Share

102. Mempercayakan Hidupku Pada Tuhan

"Taruhannya adalah nyawamu kan?"

Larena mengulang pertanyaannya. Dan sebelum suami kecilnya menjawab dengan candaan ia kembali berseru. "Jangan anggap ini sebagai candaan, Arfeen. Memangnya kau mau menjadikanku janda secepat itu? Bukankah katamu kita akan bersama sampai seluruh rambut memutih? Kalau begitu jauhilah bahaya!"

Arfeen mengembangkan senyum. Sebenarnya ia sangat bahagia ketika sang istri mencemaskannya. Itu adalah salah satu bukti bahwa wanita itu sudah mencintainya.

Tapi sejak kecil kehidupannya memang penuh bahaya, dan ia tak mungkin bisa lari dari hal itu.

"Sejak lama, aku sudah mempercayakan hidupku pada Tuhan. Pada dasarnya hidup dan mati seseorang ada di tangannya, kita tak pernah tahu itu kapan. Jika Tuhan masih menghendaki diriku hidup, maka sebahaya apa pun yang aku hadapi, itu tidak akan merenggut nyawaku."

Viera yang masih berada di ambang pintu mendengar percakapan mereka.

"Sudahlah, Rena. Itu pilihan pekerjaan suamimu, lagipula sebagai pengawal pribadi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status