Pesan yang sarat dengan nada perintah itu membuat mata Daffa dan Siska langsung memebelalak lebar tak percaya. Namun sejenak kemudian ketiganyap langsung tertawa terbahak-bahak.“Siap pak Komandan!” jawab Daffa bergurau sambil mengangkat sebelah tangannya untuk memberi hormat seperti seorang tentara.“Pesan jagainnya sama Buaya. Hati-hati saja kalau nanti dimangsa dan diterkam buaya itu sendiri,” kembali Siska berkata menyindir Daffa.“Hahaa! Kata orang-orang selagi janur kuning belum melengkung, itu tandanya masih milik bersama.”“Daf! Lo gak seriuskan ngomong kayak gitu?!” Joandra kembali menanggapi dengan tegas.“Canda doank Bro, canda!”“Bagus kalau begitu. Ya udah, jangan lupa jadwalnya full senin sampai kamis, selain hari itu jangan diganggu gugat!”“Paham Pak Sultan!”Siska dan Daffa menjawab bersamaan sambil kembali mengundang tawa mereka bertiga.Jessica yang sejak tadi hanya diam mendengar dan melihat Joandra berinteraksi menyadari sesuatu hal yang baru lagi. Ya, Joandra ter
Jessica yang sejak tadi begitu resah karena melihat Joandra sudah menghabiskan makanannya sementara dia masih lumayan banyak, terus berusaha menghabiskan makannya dengan cepat hingga akhirnya wanita itu tersedak.“Uhukk! Uhukkkk!”“Jess! Kamu kenapa?!”Joandra segera bangkit dan berjalan begitu cepat ke arah Jessica. Segera meminumkan air mineral pada gadisnya sambil menepuk pelan punggung kecil itu.“Pelan-pelan dong makannya,” Joandra berkata pelan dengan keningnya yang terlihat mengkerut. Bahkan melihat gadis pujaan hatinya tersedak seperti ini saja dia sudah tidak tega, apa lagi jika nanti hati gadisnya itu dilukai.“Mmm ... maaf ya Bang. Jessica cuma keselek aja,” ujar Jessica sambil menahan debaran di dalam hatinya. Joandra terus mengusap punggungnya, dan Jessica menelan salivanya kasar takut dalaman branya akan ikut terasa oleh telapak tangan kekar mantan abang iparnya.“Makanya ma
“Kita mau ke mana lagi sekarang, Bang? Kita nggak jadi pulang?” Begitu mobil berbelok ke arah lain, Jessica kembali bertanya dengan keningnya yang terlihat mengkerut. “Kita ke satu tempat dulu,” kilah Joandra yang memang sudah merubah semua rencananya hari ini, dan itu disebabkan perkataan gadis kecilnya itu. “Tapi ... Jessica sudah capek. Kita pulang saja.” “Bentar aja.” Tidak terdengar lagi bantahan, dan Joandra terus melajukan mobil mewahnya ke arah jalan yang belum pernah Jessica lewati sama sekali. “Yeyyy! Abang pulang!” Begitu pintu kediaman megah itu dibuka, seorang gadis lincah berlari menyongsong ke arah kedatangan Joandra. Gadis berumur kisaran 20 tahunan itu langsung mendekap tubuh Joandra dan langsung meloncat bergelantungan di leher Joandra. Joandra mengembangkan senyum dan langsung mengangkat tubuh adik satu-satunya yang selama ini begitu disayanginya. Mendekap tubuh itu dengan sayangnya. “Bagaimana kabarmu?” Setelah mengangkat tubuh gadis muda itu Joandra langs
Dengan gerakan cepat Jessica segera naik dan duduk di kursi jok depan. Tempat duduknya tadi.Joandra mengembangkan senyum simpulnya ketika melihat wajah Jessica yang kian hari kian mempesonanya. Entah kenapa wajah gadisnya itu terlalu jujur dan polos, sehingga apa yang sedang dirasakannya akan bisa dilihat dan dibaca jelas oleh Joandra.Mobil yang baru saja akan dijalankan Joandra kembali berhenti. Joandra melepaskan seatbeltnya dan langsung mencondongkan tubunya ke arah Jessica.Aroma maskulin dari tubuh Joandra membuat Jessica mendelikkan matanya. Dia begitu kaget ketika melihat wajah Joandra tiba-tiba sudah ada di depan mukanya, bahkan hidung mancung mereka berdua hampir tersenggol satu sama lainnya.“K-kenapa?!” tanya Jessica tanpa berani melepaskan udara yang sedang tertahan di hidungnya.Klik! Joandra memasang seatbelt tanpa menjawab pertanyaan Jessica terlebih dahulu.Udara yang dihembuskan Joandra dari hidungnya membuat Jessica menelan salivanya kasar. Dia masih terdiam tegang
