Jessica yang heran langsung membuka beberapa notif pesan yang masuk ke dalam ponsel itu.[Jess, ponsel ini untukmu. Abang keluar kerja dulu, nanti malam Abang akan kembali.]Itu adalah bunyi pesan pertama dari kontak whatshapp Joandra, karena namanya memang pun sudah tertulis di sana. Malah foto profilnya juga terlihat senyuman wajahnya yang sangat manis di sana.Jessica tersenyum-senyum melihat itu, dan lalu kembali melanjutkan membaca pesan yang masuk dengan jeda waktu beberapa menit dari pesan pertama.[Jessica belum bangun ya? Nanti kalau sudah bangun segera ke bawah untuk sarapan.]Jessica terdiam. Matanya segera melihat ke arah jam yang sudah menunjukkan hampir pukul 10 siang, dan mata indah itu lalu kembali melihat ke arah waktu pesan itu dikirimkan oleh Joandra.“Astaga. Sudah hampir 2 jam pesan ini dikirim bang Joan?! Aduh! Aku harus bilang apa?!”Jessica yang merasa sangat bersalah karena pagi tadi dia tidak bang
Selesai makan siang bersama kliennya, Joandra langsung tancap gas ke Jakarta Timur menuju PT. Lion Kingbirds yang merupakan pabrik sarang burung walet terbesar di sana. Joandra mengendarai mobilnya sendirian, sementara Ricko sudah pulang ke Perusahaan pusat The Lion Group menggunakan taxi untuk mengurus segala urusan di sana.Sibuk dengan semua kegiatannya membuat Joandra belum sempat melihat pesan yang masuk ke dalam ponselnya, dan Joandra saat ini malah sedang rapat bersama anggota tim penanggungjawab yang ditugaskannya di pabrik waletnya, guna mencari penyebab yang sesungguhnya sudah membuat timbulnya permasalahan yang akan menghambat kelanjutan produktifitas mereka di pabrik saat ini.Joandra ingin semuanya terencana dengan sempurna, baik dalam menghasilkan manfaat jangka pendek maupun jangka panjang, karena Joandra tidak ingin produktifitas yang dihasilkan oleh pabriknya hanya mengacu pada keuntungan materi atau profit saja tanpa mengindahkan hal yang lainnya. Seb
“Nanti aja pijitnya. Perut Abang sudah lapar gara-gara Jessica kebanyakan nanya.”Joandra segera turun dari ranjang itu meninggalkan Jessica yang melongo dengan keningnya yang kembali terlihat mengkerut.“Loh, koq?!”“Ayo kita makan dulu.”“Hah?!”Joandra segera menyambar baju santainya dari dalam lemari dan langsung memakainya. Kemudian dia berjalan keluar dari dalam kamarnya sambil menarik tangan Jessica yang terpaku tidak bergeming melihat Joandra yang selalu berubah dalam sekejap.Makan malam itu berlangsung santai dan dua makhluk berbeda jenis kelamin itu terlihat seperti pasangan pengantin baru yang baru pulang dari nikahan saja, akibat rasa kikuk dan malu yang terlihat dari Jessica ketika mendapati Joandra terus mengambilkan lauk-pauk untuknya. Terlihat begitu perhatian dengannya. Apakah mereka memang sudah sedekat itu?! Entahlah. Antara yakin atau tidak, tapi rasanya hubungan mereka ber
