Home / Urban / Pesona Menantu 24 Karat / Diusir Keluarga Besar Raharja!

Share

Diusir Keluarga Besar Raharja!

Author: Ling Ling Dee
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Joandra turun ke bawah dan langsung menuju ke ruang makan. Di sana semua tampak sedang duduk menikmati sarapan mereka. Kecuali Jessica yang tampak sibuk dengan pekerjaannya.

“Silakan sarapan Abang Ipar,” kata Jessica mulai memindahkan nasi goreng yang tersisa sedikit di atas mangkuk besar di atas meja makan itu.

Joandra tersenyum mendapati sikap adik iparnya itu yang belum berubah sampai saat ini. Sama seperti sikap ayah mertuanya yang saat ini tak terlihat di sana. Mungkin pria paruh baya itu sudah berangkat ke luar kota lagi. Ya, ayah mertua Joandra memang bekerja di luar kota, dan itu yang membuat Madam Donna menjadi yang paling berkuasa di kediaman megah itu.

“Terima kasih, Jess.”

Joandra melangkah mendekat dan mulai menggeser kursi makan di samping istrinya.

“Enak saja mempersilakan orang makan! Emang kamu berhak?!” bentak Madam Donna membuat Jessica langsung tersentak, kembali teringat dengan kejadian sebelumnya. “Siapa yang suruh kamu makan di sini?!”

Kali ini gantian Joandra yang tersentak. Bentakan ibu mertuanya membuat Joandra tak jadi mendudukkan tubuhnya di sana. Joandra menahan detak jantungnya yang terasa langsung membahana di dalam sana.

“Kalau masih ingin makan gratisan di sini, bawa itu makanan dan makan di belakang sana!” ucap Claudia tampak mendukung ibunya, dan itu membuat Madam Donna serta Benny, abang ipar Joandra, langsung menyengir.

“Ya, betul. Dan jika masih ingin tinggal gratisan di sini, kerjakan pekerjaan mang Jarwo! Bersihkan ruang dan kotoran walet setiap hari!” kali ini Benny yang bersuara.

Joandra mengeraskan rahangnya. Rasanya dia baru terbagun dari tidur panjangnya. Selama ini dia bahkan tak pernah melihat topeng semua manusia busuk yang kini sudah berubah dan memperlakukannya sebegitu rendahnya?!

Joandra berbalik. Mulai melangkah pergi tanpa berkata apa-apa lagi.

“Tunggu Abang Ipar.”

Ternyata Jessica sudah berlari dan menyusulnya. Joandra menoleh saat mendengar suara adik iparnya memanggilnya.

“Ayo kita makan di belakang saja?” tawar Jessica membuat Joandra menelan saliva kasarnya. Bahkan istrinya saja kini memperlakukannya begitu buruk. Dengan alasan apa adik iparnya itu masih begitu baik padanya. Selama ini pun mereka tak begitu dekat.

Joandara akui, selama ini yang mengurus rumah dan makanan di rumah megah itu adalah adik iparnya itu. Joandra juga sering melihat dirinya diperlakukan tak seharusnya, tapi entah kenapa wanita itu terlihat biasa-biasa saja. Padahal tadi tangannya juga sudah terimbas dengan siraman kopi panas. Tak terlihat marah dan dendam sama sekali di wajah bersahaja itu.

“Nggak apa-apa, Jess. Kamu makanlah.”

“Ini buat Abang Ipar,” kembali Jessica menawarkan.

“Buat kamu saja.”

“Jessica bisa memasak lagi nanti. Ayo kita ke belakang,” ajak Jessica langsung berjalan mendahului.

Joandra yang tak tega menolak penawaran tulus itu akhirnya ikut berjalan ke arah belakang. Dan akhirnya mereka makan bersama di belakang sana. Joandra terlihat tersenyum samar. Tampaknya ada sesuatu yang terlewatkan selama ini. Dan Joandra baru menyadari ada banyak hal yang tak diketahuinya selama ini.

Joandra juga mulai merasa penasaran dengan adik ipar ajaibnya itu. Joandra menunda melakukan rencana awalnya, dan saat ini dia sedang berpikir untuk melihat lebih jauh keadaan sebenarnya. Dia harus menguliti semuanya sebelum dia memberikan balasan dan kejutan!

