“Tenang, semua urusan akan dihandle oleh pengganti khusus yang sudah dipilih oleh Tuan Besar pemilik The Lion Bank sendiri. Pria muda bertalenta yang sangat luar biasa.”
Mendengar kalimat itu membuat Kakek Raharja mengurut dadanya. Mulai bisa bernapas sedikit lega. Ya, dia harus segera mendapatkan pinjaman kalau tak ingin menjual assetnya secara perlahan. “Apa masih lama?”
“Harusnya pengganti khusus Tuan Besar akan datang mengurus masalah ini sebentar lagi. Karena Beliau saat ini sedang ada acara lain dengan kolega penting dari Luar Negeri untuk membahas proyek baru mereka yang akan dibangun di Jepang.”
Dada Kakek Raharja langsung terlonjak kaget. Sungguh perkataan Ricko barusan semakin membuat mata Kakek Raharja tidak bisa berkedip. Sama seperti semua pasang mata yang saat ini sedang duduk di sana.
‘Ya ampun, seberapa hebat pemilik The Lion Bank itu?! Proyek barunya ada di Negeri Matahari Terbit?! Sungguh ini tidak bisa dipercaya. Dan dia mempercayakan semuanya pada pria muda pilihannya? Apakah itu keponakan atau putranya sendiri? Jika demikian adanya, Gizela harus mengajukan dirinya menjadi pendamping anak muda itu. Terserah saja wajahnya bagaimana, yang penting aku akan kaya raya dan tidak membutuhkan warisan rumah walet yang hanya akan menyusahkan itu.’
Nyonya Fitria membatin sambil mencolek lengan putrinya yang duduk tepat di sebelahnya.
“Kenapa Ma?” Gizela seketika menoleh ke arah ibunya.
Nyonya Fitria meminta putri semata wayangnya itu merapat dan mendekat ke arahnya melalui kodenya, lalu dia membisikkan sesuatu di telinga putri sematawayangnya.
Gizela tersenyum ketika mendengar apa yang dibisikkan oleh ibunya saat ini, yang sesungguhnya juga sudah terpikirkan olehnya ketika mendengar perkataan orang kepercayaan dari The Lion Bank itu barusan.
Sama seperti pikiran nyonya Fitria, bahkan nyonya Hesti sudah meminta putrinya langsung mendekat ke arah Kakeknya dan memisikkan sesuatu terhadap Kakeknya yang menjadi penentu di sana.
Sejak awal semuanya menolak ketika Kakek Raharja meminta kesediaan, dan itu karena mereka semuanya takut jika orang yang akan mereka temui saat ini adalah pria tua yang sudah berbau tanah. Akhirnya mereka semuanya berkomplotan untuk menjebak Jessica. Ya, Jesicca akan mereka jadikan tumbal untuk disodorkan dan ditawarkan kepada pemilik The Lion Bank. Siapa yang tak tahu kegilaan dunia bisnis selama ini. Pria memang sangat gampang ditaklukkan dengan tubuh wanita, apa pun itu maka semua kesulitan akan segera teratasi.
Jessica masih duduk terdiam di tempatnya dengan pikirannya yang kacau. Hatinya saat ini sedang berada di tempat lain. Ya, dia terus kepikiran dengan abang iparnya yang entah tinggal dan hidupnya bagaimana di luar sana. Dan itu sudah berlalu beberapa hari.
‘Kenapa aku tak punya nomor ponsel Abang Ipar? Harus bagaimana baru aku bisa mengetahui keadaannya?’ sesal Jessica membatin sedih. Jessica semakin resah memikirkan Joandra. Ya, itu semuanya karena selama ini yang diketahuinya Joandra tak ada tempat tinggal di sana karena dia memang datang dari Negara yang berbeda. Dan, 1 bulan belakangan ini selalu mengurus abang iparnya tersebut, membuat rasa sayang mulai muncul meski tanpa disadarinya. Ditambah dengan perasaan bersalahnya yang sudah gagal membela Joandra agar tak diusir dari kediamannya saat itu.
Memang. Tak ada yang tahu dengan jelas siapa Joandra itu. yang mereka ketahui Joandra adalah pebisnis muda kaya yang datang dari Luar Negeri. Mereka memang tahu jika Joandra adalah pemilik The Lion Grup. Tapi, mereka semuanya tak tahu jika The Lion Grup adalah pusat dari puluhan bisnis yang tersebar di berbagai Kota dan Negara. Dan salah satunya adalah, The Lion Bank. Induk dari segala cabang perbankan yang tersebar di seluruh Dunia.
