“Iya, tadi dia membawakan makanan buat kita.”“Ah, Abang yang serius dong,” kesal Jessica memberengut melihat Joandra terus berkelakar dengan keseriusannya. Lagian, mana mungkin seorang bos membawakan makanan untuk bawahannya.Joandra tertawa melihat wajah yang begitu menggemaskannya. “Nggak kok, tadi Abang minta tukang kebun belikan makanan. Ayolah kita makan dulu. Abang sudah kehabisan tenaga. Kamu bandel banget jalannya sampai sejauh itu.”Jessica terkekeh sambil menutup bibirnya, dia juga tak menyangka jika mantan abang iparnya itu akan menuruti keinginannya tadi.Selesai sarapan, Joandra membersihkan kebun buah-buahan yang ada di sekitar gubuk sederhana itu. Semua rencananya sudah diatur Joandra melewati Leonal, hingga tak ada anggota tukang kebun di sana yang berani memanggilnya selain menganggukkan kepala saja.Beberapa hari berlalu dengan keadaan yang sama. Joandra menyampaikan pada Jessica jika dia hanya bekerja menjadi tukang kebun kepercayaan atasannya di sana, yang kebetul
“Kamar Jessica di atas juga ya?”“Hmm.”“Siapa saja yang tinggal di sini?”“Cuma kita.”“Ini rumah siapa?”“Rumah Pak Boss.”“Oh ya?! Kenapa kita tinggal di sini?”“Hmm. Dia sedang sibuk di Luar Negeri. Makanya dia mempercayakan kita untuk menjaga assetnya sementara ini.”“Oh begitu. Pantesan. Jadi, Abang nggak bohong kan sama Jessica? Mobil mewah itu memang benar mobil Boss ya? Bukan mobil Abang ya kan?” tanya Jessica panjang lebar.“Ya ampun. Sejak kapan kamu jadi bawel begini Jess?”“Eh ... hehee, iya. Maaf, Jessica cuma merasa penasaran saja,” Jessica yang tersadar langsung terkekeh pelan dengan wajahnya yang terasa memanas. Malu karena sudah bertanya terlalu banyak. Tapi, dia juga merasa begitu heran karena mobil mewah itu terus dipakai oleh mantan abang iparnya itu.Joandra bingung harus bagaimana menjelaskan segalanya. Lagian saat ini bukan waktu yang tepat untuk dia mengatakan segalanya pada Jessica. Yang jelas, Joandra ingin nantinya Jessica melihat kenyataan dengan mata kepa
Jessica menjawab kaget dengan suaranya yang melengking saking bisingnya alat pengering rambut yang masih terus menyala.Joandra tidak memperdulikan itu dan terus melanjutkan kegiatan untuk mengeringkan rambut Jessica yang panjang dan masih lembab. Lengan kekarnya itu terlihat sedikit kaku, dan mungkin itu dikarenakan dia baru pertama kali melakukan hal tersebut pada rambut wanita, apa lagi rambut Jessica sepanjang itu.Jessica terdiam dan terus memperhatikan wajah serius Joandra dari kaca pantul di depannya. Ya, Jessica mengakui jika wajah mantan abang iparnya itu memang sangat tampan. Selama ini ketampanan Joandra bahkan tak pernah diperhatikannya sedemikian rupa.Asli. Wajah tampan itu benar-benar begitu mempesona hingga membuat dentum di dalam dada Jessica terus berkumandang, dan itu kembali membuat rasa resah dan takut muncul begitu saja.Selesai mengeringkan rambut panjang gadisnya, Joandra langsung mematikan hair dryer itu.“Sudah selesai,” ucap Joandra sambil meletakkan hair dr