Sudah 1 bulan terakhir ini Joandra benar-benar melakukan apa yang diperintahkan oleh ibu mertua dan abang iparnya. Joandra bangun lebih awal dari biasanya, dan mulai ke belakang untuk membantu pekerjaan Jessica. Setelah itu, Joandra masuk ke gedung sebelah yang berbentuk ruko-ruko itu. Joandara melakukan apa yang Benny inginkan, yaitu membersihkan rumah walet itu dari kotorannya. Joandara bahkan harus mengerjakan semuanya sendirian tanpa di bantu oleh mang Jarwo sama sekali. Dan itu atas perintah Madam Donna dan juga Benny.

Sementara itu, mang Jarwo langsung diberhentikan oleh Benny karena itu akan menghemat pengeluarannya. Semua kerja kasar di sana kini dikerjakan oleh Joandra sendirian.

“Astaga, Abang Ipar sendirian?”

“Eh, kamu Jess?”

Joandra yang sedang sibuk bekerja di dalam rumah walet itu terkejut melihat kedatangan adik iparnya.

“Ya ampun, Abang Ipar keringatan begitu?” kaget Jessika lagi langsung mengusap kening Joandra yang banjir keringat bercampur debu.

Joandra terdiam menegang. Istrinya bahkan tak lagi perduli dengannya dan persetan dengan semua perintah dari ibunya yang diperuntukkan kepadanya. Bahkan kini Joandra sudah tak boleh sekamar lagi dengannya. Joandra kini memang tidur di pondok kecil yang ada tepat di samping gedung walet itu. Dan Joandra bersabar untuk melihat segalanya dengan lebih jelas.

“Ini, minum dulu,” tawar Jessica lagi membuat Joandra langsung tersadar dari lamunannya.

“Oh, iya.”

“Biar aku bantuin Abang Ipar,” kata Jessica mulai berjalan masuk.

“Tidak perlu, aku bisa sendiri Jess.”

“Setidaknya biar cepat selesai.”

Akhirnya Jessica benar-benar membantu Joandra membersihkan kotoran walet yang sangat banyak itu, dan mereka mempackingnya ke dalam karung-karung.

Sekali lagi Joandra merasa begitu tersentuh dengan ketulusan dan kebaikan adik iparnya.

Hari ini Joandra pergi pagi-pagi untuk menyelesaikan urusan pentingnya. Pergi dari pagi hingga siang menjelang, dan ketika pulang ke kediaman Mertuanya malah sesuatu yang hebat sudah menunggunya di sana.

Joandra yang ingin menaiki anak tangga kediaman itu tercekat saat melihat kopernya sudah diletakkan di tangga yang paling bawah. ‘Ada apa lagi ini?’

“Kenapa? Kau heran melihat koper jelekmu ada di luar?!”

Terdengar suara Madam Donna berkata dengan lantangnya.

Joandra terdiam sesaat. Mencerna apa yang sedang dilakukan oleh ibu mertuanya. Begitu Joandra ingin berkata, Benny dan keluarga besar Raharja semuanya terlihat keluar dari dalam sana. Ada Kakek Raharja beserta kedua putranya. Paman Hendro dan paman Faisal yang merupakan adik dari ibu mertua Joandra. Bahkan istri kedua pamannya juga ada di sana, tante Hesty dan tante Fitria. Tampaknya mereka sedang berkumpul.

‘Kenapa mereka semuanya ada di sini?’ batin Joandra penuh rasa penasaran dengan perasaannya yang merasa semakin tak sedap.

Benny keluar dari dalam sana dengan membawa 1 kotak kecil. Kotak itu langsung dilemparkannya ke arah Joandra, dan itu tepat di bawah kaki Joandra yang masih sedang berdiri tak bergeming.

Joandra kembali terkesiap melihat perlakuan abang iparnya kepadanya kali ini.

“Segera angkat kaki dari sini!” ucap Benny setelah selesai melempar kotak ke arah kaki Joandra.

“Dasar sampah!” tampak semua keluarga besar itu tersenyum sinis menatap Joandra penuh cemoohan dan juga tatapan menghina. Seolah dia seperti binatang tak berharga yang begitu menjijikkan dan harus segera disingkirkan.

Sungguh, Joandra tak pernah berpikir jika keluarga istrinya itu akan memperlakukannya sedemikian buruk seperti saat ini!

“Sudah menumpang hidup dan makan di sini, ehh malah berani-beraninya masih kelayapan! Memangnya Kau pikir rumah ini Hotel?! Seenak jidatmu saja!” suara Madam Donna kembali menggema lantang, diikuti tatapan horor dari keluarga besar itu yang seolah ingin menelannya hidup-hidup saat ini juga.