Waktu terus bergulir, sampai pukul 9 malam pengganti khusus itu masih juga belum tiba di sana. Dan itu kembali membuat Kakek Raharja merasa ketakutan yang sangat jika saja dia tidak berkesempatan bertemu dengan utusan pemilik dari The Lion Bank tersebut, dan tentu saja semua rencana yang sudah mereka susun akan menjadi sia-sia. Tidak mendapatkan pinjaman dari Bank raksasa itu, sama seperti mereka harus kehilangan harta benda.
“Tuan Ricko. Apa utusan dari The Lion Bank belum selesai dengan koleganya?” Kakek Raharja kembali bertanya dengan wajahnya yang terlihat cemas, merasa takut jika sampai pertemuannya akan dibatalkan begitu saja.
“Sudah Kakek Raharja. Pengganti tuan besar akan tiba sebentar lagi.”
“Oh, syukurlah. Terima kasih Tuan Ricko,” ucap Kakek Raharja dengan senyuman yang langsung terukir di sudut bibirnya. Wajah tua yang sejak tadi terlihat tegang itu kini kembali berubah menjadi tenang.
Tiba-tiba pintu masuk ruangan private itu terbuka lebar. Tampak seorang pria bertubuh kekar dan memakai jas mewah mengkilap, melangkah dengan begitu tenangnya masuk ke dalam sana.
Menyadari pintu itu terbuka, semua yang ada di dalam sana langsung berdiri dari duduknya menghadap ke arah pintu dengan mata yang terbuka tak berkedip sama sekali.
Semuanya terlihat menundukkan kepala mereka ketika melihat seorang pria berstelan jas berwarna hitam masuk ke dalam sana, terkecuali Ricko yang hanya terdiam.
Tampaknya keluarga Kakek Raharja mengira jika pria berjas hitam tersebut adalah orang penting yang sejak tadi mereka tunggu.
Wajah nyonya Fitria dan nyonya Hesty terlihat berseri-seri ketika melihat paras pria muda yang memakai jas hitam tersebut. Meski tidaklah terlalu tampan, yang penting pria itu tidak cacat dan terlihat lengkap tanpa kekurangan satu apa pun. Dan yang paling penting lagi, pria muda itu adalah pemuda bersinar yang melimpah harta yang sudah menjadi orang khusus kepercayaan pemilik The Lion Bank.
Wajah Kakek Raharja juga terlihat sangat cerah. Dia senang ketika melihat pria muda itu terlihat gagah. Dan pria kaya itu akan menjadi menantu cucunya yang akan menyelamatkan kehidupan mereka setelah ini.
Madam Donna apa lagi. Meski memang pria muda itu tidaklah segagah dan setampan Joandra, mantan menantu yang sudah diusirnya itu, yang penting pria muda itu kaya raya. Dan Jessica tentu saja akan menjadi boneka pencetak uangnya ketika pernikahan itu terjadi. Namun, setelah beberapa saat kemudian, entah kenapa tiba-tiba Madam Donna terpikir dengan rencananya yang lain. Jika saat ini Gibran saja tak mampu membantunya, tentu pria itu harus segera ditinggalkan putrinya bukan?! Pikiran licik mulai menguasai hati dan pikiran Madam Donna.
“Claudia?”
Madam Donna memanggil putri sulungnya yang saat ini sedang berdiri di sampingnya, menyambut kedatangan orang penting yang mereka tunggu.
“Iya Ibu?”
“Kau lihat pemuda itu?”
“Iya Ibu. Palingan baru berumur 30an, dan lumayan juga sih tampangnya.”
“Ibu pikir penggantinya itu sudah tua. Bagaimana? Apa kamu mau menjadi istrinya?”
“Tentu saja Ibu. Joandra sudah aku tinggalkan, Gibran juga tak bisa diharapkan sama sekali. Lagian Gibran tidak ada apa-apanya dibanding dengan pria ini.”
Claudia langsung berbelok arah dan menanggapi perkataan ibunya barusan. Tak mungkin dia membiarkan makanan segar lewat dari depan matanya begitu saja. Begitulah Claudia selama ini.
“Hahaa! Ibu tahu otakmu sangat encer. Baiklah, kalau begitu nanti kamu yang maju. Jessica tidak cocok dengan pria kaya muda seperti ini!”
Madam Donna kembali berbisik di telinga Claudia, dan ibu anak itu terlihat terkikik senang.