“Gak usah. Abang sudah mau tidur,” jawab Joandra dengan tidak bersemangat. Lebih tepatnya tidak ingin menjebak dirinya dengan pesona Jessica dan juga kekuatan cintanya yang tidak bertepi.“Ayolah. Tadi Abang minta dipijitin. Kok sekarang nggak jadi?” tanya Jessica dengan tatapan kecewanya, karena sudah seharian ini dia tidak bekerja sama sekali di rumah gedong itu. Bagaimana pun, memang Joandra yang sudah membantu keluarga besarnya untuk mendapatkan pinjaman pada bank raksasa itu. Dan tugas utamanya memang membantu dan bekerja untuk mantan abang iparnya itu.“Itu kan tadi.”“Jadi ... apa pekerjaan Jessica? Katanya mijitin Abang. sekarang nggak jadi juga. Jadi apa gunanya Jessica tinggal di sini?”“Jadi kamu nggak suka tinggal di sini?”“Bukan nggak suka. Tapi nggak ada yang dikerjakan. Ngapanin juga kan? Abang bohong.”Joandra kembali membuka matanya yang sejak tadi sudah dipejamkannya meski pikirannya masih terus bekerja. Kali ini mata Joandra langsung melihat ke arah gadis kecilnya
Joandra menelan salivanya dengan kasar hingga beberapa kali, sambil dia terus menenangkan dan mencoba mengendalikan dirinya dari perasaan yang sungguh membuat dirinya cukup tersiksa.Tiba-tiba kedua ujung bibir Joandra membentuk sebuah garis lengkung ke arah atas. Dia tersenyum, akibat merasakan perasaannya yang sesungguhnya terlalu senang dan bahagia. Melihat Jessica mendekapnya seperti itu, rasanya dia tidak tahan untuk melakukan sesuatu dengan segenap cinta dan kasih sayang yang dimilikinya. Tapi, tiba-tiba Joandra kembali teringat dengan apa yang sudah dikatakan oleh Jessica ketika mereka jalan-jalan di taman semalam, dan itu kembali membuat hati Joandra merasa teremas.Ketika bibirnya masih mengulum senyum bahagianya, mata Jessica terlihat mengerjap-ngerjap pelan.Dengan cepat Joandra memposisikan bibirnya pada keadaan semula dan terlihat biasa-biasa saja.“Kamu sudah bangun, Jess?” tanya Joandra ketika mata itu langsung menatapnya tajam
“Hahaa, makanya jangan nangis lagi dong. Kalau nangis lagi kita mandi bareng,” bisik Joandra lagi semakin membuat Jessica merasa kepanikan yang sangat.Kedua telapak tangan itu langsung terbuka. Wajah cantik yang terlihat basah itu muncul seketika.“Iya, iya. Jessica nggak nangis lagi.”“Dasar bayi besar. Nangisnya sampai segitunya,” ujar Joandra yang terkesiap melihat wajah basah gadisnya, pertanda candaannya memang sudah kelewatan dan sudah membuat gadisnya itu merasa ketakutan.Begitulah yang terjadi, dan bias-bias kasih sayang penuh cinta itu mulai terpupuk meski hanya samar-samar saja. Akhirnya mereka berdua bergantian untuk membersihkan diri mereka masing-masing, sebelum mereka berdua turun ke bawah untuk sarapan pagi bersama-sama.-“Yang benar saja?! Memangnya kamu sudah mencari ke semua tempat?!”Saat ini Madam Donna sedang terkejut besar ketika dia mendengar putri sulungnya men
Setelah berkata tegas Joandra kembali menepis lengan Claudia dan melangkah pergi dengan langkah panjangnya.Kali ini Claudia tidak lagi mengejar langkah panjang Joandra yang terlihat melangkah begitu cepat. Pengakuan Joandra barusan benar-benar membuat jantung Claudia hampir berhenti, apa lagi Madam Donna. Tampaknya kali ini wanita paruh baya itu memang tidak bisa mengharapkan putri sulungnya itu lagi, seketika Madam Donna mulai menyusun strateginya di dalam hati.“Ibu. Apa Ibu mendengar apa yang dikatakan Joan? Ternyata benar dia menyukai Jessica, Ibu. Aku harus bagaimana?!”Claudia tercenung mendapati dirinya benar-benar sudah kalah oleh adiknya yang tidak berpendidikan dan tidak pernah masuk ke dalam kategori wanita cantik itu. Di dalam pikirannya selama ini, Jessica sama seperti pembantu yang hanya pantas menjadi pesuruh dan pembokatnya saja.Madam Donna hanya diam tak berkutik. Dia melihat jelas semua pembicaraan dan sikap Joandra kepada Claudia. Dan itu memang terlihat sekali ji