Entah apa yang sudah mereka bahas selama Joandra tak ada. Yang jelas Joandra mulai paham jika selama ini ternyata seluruh keluarga besar itu memang hidup penuh topeng belaka!

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Gitarius
kalo sama adek iparmu, nanti kau ketemu sama ibu mertua mulut pedas itu lagi nya broo ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Menantu 24 Karat   Fakta Mengejutkan!

    Joandra menunduk untuk mengalihkan kotak yang sudah terlungkup tepat di bawah kakinya. Menahan emosinya sekuat tenaga meski nadi-nadi di tangannya sudah terlihat bergerak-gerak tak pada temparnya. Bahkan keringat bulir besar tampak mulai mengalir keluar dari dalam pori-pori seluruh tubuhnya yang memanas secara kilat tanpa bisa diukur dengan derajat.Tiba-tiba Jessica muncul dan berjalan ke arah Joandra. Wanita itu tampak membantu Joandra memunguti beberapa benda yang sudah berhamburan dari dalam kotak yang dilempar oleh Benny tadi.“Dasar adik bodoh! Kamu itu sebaiknya di dalam saja. Masuk sana!” hardik Benny dengan wajah sangarnya.“Dasar anak tak tahu diri! Selamanya hanya menyusahkan dan membuat kesal saja!” bentak Madam Donna sambil bersedekap, menatap geram penuh amarah ke arah Jessica yang sudah berani-beraninya membantu Joandra saat ini.Ingin rasanya Joandra membungkam semua mulut kotor dan kasar itu saat ini juga! Ingin rasanya Joandra menghajar semua mulut dan pandangan yang

  • Pesona Menantu 24 Karat   Pembuktian

    Sapaan itu tak dijawab Joandra. Wajah tegas penuh wibawa kini sudah menghiasi wajah penuh senyuman saat berada di kediaman Madam Donna. Terlebih ketika berhadapan dengan Jessica. Gadis muda yang mampu membuat Joandra mengubah segala rencana awalnya, dan sudah mengorbankan harga dirinya demi mengenal lebih jauh tentang siapa adik iparnya tersebut.Pintu mobil mewah itu langsung ditutup sang supir ketika Joandra sudah duduk di dalam. Kedua anggota berseragam hitam itu juga sudah selesai memasukkan barang Joandra di bagasi dan kini sudah duduk rapi di belakang sana. Diam dan menunggu perintah yang selanjutnya dari sang tuan Presdir mereka.Ricko dan Leonal. Mereka berdua adalah orang kepercayaan Joandra selama ini. Segala urusan di perusahaan pusat dan cabangnya hampir 2 bulan ini ditangani oleh kedua orang hebatnya itu. Hanya saat membutuhkan tandatangannya saja Joandra harus turun tangan sendiri.“Apa semuanya aman?!”Suara Joandra bertanya tegas, membuat Ricko dan Leonel yang duduk t

  • Pesona Menantu 24 Karat   Pemilik The Lion Bank

    Joandra yang tak perduli langsung masuk ke dalam lift dan langsung naik ke lantai atas di mana ruangan sahabatnya itu berada.“Tuan sudah membuat janji?” tanya sang Sekretaris yang juga sudah sangat dikenal Joandra. Wajah wanita itu terlihat pias melihat Joandra tak menggubrisnya dan langsung melangkah ke arah pintu ruangan khusus CEO.Cklek!Joandra langsung membuka pintu itu tanpa mengetuk sama sekali.Joandra berdiri terpaku menyaksikan ada 4 sahabatnya di dalam sana yang 3 diantaranya sudah dihubungi tadinya. Ada 4 wanita berpakaian kurang bahan yang tampak sedang duduk di samping masing-masing sahabatnya, yang tampaknya sedang menenggak minuman sore-sore seperti ini.“Dika, kamu di sini juga?” tanya Joandra pada sahabatnya Handika yang tadi tak dihubunginya.Tentu saja keempat sahabatnya itu sudah mengetahui, dan mungkin juga sudah membicarakannya sejak tadi.“Lancang sekali Lu masuk tanpa ijin dariku, Jo?!”Davinson berteriak kencang sambil berdiri dari duduknya. Menatap horor k