Tanpa berkata apa pun Joandra langsung menggendong tubuh Jessica dengan kedua lengan kekarnya, berniat memindahkan gadis kecilnya itu ke atas pembaringannya yang nyaman di sana.Jessica yang baru saja memejamkan matanya langsung terkejut besar ketika melihat wajah Joandra sudah berada di depan matanya, dan tubuhnya juga sudah terangkat sempurna.“A-abang n-ngapain?!”“Dasar Gadis nakal. Disuruh tidur di ranjang malah tidur di atas sofa.”“T-tapi Jessica, i-itu ...,” gugup Jessica kehabisan kata-kata entah tidak berani mengeluarkan pendapatnya.“Kenapa? Jessica takut tidur sama Abang, begitu? Emang wajah Abang ini terlihat seperti seorang penjahat? Kemarin saja Jessica yang minta Abang temani tidurnya, dasar.”“T-tapi i-itu ....”“Apanya? Ya sudah, kamu tidur saja di sini.”Joandra membaringkan gadis kecilnya di atas ranjang king size itu di atas bantalnya t
Setelah melihat jarum jam menunjukkan hampir pukul 7, Joandra segera menutup laptopnya dan langsung menyimpannya kembali ke dalam tas kerjanya. Joandra lalu mulai berdiri sambil sedikit meregangkan pinggang kekarnya yang terasa kaku akibat sudah duduk terlalu lama.Joandra berjalan ke arah pintu kamar dan langsung masuk ke dalam sana. Melihat Jessica masih juga tertidur dengan posisinya seperti semalam, Joandra mengembangkan senyumnya.‘Nyenyak banget tidurmu. Apa kamu sangat kelelahan ... Bidadariku? Istirahatlah sepuasmu ....’Joandra kembali tersenyum sambil membenarkan selimut yang sedikit turun ke bawah. Joandra lalu mengambil sesuatu dari dalam laci di nakasnya, lalu mulai sibuk melakukan sesuatu dengan membuka ponsel jadul milik Jessica.Selesai sarapan di lantai bawah, Joandra segera masuk ke dalam mobilnya dan melajukan mobil mewahnya ke Perusahaan pusatnya yang mencakup semua bidang bisnis yang dimilikinya.Perusahaan Pusat itu sangat besar, karena di sana ada puluhan bagian
Jessica yang heran langsung membuka beberapa notif pesan yang masuk ke dalam ponsel itu.[Jess, ponsel ini untukmu. Abang keluar kerja dulu, nanti malam Abang akan kembali.]Itu adalah bunyi pesan pertama dari kontak whatshapp Joandra, karena namanya memang pun sudah tertulis di sana. Malah foto profilnya juga terlihat senyuman wajahnya yang sangat manis di sana.Jessica tersenyum-senyum melihat itu, dan lalu kembali melanjutkan membaca pesan yang masuk dengan jeda waktu beberapa menit dari pesan pertama.[Jessica belum bangun ya? Nanti kalau sudah bangun segera ke bawah untuk sarapan.]Jessica terdiam. Matanya segera melihat ke arah jam yang sudah menunjukkan hampir pukul 10 siang, dan mata indah itu lalu kembali melihat ke arah waktu pesan itu dikirimkan oleh Joandra.“Astaga. Sudah hampir 2 jam pesan ini dikirim bang Joan?! Aduh! Aku harus bilang apa?!”Jessica yang merasa sangat bersalah karena pagi tadi dia tidak bang
Selesai makan siang bersama kliennya, Joandra langsung tancap gas ke Jakarta Timur menuju PT. Lion Kingbirds yang merupakan pabrik sarang burung walet terbesar di sana. Joandra mengendarai mobilnya sendirian, sementara Ricko sudah pulang ke Perusahaan pusat The Lion Group menggunakan taxi untuk mengurus segala urusan di sana.Sibuk dengan semua kegiatannya membuat Joandra belum sempat melihat pesan yang masuk ke dalam ponselnya, dan Joandra saat ini malah sedang rapat bersama anggota tim penanggungjawab yang ditugaskannya di pabrik waletnya, guna mencari penyebab yang sesungguhnya sudah membuat timbulnya permasalahan yang akan menghambat kelanjutan produktifitas mereka di pabrik saat ini.Joandra ingin semuanya terencana dengan sempurna, baik dalam menghasilkan manfaat jangka pendek maupun jangka panjang, karena Joandra tidak ingin produktifitas yang dihasilkan oleh pabriknya hanya mengacu pada keuntungan materi atau profit saja tanpa mengindahkan hal yang lainnya. Seb
