“Tante juga minta maaf, Joandra. Tante sadar jika kemarin Tante sudah memperlakukanmu kurang baik. Dan jika Joandra bersedia menjadi suami Henaya, Tante janji akan memperlakukanmu dengan baik dan Henaya juga akan melayanimu dengan lebih baik. Henaya akan segera memberikanmu keturunan seperti yang kamu impikan selama ini.”
Terdengar suara nyonya Hesty menyambung di akhir ucapan Madam Donna. Tampaknya wanita paruh baya itu juga tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan luar biasa yang saat ini sudah dimilikinya ketika mendengar ucapan Kakek Raharja tadinya. Ya, mereka semuanya tahu jelas jika selama ini Claudia memang belum ingin mengandung dan itu karena karirnya.
“Gizela pasti akan melayanimu dengan lebih Sempurna, Joandra. Dan sudah tentu Tante serta Paman akan memperlakukan kamu menjadi menantu terbaik yang kami miliki dan satu-satunya yang paling spesial. Kamu adalah pria terbaik dan begitu cemerlang, jangan sampai kamu salah lagi memil
Jessica mengembangkan senyum manisnya. Mendapatkan ijin dari ibunya, Jessica pun mulai berdiri dari duduknya.Ricko langsung berjalan menjemput Jessica dan menggeser kursinya dengan sopan, agar wanita yang dipanggil oleh tuan presdirnya itu bisa berjalan keluar dari tempatnya lebih mudah.Jessica berjalan pelan ke arah Joandra sambil meremas jemari tangannya sendiri. Entah kenapa tiba-tiba dia merasa begitu nervous dan tangannya juga menjadi dingin seketika.Leonal menggeser sebuah kursi dan menjejerkannya tepat di samping kursi yang sedang di duduki oleh Joandra.“Ayo duduk di sini.”Jessica yang terlihat ragu tampak mulai duduk di kursi samping Joandra perlahan sambil memperbaiki rok sebatas lututnya, dan juga menarik kerah gaunnya itu lebih ke atas yang terasa terlalu rendah karena dia belum pernah menggunakan gaun terbuka seperti itu. Hal itu membuatnya begitu salah tingkah.“Kenapa tak memakai gaun yang aku kirimkan?&r
Joandra tersenyum ketika mendengar gadisnya itu sudah tidak lagi memanggilnya dengan ‘abang ipar’ dan hanya memanggilnya sebagai ‘abang’ saja. Dan seperti itu saja sudah cukup membuat Joandra merasa bahagia.“Apa Jessica bersedia ikut dengan Abang? Kalau Jessica bersedia maka Abang juga akan bersedia memberikan pinjaman itu. Tapi ya itu, hanya 50 persen. Itu adalah limit terakhirnya.”“Ikut?! Maksudnya?” kembali Jessica bertanya heran dengan keningnya yang mengkerut bingung.“Hmm. Ikut dan tinggal dengan Abang. Temani Abang di sana. Abang bosan kalau tinggal sendirian di rumah itu. Kamu kan bisa masakin dan mengurus Abang seperti biasanya. Abang tak suka kalau harus makan di luar terus.”Sindirian telak dan jitu langsung berlabuh untuk wanita-wanita muda yang ada di sana, yang rata-rata semuanya tidaklah sama seperti Jessica. Di mata Joandra, Jessica memiliki begitu banyak kelebihan tak terduga dan mampu melakukan segalanya dengan sempurna. Wanita yang pantas menjadi permaisuri di dal
Jessica langsung masuk dan duduk di dalam mobil mewah itu. Jantungnya berdetak tidak karuan ketika melihat Joandra kembali bersikap seperti biasanya. Entah bagaimana Joandra mengatur sikapnya yang tadi berubah tampak dingin dan begitu tegas, tapi kini terlihat biasa saja dan bersahabat seperti biasanya.Joandra menyalakan mesin mobilnya dan langsung tancap gas dari hotel mewah tersebut, yang sebenarnya merupakan hotel mewah miliknya. Hotel berbintang dengan berbagai fasilitas pribadi khususunya yang sudah didesainnya sejak awal.Mobil melaju ke arah Residence Elite di kawasan Grand Lion. Sebuah kawasan khusus yang memang merupakan milik pribadi Joandra yang sangat rahasia, yang selama ini belum pernah terekpos dan disorot oleh Media.“Abang tinggal di mana beberapa hari ini?”Sekian lama mereka saling terdiam, tiba-tiba Jessica mulai berbicara dengan pertanyaan yang memang beberapa hari ini terus membelenggu dibenaknya, dan itu setelah abang iparnya diusir dari kediaman mereka saat it