‘Oh ... jadi wanita ini gebetannya? ... pantas saja.’Jessica membatin sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain ketika saat ini wanita cantik itu terlihat sedang mendekap tubuh Joandra dengan santainya. Tampaknya mereka memang sudah kenal lama, dan itu semakin membuat Jessica merasa salah tingkah berada di antara dua manusia berlainan jenis kelamin yang terlihat sedang melepaskan rasa raga kangen mereka.Setelah menghentikan langkahnya, tiba-tiba Jessica langsung berbalik untuk keluar dari dalam ruangan itu. Dia pikir dia mungkin sudah terlalu lancang masuk ke dalam sana tanpa bertanya terlebih dahulu.Entah kenapa pula saat ini rasa hatinya seperti sedang teremas, dan itu membuat sesak di dadanya. Bahkan terasa desiran kesakitan yang sangat di dalam sana.“Hei, kamu mau ke mana Jess? Ayo ke sini.”Joandra menyadari sikap aneh Jessica sejak tadi. Dan melihat gadis kecilnya itu sudah berbalik, dia segera memanggil untuk menghentikannya.“Huh? J-Jessica mau ke luar dulu sebentar, Ba
“Aku kebelet pipis. Aku ke toilet dulu bentar ya Honey,” Joandra mulai berjalan ke arah toilet yang ada di dalam kamar mewah itu, meninggalkan Jessica yang berbaring di atas pembaringan king size super mewah itu.Jessica bangkit dan duduk di sisi ranjang. Menurunkan kedua kakinya ke bawah, dan kembali melihat ke sekeliling kamar itu. Kamar yang sangat luar biasa, yang pastinya sangat disukai oleh anak-anak mereka satu saat nanti, karena kamar itu terlihat begitu indah degan nuansa yang sangat menyejukkan jiwa.Melihat ada dipenser dan kulkas di sana, Jessica mulai melangkah ke arah dispenser tersebut. Jessica yang merasa kehausan mulai menuangkan air ke dalam gelas dan menenggaknya untuk menghilangkan dahaga yang menyerangnya.Setelah menghabiskan segelas air, Jessica kembali mengisi gelasnya dan lalu berjalan ke arah ranjang.“Honey. Kamu ngapain?” tanya Joandra yang terlihat buru-buru menutup pintu toilet, dan segera menyusul Jessica.“Nggak. Aku hanya ingin minum saja Sayang. Haus
“Hehee. Sayang bisa saja. Ya sudah, Sayang hati-hati ya. Jangan kenceng-kenceng nyetirnya.”“Siap Bidadari hatiku. Muahh!” Joandra ikut meluahkan rasa di dalam benaknya saat ini, dan itu membuat Jessica terkekeh di seberang saja.“Byee.”Joandra yang merasa tersemangati segera melajukan mobilnya dengan hatinya yang merasa begitu bahagia dan berbunga-bunga.Selama hidupnya, hanya 2 wanita yang pernah membuat hatinya bahagia menggebu-gebu seperti ini, dan itu adalah ibu dan juga istri kecil kesayangannya yang begitu dicintainya.-Beberapa hari sudah terlewati, dan saat ini Joandra sedang membimbing Jessica dengan matanya yang di tutupi dengan kain.“Kita mau ngapain Sayang?”“Ada deh.”“Jangan main-main ah. Jessica jangan dikagetin pakai binatang ya. Nanti Jessica bisa pingsan loh Sayang,” sungut Jessica yang sangat takut dikerjai, apa lagi dia memang sangat takut dengan beberapa binatang.“Nggak kok Honey, tenang saja. Sebentar lagi kita sampai,” ujar Joandra hanya tersenyum mendengar