“Nanti aja pijitnya. Perut Abang sudah lapar gara-gara Jessica kebanyakan nanya.”Joandra segera turun dari ranjang itu meninggalkan Jessica yang melongo dengan keningnya yang kembali terlihat mengkerut.“Loh, koq?!”“Ayo kita makan dulu.”“Hah?!”Joandra segera menyambar baju santainya dari dalam lemari dan langsung memakainya. Kemudian dia berjalan keluar dari dalam kamarnya sambil menarik tangan Jessica yang terpaku tidak bergeming melihat Joandra yang selalu berubah dalam sekejap.Makan malam itu berlangsung santai dan dua makhluk berbeda jenis kelamin itu terlihat seperti pasangan pengantin baru yang baru pulang dari nikahan saja, akibat rasa kikuk dan malu yang terlihat dari Jessica ketika mendapati Joandra terus mengambilkan lauk-pauk untuknya. Terlihat begitu perhatian dengannya. Apakah mereka memang sudah sedekat itu?! Entahlah. Antara yakin atau tidak, tapi rasanya hubungan mereka ber
“Aku kebelet pipis. Aku ke toilet dulu bentar ya Honey,” Joandra mulai berjalan ke arah toilet yang ada di dalam kamar mewah itu, meninggalkan Jessica yang berbaring di atas pembaringan king size super mewah itu.Jessica bangkit dan duduk di sisi ranjang. Menurunkan kedua kakinya ke bawah, dan kembali melihat ke sekeliling kamar itu. Kamar yang sangat luar biasa, yang pastinya sangat disukai oleh anak-anak mereka satu saat nanti, karena kamar itu terlihat begitu indah degan nuansa yang sangat menyejukkan jiwa.Melihat ada dipenser dan kulkas di sana, Jessica mulai melangkah ke arah dispenser tersebut. Jessica yang merasa kehausan mulai menuangkan air ke dalam gelas dan menenggaknya untuk menghilangkan dahaga yang menyerangnya.Setelah menghabiskan segelas air, Jessica kembali mengisi gelasnya dan lalu berjalan ke arah ranjang.“Honey. Kamu ngapain?” tanya Joandra yang terlihat buru-buru menutup pintu toilet, dan segera menyusul Jessica.“Nggak. Aku hanya ingin minum saja Sayang. Haus
“Hehee. Sayang bisa saja. Ya sudah, Sayang hati-hati ya. Jangan kenceng-kenceng nyetirnya.”“Siap Bidadari hatiku. Muahh!” Joandra ikut meluahkan rasa di dalam benaknya saat ini, dan itu membuat Jessica terkekeh di seberang saja.“Byee.”Joandra yang merasa tersemangati segera melajukan mobilnya dengan hatinya yang merasa begitu bahagia dan berbunga-bunga.Selama hidupnya, hanya 2 wanita yang pernah membuat hatinya bahagia menggebu-gebu seperti ini, dan itu adalah ibu dan juga istri kecil kesayangannya yang begitu dicintainya.-Beberapa hari sudah terlewati, dan saat ini Joandra sedang membimbing Jessica dengan matanya yang di tutupi dengan kain.“Kita mau ngapain Sayang?”“Ada deh.”“Jangan main-main ah. Jessica jangan dikagetin pakai binatang ya. Nanti Jessica bisa pingsan loh Sayang,” sungut Jessica yang sangat takut dikerjai, apa lagi dia memang sangat takut dengan beberapa binatang.“Nggak kok Honey, tenang saja. Sebentar lagi kita sampai,” ujar Joandra hanya tersenyum mendengar