Joandra yang ikut kaget masih belum bersuara. Dia segera membantu Jessica mengusap tubuh itu di berbagai bagian. Bahkan Joandra membantu Jessica dengan mengibaskan baju yang sedang dikenakan gadis pujaan hatinya itu.“Mana? Nggak ada,” ujar Joandra yang tak melihat apa pun, tapi masih terus sibuk mengusap tubuh itu.“Tadi ada cicak yang merayap di perutku,” kata Jessica sambil terus terisak, bahkan kini dia sedang menyeka ingusnya yang tiba-tiba keluar begitu saja dari dalam hidung mancungnya.“Ya ampun, masa sama cicak yang kecil itu saja takut sih,” tanya Joandra terkekeh pelan, sambil memperbaiki rambut panjang Jessica yang sudah berantakan tak beraturan.“Jessica nggak takut Bang. Tapi Jessica geli,” jawab Jessica masih terus sesenggukan.Melihat Jessica benar-benar begitu panik dan menangis tergugu separah itu, Joandra tak lagi tertawa. Dia melihat dengan begitu jelas jika wajah itu terlihat begitu histeris dan masih terlihat ketakutan.“Ya sudah, sekarang nggak ada lagi kan?”“T
Akhirnya ... apa yang diharapkan Joandra terwujud juga. Bahkan kali ini Jessica yang menawarkan. Begitu senang rasa hati, meski Joandra menyadari jika saat ini adalah keadaan darurat yang membuat Jessica terpaksa menawarkan.“Nggak ah,” Joandra menolak.“Ayolah. Temani Jessica di sini,” mohon Jessica.“Ntar terpaksa.”“Nggak,” Jessica menggeleng cepat menatap Joandra penuh harap.Akhirnya Joandra merebahkan tubuhnya di sisi Jessica setelah gadisnya itu bergeser dan memintanya untuk tidur di sana.‘Ya ampun ... tubuh Abang sebagus ini? kenapa aku baru menyadarinya sekarang?!’ Jessica terpaku menatap bonggolan-bonggolan yang kini tersusun indah di depan matanya.Begitu Joandra berbaring di sana, bola mata Jessica tampak membesar.“A-abang pakai baju dulu gih,” kata Jessica terbata, lalu mulai mengubah posisi berbaringnya membelakangi tubuh Joandra.Joandra hanya mengulum senyumnya melihat kelakuan gadis kecilnya saat ini. Mungkin saat ini gadis kecilnya itu baru menyadari jika dirinya t
“Aku yang sudah tua begini dibilangin anak kecil? Ya sudah, terserah Abang sajalah. Yang penting, saat ini Jessica sudah lapar banget. Apa ada yang bisa Jessica masak?”Mendengar itu Joandra pun tersentak kaget. Iya, dia lupa meminta Ricko atau pun Leonel untuk membelikan sarapan dan mengantar ke perkebunannya.‘Sial. Kok aku bisa lupa begini? Aduh! Kasihan Jessica sudah kelaparan.’Joandra ikut bangkit ketika Jessica sudah langsung bangkit.Mereka berdua berjalan keluar dari dalam kamar itu. kamar yang terasa sejuk meski tanpa adanya kipas angin atau Ac sama sekali.“Kamu sikat gigimu dulu Jess. Abang akan memesan makanan.”“Memesan makanan? Memangnya nggak ada bahan mentah yang tersedia? Biar Jessica masak saja.”“Nggak ada, Jess. Abang lupa membeli bahan-bahan makanan. Kulkas dan kompor juga belum Abang beli. Kamu tahu keadaan Abang saat ini. Semua fasilitas ini juga hanya pinjaman dari Boss,” Joandra yang mendapatkan kesempatan kembali menyiasati.“Oh, y-ya sudah nggak apa-apa. Je
