipatahkan tanpa belas kasih. Arfeen melempar tubuh Dendy hingga terpental ke tembok, merosot ke lantai dengan darah yang muncrat dari mulutnya. Benda mengkilat di lantai yang tertangkap oleh mata Arfeen pun dipungutnya. Lalu ia menghampiri Dendy Purnomo. "Kau salah mencari lawan bermain, Dendy. Seharusnya kau tahu seperti apa jika Zagan murka!" ucap Arfeen kemudian menyayat kedua pergelangan tangan Dendy. "Argh ... argh ... argh

    Last Updated : 2023-12-27
  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   136. Buktikan Jika Kau Memang Pantas

    "Aku adalah putra Malik Adison Mahesvara. Kekuasaanku melebihi Purnomo dan Abrisham!" aku Arfeen membuat Vano dan Viera membeku. Hening menyelimuti sekitar mereka. "Apa katamu?" tanya Vano ingin lebih meyakinkan. "Aku adalah Tuan Muda Mahesvara!" aku Arfeen sekali lagi. Vano menyimpulkan senyum getir. "Kau pikir ini lucu? Bukan saatnya bercanda Arfeen!""Mungkin saja kepalamu itu baru terbentur saat kau berkelahi dengan anak buah Dendy Purnomo, makanya sekarang kau berkhayal terlalu tinggi!" saut Viera. "Aku serius, Pa, Ma. Aku memang Tuan Muda Mahesvara. Enam tahun yang lalu Kakek Radika mengusirku karena mengira aku yang mensabotase mobil Papa. Tepat malam setelah pernikahanku dengan Larena, Liam datang menjemputku. Dan mengatakan bahwa mereka sudah menemukan orang yang mensabotase mobil Papa!"Vano kian membeku dengan penuturan menantunya. Tentu ia tak ingin mempercayai ini, bagaimana ia bisa menerima putra dari Malik menjadi menantunya. Malik adalah orang yang sudah menghancu

    Last Updated : 2023-12-29

Latest chapter

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 237 : Tamat

    Arfeen terpaku menatap sosok di depannya itu. "Bella! Apa yang kau lakukan di sini?" "Menyelamatkanmu dari para gadis itu, apalagi?" jawab wanita itu dengan senyum hangat. "Aku masih bisa mengatasi mereka sendiri!" "Oya, lalu kenapa kau lari?" "Aem!" Arfeen kebingungan untuk menjawab. "Ayolah, Arfeen. Kau memang seorang Casanova, tapi kau benci dikerubungi para gadis. Seharusnya kau menempatkan pengawalan ketat untuk mengantisipasi. Di acara seperti ini sudah pasti jati dirimu akan terbongkar!" Arfeen menghela nafas panjang. "Terima kasih, tapi aku harus pergi!" ia hendak melangkah namun Bella kembali menyandarkan tubuhnya menggunakan telunjuk. "Kau mau aku berteriak bahwa kau sedang melecehkan aku?" Arfeen menyimpulkan senyum miring. "Kau mengancamku?" "Aku hanya ... argh!" kalimat Bella belum berlanjut karena Arfeen sudah lebih dulu membalik tubuh wanita itu yang kini justru dirinya yang bersandar tembok dengan tangan Arfeen di lehernya. "Dengar Bella, sudah aku katakan

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 236

    "Rena, apa kau tega pada Kakek?" seru Ferano yang mencoba membujuk cucunya. Dua orang polisi sudah memegangi lengannya kanan dan kiri. "Larena, Papa sudah tua. Tega sekali kalian lalukan itu?" seru Arland tak terima. "Kami masih keluargamu!""Keluarga!" desis Arfeen dengan kecut, "Keluarga tidak menumbalkan anggota keluarganya sendiri."Arland menatap tajam kepada Arfeen. "Ini pasti ulahmu kan?" ia hendak menyerang nalun lekas digentikan oleh anak buah Arfeen. Kedua tangannya dicengkeram dan langsung diborgol ke belakang. "Lepaskan aku!"Buk!Satu tinju mendarat di wajah Arland. Nyaris semua anggota keluarga Jayendra sudah ditahan. "Arfeen!""Lancang kau hanya menyebutkan nama saja, panggil Tuan Zagan!" seru Gray. Mereka semua membeliak, Tuan Zagan?Jadi Arfeen ... Arfeen adalah Tuan Muda Mahesvara? Kenapa Lyra tak pernah memberitahu? "Tuan Muda, kami tidak melakukan kesalahan apa pun padamu. Tolong ampuni kami!" pinta Radika. Arfeen mengeraskan rahang. "Korban kecelakaan Papa