Joandra kembali mengutarakan pertanyaan pada pria itu, karena saat ini Joandra sudah mulai menguasai keadaan yang sebenarnya.Hening.Tampaknya pria itu sulit sekali menentukan keputusannya.“Jika kau mengatakan yang sebenarnya dan menceritakan seluruh kronologinya dengan jelas, aku yakin aku bisa membantu meringankan masa tahananmu. Tapi kamu harus bisa bekerja sama dengan pihak Kepolisian. Aku akan menjamin keamananmu. Setidaknya kamu masih sedikit berguna untuk keluargamu, dari pada kamu mati sia-sia oleh ancaman dari orang yang sudah memerintahkanmu.”Mendengar perkataan Joandra yang panjang lebar itu membuat pria itu kembali menangis.“Terima kasih Tuan Presdir. Terima kasih. Saya tak takut mati sama sekali. Saya akan bekerja sama dengan pihak kepolisan untuk Tuan Presdir. Saya akan menceritakan segalanya secara detail. Tapi, tolong lindungi keluarga saya,” ujar pria itu akhirnya, dan perkataannya itu membuat Joandra mengembangkan sebelah ujung bibirnya.“Tentu saja. Kamu tak per
“Iya suamiku. Baiklah,” Jessica langsung mengiyakan agar Joandra tak mengkhawatirkan keadaannya.Joandra terkekeh pelan dan langsung mengecup sayang bibir Jessica beberapa kali.“Aku pergi sekarang ya, Honey. Hati-hati. Ayah juga ada di rumah, Ayah tak ke mana-mana hari ini,” pesan Joandra lagi agar istrinya itu tak merasa sendiri akibat ditinggalkannya sebentar.“Oke.”Akhirnya Joandra melangkah pergi setelah dia mengecup berulang kali wanita yang begitu dicintai dan amat disayanginya.Mobil melaju membelah jalanan siang ke arah Jakarta Timur dengan tujuan Joandra yang sudah terencana sejak pagi tadi.Joandra yang sudah tiba di kantor kepolisian Jakarta Utara langsung menemui Inspektur Jenderal Mahes untuk berbincang sejenak, sebelum dia menemui anggotanya yang sudah menghianatinya dan sudah membuat masalah besar kali ini. Tentu tak ada api kalau tak ada pemantik. Dan saat ini Joandra ingin mencari tahu s
“Maaf Tuan Presdir. Saya hanya ingin mengabari jika yang menjadi dugaan Tuan Presdir semalam benar adanya. Ada orang luar yang sudah membayar orang dalam kita melakukan kecurangan. Bahkan dengan sengaja menciptakan kecelakaan besar ini.”“Maksudnya?”Joandra terlihat menajamkan pendengarannya dan memicingkan matanya.“Ada saingan bisnis kita yang sengaja menciptakan kecelakaan ini. Dia memanfaatkan orang kita untuk niatnya itu. Dengan menggunakan cairan khusus penghancur beton, kejadian semalam menjadi sangat fatal dan melibatkan begitu banyak pekerja kita.”Joandra terlihat begitu tegang. Sebenarnya Joandra sangat kaget mendengar kabar itu. Bagaimana bisa saingan bisnisnya melakukan kecurangan sefatal itu hanya untuk menghancurkan nama baik perusahaan konstruksinya?! Apakah orang itu tak punya hati dan tega hingga menghilangkan beberapa nyawa sekaligus?!Joandra yang terkejut besar menelan salivanya kasar. Rasa
“Semua itu kenyataan dan Faktanya, Claudia! Kamu jangan lupa dengan apa semuanya yang sudah kamu lakukan selama ini. Tunggu saja tanggal mainnya!” desis Joandra begitu geram dan langsung melangkah pergi.Panas! Joandra benar-benar merasa sangat panas dengan keadaan yang menghimpitnya saat ini. Urusannya tentang bisnisnya dan juga hal-hal yang sudah terjadi di luar sudah sangat meguras pikirannya. Kenapa saat ini ibu mertuanya dan Claudia kembali datang mengacaukan suasana hatinya! Joandra benar-benar merasa geram!Tapi, Joandra tetap berusaha sabar. Dan itu semuanya dilakukannya demi Jessica.‘Licik dan gila! Wanita ular itu memang benar-benar sudah tak waras! Kasihan anaknya nanti memiliki ibu gila seperti dia!’Joandra membatin kesal dan segera berjalan pergi mengurus segala sesuatu agar istrinya bisa keluar malam ini juga.Selesai mengurus semuanya, Joandra segera naik ke atas menuju ke ruangan Jessica. Ternyata Joandra d