**
Pria muda itu masuk dan langsung berjalan ke arah Ricko. Berbisik sesaat dan lalu mulai duduk di sisi kiri kursi kebesaran yang hanya ada 1 di sana.Pria itu tak menyapa. Hanya diam dan mulai membuka dokumen yang tadi dibawanya. Tampak begitu fokus dan kembali memeriksa dokumen penting yang akan diserahkannya pada tuan Presdirnya sesaat lagi.“Tuan, apa kita bisa mulai bahas sekarang?”Terdengar suara Kakek Raharja. Pria tua itu bertanya dengan suaranya yang sedikit bergetar. Heran melihat orang penting yang ditunggunya tak menyapa sama sekali. Tapi, dia juga tak sabar ingin segera membahas masalah inti pertemuan malam ini.“Tunggu sebentar lagi, Kakek Raharja. Tuan Presdir kami akan tiba sesaat lagi,” ujar pria yang baru masuk itu, yang tentu saja tak lain tak bukan adalah Leonal.Hening.Ternyata dugaan mereka tadi salah. Pria berjas hitam itu bukanlah Sultan yang mereka tunggu.Semua wajah kini terlihat terdiam dan kembali tampak menegang. Jelas di dalam pikiran mereka semua isinya
Semua tampak terpaku dan tercengang melihat siapa orang yang sejak tadi mereka tunggu. Terlebih Benny yang selama ini selalu menindas dan memerintah Joandra tanpa jeda.Benny, Tuan Faisal, dan tuan Hendro saling menatap tak percaya. Sungguh ini bagai sebuah lelucon di mata mereka. Tapi, melihat Joandra begitu dihormati dan begitu diagungkan di sana, membuat mereka yang selama ini selalu menghinanya menjadi bungkam tak bernyali.Mata Claudia terlihat bersinar-sinar mendapati suaminya kini ternyata kembali menjadi orang yang begitu berkuasa. Dan yang lebih mengejutkan, kali ini Joandra merupakan pemegang kendali pada pusat The Lion Bank. Ternyata kehilangan 1 perusahaannya, membuat suaminya mendapatkan sesuatu yang lebih dan dalam tempo sesingkat ini?! Ya, kali ini sudah tentu dia tidak akan melepaskan suaminya itu walau apa pun yang akan terjadi. Pikirannya yang tadi berubah kini langsung berbelok ketika mengetahui ternyata suaminya itu yang menjadi pengganti khus
Selama ini, segala keadaan tuan presdirnya sudah mereka ketahui dengan jelas. Bahkan mereka saja tak berani membantah perintah tuan presdirnya. Sedangkan keluarga besar itu? malah begitu berani memperlakukan tuan presdir yang merupakan putra pewaris tunggal dari keluarga besar Dinata yang merupakan Konglomerat nomor 1 di sana, seperti seekor binatang saja.“Joandra adalah suami saya. Memangnya kenapa Anda masih bertanya?! Memangnya ini masalah Anda?!” balas Claudia yang kaget melihat tangannya sudah dicekal sedemikian rupa oleh salah satu orang kepercayaan Joandra.Claudia melihat ke arah Joandra seakan menunggu Joandra membelanya dan memarahi asistennya yang sudah begitu kurang ajar karena mencekal tangannya begitu kencang.“Suami? Bukankah saat itu kamu sudah mengakhiri segalanya, Claudia? Saat ini, kita tidak memiliki hubungan apa-apa lagi.”Joandra menjawab santai sambil terus melihat ke arah mata Jessica yang saat ini sedang menatap ke arahnya juga. Gadis kecil berhati malaikat y
“Tante juga minta maaf, Joandra. Tante sadar jika kemarin Tante sudah memperlakukanmu kurang baik. Dan jika Joandra bersedia menjadi suami Henaya, Tante janji akan memperlakukanmu dengan baik dan Henaya juga akan melayanimu denganlebihbaik. Henaya akan segera memberikanmu keturunan seperti yang kamu impikan selama ini.”Terdengar suara nyonya Hesty menyambung di akhir ucapan Madam Donna. Tampaknya wanita paruh baya itu juga tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan luar biasa yang saat ini sudah dimilikinya ketika mendengar ucapan Kakek Raharja tadinya. Ya, mereka semuanya tahu jelas jika selama ini Claudia memang belum ingin mengandung dan itu karena karirnya.“Gizela pasti akan melayanimu dengan lebih Sempurna, Joandra. Dan sudah tentu Tante serta Paman akan memperlakukan kamu menjadi menantu terbaik yang kami miliki dan satu-satunya yang paling spesial. Kamu adalah pria terbaik dan begitu cemerlang, jangan sampai kamu salah lagi memil