“Iya, tadi dia membawakan makanan buat kita.”“Ah, Abang yang serius dong,” kesal Jessica memberengut melihat Joandra terus berkelakar dengan keseriusannya. Lagian, mana mungkin seorang bos membawakan makanan untuk bawahannya.Joandra tertawa melihat wajah yang begitu menggemaskannya. “Nggak kok, tadi Abang minta tukang kebun belikan makanan. Ayolah kita makan dulu. Abang sudah kehabisan tenaga. Kamu bandel banget jalannya sampai sejauh itu.”Jessica terkekeh sambil menutup bibirnya, dia juga tak menyangka jika mantan abang iparnya itu akan menuruti keinginannya tadi.Selesai sarapan, Joandra membersihkan kebun buah-buahan yang ada di sekitar gubuk sederhana itu. Semua rencananya sudah diatur Joandra melewati Leonal, hingga tak ada anggota tukang kebun di sana yang berani memanggilnya selain menganggukkan kepala saja.Beberapa hari berlalu dengan keadaan yang sama. Joandra menyampaikan pada Jessica jika dia hanya bekerja menjadi tukang kebun kepercayaan atasannya di sana, yang kebetul
“Kamar Jessica di atas juga ya?”“Hmm.”“Siapa saja yang tinggal di sini?”“Cuma kita.”“Ini rumah siapa?”“Rumah Pak Boss.”“Oh ya?! Kenapa kita tinggal di sini?”“Hmm. Dia sedang sibuk di Luar Negeri. Makanya dia mempercayakan kita untuk menjaga assetnya sementara ini.”“Oh begitu. Pantesan. Jadi, Abang nggak bohong kan sama Jessica? Mobil mewah itu memang benar mobil Boss ya? Bukan mobil Abang ya kan?” tanya Jessica panjang lebar.“Ya ampun. Sejak kapan kamu jadi bawel begini Jess?”“Eh ... hehee, iya. Maaf, Jessica cuma merasa penasaran saja,” Jessica yang tersadar langsung terkekeh pelan dengan wajahnya yang terasa memanas. Malu karena sudah bertanya terlalu banyak. Tapi, dia juga merasa begitu heran karena mobil mewah itu terus dipakai oleh mantan abang iparnya itu.Joandra bingung harus bagaimana menjelaskan segalanya. Lagian saat ini bukan waktu yang tepat untuk dia mengatakan segalanya pada Jessica. Yang jelas, Joandra ingin nantinya Jessica melihat kenyataan dengan mata kepa
“Aku kebelet pipis. Aku ke toilet dulu bentar ya Honey,” Joandra mulai berjalan ke arah toilet yang ada di dalam kamar mewah itu, meninggalkan Jessica yang berbaring di atas pembaringan king size super mewah itu.Jessica bangkit dan duduk di sisi ranjang. Menurunkan kedua kakinya ke bawah, dan kembali melihat ke sekeliling kamar itu. Kamar yang sangat luar biasa, yang pastinya sangat disukai oleh anak-anak mereka satu saat nanti, karena kamar itu terlihat begitu indah degan nuansa yang sangat menyejukkan jiwa.Melihat ada dipenser dan kulkas di sana, Jessica mulai melangkah ke arah dispenser tersebut. Jessica yang merasa kehausan mulai menuangkan air ke dalam gelas dan menenggaknya untuk menghilangkan dahaga yang menyerangnya.Setelah menghabiskan segelas air, Jessica kembali mengisi gelasnya dan lalu berjalan ke arah ranjang.“Honey. Kamu ngapain?” tanya Joandra yang terlihat buru-buru menutup pintu toilet, dan segera menyusul Jessica.“Nggak. Aku hanya ingin minum saja Sayang. Haus
“Hehee. Sayang bisa saja. Ya sudah, Sayang hati-hati ya. Jangan kenceng-kenceng nyetirnya.”“Siap Bidadari hatiku. Muahh!” Joandra ikut meluahkan rasa di dalam benaknya saat ini, dan itu membuat Jessica terkekeh di seberang saja.“Byee.”Joandra yang merasa tersemangati segera melajukan mobilnya dengan hatinya yang merasa begitu bahagia dan berbunga-bunga.Selama hidupnya, hanya 2 wanita yang pernah membuat hatinya bahagia menggebu-gebu seperti ini, dan itu adalah ibu dan juga istri kecil kesayangannya yang begitu dicintainya.-Beberapa hari sudah terlewati, dan saat ini Joandra sedang membimbing Jessica dengan matanya yang di tutupi dengan kain.“Kita mau ngapain Sayang?”“Ada deh.”“Jangan main-main ah. Jessica jangan dikagetin pakai binatang ya. Nanti Jessica bisa pingsan loh Sayang,” sungut Jessica yang sangat takut dikerjai, apa lagi dia memang sangat takut dengan beberapa binatang.“Nggak kok Honey, tenang saja. Sebentar lagi kita sampai,” ujar Joandra hanya tersenyum mendengar