  • Pesona Menantu 24 Karat   Pria Impian

    “Tenang, semua urusan akan dihandle oleh pengganti khusus yang sudah dipilih oleh Tuan Besar pemilik The Lion Bank sendiri. Pria muda bertalenta yang sangat luar biasa.”Mendengar kalimat itu membuat Kakek Raharja mengurut dadanya. Mulai bisa bernapas sedikit lega. Ya, dia harus segera mendapatkan pinjaman kalau tak ingin menjual assetnya secara perlahan. “Apa masih lama?”“Harusnya pengganti khusus Tuan Besar akan datang mengurus masalah ini sebentar lagi. Karena Beliau saat ini sedang ada acara lain dengan kolega penting dari Luar Negeri untuk membahas proyek baru mereka yang akan dibangun di Jepang.”Dada Kakek Raharja langsung terlonjak kaget. Sungguh perkataan Ricko barusan semakin membuat mata Kakek Raharja tidak bisa berkedip. Sama seperti semua pasang mata yang saat ini sedang duduk di sana.‘Ya ampun, seberapa hebat pemilik The Lion Bank itu?! Proyek barunya ada di Negeri Matahari Terbit?! Sungguh ini tidak bisa dipercaya. Dan dia mempercayakan semuanya pada pria muda pilihan

  • Pesona Menantu 24 Karat   Tuan Presdir?!

    Pria muda itu masuk dan langsung berjalan ke arah Ricko. Berbisik sesaat dan lalu mulai duduk di sisi kiri kursi kebesaran yang hanya ada 1 di sana.Pria itu tak menyapa. Hanya diam dan mulai membuka dokumen yang tadi dibawanya. Tampak begitu fokus dan kembali memeriksa dokumen penting yang akan diserahkannya pada tuan Presdirnya sesaat lagi.“Tuan, apa kita bisa mulai bahas sekarang?”Terdengar suara Kakek Raharja. Pria tua itu bertanya dengan suaranya yang sedikit bergetar. Heran melihat orang penting yang ditunggunya tak menyapa sama sekali. Tapi, dia juga tak sabar ingin segera membahas masalah inti pertemuan malam ini.“Tunggu sebentar lagi, Kakek Raharja. Tuan Presdir kami akan tiba sesaat lagi,” ujar pria yang baru masuk itu, yang tentu saja tak lain tak bukan adalah Leonal.Hening.Ternyata dugaan mereka tadi salah. Pria berjas hitam itu bukanlah Sultan yang mereka tunggu.Semua wajah kini terlihat terdiam dan kembali tampak menegang. Jelas di dalam pikiran mereka semua isinya

  • Pesona Menantu 24 Karat   Pembalasan Baru Dimulai

    Semua tampak terpaku dan tercengang melihat siapa orang yang sejak tadi mereka tunggu. Terlebih Benny yang selama ini selalu menindas dan memerintah Joandra tanpa jeda.Benny, Tuan Faisal, dan tuan Hendro saling menatap tak percaya. Sungguh ini bagai sebuah lelucon di mata mereka. Tapi, melihat Joandra begitu dihormati dan begitu diagungkan di sana, membuat mereka yang selama ini selalu menghinanya menjadi bungkam tak bernyali.Mata Claudia terlihat bersinar-sinar mendapati suaminya kini ternyata kembali menjadi orang yang begitu berkuasa. Dan yang lebih mengejutkan, kali ini Joandra merupakan pemegang kendali pada pusat The Lion Bank. Ternyata kehilangan 1 perusahaannya, membuat suaminya mendapatkan sesuatu yang lebih dan dalam tempo sesingkat ini?! Ya, kali ini sudah tentu dia tidak akan melepaskan suaminya itu walau apa pun yang akan terjadi. Pikirannya yang tadi berubah kini langsung berbelok ketika mengetahui ternyata suaminya itu yang menjadi pengganti khus