Jessica mengembangkan senyum manisnya. Mendapatkan ijin dari ibunya, Jessica pun mulai berdiri dari duduknya.Ricko langsung berjalan menjemput Jessica dan menggeser kursinya dengan sopan, agar wanita yang dipanggil oleh tuan presdirnya itu bisa berjalan keluar dari tempatnya lebih mudah.Jessica berjalan pelan ke arah Joandra sambil meremas jemari tangannya sendiri. Entah kenapa tiba-tiba dia merasa begitu nervous dan tangannya juga menjadi dingin seketika.Leonal menggeser sebuah kursi dan menjejerkannya tepat di samping kursi yang sedang di duduki oleh Joandra.“Ayo duduk di sini.”Jessica yang terlihat ragu tampak mulai duduk di kursi samping Joandra perlahan sambil memperbaiki rok sebatas lututnya, dan juga menarik kerah gaunnya itu lebih ke atas yang terasa terlalu rendah karena dia belum pernah menggunakan gaun terbuka seperti itu. Hal itu membuatnya begitu salah tingkah.“Kenapa tak memakai gaun yang aku kirimkan?&r
Joandra tersenyum ketika mendengar gadisnya itu sudah tidak lagi memanggilnya dengan ‘abang ipar’ dan hanya memanggilnya sebagai ‘abang’ saja. Dan seperti itu saja sudah cukup membuat Joandra merasa bahagia.“Apa Jessica bersedia ikut dengan Abang? Kalau Jessica bersedia maka Abang juga akan bersedia memberikan pinjaman itu. Tapi ya itu, hanya 50 persen. Itu adalah limit terakhirnya.”“Ikut?! Maksudnya?” kembali Jessica bertanya heran dengan keningnya yang mengkerut bingung.“Hmm. Ikut dan tinggal dengan Abang. Temani Abang di sana. Abang bosan kalau tinggal sendirian di rumah itu. Kamu kan bisa masakin dan mengurus Abang seperti biasanya. Abang tak suka kalau harus makan di luar terus.”Sindirian telak dan jitu langsung berlabuh untuk wanita-wanita muda yang ada di sana, yang rata-rata semuanya tidaklah sama seperti Jessica. Di mata Joandra, Jessica memiliki begitu banyak kelebihan tak terduga dan mampu melakukan segalanya dengan sempurna. Wanita yang pantas menjadi permaisuri di dal
Jessica langsung masuk dan duduk di dalam mobil mewah itu. Jantungnya berdetak tidak karuan ketika melihat Joandra kembali bersikap seperti biasanya. Entah bagaimana Joandra mengatur sikapnya yang tadi berubah tampak dingin dan begitu tegas, tapi kini terlihat biasa saja dan bersahabat seperti biasanya.Joandra menyalakan mesin mobilnya dan langsung tancap gas dari hotel mewah tersebut, yang sebenarnya merupakan hotel mewah miliknya. Hotel berbintang dengan berbagai fasilitas pribadi khususunya yang sudah didesainnya sejak awal.Mobil melaju ke arah Residence Elite di kawasan Grand Lion. Sebuah kawasan khusus yang memang merupakan milik pribadi Joandra yang sangat rahasia, yang selama ini belum pernah terekpos dan disorot oleh Media.“Abang tinggal di mana beberapa hari ini?”Sekian lama mereka saling terdiam, tiba-tiba Jessica mulai berbicara dengan pertanyaan yang memang beberapa hari ini terus membelenggu dibenaknya, dan itu setelah abang iparnya diusir dari kediaman mereka saat it
Joandra yang ikut kaget masih belum bersuara. Dia segera membantu Jessica mengusap tubuh itu di berbagai bagian. Bahkan Joandra membantu Jessica dengan mengibaskan baju yang sedang dikenakan gadis pujaan hatinya itu.“Mana? Nggak ada,” ujar Joandra yang tak melihat apa pun, tapi masih terus sibuk mengusap tubuh itu.“Tadi ada cicak yang merayap di perutku,” kata Jessica sambil terus terisak, bahkan kini dia sedang menyeka ingusnya yang tiba-tiba keluar begitu saja dari dalam hidung mancungnya.“Ya ampun, masa sama cicak yang kecil itu saja takut sih,” tanya Joandra terkekeh pelan, sambil memperbaiki rambut panjang Jessica yang sudah berantakan tak beraturan.“Jessica nggak takut Bang. Tapi Jessica geli,” jawab Jessica masih terus sesenggukan.Melihat Jessica benar-benar begitu panik dan menangis tergugu separah itu, Joandra tak lagi tertawa. Dia melihat dengan begitu jelas jika wajah itu terlihat begitu histeris dan masih terlihat ketakutan.“Ya sudah, sekarang nggak ada lagi kan?”“T