Joandra kembali mengutarakan pertanyaan pada pria itu, karena saat ini Joandra sudah mulai menguasai keadaan yang sebenarnya.Hening.Tampaknya pria itu sulit sekali menentukan keputusannya.“Jika kau mengatakan yang sebenarnya dan menceritakan seluruh kronologinya dengan jelas, aku yakin aku bisa membantu meringankan masa tahananmu. Tapi kamu harus bisa bekerja sama dengan pihak Kepolisian. Aku akan menjamin keamananmu. Setidaknya kamu masih sedikit berguna untuk keluargamu, dari pada kamu mati sia-sia oleh ancaman dari orang yang sudah memerintahkanmu.”Mendengar perkataan Joandra yang panjang lebar itu membuat pria itu kembali menangis.“Terima kasih Tuan Presdir. Terima kasih. Saya tak takut mati sama sekali. Saya akan bekerja sama dengan pihak kepolisan untuk Tuan Presdir. Saya akan menceritakan segalanya secara detail. Tapi, tolong lindungi keluarga saya,” ujar pria itu akhirnya, dan perkataannya itu membuat Joandra mengembangkan sebelah ujung bibirnya.“Tentu saja. Kamu tak per
“Iya suamiku. Baiklah,” Jessica langsung mengiyakan agar Joandra tak mengkhawatirkan keadaannya.Joandra terkekeh pelan dan langsung mengecup sayang bibir Jessica beberapa kali.“Aku pergi sekarang ya, Honey. Hati-hati. Ayah juga ada di rumah, Ayah tak ke mana-mana hari ini,” pesan Joandra lagi agar istrinya itu tak merasa sendiri akibat ditinggalkannya sebentar.“Oke.”Akhirnya Joandra melangkah pergi setelah dia mengecup berulang kali wanita yang begitu dicintai dan amat disayanginya.Mobil melaju membelah jalanan siang ke arah Jakarta Timur dengan tujuan Joandra yang sudah terencana sejak pagi tadi.Joandra yang sudah tiba di kantor kepolisian Jakarta Utara langsung menemui Inspektur Jenderal Mahes untuk berbincang sejenak, sebelum dia menemui anggotanya yang sudah menghianatinya dan sudah membuat masalah besar kali ini. Tentu tak ada api kalau tak ada pemantik. Dan saat ini Joandra ingin mencari tahu s
“Maaf Tuan Presdir. Saya hanya ingin mengabari jika yang menjadi dugaan Tuan Presdir semalam benar adanya. Ada orang luar yang sudah membayar orang dalam kita melakukan kecurangan. Bahkan dengan sengaja menciptakan kecelakaan besar ini.”“Maksudnya?”Joandra terlihat menajamkan pendengarannya dan memicingkan matanya.“Ada saingan bisnis kita yang sengaja menciptakan kecelakaan ini. Dia memanfaatkan orang kita untuk niatnya itu. Dengan menggunakan cairan khusus penghancur beton, kejadian semalam menjadi sangat fatal dan melibatkan begitu banyak pekerja kita.”Joandra terlihat begitu tegang. Sebenarnya Joandra sangat kaget mendengar kabar itu. Bagaimana bisa saingan bisnisnya melakukan kecurangan sefatal itu hanya untuk menghancurkan nama baik perusahaan konstruksinya?! Apakah orang itu tak punya hati dan tega hingga menghilangkan beberapa nyawa sekaligus?!Joandra yang terkejut besar menelan salivanya kasar. Rasa
“Semua itu kenyataan dan Faktanya, Claudia! Kamu jangan lupa dengan apa semuanya yang sudah kamu lakukan selama ini. Tunggu saja tanggal mainnya!” desis Joandra begitu geram dan langsung melangkah pergi.Panas! Joandra benar-benar merasa sangat panas dengan keadaan yang menghimpitnya saat ini. Urusannya tentang bisnisnya dan juga hal-hal yang sudah terjadi di luar sudah sangat meguras pikirannya. Kenapa saat ini ibu mertuanya dan Claudia kembali datang mengacaukan suasana hatinya! Joandra benar-benar merasa geram!Tapi, Joandra tetap berusaha sabar. Dan itu semuanya dilakukannya demi Jessica.‘Licik dan gila! Wanita ular itu memang benar-benar sudah tak waras! Kasihan anaknya nanti memiliki ibu gila seperti dia!’Joandra membatin kesal dan segera berjalan pergi mengurus segala sesuatu agar istrinya bisa keluar malam ini juga.Selesai mengurus semuanya, Joandra segera naik ke atas menuju ke ruangan Jessica. Ternyata Joandra d