  • Pesona Menantu 24 Karat   Penawaran Dan Permohonan

    Selama ini, segala keadaan tuan presdirnya sudah mereka ketahui dengan jelas. Bahkan mereka saja tak berani membantah perintah tuan presdirnya. Sedangkan keluarga besar itu? malah begitu berani memperlakukan tuan presdir yang merupakan putra pewaris tunggal dari keluarga besar Dinata yang merupakan Konglomerat nomor 1 di sana, seperti seekor binatang saja.“Joandra adalah suami saya. Memangnya kenapa Anda masih bertanya?! Memangnya ini masalah Anda?!” balas Claudia yang kaget melihat tangannya sudah dicekal sedemikian rupa oleh salah satu orang kepercayaan Joandra.Claudia melihat ke arah Joandra seakan menunggu Joandra membelanya dan memarahi asistennya yang sudah begitu kurang ajar karena mencekal tangannya begitu kencang.“Suami? Bukankah saat itu kamu sudah mengakhiri segalanya, Claudia? Saat ini, kita tidak memiliki hubungan apa-apa lagi.”Joandra menjawab santai sambil terus melihat ke arah mata Jessica yang saat ini sedang menatap ke arahnya juga. Gadis kecil berhati malaikat y

  • Pesona Menantu 24 Karat   Menjadi Rebutan

    “Tante juga minta maaf, Joandra. Tante sadar jika kemarin Tante sudah memperlakukanmu kurang baik. Dan jika Joandra bersedia menjadi suami Henaya, Tante janji akan memperlakukanmu dengan baik dan Henaya juga akan melayanimu denganlebihbaik. Henaya akan segera memberikanmu keturunan seperti yang kamu impikan selama ini.”Terdengar suara nyonya Hesty menyambung di akhir ucapan Madam Donna. Tampaknya wanita paruh baya itu juga tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan luar biasa yang saat ini sudah dimilikinya ketika mendengar ucapan Kakek Raharja tadinya. Ya, mereka semuanya tahu jelas jika selama ini Claudia memang belum ingin mengandung dan itu karena karirnya.“Gizela pasti akan melayanimu dengan lebih Sempurna, Joandra. Dan sudah tentu Tante serta Paman akan memperlakukan kamu menjadi menantu terbaik yang kami miliki dan satu-satunya yang paling spesial. Kamu adalah pria terbaik dan begitu cemerlang, jangan sampai kamu salah lagi memil

Latest chapter

  • Pesona Menantu 24 Karat   Merenda Hari Bahagia

    “Aku kebelet pipis. Aku ke toilet dulu bentar ya Honey,” Joandra mulai berjalan ke arah toilet yang ada di dalam kamar mewah itu, meninggalkan Jessica yang berbaring di atas pembaringan king size super mewah itu.Jessica bangkit dan duduk di sisi ranjang. Menurunkan kedua kakinya ke bawah, dan kembali melihat ke sekeliling kamar itu. Kamar yang sangat luar biasa, yang pastinya sangat disukai oleh anak-anak mereka satu saat nanti, karena kamar itu terlihat begitu indah degan nuansa yang sangat menyejukkan jiwa.Melihat ada dipenser dan kulkas di sana, Jessica mulai melangkah ke arah dispenser tersebut. Jessica yang merasa kehausan mulai menuangkan air ke dalam gelas dan menenggaknya untuk menghilangkan dahaga yang menyerangnya.Setelah menghabiskan segelas air, Jessica kembali mengisi gelasnya dan lalu berjalan ke arah ranjang.“Honey. Kamu ngapain?” tanya Joandra yang terlihat buru-buru menutup pintu toilet, dan segera menyusul Jessica.“Nggak. Aku hanya ingin minum saja Sayang. Haus

  • Pesona Menantu 24 Karat   Kejutan

    “Hehee. Sayang bisa saja. Ya sudah, Sayang hati-hati ya. Jangan kenceng-kenceng nyetirnya.”“Siap Bidadari hatiku. Muahh!” Joandra ikut meluahkan rasa di dalam benaknya saat ini, dan itu membuat Jessica terkekeh di seberang saja.“Byee.”Joandra yang merasa tersemangati segera melajukan mobilnya dengan hatinya yang merasa begitu bahagia dan berbunga-bunga.Selama hidupnya, hanya 2 wanita yang pernah membuat hatinya bahagia menggebu-gebu seperti ini, dan itu adalah ibu dan juga istri kecil kesayangannya yang begitu dicintainya.-Beberapa hari sudah terlewati, dan saat ini Joandra sedang membimbing Jessica dengan matanya yang di tutupi dengan kain.“Kita mau ngapain Sayang?”“Ada deh.”“Jangan main-main ah. Jessica jangan dikagetin pakai binatang ya. Nanti Jessica bisa pingsan loh Sayang,” sungut Jessica yang sangat takut dikerjai, apa lagi dia memang sangat takut dengan beberapa binatang.“Nggak kok Honey, tenang saja. Sebentar lagi kita sampai,” ujar Joandra hanya tersenyum mendengar