Joandra kembali mengutarakan pertanyaan pada pria itu, karena saat ini Joandra sudah mulai menguasai keadaan yang sebenarnya.Hening.Tampaknya pria itu sulit sekali menentukan keputusannya.“Jika kau mengatakan yang sebenarnya dan menceritakan seluruh kronologinya dengan jelas, aku yakin aku bisa membantu meringankan masa tahananmu. Tapi kamu harus bisa bekerja sama dengan pihak Kepolisian. Aku akan menjamin keamananmu. Setidaknya kamu masih sedikit berguna untuk keluargamu, dari pada kamu mati sia-sia oleh ancaman dari orang yang sudah memerintahkanmu.”Mendengar perkataan Joandra yang panjang lebar itu membuat pria itu kembali menangis.“Terima kasih Tuan Presdir. Terima kasih. Saya tak takut mati sama sekali. Saya akan bekerja sama dengan pihak kepolisan untuk Tuan Presdir. Saya akan menceritakan segalanya secara detail. Tapi, tolong lindungi keluarga saya,” ujar pria itu akhirnya, dan perkataannya itu membuat Joandra mengembangkan sebelah ujung bibirnya.“Tentu saja. Kamu tak per
“Iya suamiku. Baiklah,” Jessica langsung mengiyakan agar Joandra tak mengkhawatirkan keadaannya.Joandra terkekeh pelan dan langsung mengecup sayang bibir Jessica beberapa kali.“Aku pergi sekarang ya, Honey. Hati-hati. Ayah juga ada di rumah, Ayah tak ke mana-mana hari ini,” pesan Joandra lagi agar istrinya itu tak merasa sendiri akibat ditinggalkannya sebentar.“Oke.”Akhirnya Joandra melangkah pergi setelah dia mengecup berulang kali wanita yang begitu dicintai dan amat disayanginya.Mobil melaju membelah jalanan siang ke arah Jakarta Timur dengan tujuan Joandra yang sudah terencana sejak pagi tadi.Joandra yang sudah tiba di kantor kepolisian Jakarta Utara langsung menemui Inspektur Jenderal Mahes untuk berbincang sejenak, sebelum dia menemui anggotanya yang sudah menghianatinya dan sudah membuat masalah besar kali ini. Tentu tak ada api kalau tak ada pemantik. Dan saat ini Joandra ingin mencari tahu s
“Maaf Tuan Presdir. Saya hanya ingin mengabari jika yang menjadi dugaan Tuan Presdir semalam benar adanya. Ada orang luar yang sudah membayar orang dalam kita melakukan kecurangan. Bahkan dengan sengaja menciptakan kecelakaan besar ini.”“Maksudnya?”Joandra terlihat menajamkan pendengarannya dan memicingkan matanya.“Ada saingan bisnis kita yang sengaja menciptakan kecelakaan ini. Dia memanfaatkan orang kita untuk niatnya itu. Dengan menggunakan cairan khusus penghancur beton, kejadian semalam menjadi sangat fatal dan melibatkan begitu banyak pekerja kita.”Joandra terlihat begitu tegang. Sebenarnya Joandra sangat kaget mendengar kabar itu. Bagaimana bisa saingan bisnisnya melakukan kecurangan sefatal itu hanya untuk menghancurkan nama baik perusahaan konstruksinya?! Apakah orang itu tak punya hati dan tega hingga menghilangkan beberapa nyawa sekaligus?!Joandra yang terkejut besar menelan salivanya kasar. Rasa