Joandra yang bingung langsung mencecer Jessica dengan berbagai pertanyaan. Joandra pikir gadis pujaan hatinya itu sudah mengerti, ternyata sampai saat ini gadisnya itu masih belum sadar jika dia memang sudah didaftarkan di Universitas ternama itu. Satu-satunya Kampus unggulan yang ada di sana.“T-tapi ... Jessica sudah hampir 2 tahun ini nggak sekolah Bang. Apa Jessica masih bisa? L-lagian ... biaya sekolah di sana kan sangat mahal. Bagaimana nanti Jessica melunasinya?”Joandra terdiam ketika mendengar jawaban gadis kecilnya sekaligus pertanyaannya. Memang, sungguh gadis kecilnya itu terlalu polos dan masih kurang percaya diri. Oleh karena itu lah sesungguhnya yang membuat Joandra mulai ingin membentuk diri yang lebih tangguh di dalam pribadi istri kecilnya itu agar tidak dimanfaatkan oleh orang lain lagi termasuk keluarganya sendiri. Dan tentu saja Joandra harus melakukannya step by step mulai sekarang juga.“Abang kan sudah kerja. Kamu tenang saja, itu semuanya memang nggak gratis k
Kali ini Hendrik menyela pembicaraan kedua kawannya. Ya, saat ini kawan-kawan Gibran sedang menjalani apa yang sudah diperintahkan oleh Gibran kepada mereka, dan itu tentu saja dengan upah yang cukup besar.Gibran yang pagi tadi mendapatkan panggilan dari Claudia langsung bergerak dengan begitu cepat. Dia mengerahkan ketiga kawannya karena dia tidak ingin langsung terlihat jika kejadian itu ketahuan, karena dia memiliki rencana lain yang tersendiri.Selain untuk membantu Claudia yang masih menjadi teman ranjang untuk memuaskan hasratnya setiap saat, Gibran juga ingin mengetahui seluk-beluk segalanya agar dia lebih mudah untuk membalaskan rasa sakit hati dan dendamnya kepada Joandra, yang sudah begitu berani melangkahinya sok membantu keluarga besar Claudia. Padahal tadinya dia memiliki rencana terselubung ketika dia akan menjadi satu-satunya harapan keluarga besar kakek Raharja.Sambil menyelam minum air. Ini yang saat ini sedang dilakukan oleh Gibran. Pria itu
Sementara itu, karena dari tadi Joandra sudah mengetahui ban mobilnya yang tiba-tiba menjadi kempes, Joandra sudah pun mengabari Ricko untuk datang ke Restoran itu dengan membawa mobilnya yang lain untuk digunakannya.Ricko melakukan perintah itu dengan cepat dan menitipkan kunci mobil pada satpam di sana sesuai dengan apa yang sudah diperintahkan oleh Joandra kepadanya, lalu mengurus mobil tuan presdirnya yang mengalami kempes pada bannya.Selesai makan malam, Joandra mengambil kunci mobilnya pada Satpam yang berjaga di depan sana dan kembali melajukan mobilnya.Kali ini Joandra terus memperhatikan sekitarnya dan juga mobil yang bergerak di belakangnya. Joandra mulai merasa curiga dengan beberapa kejanggalan ketika saat berada di butik tadi matanya sekelebat melihat bayangan orang yang terlihat mencurigakan, dan itu sungguh membuat Joandra mulai merasa was-was.Joandra tidak takut pada siapa pun. Tidak, Joandra tidak pernah merasa gentar sama sekali jika
“Abang bohong kan? Apa rumah gedung ini milik Abang? Apa Bank besar itu juga milik Abang? Abang berbohong dengan Jessica?”Deg!Jantung Joandra langsung terasa ingin berhenti berdetak ketika melihat begitu seriusnya Jessica berbicara saat ini. Pria yang biasanya begitu tegas dan berpendirian itu merasa nyalinya melemah karena mendapatkan pertanyaan beruntun dari gadis kecil pujaan hatinya itu. Tapi, sebelum Joandra berkata jujur dia juga ingin melihat apa yang sebenarnya ada di dalam benak wanita impiannya tersebut.“Apa Jessica yakin dan percaya Abang yang memiliki semua ini? Jessica yakin ...?”Jessica kembali terdiam. Kening wanita itu terlihat mengkerut dengan kedua alisnya yang hampir saja menyatu satu sama lainnya.‘Benar juga. Imposible kan? Ini memang tidak mungkin. Untuk apa abang susah payah jika memang dia begitu kaya? Dan lagi, kemarin dia juga benar-benar menjadi pekerja di kebun raksasa itu. Apa pertanyaanku tadi sudah menyinggung perasaan abang ya?!’Jessica mulai meras