  • Pesona Menantu 24 Karat   Jerat Rindu

    Joandra kembali mengutarakan pertanyaan pada pria itu, karena saat ini Joandra sudah mulai menguasai keadaan yang sebenarnya.Hening.Tampaknya pria itu sulit sekali menentukan keputusannya.“Jika kau mengatakan yang sebenarnya dan menceritakan seluruh kronologinya dengan jelas, aku yakin aku bisa membantu meringankan masa tahananmu. Tapi kamu harus bisa bekerja sama dengan pihak Kepolisian. Aku akan menjamin keamananmu. Setidaknya kamu masih sedikit berguna untuk keluargamu, dari pada kamu mati sia-sia oleh ancaman dari orang yang sudah memerintahkanmu.”Mendengar perkataan Joandra yang panjang lebar itu membuat pria itu kembali menangis.“Terima kasih Tuan Presdir. Terima kasih. Saya tak takut mati sama sekali. Saya akan bekerja sama dengan pihak kepolisan untuk Tuan Presdir. Saya akan menceritakan segalanya secara detail. Tapi, tolong lindungi keluarga saya,” ujar pria itu akhirnya, dan perkataannya itu membuat Joandra mengembangkan sebelah ujung bibirnya.“Tentu saja. Kamu tak per

  • Pesona Menantu 24 Karat   Trik Joandra

    “Iya suamiku. Baiklah,” Jessica langsung mengiyakan agar Joandra tak mengkhawatirkan keadaannya.Joandra terkekeh pelan dan langsung mengecup sayang bibir Jessica beberapa kali.“Aku pergi sekarang ya, Honey. Hati-hati. Ayah juga ada di rumah, Ayah tak ke mana-mana hari ini,” pesan Joandra lagi agar istrinya itu tak merasa sendiri akibat ditinggalkannya sebentar.“Oke.”Akhirnya Joandra melangkah pergi setelah dia mengecup berulang kali wanita yang begitu dicintai dan amat disayanginya.Mobil melaju membelah jalanan siang ke arah Jakarta Timur dengan tujuan Joandra yang sudah terencana sejak pagi tadi.Joandra yang sudah tiba di kantor kepolisian Jakarta Utara langsung menemui Inspektur Jenderal Mahes untuk berbincang sejenak, sebelum dia menemui anggotanya yang sudah menghianatinya dan sudah membuat masalah besar kali ini. Tentu tak ada api kalau tak ada pemantik. Dan saat ini Joandra ingin mencari tahu s

  • Pesona Menantu 24 Karat   Jilatan Pertama

    “Maaf Tuan Presdir. Saya hanya ingin mengabari jika yang menjadi dugaan Tuan Presdir semalam benar adanya. Ada orang luar yang sudah membayar orang dalam kita melakukan kecurangan. Bahkan dengan sengaja menciptakan kecelakaan besar ini.”“Maksudnya?”Joandra terlihat menajamkan pendengarannya dan memicingkan matanya.“Ada saingan bisnis kita yang sengaja menciptakan kecelakaan ini. Dia memanfaatkan orang kita untuk niatnya itu. Dengan menggunakan cairan khusus penghancur beton, kejadian semalam menjadi sangat fatal dan melibatkan begitu banyak pekerja kita.”Joandra terlihat begitu tegang. Sebenarnya Joandra sangat kaget mendengar kabar itu. Bagaimana bisa saingan bisnisnya melakukan kecurangan sefatal itu hanya untuk menghancurkan nama baik perusahaan konstruksinya?! Apakah orang itu tak punya hati dan tega hingga menghilangkan beberapa nyawa sekaligus?!Joandra yang terkejut besar menelan salivanya kasar. Rasa

  • Pesona Menantu 24 Karat   Tak Ragu

    “Semua itu kenyataan dan Faktanya, Claudia! Kamu jangan lupa dengan apa semuanya yang sudah kamu lakukan selama ini. Tunggu saja tanggal mainnya!” desis Joandra begitu geram dan langsung melangkah pergi.Panas! Joandra benar-benar merasa sangat panas dengan keadaan yang menghimpitnya saat ini. Urusannya tentang bisnisnya dan juga hal-hal yang sudah terjadi di luar sudah sangat meguras pikirannya. Kenapa saat ini ibu mertuanya dan Claudia kembali datang mengacaukan suasana hatinya! Joandra benar-benar merasa geram!Tapi, Joandra tetap berusaha sabar. Dan itu semuanya dilakukannya demi Jessica.‘Licik dan gila! Wanita ular itu memang benar-benar sudah tak waras! Kasihan anaknya nanti memiliki ibu gila seperti dia!’Joandra membatin kesal dan segera berjalan pergi mengurus segala sesuatu agar istrinya bisa keluar malam ini juga.Selesai mengurus semuanya, Joandra segera naik ke atas menuju ke ruangan Jessica. Ternyata Joandra d