“Apa yang Ibu bicarakan?! Tentu saja Joan menyayangi Jessica. Kalau tidak, untuk apa Joandra menikahinya?” jawab Joandra gusar mulai terpancing emosi, bahkan kini rahangnya sudah terlihat mengeras akibat menahan amarahnya.‘Ada hak apa Ibu bicara seperti itu?! Apa yang mereka rencanakan, kenapa sekarang keadaan seakan berbalik. Padahal selama ini mereka yang selalu membuat Jessica menderita dan menangis! Bukankah mereka hanya menganggap Jessika anak pungut,’ kesal Joandra tak lagi meladeni ibu mertuanya, dan segera melangkah ke arah ranjang bed di mana Jessica terlihat sedang terbaring lemah.“Lalu, ngapain aja kamu? Sampai istri sendiri masuk Rumah Sakit saja kamu sampai nggak tahu! Lucu!”Kembali terdengar cicitan Madam Donna yang begitu menyakitkan pendengaran Joandra.Joandra terdiam mendengar ucapan ibu mertuanya. Meski itu memang benar adanya, tapi mendengar semua perkataan ibu mertuanya saat ini membuat Joandra merasa sangat bingung sekaligus was-was.“Sudahlah. Jangan membahas
Joandra merasa begitu penasaran dengan apa yang terjadi, dan ingin mencari tahu bagaimana kronologinya hingga kejadian perdana ini bisa terjadi pada Perusahaan Kontruksi raksasanya yang menjadi Konstruksi ternama dan nomor satu di kota Metropolitan.Joandra tak menuju ke lokasi konstruksi Mall Twenty yang sedang dibangun itu, dia langsung menuju ke kantor polisi agar bisa menangani masalahnya dengan cepat. Padahal dia sudah memutuskan ingin pulang ke kontrakan untuk mengabarkan istri kecilnya, tapi kejadian ini membuat semua rencananya gagal dan menjadi tertunda.Joandra mulai sibuk berurusan di kantor kepolisian dengan pembicaraan dan pembahasannya bersama kepala kepolisian daerah Jakarta Utara. Bahkan setelah selesai membahas segalanya, mereka bersama-sama menuju lokasi kejadian untuk melakukan peninjauan ulang dan untuk memastikan kalau memang ada sesuatu yang dirasakan mengganjal di sana.Kesibukan Joandra hari ini benar-benar menguras waktunya hingga malam hampir tiba, bahkan dia
“Kamu sudah datang Mas Joan. Ayo duduk di sini,” Claudia berkata santai dengan tak tahu malunya.Glukk!Joandra menelan salivanya kasar. Namun, Joandra tak memperdulikan sapaan Claudia.“Selamat siang Dok,” sapa Joandra melihat ke arah Dokter Denata.“Siang Tuan Joandra. Silakan duduk Tuan, saya akan menjelaskannya di sini, karena kalian sudah sama-sama berada di sini,” ujar Dokter Denada tampak serius.Perasaan Joandra seketika menjadi tidak karuan. Entah mengapa melihat wajah Claudia yang berseri-seri, membuat Joandra menjadi resah dan pikirannya menjadi kacau setengah mati.Joandra duduk di samping Claudia, di hadapan dokter Denata dengan dipisahkan oleh sebuah meja kerja dokter Denata.Dokter Denata mengeluarkan sebuah amplop putih dan meletakkannya di atas meja.“Ini adalah hasil dari tes DNA yang dilakukan kemarin. Dan saya akan menjelaskan hasilnya agar Tuan Joandra dan nyonya Cl