“Apa yang Ibu bicarakan?! Tentu saja Joan menyayangi Jessica. Kalau tidak, untuk apa Joandra menikahinya?” jawab Joandra gusar mulai terpancing emosi, bahkan kini rahangnya sudah terlihat mengeras akibat menahan amarahnya.‘Ada hak apa Ibu bicara seperti itu?! Apa yang mereka rencanakan, kenapa sekarang keadaan seakan berbalik. Padahal selama ini mereka yang selalu membuat Jessica menderita dan menangis! Bukankah mereka hanya menganggap Jessika anak pungut,’ kesal Joandra tak lagi meladeni ibu mertuanya, dan segera melangkah ke arah ranjang bed di mana Jessica terlihat sedang terbaring lemah.“Lalu, ngapain aja kamu? Sampai istri sendiri masuk Rumah Sakit saja kamu sampai nggak tahu! Lucu!”Kembali terdengar cicitan Madam Donna yang begitu menyakitkan pendengaran Joandra.Joandra terdiam mendengar ucapan ibu mertuanya. Meski itu memang benar adanya, tapi mendengar semua perkataan ibu mertuanya saat ini membuat Joandra merasa sangat bingung sekaligus was-was.“Sudahlah. Jangan membahas
Joandra merasa begitu penasaran dengan apa yang terjadi, dan ingin mencari tahu bagaimana kronologinya hingga kejadian perdana ini bisa terjadi pada Perusahaan Kontruksi raksasanya yang menjadi Konstruksi ternama dan nomor satu di kota Metropolitan.Joandra tak menuju ke lokasi konstruksi Mall Twenty yang sedang dibangun itu, dia langsung menuju ke kantor polisi agar bisa menangani masalahnya dengan cepat. Padahal dia sudah memutuskan ingin pulang ke kontrakan untuk mengabarkan istri kecilnya, tapi kejadian ini membuat semua rencananya gagal dan menjadi tertunda.Joandra mulai sibuk berurusan di kantor kepolisian dengan pembicaraan dan pembahasannya bersama kepala kepolisian daerah Jakarta Utara. Bahkan setelah selesai membahas segalanya, mereka bersama-sama menuju lokasi kejadian untuk melakukan peninjauan ulang dan untuk memastikan kalau memang ada sesuatu yang dirasakan mengganjal di sana.Kesibukan Joandra hari ini benar-benar menguras waktunya hingga malam hampir tiba, bahkan dia
“Kamu sudah datang Mas Joan. Ayo duduk di sini,” Claudia berkata santai dengan tak tahu malunya.Glukk!Joandra menelan salivanya kasar. Namun, Joandra tak memperdulikan sapaan Claudia.“Selamat siang Dok,” sapa Joandra melihat ke arah Dokter Denata.“Siang Tuan Joandra. Silakan duduk Tuan, saya akan menjelaskannya di sini, karena kalian sudah sama-sama berada di sini,” ujar Dokter Denada tampak serius.Perasaan Joandra seketika menjadi tidak karuan. Entah mengapa melihat wajah Claudia yang berseri-seri, membuat Joandra menjadi resah dan pikirannya menjadi kacau setengah mati.Joandra duduk di samping Claudia, di hadapan dokter Denata dengan dipisahkan oleh sebuah meja kerja dokter Denata.Dokter Denata mengeluarkan sebuah amplop putih dan meletakkannya di atas meja.“Ini adalah hasil dari tes DNA yang dilakukan kemarin. Dan saya akan menjelaskan hasilnya agar Tuan Joandra dan nyonya Cl