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 235

    "Ahk, jangan terlalu kencang. Itu menyakitiku!"Seketika kedua mata Larena mendelik, ia melepas peluknya dna menatap wajah di bawahnya. Mata pemuda itu sudah membuka, tengah menatapnya. "Kau ... kau sudah siuman?" beonya. Arfeen mengulum senyum. "Jadi ... pesonaku begitu mengagumkan ya, sampai kau jatuh cinta berkali-kali?" celetuknya memainkan satu alis. "Sejak kapan kau sadar?" tanya Larena mencubit perut Arfeen. "Argh ... sakit, Wife. Sakit, aku masih sakit kenapa kau menganiaya aku?" protesnya mengelus bekas cubitan sang istri. Larena menatap wajah di depannya masih dengan tatapan tak percaya. "Sejak kapan kau sadar? Kau sengaja ingin membuatku takut? Hah?" air mata langsung mengalir deras di pipinya. Arfeen menyentuh pipi sang istri, mengusap cairan hangat itu dengan ibu jarinya. "Maaf!" ucapnya lirih. Larena pun langsung merebahkan diri ke pelukannya."Kenapa kau lakukan itu?" isaknya, "Aku pikir ... kau akan benar-benar meninggalkan aku ... jangan seperti itu lagi ...

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 234

    "Keluarga Adipradana?" seru Vano. "Kau dan Arfeen?""Iya, Tuan. Saya dan Presdir sama-sama mimiliki darah kleuarga Adipradana. Presdir ... adalah cucu dari Jenderal Wira Adipradana!"Vano menghela nafas dalam. Pantas saja Arfeen berbeda dari semua keluarga Mahesvara yang lainnya. Anak itu jelas memiliki jiwa seorang pemimpin. Ternyata di dalam darahnya mengalir darah orang hebat. Larena sangat beruntung bisa menikahi dengannya. "Golongan darah Anda sama dengan pasien?" tanya si dokter. "Iya, Dok. Anda bisa mengambil sebanyak yang dibutuhkan!" jawabnya dengan iklas. "Mari ikut saya!"Jordi tetap harus melakukan mengecekan terlebih dahulu, setelah cocok baru transfusi bisa dilakukan. Beruntung Arfeen hanya membutuhkan dua kantung darah, sehingga masih bisa mengambil dari tubuh Jordi. Di luar ruangan, Larena masih menangis. Bahkan tangisnya kian pilu. Arfeen rela mengorbankan nyawa demi dirinya, pemuda itu membuktikan kata-kata yang rela mati demi dirinya. Sementara ia ... apa yang

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 233

    "Arfeen!" suara Larena bergetar. Ia menggengam erat tangan pemuda itu yang terasa sangat dingin. Biasanya tangan Arfeen sangat hangat! Sekarang, ia benar-benar takut jika pemuda itu akan pergi untuk selamanya. Larena meletakan telapak tangan itu ke pipinya yang basah oleh cairan hangat yang tak bisa ia bendung. Berharap tangan dingin itu akan menghangat, nyatanya justru kian dingin. Ia bahkan menggosok telapak tangan Arfeen dengan kedua tangannya lalu kembali menempelkan pada pipinya. Tapi tetap tak berhasil. Dokter sedang mencoba menghentikan pendarahan di luka Arfeen. Peluru yang mengenainya berkaliber cukup besar, itu mengakibatkan darah terus mengalir keluar meski posisi Arfeen terngkurap. Tapi tak mungkin melakukan tindakan untuk mengeluarkan pelurunya di dalam helikopter. Sang dokter tak ingin mengambil resiko. Larena sungguh tak tega melihat kondisi punggung pemuda itu, tangisnya semakin menjadi. Berkali-kali ia mengecupi telapak tangan Arfeen yang ia genggam. Bahkan keti

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 232

    "Larena!"Larena menghentikan langkah dua meter di hadapan Arfeen. Arfeen langsung berhambur memeluk wanita itu, Larena sama sekali tak memberikan respon apa pun. wanita itu hanya mematung, membiarkan sang suami memeluk tubuhnya. Karena mungkin saja itu akan menjadi pelukan terakhir mereka. Jujur saja Larena merasa merindukan pelukan itu. Ketika berada di dalam pelukan Arfeen ia merasa sangat tenang. Tapi ia hanya memikirkan bayi yang ada dalam kandungannya. Lyra bilang jika bayi itu lahir laki-laki maka itu akan menjadi ancaman, maka wanita itu akan datang untuk menghabisi putranya. Untuk itu ia harus menjauh dari Arfeen. Lagipula apa yang dilakukan lelaki itu juga banyak membuatnya kecewa. "Kau baik-baik saja kan? Lyra tidak menyakitimu?"Larena hanya menggeleng. Arfeen tampak sangat bahagia lalu memeluknya sekali lagi namun kali ini Larena menolak pelukannya. Hal itu membuat Arfeen terpaku. "Ada apa?""Aku ingin kita tetap berpisah!" pinta Larena. "Berpisah? Sayang!""Jang