  • Pesona Menantu 24 Karat   Muslihat

    “Apa yang Ibu bicarakan?! Tentu saja Joan menyayangi Jessica. Kalau tidak, untuk apa Joandra menikahinya?” jawab Joandra gusar mulai terpancing emosi, bahkan kini rahangnya sudah terlihat mengeras akibat menahan amarahnya.‘Ada hak apa Ibu bicara seperti itu?! Apa yang mereka rencanakan, kenapa sekarang keadaan seakan berbalik. Padahal selama ini mereka yang selalu membuat Jessica menderita dan menangis! Bukankah mereka hanya menganggap Jessika anak pungut,’ kesal Joandra tak lagi meladeni ibu mertuanya, dan segera melangkah ke arah ranjang bed di mana Jessica terlihat sedang terbaring lemah.“Lalu, ngapain aja kamu? Sampai istri sendiri masuk Rumah Sakit saja kamu sampai nggak tahu! Lucu!”Kembali terdengar cicitan Madam Donna yang begitu menyakitkan pendengaran Joandra.Joandra terdiam mendengar ucapan ibu mertuanya. Meski itu memang benar adanya, tapi mendengar semua perkataan ibu mertuanya saat ini membuat Joandra merasa sangat bingung sekaligus was-was.“Sudahlah. Jangan membahas

  • Pesona Menantu 24 Karat   Kecelakaan?!

    Joandra merasa begitu penasaran dengan apa yang terjadi, dan ingin mencari tahu bagaimana kronologinya hingga kejadian perdana ini bisa terjadi pada Perusahaan Kontruksi raksasanya yang menjadi Konstruksi ternama dan nomor satu di kota Metropolitan.Joandra tak menuju ke lokasi konstruksi Mall Twenty yang sedang dibangun itu, dia langsung menuju ke kantor polisi agar bisa menangani masalahnya dengan cepat. Padahal dia sudah memutuskan ingin pulang ke kontrakan untuk mengabarkan istri kecilnya, tapi kejadian ini membuat semua rencananya gagal dan menjadi tertunda.Joandra mulai sibuk berurusan di kantor kepolisian dengan pembicaraan dan pembahasannya bersama kepala kepolisian daerah Jakarta Utara. Bahkan setelah selesai membahas segalanya, mereka bersama-sama menuju lokasi kejadian untuk melakukan peninjauan ulang dan untuk memastikan kalau memang ada sesuatu yang dirasakan mengganjal di sana.Kesibukan Joandra hari ini benar-benar menguras waktunya hingga malam hampir tiba, bahkan dia

  • Pesona Menantu 24 Karat   Hasil Tes Sebenarnya!

    “Kamu sudah datang Mas Joan. Ayo duduk di sini,” Claudia berkata santai dengan tak tahu malunya.Glukk!Joandra menelan salivanya kasar. Namun, Joandra tak memperdulikan sapaan Claudia.“Selamat siang Dok,” sapa Joandra melihat ke arah Dokter Denata.“Siang Tuan Joandra. Silakan duduk Tuan, saya akan menjelaskannya di sini, karena kalian sudah sama-sama berada di sini,” ujar Dokter Denada tampak serius.Perasaan Joandra seketika menjadi tidak karuan. Entah mengapa melihat wajah Claudia yang berseri-seri, membuat Joandra menjadi resah dan pikirannya menjadi kacau setengah mati.Joandra duduk di samping Claudia, di hadapan dokter Denata dengan dipisahkan oleh sebuah meja kerja dokter Denata.Dokter Denata mengeluarkan sebuah amplop putih dan meletakkannya di atas meja.“Ini adalah hasil dari tes DNA yang dilakukan kemarin. Dan saya akan menjelaskan hasilnya agar Tuan Joandra dan nyonya Cl

DMCA.com Protection Status