“Semua itu kenyataan dan Faktanya, Claudia! Kamu jangan lupa dengan apa semuanya yang sudah kamu lakukan selama ini. Tunggu saja tanggal mainnya!” desis Joandra begitu geram dan langsung melangkah pergi.Panas! Joandra benar-benar merasa sangat panas dengan keadaan yang menghimpitnya saat ini. Urusannya tentang bisnisnya dan juga hal-hal yang sudah terjadi di luar sudah sangat meguras pikirannya. Kenapa saat ini ibu mertuanya dan Claudia kembali datang mengacaukan suasana hatinya! Joandra benar-benar merasa geram!Tapi, Joandra tetap berusaha sabar. Dan itu semuanya dilakukannya demi Jessica.‘Licik dan gila! Wanita ular itu memang benar-benar sudah tak waras! Kasihan anaknya nanti memiliki ibu gila seperti dia!’Joandra membatin kesal dan segera berjalan pergi mengurus segala sesuatu agar istrinya bisa keluar malam ini juga.Selesai mengurus semuanya, Joandra segera naik ke atas menuju ke ruangan Jessica. Ternyata Joandra d
“Apa yang Ibu bicarakan?! Tentu saja Joan menyayangi Jessica. Kalau tidak, untuk apa Joandra menikahinya?” jawab Joandra gusar mulai terpancing emosi, bahkan kini rahangnya sudah terlihat mengeras akibat menahan amarahnya.‘Ada hak apa Ibu bicara seperti itu?! Apa yang mereka rencanakan, kenapa sekarang keadaan seakan berbalik. Padahal selama ini mereka yang selalu membuat Jessica menderita dan menangis! Bukankah mereka hanya menganggap Jessika anak pungut,’ kesal Joandra tak lagi meladeni ibu mertuanya, dan segera melangkah ke arah ranjang bed di mana Jessica terlihat sedang terbaring lemah.“Lalu, ngapain aja kamu? Sampai istri sendiri masuk Rumah Sakit saja kamu sampai nggak tahu! Lucu!”Kembali terdengar cicitan Madam Donna yang begitu menyakitkan pendengaran Joandra.Joandra terdiam mendengar ucapan ibu mertuanya. Meski itu memang benar adanya, tapi mendengar semua perkataan ibu mertuanya saat ini membuat Joandra merasa sangat bingung sekaligus was-was.“Sudahlah. Jangan membahas
Joandra merasa begitu penasaran dengan apa yang terjadi, dan ingin mencari tahu bagaimana kronologinya hingga kejadian perdana ini bisa terjadi pada Perusahaan Kontruksi raksasanya yang menjadi Konstruksi ternama dan nomor satu di kota Metropolitan.Joandra tak menuju ke lokasi konstruksi Mall Twenty yang sedang dibangun itu, dia langsung menuju ke kantor polisi agar bisa menangani masalahnya dengan cepat. Padahal dia sudah memutuskan ingin pulang ke kontrakan untuk mengabarkan istri kecilnya, tapi kejadian ini membuat semua rencananya gagal dan menjadi tertunda.Joandra mulai sibuk berurusan di kantor kepolisian dengan pembicaraan dan pembahasannya bersama kepala kepolisian daerah Jakarta Utara. Bahkan setelah selesai membahas segalanya, mereka bersama-sama menuju lokasi kejadian untuk melakukan peninjauan ulang dan untuk memastikan kalau memang ada sesuatu yang dirasakan mengganjal di sana.Kesibukan Joandra hari ini benar-benar menguras waktunya hingga malam hampir tiba, bahkan dia
“Kamu sudah datang Mas Joan. Ayo duduk di sini,” Claudia berkata santai dengan tak tahu malunya.Glukk!Joandra menelan salivanya kasar. Namun, Joandra tak memperdulikan sapaan Claudia.“Selamat siang Dok,” sapa Joandra melihat ke arah Dokter Denata.“Siang Tuan Joandra. Silakan duduk Tuan, saya akan menjelaskannya di sini, karena kalian sudah sama-sama berada di sini,” ujar Dokter Denada tampak serius.Perasaan Joandra seketika menjadi tidak karuan. Entah mengapa melihat wajah Claudia yang berseri-seri, membuat Joandra menjadi resah dan pikirannya menjadi kacau setengah mati.Joandra duduk di samping Claudia, di hadapan dokter Denata dengan dipisahkan oleh sebuah meja kerja dokter Denata.Dokter Denata mengeluarkan sebuah amplop putih dan meletakkannya di atas meja.“Ini adalah hasil dari tes DNA yang dilakukan kemarin. Dan saya akan menjelaskan hasilnya agar Tuan Joandra dan nyonya Cl