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 231

    Suara lembut itu membuat Tantra terpaku, rahangnya langsung mengeras menatap sepupunya. Wanita itu! Darah keluarga Wijaya rupanya lebih kuat di tubuh Lyra daripada keluarga Mahesvara. "Kau tak sepantasnya melakukan ini terhadap Kakek, Lyra.""Apakah aku meminta pendapatmu?" tanya Lyra sinis. Tentu saja hal itu membuat tangan terasa sedikit marah. Tapi Tantra tahu harusnya ia tak berdebat dengan Lyra. Sejak awal Lyra memang yang selalu menghasut dirinya untuk merasa iri kepada Arfeen. Bahkan selalu mendorongnya untuk membenci sepupunya itu. Tapi rupanya itu semua ada niat picik! Lyra hanya memanfaatkann dirinya untuk membenci Arfeen. Karena wanita itu membutuhkan dukungan. Tantra yang saat itu masih polos selalu berhasil termakan oleh bujukan dari Lyra untuk membenci Arfeen. Sejak kecil Lyra selalu berpura-pura baik di depan Arfeen dan juga selalu keluarga. Tapi di belakang ia selaku menatap Arfeen penuh benci. "Lyra, Seharusnya kau tak perlu melakukan ini!" ucap Radika. "Aku t

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 230

    "Tantra!" desis Radika dengan bibir gemetar. Meski Tantra tak memiliki kelebihan seperti Arfeen, tapi pemuda itu tetap cucunya. "Tuan Muda, Tantra!" desis Liam."Kakek, jangan pikirkan aku!" seru Tantra yang sama sekali tak ada rasa takut. "Kelangsungan Klan Mahesvara jauh lebih penting dari nyawaku yang sama sekali tak berharga!" Tantra memberanikan diri berucap demikian. Ia masih ingin hidup, tapi jika hanya karena dirinya akuenya klan Mahesvara harus hancur, ia tidak akan pernah rela. Seumur hidupnya ia belum bisa memberikan kontribusi apa pun untuk keluarganya. Paling tidak nyawanya bisa berarti untuk bisa menyelamatkan kekuasaan klan Mahesvara. Ia yakin Arfeen mampu membawa keluarga Mahesvara menjadi lebih berjaya. Apalagi jika dalam pertarungan ini mereka menang. Maka ia tidak akan menyesal mati untuk itu. "Sepertinya kakekmu tidak menyayangimu, Tuan Muda Tantra. Sayang sekali ... harusnya kau memilih pihak yang benar untuk bisa mendapatkan hakmu!" Maher sengaja mengatakan

  • Pesona Pria Terhina yang Ternyata Mafia   Bab 229

    Arfeen memutuskan untuk mendekat. "Jadi kalian semua bersatu untuk menjatuhkan aku? Ini sangat menarik!" Dewa menyimpulkan senyum getir. "Andai saja sejak awal kau mau mengalah, ini tidak akan terjadi. Aku pasti akan memberikan dukungan kepada klan Mahesvara, dan kita bisa bersama menjadi lebih besar!" Arfeen menimpai dengan tawa ringan yang getir. "Maaf, Tuan Dewa Wijaya. Aku tidak membutuhkan dukunganmu untuk bisa berjaya. Aku masih memiliki kemampuan!" "Sombong sekali, kau hanya beruntung karena terlahir sebagai anak lelaki, Arfeen. Jika tidak! Kau pasti sudah buang ke tong sampah!""Yakin? Aku ragukan itu, Kakek memiliki alasan kuat kenapa mempertahankan aku. Karena pada kenyataannya ... akulah yang kelak akan membuat nama Mahesvara semakin besar. Kau tidak percaya itu?""Jangan pernah bermimpi, karena hari ini ... akan menjadi hari terakhirmu menghela nafas!"Arfeen menaruh telunjuk di bibirnya seolah sedang berfikir. "Sayangnya setelah aku pikirkan ... hari ini tidak akan me

DMCA.com Protection Status